Rusia Balas Sanksi Barat , 35 Negara Besar Transanksinya Harus Gunakan Rubel

Pemerintah Rusia menaikkan Gaji dan Tunjangan

Beberapa tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin, membalas sanksi Barat. Seikitnya 9 negara besar dan 27 negara di Eropa yang dikenakan sanksi. Amerika Serikat (AS), Kanada, Uni Eropa (27 negara), Inggris, Ukraina, Singapura, Jepang, Korea Selatan dan Australia.

Sebaliknya kepada China, Rusia menjual minyaknya ke Negara tersebut, tanpa jaminan. Putin putuskan suplai gas utama ke Eropa. Hal ini akan berdampak, masyarakat Eropa terancam kedinginan.

Putin klaim transaksi minyak Eropa ke Rusia, harus dibayar dalam rubel. Demikian, pembayaran untuk transaksi Gas Rusia, Uni Eropa dan Negara – Negara Barat, transaksi pembayarannya menggunakan mata uang rubel. Kebijakan Putin tersebut, dinilai sebuah trik cerdas, yang diprediksi akan bikin dolar dan euro, jatuh niainya.

- Iklan -

‘’Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam, sesuai dengan volume, dan harga tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya. Perubahannya, hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran, yang akan dirubah menjadi Rubel Rusia’’, ujar Presiden Rusia, Vladimir Putin.

‘’Adapun Negara – Negara yang mengambil langkah – langkah tidak bersahabat, terhadap Negara kita,katanya, ekonomi kita, sangat menyadari bahwa mereka menyerukan warganya untuk menarik ikat pinggang mereka, berpakaian lebih hangat. Dan menunjukkan sanski yang mereka jatuhkan pada kita, sebagai alasannya, untuk siatuasi mereka yang memburuk. Semuanya terlihat sangat aneh. Selain itu, kami memenuhi semua kewajiban kami’’, ujarnya lagi.

Akibat dari sanksi Rusia tersebut, Nelayan Spanyol dan Ayamonte, membakar ban di jembatan yang menghubungkan spanyol dan Fortugal. Mereka memprotes tingginya harga bensin, serta perjalanan warga dan pengecer ke Negara tetangga untuk mencari ikan.

- Iklan -

Di Madrid juga, warganya turun ke jalan karena tidak senang dengan tingginya harga bahan bakar, akibat sanksi yang dijatuhkan Rusia.

Kenaikan Gaji dan Tunjangan Untuk Warga Rusia

Sebagai dampak dari sanski yang dikenakan Rusia tersebut, warga negara ‘’Beruang Merah’’ itu justru beruntung. Presiden Rusia Vladimir Putin, langsung mengumumkan kenaikan gaji dan tunjangan untuk warga Rusia.

Hal itu, dikarenakan banyaknya sanksi ekonomi, yang dijatuhkan banyak Negara ke Rusia, yang berdampak pada kenaikan harga pokok dalam negeri. Dan banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan, untuk mengantisipasi kerugian lebih besar yang dialami warganya. Pemerintah Rusia menaikkan upah minimum, tunjangan dan dana pensiun.

- Iklan -

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Rabu, 16 Maret 2022. Selain itu, Putin juga meminta pejabat yang lain untuk fokus menangani hal tersebut, dan memikirkan langkah – langkah yang tepat untuk membantu warganya yang kehilangan pekerjaan.

Bantuan Terhadap Rakyat Ukraina

Pihak Rusia, tidak hanya memperhatikan nasib rakyatnya, akibat dampak perangnya dengan Ukraina. Presiden Chechnya Ramzan Kardyrov, yang memimpin langsung pasukannya, memperkuat pasukan militer Rusia, menyalurkan bantuan pangan dan kendaraan ke Ukraina Timur. Hal itu disampaikannya pada 15 Maret 2022. Pihaknya juga menyalurkan bantuan berupa 50 unit mobil dan 110 peralatan khusus militer.

Lingkar Aswaja dalam siarannya yang diunggah, Jumat 18/3/2022, menjelaskan, pasukan Ramzan juga menyerahkan mobil untuk membantu mobilitas pejuang kemerdekaan Republik Luhansk dan Donets.

Disalurkan juga bantuan pangan dan obat-obatan untuk rakyat di dua wilayah yang telah 8 tahun berjuang memisahkan diri dari Ukraina itu.

Selain itu, diberikan juga bantuan berupa bahan bangunan untuk meringankan beban warga dalam memperbaiki tempat tinggal mereka yang rusak. Pasukan Rusia & Chechnya juga melebarkan jangkauan penyaluran bantuan ke wilayah yang baru dikuasai dan sejumlah distrik di wilayah Ukraina Timur. Tentara muslim Chechnya menurut Presiden Ramzan, bukan untuk perang, tapi untuk, melindungi rakyat sipil.

