Beranda blog Halaman 433

Bagaimana Sebenarnya Amalan Nisfu Syaban?

0

Oleh: Ahmad Syahrin Thoriq

Syaban adalah termasuk bulan yang memiliki keutamaan, ia terletak antara bulan suci Rajab dan bulan Ramadan. Di antara keistimewaannya bulan ini adalah ia menjadi waktu dinaikkan amalan dalam setahun dan bulan di mana Rasulullah ﷺ memperbanyak puasa sunnah.

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Bulan Syaban adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.”[1]

Bagaimana dengan keutamaan Nisfu Syaban ?

Nisfu Sya’ban artinya separuh Sya’ban, yakni tanggal 15 dari bulan tersebut. ulama berbeda pendapat tentang kedudukan malam Nisfu Sya’ban.

Menurut sebagian ulama malam Nisfu Sya’ban tidak memiliki kekhususan tersendiri, karena hadits- hadits yang menyebutkan tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban semuanya lemah bahkan sebagiannya palsu.

Berkata al imam Ibnu Arabi rahimahullah :

لَيْسَ فِي لَيْلَة النّصْف من شعْبَان حَدِيث يُسَاوِي سَمَاعه

“Tidak ada tentang malam Nisfu Sya’ban satu hadits pun yang layak untuk didengarkan.”[2]

Sedangkan mayoritas ulama umumnya berpendapat bahwa malam ini memiliki fadhilah tersendiri [3] karena ada hadits tentang Nisfu Sya’ban yang dinilai derajatnya bagus diantaranya :

يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا اِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ

“Allah ‘azza wajalla mendatangi makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.”

Hadits dengan redaksi yang hampir serupa, bunyinya :

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (yang menebar kebencian antara sesama umat Islam).”[4]

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:

وقد روي في فضلها -أي ليلة النصف من شعبان- من الأحاديث المرفوعة والآثار ما يقتضي أنها ليلة مفضلة. وأن من السلف من كان يخصها بالصلاة فيها

“Dan telah diriwayatkan tentang keutamannya -yakni malam Nisfu Sya’ban- dari hadits-hadits marfu’ dan atsar yang sampai kepada penetapan bahwa malam ini memang memiliki keutamaan. Dan sesungguhnya sebagian ulama salaf ada yang mengkhususkan dengan mengerjakan shalat malam padanya.”[5]

Hukum menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan ibadah umum.

Mayoritas ulama berpendapat bahwa menghidupkan malam Nisfu Sya’ban tanpa ada pengkhususan amalan tertentu hukumnya mandub, seperti dengan shalat malam, membaca Qur’an, dzikir dan doa. Berkata al imam Syafi’i rahimahullah :

بلغنا أن الدعاء يستجاب في خمس ليال: ليلة الجمعة، والعيدين، وأول رجب، ونصف شعبان

“Telah sampai kepada kami bahwa sesungguhnya do’a itu mustajabah di empat malam : Malam Jum’at, malam dua hari raya, malam awal Rajab dan Nisfu Sya’ban.”[6]

Lalu bagaimana dengan ibadah tertentu pada malam Nisfu Syaban?

1. Puasa

Mayoritas ulama mazhab Hanafiyyah, Malikiyyah dan Syafi’iyyah berpendapat tentang kebolehan berpuasa Nisfu Sya’ban dan sehari setelahnya. Hal ini didasarkan kepada sebuah hadits:

أَنَّ رَسُول اللَّهِ ﷺ قَال: يَا فُلاَنُ أَمَا صُمْتَ سُرَرَ هَذَا الشَّهْرِ؟ قَال الرَّجُل: لاَ يَا رَسُول اللَّهِ، قَال: فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ مِنْ سُرَرِ شَعْبَانَ

Rasulullah ﷺ bertanya kepada seseorang : “Apakah kamu telah berpuasa di surar bulan Sya’ban ?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda: “Jika kamu telah usai menunaikan puasa Ramadlan, maka berpuasalah dua hari.” (HR. Bukhari)[7]

Sedangkan kalangan madzhab Hanabilah memakruhkan puasa Nisfu Sya’ban, berdasarkan hadits : “Apabila sudah masuk pada pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kamu berpuasa sampai menjelang bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad)[8]

2. Berjamaah menghidupkan malam Nisfu Syaban

Menurut mayoritas ulama makruh hukumnya melakukan ibadah Nisfu Sya’ban dengan ibadah yang dikerjakan dengan berjama’ah. Disebutkan dalam al Mausu’ah Fiqhiyyah :

جمهور الفقهاء على كراهة الاجتماع لإحياء ليلة النصف من شعبان

“Mayoritas ahli fiqih berpendapat makruh hukumnya melaksanakan ibadah secara Bersama-sama pada malam Nisfu Sya’ban.”[9]

Bahkan sebagiannya diantaranya imam Atha dan Ibnu Abi Mulaikah tegas mengatakan hal ini sebagai bentuk ibadah yang hukumnya bid’ah munkarah (bid’ah yang hukumnya haram).[10]

Berkata imam al Buhuti al Hanbali rahimahullah :

كان من السلف من يصلي فيها، لكن الاجتماع فيها لإحيائها في المساجد بدعة

“Dahulu sebagian ulama salaf ada yang melaksanakan shalat padanya. Tetapi sengaja berkumpul pada malam tersebut atau melakukan amalan di masjid adalah bid’ah.”[11]

Berkata imam Ibnu Rajab al Hanbali :

أنه يكره الإجتماع فيها في المساجد للصلاة والقصص والدعاء ولا يكره أن يصلي الرجل فيها لخاصة نفسه وهذا قول الأوزاعي إمام أهل الشام وفقيههم وعالمهم وهذا هو الأقرب إن شاء الله تعالى

“Dimakruhkan berkumpul di masjid untuk shalat dan membacakan cerita, serta berdoa. Akan tetapi tidak dimakruhkan melakukan shalat sendiri. Dan ini pendapat imam al-Auza’iy Imamnya penduduk Syam, serta ulama fiqih mereka dan juga para ahli ilmu mereka. Dan ini pendapat yang lebih baik (untuk diamalkan) insyaallah.”[12]

Berkata Ibnu Shalah Asy Syafi’i rahimahullah :

وأما ليلة النصف من شعبان، فلها فضيلة، وإحياؤها بالعبادة مستحب، ولكن على الانفراد

“Dan adapun malam Nisfu Sya’ban, maka ia memiliki fadhilah. Menghidupkannya dengan ibadah adalah sunnah, namun dikerjakan dengan sendiri-sendiri.”[13]

Berkata al Khatabi al Maliki rahimahullah :

‌لا ‌يختلف ‌المذهب ‌في ‌كراهة ‌الجمع ‌ليلة ‌النصف ‌من ‌شعبان وليلة عاشوراء وينبغي للأئمة المنع من

“Tidak ada perbedaan pendapat dalam madzhab (Maliki) pada dibencinya berkumpul pada malam Nisfu Sya’ban dan juga pada malam Asyura. Maka sudah seharusnya para ulama untuk mencegah hal ini.”[14]

Hasan bin Ammar al Hanafi berkata :

ويكره الاجتماع على إحياء ليلة من هذه الليالي” المتقدم ذكرها في المساجد وغيرها لأنه لم يفعله النبي ﷺ ولا الصحابة فأنكره أكثر العلماء من أهل الحجاز

“Dan dibenci berkumpul untuk menghidupkan malam (nisfu Sya’ban) dari malam-malam ini, baik dilaksanakan di masjid atau tempat lainnya. Karena Nabi ﷺ tidak pernah melakukannya demikian juga para shahabat. Dan telah mengingkarinya sebagian besar ulama yang ada di Hijaz.”[15]

Sedangkan ada sebagian ulama lainnya diantaranya Khalid bin Mi’dan, Luqman bin Amir dan imam Ghazali berpendapat bolehnya shalat di malam Nisfu Sya’ban dikerjakan secara berjama’ah.[16]

3. Melakukan amalan tertentu

Mayoritas ulama mazhab berpendapat tidak adanya amalan khusus di malam nisfu Sya’ban apapun bentuknya, seperti melakukan shalat Raghaib atau dzikir tertentu dan mereka menegaskan larangan melakukannya. Disebutkan dalam al Mausu’ah :

وبين الغزالي في الإحياء كيفية خاصة لإحيائها، وقد أنكر الشافعية تلك الكيفية واعتبروها بدعة قبيحة

“Dalam kitabnya Ihya al Imam Ghazali ada menyebutkan beberapa ibadah khusus di malam Nisfu Sya’ban, namun ditentang oleh para ulama bahkan dari kalangan madzhab Syafi’iyyah sendiri.[17]

Berkata al imam Nawawi rahimahullah :

وهاتان الصلاتان بدعتان مذمومتان منكرتان قبيحتان، ولا تغتر بذكرهما في كتاب قوت القلوب والإحياء، وليس لأحد أن يستدل على شرعيتهما

“Dua shalat yang disebut dengan shalat raghaib ini, (yakni 12 rakaat antara maghrib dan isya di malam jumat pertama bulan Rajab. Dan juga shalat yang dilakukan di malam nisfu sya’ban 100 rakaat) keduanya adalah bid’ah yang tercela, bentuk kemungkaran yang buruk. Jangan tertipu dengan penyebutannya di dalam kitab Qut al Qulub dan dalam kitab Ihya.

Tidak ada satupun yang bisa menunjukkan pensyariatan keduanya dari riwayat Nabi ﷺ.”

[18]

Berkata al imam Ibnu Jauzi rahimahullah :

صلاة الرغائب موضوعة على رسول الله ﷺ وكذب عليه… وقد ذكروا على بدعيتهما وكراهيتهما عدة وجوه منها: أن الصحابة والتابعين ومن بعدهم من الأئمة المجتهدين لم ينقل عنهم هاتان الصلاتان، فلو كانتا مشروعتين لما فاتتا السلف، وإنما حدثتا بعد الأربعمائة

“Shalat Raghaib adalah pemalsuan atas Rasulullah ﷺ dan kedustaan kepada beliau… Dan telah disebutkan kebid’ahan dan dibencinya shalat ini dalam sejumlah dalil diantaranya : Bahwa para shahabat, tabi’in dan ulama setelahnya dari para mujtahid tidak ada nukilan bahwa mereka pernah mengerjakannya.

Seandainya itu disyariatkan, tentu kaum salaf tidak akan meninggalkannya. Sesungguhnya ini (shalat Raghaib) baru muncul setelah tahun 400 H. ”[19]

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :

وأما الاجتماع في المساجد على صلاة مقدرة؛ كالاجتماع على مائة ركعة …فهذا بدعة لم يستحبها أحد من الأئمة

“Adapun berkumpul di masjid lalu shalat dengan tata cara tertentu, seperti berkumpul untuk mengerjakan shalat 100 raka’at maka ini adalah perbuatan bid’ah yang tidak disunnahkan oleh satupun dari para imam.”[20]

Kesimpulannya, menurut mayoritas ulama melakukan ibadah malam Nisfu Sya’ban tanpa pengkhususan suatu ibadah tertentu, hukumnya boleh. Tapi membuat bentuk amalan atau bacaan tertentu apa lagi dikerjakan secara berjama’ah maka ini tidak diperkenankan.

📜Wallahu a’lam.

____

[1] Hadits ini dikeluarkan oleh imam Nasai no. hadits 2317 dan Ahmad no. Hadits 20.578 , Ibnu Hajar berkata dalam Fath al Bari (4/215) “Dan telah menshahihkan hadits ini Ibnu Khuzaimah.”

[2] ‘Aridh al Ahwandzi (2/201)

[3] Al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (2/235), Bahr al Raiq (2/56), Hasyiah Ibn Abidin (1/460), Mawahib al Jalil (1/74), al Furu’ (1/440).

[4] Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al Kabir no. 16639, Daraquthni 68, Ibnu Majah no. 1380, Ibnu Hibban no. 5757, Ibnu Abi Syaibah no. 150, Al Baihaqi fi Syu’ab al Iman no. 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389.

Ulama berbeda pendapat tentang status haditsnya. Sebagian muhadits seperti al imam Adz Dzahabi dalam at Takhlish hal. 183 dan Ibnu Jauzi dalam al I’lal Mutanahiyah (2/561), Ibnu Syaibah dalam Mushanafnya (16/639) menyatakan hadits ini lemah.

Sedangkan Al Haitsami dalam Majma’ Al Zawaid (8/65) menilai para perawi hadits ini sebagai orang-orang yang terpercaya dan imam Baihaqi dalam at Targhib (3/283) mengatakan tidak mengapa dengan isnadnya. Termasuk Syaikh Al Albani termasuk yang menshahihkan hadits ini dalam Shalih Targhib wa Tarhib (3/53).

[5] Iqtidha Shiratil Mustaqim (2/136)

[6] Syarh Bahjah al Wardiyah (5/257)

[7] Sarar/surar dalam hadits ini, maknanya adalah akhir bulan. Akhir bulan dinamakan sarar karena istisrarnya bulan (yakni tersembunyinya bulan).

[8] Al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (24/292).

[9] Al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (2/236)

[10] Mawahib al Jalil (1/74), al Harsyi (1/366)

[11] Syarah Muntaha al Iradat (1/251)

[12] Lathaif al Ma’arif hal. 137.

[13] Al Musajalah hal. 43

[14] Mawahib al Jalil (2/74)

[15] Maraq al Falah hal. 151

[16] Maraqi al Falah hal. 219

[17] Al Mausu’ah al Fiqhiyyah (2/236)

[18] Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab (4/256)

[19] Al Maudhu’at li Ibnu Jauzi (2/124)

[20] Al Fatawa al Kubra (5/344).

Awal Mula Kerajaan Mataram, Sejak 1586

0

Pada perempat abad ke-16 Masehi Mataram, menjadi bagian dari Kesultanan Pajang. Status Mataram kala itu, sebuah Kadipaten, dipimpin Ki Ageng Pamanahan, setelah, Panembagan Senopati di Kadipaten Mataram.

Selanjutnya Kadipaten yang dipimpin Ki Ageng Pamanahan, memisahkan diri dari Kesultanan Pajang, dan membentuk kesultanan Mataram. Petistiwa tersebut terjadi pada 1586.

Setelah itu, posisi terbalik. Pajang menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Mataram. Kemudian Pangerang Banawa yang meminpin Pajang, menyerahkan tahtanya kepada Panembahan Senopati.

Kesultaban Mataram berkembang pesat dan kuat. Sebagian besar sejarawan berpendapat, para perintisnya telah mendiriksn Matadam beberapa generasi sebelumnya.

Pada sebuah catatan, raja-raja Mataram, ketutunan dari Ki Ageng Sela. Sela bermula dari nama sebuah desa di dekat Demak (sekarang).

Pada tahun 1570an, salah satu keturunan Ki Ageng, Kiyai Gede Pamanahan, dianugerahi kekuasaan tanah Mataram oleh Raja Pajang, Sultan Adiwijaya. Sebagai imbalan atas jasa Ki Ageng mengalahkan Arya Panangaang, musuh Adiwijaya. Pajang saat itu terketak di kota Surakarta (sekarang).

Pamanahan sering disebut juga sebagai Kiyai Mataram. Dia memang seorang kiyai .Atau ulama Muslim yang berpendidikan tinggi dan disegani.

Perebutan Kekuasaan

Setelah itu, terjsdi perebutan kekuasaan di Pajang secara besaran, setelah wafatnya Sultan Adieijaya, 1582. Pewarisnya adalah Pangerang Banawa. Yang kemudian digulingkan tahtanya oleh Arya Pangiri dari Demak. Pangerang Banawa pun tersingkir ke Jipang.

Selanjutnya putra Pamanahan, Sutawijaya, atau Panembahan Senopati, menggantikan ayahnya, 1584. Saat itu pulalah Mataran mulai melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

Di bawah kepemimpinan Sutawijaya, Mataram mengalami perkembangan secara substansial. Sutawijaya melakukan perlawanan secara militer, menghadapi Arya Psngiri yang berkuasa di Pajang.

Di satu pihak, Pangerang Banawa cepat xepat menggalang dukungan, untuk merebut kembali tahta warisan ayahnya dan meminta dukungan dari Pebembahan Senopati

Pajang lalu diserang dari dua arah Dari Pengerang Banawa, dan Panembahan Senopati.

Perang antara Pajang dan Mataram berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri. Pangerang Banawa kemudian naik tahta di Pajang.

Namun setelah periode tersevut, tidak ada Putra Mahkota Pajamg yang menggantikan Pangerang Banawa. Sehingga tahta Pajang diserahkab ke Panembahan Senopati.

Selanjutnya Mataram me njadi Ksbupaten. Pangerang Gagak Bening, adik Panembahan yang menjadi Bupati, 1586. Peristiwa ini menandai berakhirnya kerajaan Pajang, dan berdirinya Nagari Kesultanan Mataram. (sumber wikipedia, Lukisan Sultan Agung Anyara Kusuma/ana, berlanjut).

Resep Ayam Bakar, Praktis Bikinnya

0

Ini masakan ayam bakar pertama dari “Resep dan Inspirasi”, paling praktis bikinnya, dibanding resep ayam bakar lainnya.

Di bakar di atas teflon. Dan tidak pakai oles berulang-ulang. Sudah dimasak bersama bumbunya. Sisa dibakar.

Bahan Ayam Bakar:

– 1 Ekor ayam kampung
– 1 ruas jahe, geprek

Bumbu Ungkep
– 4 siung bawang merah
– 2 siung bawang putih
– 2 buah kemiri
– 1 sdt ketumbar
– 1/2 sdt merica
– 1 ruas jahe
– 1 ruas kunyit
– 3 sdm gula merah, sisir
– 7 sdm kecap manis
– 2 lembar daun salam
– secukupnya garam, kaldu bubuk

Cara Membuat Ayam Bakar:

  1. Cuci bersih ayam. Rebus sebentar paki jahe geprek.
  2. Haluskan semua bahan ungkep kecuali gula, garam kecap dan daun salam . Kemudian tumis dengsn sedikit minyak sampai harum. Masukkan gula, garam daun salam. Beri sedikit air agar gulanya cepat larut.
  3. Masukkan ayamnya, aduk rata dan masak sebentar sampai bumbunya agak meresap. Beri air kira-kira 2 gelas. Beri kecap dan aduk rata.
  4. Biarkan sampai airnya menyusut, sambil sesekali diaduk-aduk lalu angkat.
  5. Panaskan teflon, bakar ayam pakai api kecil. Bakar sampai permukaannya mengkaramel, lalu angkat.
  6. Ayam bakar siap disajikan, makan dengan sambel goreng dan lalapan. (Ana)

Resep Moist Pandan Cake, Teksturnya Bikin Nikmat

0

Moist Pandan Cake, Resep kue mewah. Cocok untuk kue ulang tahun. atau buat hadiah yang bergengsi. Atau pesta yang mewah.

Dengan teksturnya yang lembut dan setengah basah, serta bahan bahannya yang istimewa, menjadikannya sangat nikmat. Berikut resep “Lenny Sikumbang”, untuk loyang ukuran 20 x 20 cm.

Bahan Moist Pandan Cake:

Bahan A Cake
– 4 butir telur
– 180 gram gula pasir
– 1/2 sdt ovalet

Bahan B, Saring
– 200 gram tepung terigu protein sedang
– 1/2 sdt backing powder
– sejumput garam

Bahan C, Campur Rata
– 100 ml santan (santan instant, 65 ml +air)
– 1 sdt pasta pandan
– 100 ml minyak sayur

Cake

  1. Mixer bahan A, dengan speed tinggi sampai putih, kental, berjejak. Masukkan bahan B, mixer sambil tuang bahan C. Speed rendah, hanya sampai tercampur saja. Jangan over mix. Campurkan minyak, aduk rata, aduk balik dengan spatula. Tuang dalam loyang.
  2. Panaskan kukusan hingga airnya mendidih, lalu masukkan loyang cake. Kukus selama 30 menit. Tes tusuk untuk kematangan. Didihkan, hingga dingin.

Ganache Putih
– 10 gram gelafin bubuk (+4 sdn air)
– 100 gram whippibg cream
– 200 gram coklat balok putih, serut
– 1/2 sdt pewarna putih, bisa diskip
– 1 sdm margarine

  1. Panaskan whipping cream dengan api sedang, sampai muncul buih-buih putih di pinggir panci, tuang gelatin, aduk rata, angkat dari kompor.
  2. Masukkan coklat aduk sampai coklat meleleh, masukkan margarine, aduk rata lagi. Tuang di atas cake, saat ganache sudah suhu ruang dan kental, simpan di kulkas sampai set. Iris-iris dan sajikan. (Ana)

Dinamika Transformasi: Jurnalisme Profetik sebagai Pilar Pendidikan Kampus

0

Oleh: Bang Har (Alumni Pascasarjana UNIFA)

Di tengah dinamika perkembangan media dan informasi yang semakin cepat, keberadaan jurnalisme profetik di kampus menjadi semakin mendesak. Mahasiswa, sebagai calon-calon pemimpin masyarakat, perlu diperlengkapi dengan keterampilan dan pemahaman yang mendalam terkait dampak dari berita yang mereka sampaikan.

Pendidikan jurnalisme profetik dapat menjadi landasan moral bagi mahasiswa, mengajarkan mereka bahwa tulisan dan laporan bukan sekadar kumpulan kata, tetapi alat yang memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini dan sikap masyarakat. Dengan memahami esensi keadilan dan kebenaran dalam jurnalisme, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa pengaruh positif melalui karya-karya jurnalistik mereka.

Lebih dari itu, melalui kurikulum jurnalisme profetik, kampus memberikan wadah bagi mahasiswa untuk memahami realitas sosial secara lebih holistik. Mereka tidak hanya berfokus pada fakta-fakta permukaan, tetapi juga menelusuri akar permasalahan yang lebih dalam. Dengan demikian, laporan mereka memiliki daya ungkit yang kuat untuk memotivasi perubahan yang diperlukan dalam masyarakat.

Jurnalisme profetik juga menjadi tameng melawan gelombang disinformasi yang semakin marak. Mahasiswa yang terlatih dalam pendekatan ini dapat menghadirkan sudut pandang yang jelas dan berimbang, membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks tanpa terjebak dalam narasi yang berlebihan. Pendidikan ini menciptakan penangkal yang kuat terhadap penyebaran berita palsu yang dapat merugikan masyarakat.

Integrasi jurnalisme profetik dalam kurikulum kampus bukan hanya menciptakan lulusan yang kompeten secara profesional, tetapi juga bertanggung jawab secara etis. Mereka dilatih untuk melihat di balik fakta dan angka, menciptakan karya yang tidak hanya informatif tetapi juga memotivasi perubahan sosial. Kampus menjadi ruang yang subur untuk menanamkan nilai-nilai ini, sehingga mahasiswa tidak hanya keluar sebagai profesional jurnalisme, tetapi juga sebagai agen perubahan yang memahami pentingnya memberikan kontribusi positif melalui profesi mereka.

Melalui pembelajaran jurnalisme profetik, mahasiswa dapat melatih naluri wartawan untuk melihat dan menggali sisi-sisi kemanusiaan dalam berita. Ini bukan sekadar memberikan fakta, tetapi juga menciptakan narasi yang memotivasi tindakan positif dan menyuarakan keadilan. Kampus seharusnya menjadi tempat di mana mahasiswa belajar tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial.

Selain itu, jurnalisme profetik menciptakan pemahaman yang lebih holistik tentang isu-isu global. Dengan memahami konteks sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar suatu berita, mahasiswa dapat menghasilkan laporan yang lebih kaya makna dan mampu memberikan pandangan yang menyeluruh kepada pembaca. Inilah esensi dari menjadikan jurnalisme sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat dengan informasi yang mendalam.

Pentingnya jurnalisme profetik juga terletak pada kemampuannya dalam melawan disinformasi dan sensationalisme. Mahasiswa yang terlatih dalam pendekatan ini dapat menjadi penjaga kebenaran, menyaring berita yang dapat merugikan masyarakat. Ini adalah langkah positif dalam menghadapi tantangan kompleks dunia media modern yang seringkali dibanjiri oleh narasi yang tidak akurat.

Dengan mengintegrasikan jurnalisme profetik dalam kurikulum kampus, kita menciptakan calon wartawan yang tidak hanya kompeten secara profesional tetapi juga bertanggung jawab secara etis. Mereka tidak hanya mengejar rating atau klik, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dari setiap berita yang mereka hasilkan. Inilah pondasi yang kuat untuk menciptakan media yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menginspirasi perubahan menuju arah yang lebih baik.

Kesimpulannya, integrasi jurnalisme profetik dalam kurikulum kampus memiliki peran krusial dalam membentuk mahasiswa sebagai calon wartawan yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga bertanggung jawab secara etis. Pendidikan ini membekali mereka dengan keterampilan dan pemahaman yang mendalam terkait nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kepedulian terhadap isu-isu sosial.

Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dalam masyarakat melalui karya-karya jurnalistiknya. Melalui kurikulum yang mencakup jurnalisme profetik, kampus memberikan kontribusi penting dalam membentuk masa depan media yang lebih bermakna dan berdaya transformasi.(**)

Mirza, Sang Duta Wisata Raih Gelar MIKOM UNIFA

0

“Maka pada hari ini, Sabtu 24 Februari 2024 saudara-saudari berhak menyandang gelar Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) Universitas Fajar (Unifa) di belakang nama saudara beserta hak dan kewajiban yang melekat,” demikian petikan pernyataan dalam yudisium kedua yang dibacakan langsung oleh Dekan Fakultas Pascasarjana (FPS) Unifa Dr Mujahid di hadapan 48 mahasiswa yang yudisium di ruang rapat FPS gedung rektorat, Sabtu (25/2).

Pemilik nama lengkap Mirza Alifiah Diani SH salah satu alumnus Unifa yang berasal dari kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kaltim, sejak tercatat sebagai mahasiswa tahun 2023 melalui program rekognisi pembelajaran lampau (RPL) begitu banyak manfaat dan kemudahan Ia dapatkan selama menjalani studi program magister.

“Kehadiran RPL Unifa membantu kami menempuh pendidikan magister,” sebut staf Humas PPU ini.

Mengangkat judul tentang strategi promosi dan peran duta wisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di kabupaten PPU berharap kedepan semakin banyak visitor di daerah ibukota negara (IKN).

“Kedepan visitor akan semakin meningkat maka dibutuhkan strategi komunikasi,” ungkap mantan duta pariwisata PPU ini.

Seabrek pengalaman Ia miliki mulai dari purna paskibraka, duta putri wisata, pemain teater, asosiasi duta wisata Kaltim, dan anggota KNPI PPU disandangnya.

Demikian juga pengalaman bekerja mulai dari staf keuangan sampai petugas protokoler Setda kabupaten PPU ia lakoni.

“Ikhlas, tekun dan inovatif sebagai motto hidup dalam bekerja”. Papar alumnus hukum Uniba Balikpapan ini.

Akhirnya, detik menjelang yudisium Ia mengajak masyarakat untuk menempuh pendidikan magister di Unifa yang membina magister ilmu komunikasi (MIKOM), magister manajemen (MM) dan magister rekayasa infrastruktur dan lingkungan (MRIL).

Pendaftaran telah dibuka kembali silahkan kunjungi link pendaftaran https://silaju.unifa.ac.id/registrasi

Ramaikan Malam Nifsu Syaban dengan Cara Berikut Ini

0

Pada malam Nisfu Syaban (15 Syaban) yang tahun ini jatuh pada malam tanggal 25 Februari 2024 dianjurkan bagi kaum muslimin untuk menghidupkannya dengan berbagai amalan shalih.  Seperti salat, membaca Al Quran, dzikir, doa, sedekah dan lainnya. Termasuk di dalamnya banyak istigfhar tobat dan memaafkan.

Rasulullah SAW bersabda, ” Sesunggugnya Allah memperingatikan hambaNya pada malam nisfu Syaban. Kemudian Dia akan mengampuni dosa semua machluk-Nya, kecuali orang musyrik dan nasyahin (orang yang hatinya ada kebencian permusuhan antar sesama umat Ialam”. ( HR. Ath- Thabrani).

Dan dianjurkan banyak berdoa karena ternasuk dalam 5 amalan utama untuk berdoa.

5 Malam Afdal Berdoa

Imam Asy Syafi’i rahimuhullah berkata, “sesungguhnya doa dikabukan di lima malam : malam Jumat, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, di awal malam bulan Rajab, dan malam nisfu Syaban”. (Kitab Al Umm : 1264).

Syaikhul Islam dalam kitab Istidha Shirath Mustaqim (2/136) berkata, ” Tentang keutanaan malam nisfu Syaban telah diriwayatkan beberapa hadist yang marfu’ dan atsar yang kesemuanya menunjukkan, sesungguhmya ia merupakan malam yang diutamakan. Dan sesungguhnya sebagian para salaf mengkhususkannya dengan salat di dalamnya”.

Masih dalam halaman yang sama (2/136), setelah menyampaikan keterangan di atas, beliau menyebutkan pendapat sebagian kecil ulama yang mengingkarinya, akan tetapi pendapat ini diingkari lleh beluau dengan menyatakan, ” Akan tetapi, yang merupakan pendapat meyoritas ulama dari para sahabat kami (ulama madzab Hanbali) dan dari mereka, bahwa ia diutamakan.

Dan hal tersebut telan ditunjukkan oleh penjelasan Imam Ahmad, karena berbilangnya hadist yang telah datang dalam masalah ini dan hal ini juga dibensrkan oleh berbagai atsar dari para salaf. Sebagian keutamaannya felah di riwsyatkan dalam kitab “Musnad dan Sunan”.

Beliau Syaikhul Islam petnah ditanya tentang salat nisfu Syaban. Maka beliau menjawab, “Apabila seorang insan menunaikan salat di malam nisfu Sysban sendirian atau di dalam jamaah khusus sebagaimana dahulu sekompok salaf pernah melakukannya, maka hal itu merupakan perkara yang baik”. ( Majmu’ Al Fatawa ; 23/131)..

Doz agar umur panjang, penuh berkah, penuh rasa syukur dan taqwa, ” Allahumma ak- thir maalii wa walafil wa baarik lii fiimaa a’tothanii wa athil hayaati ‘ala thoatik wa ahsin amalii wagh fir lii. Artinya, ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah kerunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umumrku dalam ketaatan padaMu, dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa dosaku

Doa untuk khusus orang usianys telah sampai dan lebih dari 40 tahun, ” rabbi auzi’niii an asykura ni’matakal latiii an amta alayya wa alaawalidayya wa an amala sholihan thardhohu wa ashlih lii fii dzurrtatil inni tubtu ilaika wainni minal Muslimiin. Artinya, ys Tuhanku, tunjukilsh kami untuk mensyukuti ni’matMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engksu ridhoi, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan ) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubst kepadaMu dan sesungguhnya aku termasuk orang orang yang bersersh diti. (QS.Al Ahwsf ayat 15).

Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya’ban wa balignaa Romadhon. Artinya, yaa Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan”. Aamiin yaa Rabbal Aalamiin. (Ana)

Kebajikan Lahir dari Kelembutan

0

Kebajikan tak akan lahir dari hati yang keras, sebagaimana benih tak akan tumbuh di atas batu. Lembutkanlah hati dalam.menerima setiap nasehat dan kebaikan. Tebarkan kasih sebagai wujud ketaatan kepada Allah Robb semesta alam.

Salah satunya adalah beramal kebajikan untuk bekal dunia akherat. Melalui donasi, infak, sedekah jariyah, pengembangan syiar dakwah Islam baik melalui media sosial, maupun info info Islam dan nasehat agar konten dakwah ilmu semakin menarik.

Juga dengan berbagi.makanan atau minuman, untuk orang yang berpuasa. Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan.

Penyaluran fidyah bagi yang berhutang Ramadhan. Donasi pendirian yayasan Rumah Quran. Orang yang membuat sumur.orang yang menanam pohon buah buahan. Orang yang membangun mesjid. Orang yang memberi mushaf al Quran. Serta orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa mendoakan, memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat. ( HR. Al Bazzar dalam Musnadnya 7289 Al Balhaqi dalam Syuabul Iman 3449 dan lainnys)

Tolak Bala dengan Doa dan Sedekah

Rasukullah SAW bersabda, ” Carilah keridhaabku dengan berbuat baik kepada orang orang lemah (fakir miskin, yatim) kalian. Karena kalian diberi rezeki , dan ditolong disebabkan orang orang lemah kalian”. “Sesunguhnya Allah akan menolong umatNya dengan sebab orang orang yang lemah dari mereka. Yaitu dengan doa, salat dan keichlasan mereka” (HR. An Nasa’i).

“Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga harta, jiwa, anak dan tetangganya, bisa dihapus dengan puasa, salat, sedekah , dan amar ma’ruf nahi mungkar”. (HR. Bukhari dan Muslim, hadist shahih).

Rasulullah juga bersabda, ” Jaga harta kalian dengan zakat, obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah , dan tolaklah bala’ dengan doa”. ( HR. Thabrani ).

Apabila tidak memiliki apapun untuk didedekahkan, cukuplah berkata kata yang baik, mendoakan. Menyebsrkan ilmu. Akan mendapat pahala dengan kebajikannya.

Sabda Radukullah, ” Barang siapa yang jngin amalannys tidak terputus setelah kematiannya maka hendaklah ia membantu menyebarkan ilmu”.

Nabi SAW juga bersabda, ” mayat diikuti oleh tiga perkara.” Keluarga harta dan amalnya. Dua perkara akan pulang kembali, dan yang satu akan tinggal bersamanya, adalah amalnya. (Info Islam & Nasehat /Ana)

Resep Bubur Candil Sumsum, Two in One

0

Bubur Candil Sumsum, resep by @dada tastes, menggabungkan dua camilan jadi satu. Camilan candil dan sumsum.

Pastilah sangat istimewa enaknya. Camilan candil saja sudah nikmat. Demikian bubur sumsum. Nah, resep ini menggabungkan keduanya, luar biasa.

Bahan Bubur Candil Sumsum:

– 80 gram tepung ketan
– 60 ml air
Campurkan semua bahan di atas, uleni bulat bulat.

Saus Gula Merah:
– 150 gram gula merah (gula malaka)
– 150 ml air
– 1 lbr daun pandan simpul
– 3 sdt tepung beras + sedikit air, aduk rata.

#Panaskan air masukkan daun pandan dan gula merah, masak sampai mendidih.
#Masukkan tepung beras, aduk rata, hingga kuah sedikit mengental

Krimer:
– 100 ml air
– 1 lbr daun pandan, simpul
– 4 sdm @fiberceam
– sedikit garam
– 1 sdt tepung beras

Panaskan 100 ml air, masukkan daun pandan , fibercream dan garam, aduk hingga tercampu rata kemudian nasukkan tepung beras.

Bubur Sumsum:
– 100 gram tepung beras
– 1/2 sdm tepung aagu
– 1 lbr daun pandan simpul
– 4 sdm fibercream
– 630 ml air
– Sedikit garam

#Campurkan semua bahan di atas dalam mangkuk. Aduk rata, lalu saring. Kemudian masak dengan daun pandan sampail di whisk, hingga mengental licin jadi bubur Siap Sajikan dalam satu wadah. (Ana)

Resep Gurame Bakar yang Lezat

0

Siapa kira-kira yang nolak bila disajikan menu yang satu ini, Gurame Bakar, pakai resep “Chep William Wongso” ini.

Gurame bakar saja, tanpa bumbu, sudah sangat enak. Bisa lupa berhenti. Apalagi pakai bumbu, resep “Chep Qulliam Wongso”.

Bahan Gurame Bakar :

– 1 ekor gurame ukuran sedang
– 1 sdt daram
– 2 sdm air jeruk

Bahan Olesan:
– 100 ml saus kecap manis
– 2 sdm saus sambal
– 5 siung bawang putih, haluskan
– 1 sdt lada hitam
– 1 sdt ketumbar
– 2 sdm minyak
– 75 ml air

Cara Membuat Gurame Bakar:

  1. Bersihkan Gurame. Beri sayatan pada badannya. Lalu lumuri dengan air jeruk yang sudah dicampur garam.
  2. Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum. Masukkan kecap, saus sambal, lada, ketumbar ke dalam tumisan, tambahkan air.
  3. Goreng ikan gurame setengah kering, lalu tiriskan.
  4. Bakar ikan gurame di atas bara api. Jangan lupa olesi dengan bahan olesan hingga merata. Bila sudah matang angkat dan sajikan. (Ana)