Parepare – Dalam semangat melestarikan budaya sekaligus merayakan Hari Tari Sedunia, UKM Seni PENADIPA Institut Andi Sapada berkolaborasi dengan komunitas seni Cipta Menari menyelenggarakan perayaan seni bertajuk “Hari Tari PENADIPA x Cipta Menari”. Acara ini digelar selama dua hari, 29–30 April 2025, di pelataran Sekretariat UKM Seni PENADIPA.
Kegiatan ini menghadirkan pertunjukan tari yang memadukan kekayaan budaya lokal dan kreasi kontemporer. Sejumlah tarian budaya dari berbagai etnis di Sulawesi Selatan—seperti Toraja, Mandar, dan tiga etnis lainnya—tampil memukau. Tak kalah menarik, ditampilkan pula tari kontemporer karya orisinal Cipta Ratna Pratiwi yang menyuarakan semangat dan ekspresi generasi muda.
Sebagai bentuk edukasi dan pelestarian, acara ini juga diisi dengan workshop tari yang terbuka untuk umum. Peserta diajak lebih dekat mengenal gerak, filosofi, serta nilai-nilai di balik tari-tarian khas Sulawesi Selatan.

Ketua Umum UKM Seni PENADIPA, Agung Dirgantara, menyampaikan bahwa perayaan ini adalah bentuk nyata komitmen mahasiswa dalam menjaga kelestarian seni tradisi.
“Kami ingin Hari Tari ini menjadi momentum bagi para pegiat seni, khususnya di kampus, untuk terus bersinergi dalam menjaga dan menghidupkan budaya tari di Sulawesi Selatan,” ujar Agung kepada Fajar Pendidikan, Rabu (30/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa semangat maestro tari legendaris asal Sulawesi Selatan, Petta Nani, terus menjadi inspirasi dalam setiap langkah gerak seni mereka.
“Kami ingin semangat Petta Nani tetap hidup. Harapan kami, akan lahir generasi-generasi baru yang mampu meneruskan jejak beliau dalam dunia tari,” tambahnya.
Perayaan ini tak hanya menjadi ajang unjuk karya, tetapi juga ruang pertemuan antara seni, tradisi, dan masyarakat. Masyarakat yang hadir diajak untuk menikmati sekaligus memahami ragam ekspresi seni yang terus tumbuh di kalangan mahasiswa, khususnya dalam bidang seni tari.
— Hengki