Mahasiswa Batari Toja Watampone Lompat dari Lantai 2, Begini Kronologinya

Bone, FAJARPENDIDKAN.co.id– Kepulan asap terlihat memenuhi lantai 2 Gedung Kampus Batari Toja Bone. Akibatnya ratusan mahasiswa sedang mengikuti mata kuliah, panik. Kepanikan semakin bertambah saat terdengar teriakan “Kebakaran, kebakaran, kebakaran”. Mahasiswa itu pun berhamburan keluar gedung.

Melihat hal tersebut, seorang security dengan segera melaporkan ke SAO SIGA (Posko Tim Emergensi Terpadu). Petugas piket SAO SIGA kemudian mengaktifkan Tim Emergensi Terpadu (BPBD, SAR/Damkar, kepolisian dan tim medis RS Tenriawaru).

Sekitar 15 menit kemudian, Tim Emergensi Terpadu tiba di lokasi kebakaran dan langsug melakukan upaya penyelamatan dan pertolongan. Beberapa mahasiswa terjebak di dalam ruangan dan sebagian lainnya berlarian menyelamatkan diri. Dari lantai 2 terlihat mahasiswa panik dan melompat ke lantai dasar. Dari tempat yang lain terlihat seseorang mengalami sesak napas. Selain itu beberapa mahasiswa tergeletak tak sadarkan diri dan langsung mendapatkan pertolongan dari tim medis.

- Iklan -
Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Demikian gambaran situasi simulasi Gawat Darurat Kebakaran yang dilaksanakan Akper Batari Toja di Jl. Poros Majang No.17, Watampone, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Ahad (16/6/2019).

Sehari sebelumnya, 62 mahasiswa (i) yang menjadi peserta melakukan briefing dan pemberian materi terkait dengan kebencanaan.

- Iklan -

Najman SKep MKes selaku Wadir 3 Akper Batari Toja mengatakan, simulasi gawat darurat dan managemen bencana merupakan kegiatan pertama kali diadakan di Kampus Batari Toja Watampone.

“Kami mengadakan kegiatan ini agar mahasiswa selalu siap dan sigap apabila sewaktu-waktu bencana tersebut datang,” ujarnya Najman kepada FAJAR PENDIDIKAN.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Dalam kegiatan ini, lanjut Najman, sebanyak 62 mahasiswa dilibatkan sebagai peserta telah mendapat materi kegawatdaruratan dan kebencanaan. Setelah itu, mereka selama 45 menit melakukan praktek aktif kegiatan simulasi gawat darurat.

- Iklan -

“Waktu itu, mahasiswa dibuat seolah-olah sedang menghadapi situasi bencana kebakaran, mereka diharuskan melakukan penanganan darurat; evakuasi korban, triase dan penanganan medis pre hospital,” katanya.

Dia melanjutkan, bahwa tujuan kegiatan ini untuk mengingatkan kita semua khususnya mahasiswa/i harus selalu siap dalam kondisi apapun, karena bencana bisa saja terjadi kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Jadi, sebagai calon tenaga kesehatan harus selalu siapsiaga dan sigap.

Reporter: Abustan

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU