Beranda blog Halaman 48

Obituari HM Alwi Hamu: “Rupert Murdoch” dari Timur itu Telah Tiada

0

Oleh: M Dahlan Abubakar

Pagi hari Sabtu (18/1/2025), berbagai grup whatsapp (WA) menginformasikan berita duka. Bapak HM Alwi Hamu berpulang ke rakhmatullah di Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat sekitar pukul 06:50 WIB, Sabtu (18/1). Setelah disemayamkan di Jakarta, jenazah Pak Alwi akan diterbangkan ke Makassar dan direncanakan dimakamkan Ahad (19/1). Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun.

Di rumah sakit, Pak M Jusuf Kalla (JK) melayat mendiang Pak Alwi, JK adalah teman sepermainan Pak Alwi ketika menjadi mahasiswa, meskipun keduanya berbeda umur 2 tahun. Pak JK kelahiran Watampone, Bone, 15 Mei 1942, Pak Alwi lahir di Parepare 28 Juli 1944.

Naluri media di dalam diri Pak Alwi muncul sejak SMP lalu berlanjut saat SMA. Dia menerbitkan majalah stensilan. Kegiatan berurusan dengan terbit menerbit ini berlanjut hingga saat aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), organisasi yang mempertemukannya dengan Pak JK. Darah media Alwi berlanjut di organisasi mahasiswa Islam Indonesia. Dia menerbitkan “IDJO Itam Berdjoang”, nama media yang disontek dari warna logo HMI.

Ketika terjadi gerakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Pak JK dan Pak Alwi berkolaborasi lagi. Pak JK waktu itu menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas dan berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana, sementara Pak Alwi yang menjadi mahasiswa Teknik Unhas kandas di tengah jalan.

Pasalnya, ketika gerakan mahasiswa 1966 ini, Pak JK dan Pak Alwi menerbitkan surat kabar yang namanya juga menyontek organisasi kesatuan aksi mahasiswa itu, KAMI. Di surat kabar ini, Pak JK menjabat ketua dan Pak Alwi sebagai Sekretaris.

Raja Koran dari Timur

Nama ini, bukan sosok yang asing di belantara tanah air. Apalagi di kalangan pebisnis media. Figur Muhammad Alwi Hamu, identik dengan Rupper Murdock, raja media global. Kini, media di bawah polesan tangan dingin Alwi Hamu sudah menjaring laba-laba di seluruh tanah air.

Kisah keterlibatan Alwi Hamu dalam bisnis media meniti jalan panjang. Awal perkenalannya dengan dunia jurnalistik pun bermula sejak sekolah dasar. Ketika masih duduk di kelas 2, dia nekad ikut abangnya yang sekolah di Makassar.

Bermodalkan pendidikan setinggi itu, tidak ada yang dapat dilakukannya. Alwi kecil tinggal di sebuah kantor perusahaan. Usia boleh muda, tetapi tuntutan zaman mengharuskan dia bekerja. Jadilah dia diperbantukan pada bagian pemasaran perusahaan.

Tugasnya kala itu tidak populer. Bahkan dapat dikatakan, tak memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Saban hari tugasnya adalah membersihkan lantai seluas 700 meter persegi.

Tidak hanya itu, dia juga harus ke pasar. Selesai tugas tersebut, pekerjaan tidak berakhir. Tugas memasak menunggu. Soalnya, hasil pekerjaannya ditunggu enam orang yang tinggal bersama dia.

Alwi ternyata tidak betah di Makassar. Dia memutuskan mengikuti orang tuanya balik ke Parepare. Kebetulan, orang tuanya memiliki toko. Di kota niaga inilah, Alwi melanjutkan pendidikan sekolah dasarnya. Dia termasuk anak cerdas. Terbukti, selagi duduk di kelas 5 sudah ikut ujian masuk ke sekolah menengah pertama (SMP) dan lulus.

Pendidikan lanjutannya dia sambung di Rappang. Di kota itu, dia tinggal bersama kakeknya yang kebetulan imam desa. Mujur juga, tinggal bersama sang kakek juga memenuhi keinginannya belajar agama.

Baru setahun di Rappang, Alwi hengkang ke Parepare lagi. Ternyata ada perkembangan baru setibanya di kota ini. Naluri jurnalistik dan bisnisnya mulai merekah. Ini bertambah lagi setelah berkenalan dengan seorang bernama Salim Said (almarhum, Prof Doktor, Duta Besar, mantan wartawan Majalah Tempo dan pengamat militer serta dosen). Bersama dia, Alwi menerbitkan majalah stensilan. Ya, sekelas buletinlah.

Nanti di SMA Alwi berkenalan dengan Andi Makmur Makka, yang dalam perkembangan terakhir tokoh ini menjabat Direktur Habibie Centre dan Pemimpin Redaksi Harian Republika. Keduanya menerbitkan majalah dinding.

Kesenangannya menjadi penulis, dia lanjutkan ketika memasuki perguruan tinggi. Pada tahun 1965 dia tercatat sebagai salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik Unhas. Daya tarik media kian mengental. Darah medianya pun berlanjut ketika Alwi memprakarsai penerbitan media saat aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), “Idjo Itam Bersdjoang” itu.

Guna memperdalam kemampuan jurnalistiknya, Alwi mengikuti pendidikan di Kursus Wartawan Mekar pimpinan YM Mewengkang tahun 1961 di Makassar Bermodalkan sertifikat kursus wartawan inilah, semangatnya mendirikan media kian kencang. Akhirnya, dia mendirikan Harian KAMI Edisi Sulsel pada tahun 1966.

Mingguan KAMI tidak lain adalah media perjuangan mahasiswa. Namun di belakang hari, mingguan ini diberangus pemerintah menyusul kasus Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974. Alasannya, KAMI dianggap perpanjangan tangan dan suara mahasiswa.

KAMI tidak hanya berbuah dibredel, tetapi Alwi Hamu sebagai pemimpin redaksinya pun berurusan dengan hukum. Dia pernah diganjar vonis enam bulan lantaran menggunakan hak tolak media.

Selaku pemimpin redaksi dan penanggung jawab, dia menolak menyebut sumber dalam sebuah berita yang diturunkan ketika jadi pesakitan di persidangan. Itu memang dilindungi oleh Kode Etik Jurnalistik. Sampai ke liang kubur pun wartawan harus menjaga hak tolak ini, kecuali untuk kepentingan keamanan negara.

’’Dia dituduh menghina penguasa di depan umum,’’ kata Alwi Hamu seperti dikutip Koran PWI Sulsel, edisi II Maret 2009.

Setelah Mingguan KAMI ’’dimatikan’’ oleh Orde Baru, Alwi Hamu banting stir. Dia melirik dunia usaha. Namun semangatnya sebagai seorang pekerja pers, tetap melekat pada dirinya. Biar kemampuan menulisnya tidak hilang, sesekali waktu dia menulis buku dan diterbitkan oleh Bakti Baru, percetakan yang dia pimpin.

Selepas memimpin Mingguan KAMI (1967-1974) — suratkabar yang terbit ketika awal Orde Baru – belasan tahun Alwi istirahat di dunia media. Dia kemudian terlibat aktif ketika bersama Harun Rasyid Djibe, S Sinansari ecip, menghadirkan Harian Fajar pada 1 Oktober 1981. Fajar sendiri berawal dari Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Harian Ekspres yang dipimpin Harun Rasyid Djibe.

Sempat juga M Alwi Hamu menerbitkan sebuah majalah yang diberi nama Majalah Intim antara tahun 1979-1985. Majalah itu kemudian terkubur dengan sendirinya, begitu harian Fajar mulai mampu menggeliat dan berjalan normal hingga kondisinya seperti sekarang.

Kisah kehadiran Fajar pun bermula, ketika awal tahun 80-an, Ekspres dililit kesulitan finansial (defisit) yang berimplikasi pada kondisi ketidakteraturan terbit. Pemiliknya, Harun Rasyid Djibe, mencari investor dan menjalin kemitraan dalam mengelola perusahaan.

HM Alwi Hamu – yang ketika itu memimpin Percetakan Bakti Baru — berminat menanam investasinya. Keduanya mengajukan permohonan Surat Izin Penerbitan Suratkabar Ekspress. Permohonan tersebut dikabulkan Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika Departemen Penerangan RI dan nama harian mengalami perubahan menjadi harian Fajar.

Sejak Fajar lahir, Alwi Hamu berada pada posisi puncak memimpin harian ini. Namun, regenerasi juga terjadi secara internal dan alamiah. Sembari berkeliling tanah air membuka jejaring media di beberapa daerah, pria kelahiran Pangkajene Sidenreng 28 Juli 1944 ini, memberi kesempatan kepada kader muda memimpin Fajar. Hingga sekarang, kepemimpinan redaksional di Fajar silih berganti.

Di bawah kepemimpinannya, Fajar yang sempat terseok-seok, mampu melewati titik “break event point” setelah bergabung dalam Jawa Post Group. Perusahaan pers Jawa Timur itulah yang menginjeksi Fajar hingga mampu mandiri. Bahkan, tidak hanya mandiri, Fajar Media Group kini sudah memiliki sejumlah media.

Alwi Hamu, termasuk salah seorang figur yang meraih sukses tanpa gelar. Memang ada gelarnya, Sarjana Muda Teknik Unhas (1967), tetapi tidak pernah melekat di namanya. Gelar ini pada masa itu memang sangat keren.

Bukan karena gelarnya, melainkan kemampuan dan kompetensi mereka yang menyandang gelar setingkat ini sudah tidak diragukan lagi berkiprah dalam dunia nyata/di lapangan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Suami H Nuraini ini, termasuk dapat digolongkan sebagai komunitas Bill Gates, jutawan pemilik dan pencipta Microsoft. Pada jejeran nama tanpa gelar yang sukses besar tersebut ada nama-nama lain seperti, Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), H Agus Salim, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), M Anwar Ibrahim (mantan Wakil/PM Malaysia), Abdullah bin Auf, Abuya Ashaari, M Natsir, Hasan Al Banna, Anne Rufaidah, Kol Sanders, dan Siti Nurhaliza.

Mereka adalah orang-orang yang telah mencatatkan dirinya mampu meraih sukses besar tanpa embel-embel yang terakhir-terakhir ini diburu dan digilai banyak orang. Gelar terkadang diperoleh secara instan.

Sepertinya hidup ini tidak afdal tanpa gelar, hingga harus diburu dan dikejar untuk memperpanjang nama. Alwi Hamu – meski dia mampu – tak silau dengan orang yang memburu gelar.

Mungkin ada yang bertanya, sukses apa yang diraih Alwi Hamu hingga dapat disejajarkan dengan mereka? Kita tidak dapat menafikan, tanpa ayah lima anak ini, Harian Fajar tidak akan sebesar sekarang.

Bukan cuma itu, tanpa anak pasangan H Muh Syata dan Hj Ramlah ini, Media Fajar Group tidak bakal mampu melebarkan jejaring di berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan Indonesia bagian timur. Melahirkan media-media baru yang eksis maupun di Kawasan Timur/ Indonesia dalam frame Fajar Group.

Alwi Hamu menyelesaikan pendidikan SD, SLTP, dan SLTA di Parepare. Pada tahun 1965 dia masuk Fakultas Teknik Unhas. Pada masa inilah dia bergaul dengan beberapa aktivis yang kemudian mengantar dirinya berkenalan dengan dunia pers. Pergaulan persnya itu didukung pengetahuan teori jurnalistik yang pernah ditimbanya melalui Kursus Kewartawanan “Mekar”.

Meskipun gagal melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Unhas hingga usai, Alwi Hamu lebih banyak menjalani pendidikan singkat dan nonformal. Misalnya saja, pada tahun 1970, dia mengikuti pendidikan Sub Editor Course di Kuala Lumpur, Malaysia.

Empat tahun kemudian mengikuti Project Apraisal Course yang dilaksanakan di Unhas. Setahun kemudian di Unhas juga, dia mengikuti Minout Indonesia Course (1975).

Pada tahun 1976, dia memperoleh kesempatan mengikuti Workshop Penerbit Buku di Bangkok. Dia harus mengikuti lokakarya tersebut dalam kapasitasnya sebagai salah seorang yang mengelola percetakan dan penerbit buku. Percetakan ‘’Bakti Baru’’ termasuk penerbit yang rajin menerbitkan berbagai buku produk lokal Sulawesi Selatan antara tahun 70-an.

Soal pendidikan atau kursus maupun seminar dan lokakarya mengenai pers, sudah tidak terhitung banyaknya dia ikuti. Mungkin hampir sama banyaknya dengan posisinya sebagai pembicara tentang pers di berbagai daerah di Indonesia.

Setelah Fajar terbit, selain menempati posisi Pemimpin Umum/Redaksi (sejak 1981), sosok yang tahun 2004-2009 menjadi staf ahli Wakil Presiden RI, M Jusuf Kalla itu juga menjabat Direktur Utama PT Media Fajar (sejak 1983).

Lalu menjadi Komisaris PT Dharma Nyata (sejak 1991), Ketua Yayasan Suara Maluku, sebuah koran yang diterbitkan di Ambon tahun 1991. Dalam kaitan dengan jaringan Jawa Pos Group, Alwi Hamu juga dipercaya sebagai Komisaris PT Suara Nusa Mataram, sebuah koran harian yang terbit di ibu kota Nusa Tenggara Barat. Jabatan yang sama juga dia pangku di Harian Semarak Bengkulu.

Di Sulsel sendiri, jaringan Faja Group ini sudah menyebar. Selain Fajar, Ujungpandang Ekspres, Intim Golo dan Berita Kota Makassar di Makassar, di beberapa daerah terbit koran baru. Misalnya, Ajattappareng, Pare Pos, Palopo Pos, Radar Sulbar, Radar Bone, Radar Bulukumba, Fajar Pendidikan, Fajar TV, Fajar FM, dan Negarawan yang terbit di Jakarta.

Alwi juga jeli melirik perkembangan dunia kerja. Guna mendukung media-media yang baru dibangunnya, dia mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Fajar. Lembaga pendidikan ini, tidak hanya berkiprah di media di bawah Fajar Group, tetapi juga di media-media elektronik jaringan ibu kota. Stikom kini menjadi Universitas Fajar (Unifa) dan menempati kampus di bekas gedung Fajar Jl Racing Centre.

Masih ada tiga lembaga pendidikan lain yang didirikan Alwi, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro, Akademi Pariwisata, dan Akuntansi. Keempat lembaga pendidikan itu, kini bernaung di bawah Unifa yang pernah dipimpin rektor Prof Dr H Halide dan Prof Drs Adly AD, MPA.

Orang selalu mengaitkan sosok ini dengan kualitas wartawan. Betapa tidak, jika ada 10 orang wartawan terbaik, setidak-tidaknya ada sembilan bekas polesan tangan Alwi. Jurnalis andal tidak hanya sekarang baru dilahirkan, tetapi sejak dulu.

Masih ingat dengan nama Syahrir Maula, Andi Syahrir Makkuradde, Thamrin Ely (dari Maluku), Syamsu Nur, Ronald Ngantung (Wapemred Tribun), dan Abdullah Hehamahua (mantan Penasihat KPK). Mereka ini merupakan lepasan almamater Pendidikan Pers yang dilaksanakan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) yang diketuai Alwi (1967- 1971). Pada dekade 1980-an, muncul nama Aidir Amin Daud, Syukriansyah S Latief, Waspada Santing, Mappiar, Suwardi Tahir, dan beberapa nama lainnya.

Dalam organisasi kemasyarakatan, Alwi Hamu tercatat sebagai Ketua Umum Bahumas Kosgoro Sulsel (1981-1989), Direktur Confederation ASEAN Journalists (CAJ) yang berkedudukan di Bangkok, Wakil Ketua Umum Kadin Sulsel (1994/1996) dan Ketua Umum PWI Sulsel (1993-1997).

Di samping posisi itu, beliau juga pernah menjadi anggota Dewan Penasihat KNPI Sulsel 1981-1985, Badan Pekerja Kongres (BPK) PWI Pusat Sulsel (1985-1988). Alwi Hamu menjadi anggota biasa PWI sejak tahun 1970.

Kesibukannya sebagai jajaran manajemen Jawa Post Group kini kian diperberat lagi dengan posisinya sebagai Staf Ahli Wakil Presiden RI. Dia termasuk salah seorang pendidik Jawa Pos News Network (JPNN) selain sebagai Direktur Utama Fajar Group.

Posisi itu diraihnya, karena pada tahun 2003/2004, dia termasuk salah seorang anggota tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung kala itu, SBY-JK. Sayang, pasangan ini terhenti setelah lima tahun bersama.

Saya terakhir bertemu Pak Alwi setelah sakit pada tanggal 15 Maret 2019 pada salah satu hotel di Jakarta. Saya dan Dr Tammasse MHum, hadir di hotel itu karena memenuhi undangan panitia peluncuran buku Tanri Abeng berjudul “Pelajaran Bagi Bangsa”.

Pak JK juga hadir, Pak Alwi pun ada. Saya sempat mewawancarainya. Pak Alwi selalu saja memiliki cerita yang menarik kalau bertemu saya. Mungkin maklum saya termasuk ‘tentara yang selalu membawa senjata” (baca: jurnalis yang siaga satu).

Saat mulai bercerita, saya mencabut alat perekam yang selalu tersembunyi di kantong celana kiri. Ya, seperti yang pembaca lihat dalam foto yang sangat fenomenal ini. Selamat jalan, “Rupert Murdoch” (pemilik News Corporation paling berpengaruh di dunia) dari Timur itu telah tiada. Semoga amal ibadah diterima di sisi-Nya. Amin. (Penulis, wartawan senior dan Sekretaris PWI Sulsel 1988-1992, tinggal di Makassar).

Renungan Harian Kristen, Sabtu, 18 Januari 2025: “Itu Tuhan!”

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Sabtu, 18 Januari 2025 berjudul: “Itu Tuhan!”

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Yohanes 20:28

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang “Itu Tuhan!”

Yohanes 20:28 – Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”

Pengantar:

Renungan hari ini menekankan dua bahaya kehidupan kristiani yang harus kita waspadai. Pertama, kita “memanfaatkan Dia untuk memuaskan kita”, berlawanan dengan tujuan Allah memanggil kita. Bahaya kedua, hal-hal dari dalam diri kita — bukan dari luar — yang menyaingi kesetiaan kita kepada Yesus Kristus. Bagaimanakah seharusnya?

Renungan Harian Kristen, Sabtu, 18 Januari 2025

“Kata Yesus kepadanya, “Berilah Aku minum.” (Yohanes 4:7) Betapa banyak di antara kita yang mengharapkan Yesus Kristus memuaskan dahaga kita. Padahal kitalah yang seharusnya memuaskan dahaga-Nya! Kita seharusnya mencurahkan hidup kita, menyerahkan seluruh hidup kita, bukannya malah memanfaatkan Dia untuk memuaskan kita.

“Kamu akan menjadi saksi-Ku ….” (Kisah Para Rasul 1:8) Hal itu berarti hidup dalam pengabdian yang murni, tanpa kompromi, dan tanpa dibatasi apa pun bagi Tuhan Yesus. Kehidupan semacam itu akan memuaskan Dia ke mana pun Dia mungkin mengutus kita.

Waspadalah terhadap apa pun yang menyaingi kesetiaan Anda kepada Yesus Kristus. Saingan terbesar dari pengabdian sejati kepada Yesus Kristus adalah pelayanan yang kita lakukan untuk Dia. Lebih mudah melayani daripada mencurahkan segenap hidup kita bagi-Nya.

Tujuan panggilan Allah adalah kita memuaskan Dia, bukan sekadar berbuat sesuatu bagi-Nya. Kita tidak diutus untuk bertempur bagi Allah, melainkan untuk dipakai oleh Allah dalam pertempuran-Nya.

Apakah kita lebih mengabdi pada pelayanan ketimbang mengabdi kepada Yesus Kristus sendiri?

Demikian Renungan hari ini, Sabtu, 18 Januari 2025 diambil dari Yohanes 20:28 yang mengisahkan tentang “Itu Tuhan!” dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Sejumlah Lembaga Beri Edukasi Anak di Perumahan Kusta Dangko Makassar

0

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepedulian sosial dan memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga diri, sebuah kegiatan kolaborasi psikoedukasi diselenggarakan di Perumahan Kusta Dangko, Makassar.

Kegiatan yang mengusung tema “Aku Berharga: Mengenal dan Melindungi Diri dengan Kasih Sayang” ini berlangsung pada Minggu, 12 Januari 2025, di Kompleks Kusta Dangko Cendrawasih, Makassar.

Acara ini diikuti oleh sekitar 40 anak-anak yang tinggal di sekitar kompleks Kusta Dangko dan melibatkan sejumlah lembaga yang peduli terhadap isu psikologi dan sosial. Di antaranya IPSK (Intervensi Psikologi Sosial dan Kebencanaan) Fakultas Psikologi Universitas Bosowa; ILMPI Wilayah VI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia, Sulawesi Maluku, dan Papua); BEM Fakultas Psikologi Universitas Bosowa; Aksi Indonesia Muda.

Kegiatan ini difokuskan pada anak-anak yang tinggal bersama orang tua mereka di lingkungan Perumahan Kusta Dangko. Melalui psikoedukasi, anak-anak diberi pemahaman tentang pentingnya mengenali dan menghindari potensi bahaya dalam lingkungan sosial mereka.

Selain itu, mereka juga diajarkan tentang pentingnya batasan pribadi, hak-hak mereka, serta cara berbicara dan bertindak dengan percaya diri, terutama dalam situasi yang berisiko.

Anak-anak diajarkan tentang perilaku sosial yang sehat dan diberi pengetahuan dasar untuk mengidentifikasi situasi yang bisa membahayakan diri mereka. Dengan demikian, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam menjaga diri, memahami hak-hak pribadi, dan meningkatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan teman sebaya.

Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak di Perumahan Kusta Dangko mengenai pentingnya menjaga diri dalam berinteraksi sosial dan menghindari potensi bahaya.

Selain itu, acara ini juga memberikan dukungan emosional kepada anak-anak agar mereka tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri, aman, dan memahami hak-hak pribadi mereka.

Pesan dan Harapan
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak di Perumahan Kusta Dangko. “Kami ingin mereka merasakan kebahagiaan sekaligus memperoleh edukasi mengenai pentingnya batasan pribadi dalam bersosialisasi dan bagaimana menghadapi perilaku menyimpang dari teman sebaya dengan cara yang sehat.”

Muh Fitrah Ramadhan, perwakilan dari IPSK dan juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Bosowa, menyampaikan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena kami dapat berkolaborasi dengan berbagai lembaga yang ada di Makassar. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kualitas hidup anak-anak dan memberikan mereka peluang yang lebih baik untuk masa depan.” (*)

Sulawesi Tengah Jadi Pilot Project Program Rumah Produksi Bersama

0

PALU – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Helvi Moraza, menyatakan keseriusannya dalam mengembangkan UMKM di seluruh Indonesia, terutama di Sulawesi Tengah. Salah satu upaya strategisnya adalah menjadikan provinsi ini sebagai pilot project Program Rumah Produksi Bersama (RPB).

“Kami akan identifikasi desa-desa potensial di Sulawesi Tengah untuk dijadikan pilot project nasional. Saya juga akan menghubungi Wamendes PDTT, Pak Ahmad Riza Patria, agar program ini dapat terealisasi,” ujar Helvi dalam sambutannya pada pelantikan pengurus Persatuan Ekonomi Kerakyatan Nasional (Peknas) Sulawesi Tengah periode 2025–2030 di Hotel Sriti, Palu, Kamis (16/1).

Digitalisasi dan Promosi Produk UMKM

Helvi yang hadir bersama Kepala Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, menekankan pentingnya digitalisasi untuk mempromosikan produk UMKM Sulawesi Tengah.

“Jika UMKM Sulawesi Tengah ingin dikenal lebih luas, harus ada promosi melalui platform digital. Kami memiliki etalase bisnis bernama Smesco di Jakarta yang dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk UMKM,” jelasnya.

Helvi juga membawa Deputi Pengembangan Usaha Mikro dalam kunjungannya, menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan UMKM di Sulawesi Tengah.

Konsep Ekonomi Kerakyatan

Helvi menjelaskan bahwa ekonomi kerakyatan tidak berarti menolak keberadaan perusahaan besar, tetapi justru mendorong sinergi antara sektor besar dan UMKM.

“Dalam konsep ekonomi kerakyatan, yang besar harus menjadi mitra dan mendukung sektor mikro, kecil, dan menengah. Kolaborasi ini penting untuk memperkuat perekonomian,” ungkapnya.

Empat Program Utama Presiden

Helvi juga memaparkan empat program utama Presiden Prabowo Subianto bersama Kabinet Merah Putih, yaitu pangan bergizi, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi.

“Morowali memiliki potensi besar untuk mendukung keempat program tersebut. Dengan adanya industri besar dan tambang, UMKM dapat berperan penting dalam menyediakan pangan bergizi dan mendukung hilirisasi,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa program perumahan rakyat menjadi salah satu solusi tambahan untuk mengentaskan kemiskinan, yang perlu mendapat pengawalan dari pemerintah daerah dan dukungan kontraktor lokal.

Manfaat Rumah Produksi Bersama

Program Rumah Produksi Bersama (RPB) adalah kerja sama antara pemerintah, pelaku UMKM, koperasi, dan swasta. RPB bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing UMKM dengan memberikan fasilitas produksi bersama, inovasi, serta solusi berkelanjutan.

“RPB adalah langkah nyata untuk mendorong UMKM naik kelas, mengatasi permasalahan seperti sulitnya menemukan nilai tambah, dan membantu transformasi UMKM menuju industrialisasi,” pungkasnya.

Dengan RPB, Sulawesi Tengah diharapkan menjadi percontohan dalam menciptakan kemandirian ekonomi nasional dan memperkuat basis industri Indonesia.(RN)

Isram Said: PEKNAS Bukan Sekadar Ormas, Tapi Wadah Pemberdayaan Wirausaha

0

PALU – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Nasional (PEKNAS) Sulawesi Tengah, Isram Said Lolo, menegaskan bahwa PEKNAS tidak hanya berfungsi sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) biasa, tetapi juga sebagai wadah pemberdayaan wirausaha untuk memperkuat ekonomi nasional.

“Kami adalah organisasi wirausaha, bukan sekadar ormas biasa. Fokus kami adalah penguatan dan pemberdayaan ekonomi nasional,” ujar Isram Said usai pelantikan pengurus baru DPW PEKNAS Sulawesi Tengah periode 2024–2029 di Sriti Convention Hall, Kamis (16/1).

Fokus pada Pemberdayaan Berbasis Lokal

Isram mengungkapkan bahwa kehadiran tokoh nasional seperti Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko dan Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moriza memberikan motivasi bagi pengurus PEKNAS untuk semakin solid dalam melaksanakan program kerja.

“Setelah pelantikan, kami akan segera menggelar rapat kerja di setiap kecamatan. Setiap kecamatan akan mengusulkan program berbasis kearifan lokal, yang kemudian akan disortir di tingkat kabupaten. Karena potensi alam setiap kecamatan berbeda, kami akan mengutamakan program yang sesuai dengan kekuatan lokal masing-masing,” jelasnya.

Perjuangan untuk Kaum Dhuafa

Isram juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus PEKNAS yang hadir dengan biaya swadaya. Menurutnya, semangat ini menunjukkan komitmen terhadap perubahan ekonomi masyarakat.

“Motivasi kami adalah satu tujuan, yaitu perubahan. Bagi saya, perjuangan di PEKNAS adalah ibadah untuk mengangkat derajat kaum dhuafa di Sulawesi Tengah,” katanya.

Pelantikan Akbar dan Program Digitalisasi

Pelantikan akbar DPW PEKNAS Sulawesi Tengah periode 2025–2030 dihadiri sekitar 5.000 pengurus dari seluruh wilayah Sulawesi Tengah. Acara ini juga dirangkai dengan peluncuran Program Industrialisasi Sumber Daya Alam Berbasis Kearifan Lokal serta platform bisnis digital Lubkita.com, yang diharapkan mendukung percepatan pengembangan UMKM sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdi Mastura, Wakapolda Sulawesi Tengah, Dandrem 132 Tadulako, Direktur Utama Lubkita.com Stanley Wolf, dan Direktur Bisnis Indri Victoria.

Dengan peluncuran program-program ini, PEKNAS diharapkan menjadi motor penggerak penguatan ekonomi lokal dan nasional, sekaligus mempersiapkan masyarakat menghadapi era digitalisasi di berbagai sektor.(RN)

BP Taskin Dorong Kontraktor Lokal dalam Pembangunan Rumah Miskin

0

PALU – Kepala Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, menegaskan komitmennya untuk melibatkan kontraktor lokal dalam program pembangunan rumah miskin di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan Budiman saat menghadiri pelantikan pengurus baru DPW PEKNAS Sulawesi Tengah periode 2024–2029 di Sriti Convention Hall, Kamis (16/1).

Budiman mengungkapkan bahwa pemberdayaan kontraktor lokal merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. “Ini sesuai dengan keinginan Bapak Presiden dan Satgas Perumahan, di mana saya juga terlibat. Untuk program perumahan bagi masyarakat miskin, kontraktornya harus dari daerah setempat—provinsi, kabupaten, atau kota,” ujar Budiman.

Selain kontraktor lokal, Budiman menekankan pentingnya peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pembangunan perumahan. “BUMDes yang sudah siap dapat dilibatkan secara langsung. Jika belum mampu, BUMDes bisa menunjuk kontraktor yang sesuai,” jelasnya.

Lebih jauh, Budiman menjelaskan bagaimana BUMDes dan masyarakat desa dapat berkontribusi dalam rantai industri, mulai dari pemasok material seperti pasir dan batu, hingga pengrajin kayu, pintu, serta genteng. “Hal ini tak hanya mempercepat pembangunan, tetapi juga menjadi solusi penanggulangan kemiskinan lewat pemberdayaan masyarakat desa,” tambahnya.

Wirausaha sebagai Solusi Jangka Panjang

Dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan, Budiman menyoroti pentingnya kewirausahaan. Menurutnya, masyarakat miskin perlu diberdayakan agar memiliki jiwa wirausaha. “Tidak semua orang bisa menjadi wirausahawan, tetapi bagi yang berminat, kami akan menyediakan pelatihan,” katanya.

Ia juga mendukung usulan Gubernur Sulawesi Tengah terkait subsidi bunga bagi masyarakat miskin untuk mengakses modal produktif. “Subsidi ini akan memberikan landasan ekonomi yang kokoh bagi masyarakat miskin,” ujar Budiman.

Penyusunan Masterplan Penanggulangan Kemiskinan

Budiman mengungkapkan bahwa BP Taskin tengah menyusun masterplan percepatan penanggulangan kemiskinan, yang rencananya akan diluncurkan bulan depan. “Masterplan ini mencakup sembilan sektor utama, seperti industri pangan, perumahan, energi terbarukan, transportasi, pendidikan, kesehatan, industri kreatif, dan digital. Semua sektor ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat miskin menjadi wirausahawan,” terangnya.

Ia menekankan bahwa kemajuan bangsa bergantung pada jumlah wirausahawan di masyarakat. “Bangsa tidak akan maju jika hanya sedikit yang berjiwa wirausaha. Mayoritas masyarakat harus memiliki semangat kewirausahaan,” tegas Budiman.

Selain itu, BP Taskin telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk mendukung program graduasi masyarakat miskin. “Kami diminta membantu mengubah status mereka dari penerima bantuan menjadi pelaku ekonomi produktif,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, BP Taskin berharap dapat menciptakan ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan, sehingga kemiskinan dapat ditekan secara signifikan di seluruh Indonesia.(RN)

Renungan Harian Kristen, Jumat, 17 Januari 2025: Panggilan Kehidupan yang Hakiki

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Jumat, 17 Januari 2025 berjudul: Panggilan Kehidupan yang Hakiki

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Galatia 1:15-16

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Panggilan Kehidupan yang Hakiki

Galatia 1:15-16 1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;

Pengantar:

Bagaimanakah mengetahui panggilan Allah? Bagaimana saya dapat mengerti, menyadari, serta mewujudkannya dalam pelayanan? Pertanyaan yang tidak mudah! Jawabannya, terletak pada hubungan yang benar dengan Allah, seperti yang diuraikan dalam renungan hari ini, “Panggilan Kehidupan yang Hakiki”.

Renungan Harian Kristen, Jumat, 17 Januari 2025

Panggilan Allah bukanlah suatu panggilan untuk melayani Dia dengan cara khusus. Hubungan saya dengan sifat hakiki (natur) Allah akan membentuk pengertian saya mengenai panggilan-Nya dan akan membantu saya menyadari hal-hal yang benar-benar ingin saya lakukan bagi-Nya.

Panggilan Allah adalah ekspresi dari sifat-Nya, dan pelayanan yang dihasilkan (dalam hidup saya) merupakan sesuatu yang menyatu dengan saya dan merupakan ekspresi dari sifat saya.

Inilah panggilan dari kehidupan yang hakiki, yang disebutkan oleh rasul Paulus “… waktu Ia (Allah) … berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi ….” “Memberitakan Dia” artinya secara murni dan sungguh-sungguh mengekspresikan Dia.

Pelayanan adalah limpahan dari kehidupan yang penuh dengan kasih dan pengabdian. Tegasnya, pelayanan adalah buah, bukan panggilan pelayanan demi pelayanan. Pelayanan adalah hal yang dihasilkan dari hubungan dengan Allah dan merupakan refleksi dari kesatuan atau identifikasi saya dengan sifat hakiki Allah.

Pelayanan menjadi bagian yang menyatu dengan hidup saya. Allah membawa saya ke dalam hubungan yang benar dengan diri-Nya sehingga saya dapat memahami panggilan-Nya. Kemudian, saya melayani Dia berlandaskan kasih yang mutlak.

Pelayanan kepada Allah adalah merupakan pemberian kasih yang sungguh dari hakikat telah mendengar panggilan Allah. Pelayanan adalah ekspresi dari hakikat saya dan panggilan Allah adalah ekspresi dari hakikat-Nya.

Oleh karena itu, ketika saya menerima sifat-Nya dan mendengar panggilan-Nya, suara ilahi-Nya bergaung di seluruh hakikat-Nya dan saya. Lalu, keduanya menjadi satu dalam pelayanan. Anak Allah menyatakan diri-Nya di dalam saya, dan dari pengabdian kepada-Nya, pelayanan menjadi jalan hidup saya setiap hari.

Demikian Renungan hari ini, Jumat, 17 Januari 2025 diambil dari Galatia 1:15-16 yang mengisahkan tentang Panggilan Kehidupan yang Hakiki dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Pj Gubernur Riau Bangga dan Dukung Penuh Perayaan HPN 2025

0

Hari Pers Nasional (HPN) 2025 akan dilaksanakan di Provinsi Riau pada 6-9 Februari 2025 mendatang. Penjabat (Pj) Gubernur Riau, Rahman Hadi menyampaikan rasa bangga dan dukungannya terhadap pelaksanaan HPN 2025 yang akan diselenggarakan di Pekanbaru.

Pernyataan tersebut disampaikan Rahman Hadi saat menerima audiensi dari Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Zulmansyah Sekedang bersama jajaran pengurus PWI Riau, termasuk Ketua PWI Riau, Raja Isyam Azwar dan Sekretaris PWI Riau N Doni Dwi Putra, di kediaman Pj Gubernur, Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, Kamis (15/1).

“Kami sangat bangga Riau terpilih menjadi tuan rumah HPN 2025. Ini merupakan momen penting untuk memperkenalkan potensi daerah dan memperkuat peran pers dalam mendukung pembangunan. Pemerintah Provinsi Riau siap memberikan dukungan penuh terhadap semua rangkaian kegiatan,” ujar Rahman Hadi, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Dalam audiensi tersebut, Rahman Hadi menginstruksikan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Riau, Ikhwan Ridwan, untuk segera memulai persiapan teknis pelaksanaan HPN 2025 bersama panitia dan jajaran PWI.

“Kami ingin agar semua acara berjalan dengan lancar dan meninggalkan kesan positif bagi seluruh peserta,” tegasnya.

Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, memberikan apresiasi atas dukungan dari Pj Gubernur dan Pemprov Riau. “Komitmen yang diberikan ini menjadi semangat besar bagi kami untuk menyukseskan HPN 2025. Riau sebagai tuan rumah memiliki potensi besar untuk menjadikan perayaan ini lebih istimewa,” katanya.

Zulmansyah menjelaskan bahwa HPN 2025 akan diisi dengan 15 agenda kegiatan, termasuk bakti sosial, konvensi media, seminar, dan acara puncak. “Ada empat menteri yang dijadwalkan hadir, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid, Menteri Kehutanan Juli Antoni, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia,” tambahnya.

Ketua PWI Riau, Raja Isyam Azwar, mengungkapkan optimisme terhadap keberhasilan acara ini. “Dukungan dari pemerintah dan masyarakat akan menjadi kekuatan besar bagi kami. HPN 2025 bukan hanya sekadar selebrasi, tetapi juga kesempatan strategis untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Riau,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris PWI Riau, N Doni Dwi Putra, menambahkan bahwa persiapan untuk acara ini berjalan baik dengan melibatkan berbagai pihak. “Kami berharap HPN 2025 dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Riau, terutama dalam mengangkat potensi lokal ke tingkat nasional,” kata Doni.

Audiensi tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Riau, Ikhwan Ridwan; Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfotik Riau, Eriadi Fahmi;

Dewan Penasehat PWI Riau, Syahnan Rangkuti; Wakil Ketua Bidang Hubungan Kerjasama PWI Riau, Oberlin Marbun; Wakil Ketua Bidang Kesra, Zulmiron; Wakil Ketua Bidang Asset dan Inventaris, Fithriady Syam; serta Wakil Bendahara PWI Riau, Luna Agustin. (*)

Resep Galantin, Rasa yang Gurih dan Tekstur yang Padat

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Galantin. Galantin adalah salah satu hidangan daging yang khas, sering kali dihidangkan dalam acara spesial seperti pesta atau perayaan besar.

Hidangan ini dikenal dengan rasa yang gurih dan tekstur yang padat, terbuat dari campuran daging yang digiling atau dihaluskan, biasanya dibumbui dengan rempah-rempah, dan dibentuk menyerupai rol atau bentuk bulat sebelum dikukus atau direbus.

Galantin sering kali menggunakan bahan utama daging ayam, sapi, atau ikan, dengan tambahan bahan pengikat seperti telur, tepung, atau krim. Setelah dimasak, galantin memiliki bentuk yang kokoh dan bisa dipotong-potong dengan mudah, menjadikannya pilihan hidangan yang praktis dan elegan.

Tekstur dan Rasa
Galantin memiliki tekstur yang padat namun tetap lembut di dalam. Perpaduan daging yang halus dan bahan pengikat menghasilkan kesan kenyal dan lembut di mulut. Bumbu yang digunakan, seperti bawang putih, lada, garam, dan rempah-rempah lain, memberikan rasa gurih yang khas. Beberapa versi galantin juga menggunakan bahan tambahan seperti jamur, sayuran, atau kacang-kacangan, yang menambah variasi rasa dan tekstur.

Bagi yang menyukai makanan dengan rasa gurih yang tidak terlalu tajam, galantin cocok untuk dinikmati. Daging yang digunakan dalam galantin cenderung tidak terlalu berlemak, sehingga menghasilkan rasa yang lebih bersih dan ringan, meskipun tetap kaya akan cita rasa.

Resep Galantin

Bahan:

  • 250 gram daging sapi giling
  • 250 gram daging ayam giling
  • 2 sendok makan bawang putih goreng, haluskan
  • 10 sendok makan, tepung roti, haluskan
  • 5 sendok makan susu cair
  • 1 sendok makan gula pasir atau sesuai selera
  • 1/2 – 1 sendok teh garam, atau sesuai selera
  • 1/2 sendok teh penyedap jamur, atau sesuai selera
  • 1/2 sendok teh merica bubuk
  • 1/4 sendok teh pala bubuk
  • 2 butir telur
  • Margarine secukupnya
  • Aluminium foil / plastik

Bahan Saus:

  • Black Paper Sauce

Bahan Pelengkap:

  • Kentang goreng
  • Buncis rebus
  • Wortel rebus
  • Tomat iris
  • Bawang bombay iris
  • Telur rebus

Cara Membuat Galantin

  1. Campur semua bahan galantin jadi satu kecuali margarine dan aluminium foil/plastik. Aduk hingga tercampur rata.
  2. Bagi adonan menjadi 2 atau 3 bagian, letakkan di aluminium foil, gulung seperti membuat lontong, sambil padatkan, rapatkan kedua ujungnya, lalu kukus kurang lebih 40 menit. Angkat dan biarkan dingin.
  3. Buka gulungan, goreng galantin utuh dengan margarine, hingga kecokelatan lalu angkat dan potong-potong, setebal kurang lebih 1 cm.
  4. Saus: campur bahan saus dengan 250 air. Aduk hingga tercampur rata. Didihkan sebentar hingga mengental, lalu angkat.
  5. Tata galantin yang sudah di potong-potong di piring, beri pelengkap, lalu siram dengan saus di atasnya, kemudian sajikan.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)

Resep Bolu Kukus Tiramisu Putih Telur, Manis dan Lembut

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Bolu Kukus Tiramisu Putih Telur. Bolu Kukus Tiramisu Putih Telur merupakan salah satu varian bolu kukus yang terinspirasi dari rasa tiramisu, namun menggunakan putih telur sebagai bahan utama. Dengan tekstur lembut dan rasa yang menggugah, bolu ini menjadi pilihan menarik bagi pecinta kue kukus yang ingin mencoba sensasi baru.

Tekstur dan Kelembutan
Bolu kukus ini memiliki tekstur yang sangat lembut, bahkan cenderung empuk dan ringan. Penggunaan putih telur membuat bolu lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mudah mengembang dengan baik. Hasilnya, bolu kukus ini terasa empuk di mulut dan tidak terlalu mengenyangkan.

Rasa
Rasa tiramisu yang khas, dengan perpaduan rasa kopi, cokelat, dan sedikit sentuhan keju mascarpone, berhasil dihadirkan dalam bolu ini. Meskipun tidak menggunakan keju mascarpone asli, penggantian dengan bahan lain tetap menghasilkan rasa yang mirip dengan tiramisu. Aroma kopi yang lembut memberikan kedalaman rasa, sementara sedikit rasa manis yang pas menambah kenikmatan tanpa membuatnya terlalu menyengat.

Bolu Kukus Tiramisu Putih Telur adalah pilihan yang menarik bagi penggemar bolu kukus yang ingin mencoba rasa baru dengan tekstur yang ringan dan lembut. Rasa tiramisu yang khas memberikan pengalaman berbeda, meski tidak sekuat tiramisu asli. Meskipun ada tantangan dalam proses pembuatan, hasil akhirnya cukup memuaskan bagi mereka yang mencari camilan enak dan sehat.

Resep Bolu Kukus Tiramisu Putih Telur

Bahan:

  • 250 ml putih telur
  • 1 sendok teh emulsifier
  • 150 gram gula pasir
  • 1/2 sendok teh garam
  • 150 gram tepung terigu
  • 1/2 sendok teh baking powder
  • 65 ml santan kental
  • 50 ml minyak goreng
  • Pasta moka dan pasta cokelat

Loyang 18 × 18 × 7 cm, tidak perlu dioles dengan apapun, hanya dialas dengan kertas roti saja

Cara Membuat Bolu Kukus Tiramisu Putih Telur

  1. Mikser putih telur, gula pasir, emulsifier, dan garam. Mikser sampai mengembang dan agak kaku.
  2. Masukkan tepung terigu dan baking powder. Aduk hingga tercampur rata, tambahkan santan dan minyak. Aduk hingga tercampur rata.
  3. Bagi adonan menjadi 3 wadah, lalu tambahkan pasta moka dan pasta cokelat.
  4. Kukus berlapis selama 10 menit. Terakhir, kukus selama 20 menit dengan api sedang. Lalu angkat dan potong, siap dihidangkan.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)