Di hari ke 4 penyerangan Rusia ke Ukraina, ada banyak hal yang harus diatur ulang di atas kertas. Dalam 48 jam jalan lurus, maka kendaraan bisa sampai Kiev Pusat Pemerintahan Ukraina dari berbagai penjuru kalau ala Nazi dilakukan.

Namun sampai saat ini sudah 2 minggu, Kiev belum juga jatuh, bahkan sulit bisa didekati oleh tentara Rusia. 60 km antrian panjang masih perang artileri milik Rusia nyangkut – stuck tak bisa maju.

Maka kembali ke hari ke-4 banyak warga sipil yang terjebak diantara perang. Karena Ukraina menerapkan perang kota. Salah satunya menggunakan sniper main petak umpet Rusia di dalam menginvasi.

Tentunya tidak ingin adanya kemarahan warga sipil karena akan sulit mengelolanya nanti ketika pemimpin boneka diletakkan di jabatan Presiden Ukraina menggantikan Volodymyr Zelemsky.

Maka diturunkanlah tentara Chechnya sebuah wilayah Federasi Rusia di Anexasi tahun 1994 tersebut yang tentaranya patuh pada Moskow. Sangat terlatih dan loyal terhadap apa yang dilakukan Putin, untuk menarik simpati rakyat dengan Chechnya tersebut.

Ada 12.000 tentara Chechnya dibawah pimpinan Ramzan Kadyrov yang masuk ke Ukraina atas perintah Putin. Apa perintahnya? Melindungi warga sipil Ukraina dari terdampak perang.

Membantu pengungsi dan rakyat pindah ke tempat yang lebih aman. Dan benar, ketika evakuasi dilakukan, kedua belah pihak tidak menembaki Tentara Chechnya karena, melindungi rakyat Ukraina di pengungsian, tempat aman.

Ini sebuah stratei pintar Putin. Masuknya pasukan mulism Chechnya ini semacam peace keepingnya Rusia. Tentara ini elit, killing machine dalam perang seperti tentara Gurkhanya Inggris asal Nepal. Kelebihan pasukan Chechnya, mereka bisa main dua kaki seperti seorang samurai.

Seorang samurai bisa menyabet Katananya dan membunuh lawannya tanpa belas kasih. Namun seorang samurain, ketika Katana berada di dalam sarung samurai adalah orang yang santun, diam, penuh rasa seni, dengan ritual minum teh. Misalnya yang sangat penuh tata karma.

Itu adalah perbedaan samurai pedang di luar dan di dalam. Pasukan Chechnya mirip ketika senjata tidak di genggaman mereka, hanya nyandar di pundak, maka sebagai pelayan rakyat, mereka sangat santun, ramah dan melayani. Selain melayani rakyat, amunisi Ukraina yang dikuasai Rusia sebagai basecamp, namun tetap tugas utamanya melindungi civilian.

Bersihkan Penghianat

Berbarengan dengan itu juga, Vladimir Putin ancam singkirkan penghianat dari Rusia. Putin menyebut, mereka akan dilepeh layaknya serangga. Putin geram dengan sebagian rakyatnya yang menolak invasi ke Uraina. Ancaman tersebut disampaikannya ketika berbicara dengan para menteri Rusia, Rabu 16/3/2022.

Dilansir The Hill, ribuan orang Rusia telah ditangkap karena memprotes invasi Moskow ke Ukraina. Putin mngecam warganya yang beri dukungan kepada Barat. Putin menyebutnya sebagai sampah dan penghianat.

Terbaru, Putin menuturkan , menyingkirkan para pembelot, akan memperkuat, solidaritas menghadapi tantangan. ‘’Rakyat Rusia akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan penghianat’’, ujarnya.

Dilansir dari Herald.id, atas sanksi Barat tersebut, Rusia juga sita ratusan pesawat komersial milik Amerika dan Eropa. Rusia menyita ratusan jet komersial milik perusahaan leasing AS dan Eropa. Penyitaan tersebut, akibat sanksi ekonomi dari sejumlah Negara kepada Rusia.

Untuk menyita pesawat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meneken udang – undang dengan beleid itu, Maskapai Rusia dapat mendaftarkan pesawat yang disewa dari perusahaan asing. Nantinya, RUU itu memungkinkan Rusia mempertahankan pesawat sewaan mereka dan mengoperasikan di rute domestik.

Di sisi lain, RUU tersebut akan mempersulit perusahaan asing mendapatkan kembali jet mereka. Sanksi ekonomi dari AS dan Eropa, yang sebelumnya dikenakan ke Rusia mengharuskan perusahaan leasing mengambil alih semua pesawat mereka dari maskapai Rusia pada akhir bulan Maret ini Buntut invasi Rusia ke Ukraina, AS dan Israel memanas. (share video).

Laporan : Nurhayana Kamar

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU