Pakar Sebut Indonesia Negara Kedua Penghasil Makanan Terbuang

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Progran Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin berhasil meraih prestasi membanggakan.

Lidya Fitri Ramadhani B, mahasiswa angkatan 2016 meraih Best Paper dalam Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial X 2021.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI dan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, yang mengusung tema “Kontribusi Psikologi Sosial dalam Masalah Lingkungan: Proteksi, Konservasi dan Kualitas Interaksi Sosial”.

- Iklan -

Lidya mengangkat topik dari situasi sehari-hari. Ia kerap kali menemukan beberapa orang yang tidak menghabiskan makanan, dan berujung dibuang.

Hal ini menjadi fokus perhatian yang disampaikan oleh Lidya dalam penelitiannya bertajuk “Analisis Faktor Psikologis yang Memengaruhi Perilaku Membuang Makanan (Food Waste Behavior) pada Generasi Z di Kota Makassar”.

Melalui wawancara (Rabu, 6/10), Lidya menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku masyarakat membuang sisa makan telah menjadi persoalan besar yang dihadapi oleh seluruh dunia.

- Iklan -

Hal ini dikarenakan makanan terbuang tersebut akan menimbulkan dampak yang merugikan, yakni terjadinya degradasi lingkungan, kerugian ekonomis, dan kesenjangan sosial.

Menurut data resmi dari Economic Intelligence Unit pada 2016 melaporkan bahwa Indonesia menempati posisi ke-2 sebagai negara penghasil makanan terbuang terbanyak di dunia.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Hal ini merupakan hal yang sangat miris, mengingat Indonesia masih bergelut dengan berbagai persoalan, salah satunya kasus kelaparan yang masih serius.

- Iklan -

“Saya mencoba melihat hal ini dari perspektif psikologi, yakni perilaku membuang makanan khususnya pada generasi Z anak muda di Makassar, yang mana usia muda sering dikaitkan dengan tingginya makanan terbuang yang dihasilkan,” kata Lidya.

Berangkat dari persoalan ini, Lidya mengonfirmasi faktor-faktor psikologis yang memainkan peranan penting dan memengaruhi perilaku membuang makanan generasi Z di Kota Makassar.

Sehingga, bisa menghadirkan berbagai inovasi untuk mengatasi persoalan makanan terbuang ini dengan lebih efektif.

Lebih lanjut, Lidya menambahkan bahwa karya ilmiah ini berupaya untuk mengangkat topik yang rasanya masih cukup jarang dibicarakan dalam ranah ilmiah, khususnya di Indonesia namun sangat dekat dengan keseharian kita.

Karya ilmiah ini sebagai pembuka jalan dan mengenalkan isu makanan terbuang kepada masyarakat agar lebih menyadari persoalan makanan tersebut

Lidya menambahkan bahwa alasan dirinya termotivasi untuk mengikuti Temu Ilmiah Nasional IPS X 2021 ini karena adanya dorongan dari para dosen.

Selain itu juga adanya dorongan dalam diri untuk mencoba pengalaman mengikuti forum nasional dan belajar di forum penelitian yang berhubungan dengan keilmuan psikologi dan persoalan lingkungan.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Penelitian ini merupakan karya tugas akhir skripsi sarjana saya, dengan dibimbing oleh Bapak Dr Ichlas Nanang Afandi, SPsi., MA dan Ibu Triani Arfah, SPsi., MPsi., Psikolog., dan merupakan hasil diskusi bersama.

Nah, untuk persiapan ke forum Temilnas ini, saya kemudian bersama Ibu Triani Arfah berada dalam satu tim,” kata Lidya.

Dalam prosesnya lebih banyak dalam penyusunan penelitian sendiri, mulai dari proposal, kemudian pengambilan data kepada 1000 subjek dengan metode kuantitatif, hingga pada proses menganalisis hasil dan pembuatan laporan akhir.

Penelitian ini melibatkan Dr Ichlas Nanang Afandi, S.Psi., MA sebagai Ketua Prodi Psikologi dan dosen pembimbing skripsi dan Triani Arfah, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing skripsi Lidya.

Lidya berharap Karya ilmiah ini dapat diterbitkam menjadi artikel di jurnal, sehingga akan lebih banyak yang dapat mengakses.

Apalagi di Makassar dan di Indonesia pada umumnya, sisa makanan adalah komposisi sampah yang paling banyak mendominasi dan masuk ke TPA yang tentu akan membawa persoalan baru. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU