Rusia Peringatkan Potensi Meletusnya Peperangan dengan NATO

Putin Mengancam Akan Menggunakan Nuklir Milik Rusia Jika Ini Terjadi.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov peringatkan, adanya potensi risiko terjadinya Perang Rusia dengan NATO.
“Hal itu bisa saja terjadi, utamanya  jika NATO menyetujui proposal Polandia untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina”, tuturnya.

Menurut Lavrov, langkah itu dapat.memicu konflik blok pimpinan AS dengan Moskow.. Lavrov juga mengklaim, Polandia mungkin ingin membangun basis di kota besar Lvov.di Ukraina Barat dan tetap disana sampai konflik berakhir.

- Iklan -

“Kenapa.tidak, mereka punya pemikiran  seperti itu .dan bukan hanya pemikiran, ini terjadi di.masa.lalu”, katanya Rabu 23/3/2022.

Diplomat itu juga memperingatkan negara negara Baltik, agar tidak.mengirim.batalyon  kecil mereka untuk.memerangi pasukan Rusia.di Ukraina.

“Rekan rekan Polandia, kami telah menyatakan bahwa akan ada pertemuan puncak dengan NATO sekarang, dan penjaga perdamaian harus dikerahkan”, katanya.  “Saya harap nereka mereka mengerti apa yang dipertaruhkan. Ini akan menjadi bentrokan langsung antara angkatan bersenjata Rusia dengan NATO, yang semua orang tidak banya ingin menghindari, tetapi juga  itu tidak boleh terjadi,”,, tandasnya”,
.
Sergei menjelaskan, awal pekan lalu, Perdana Menteri Polandia, Repoblik Ceko, dan Slovenia, dilaporkan melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

- Iklan -

Serelah itu Wakil  Perdana Menteri.Polandia Jodoskow Katzinski, menyatakan, bahwa NATO harus mengerahkan misi penjaga perdamaian ke Ukraina, sementara UE  harus memberikan status kandidat resmi kepada Kiev.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak permohonan Kiev untuk menetapkan zona larangan terbang di udara wilayah Ukraina  dengan mengatakan, hal tersebut akan mengarah ke bentrokan langsung dengan Rusia.

Perang Hibrida

Namun menurut Sergei, Amerika Serikat dan  Barat telah mendeklarasikan perang hibrida habis habisan melawan Rusia.

- Iklan -

Menurut Menlu Rusia itu, AS berkeinginan mempertahankan dominasi dalam urusan internasional tatatanan dunia. ” Hari ini perang hibrida yang nyata. Perang total telah dikuatkan melawan kami. Istilah ini dulu digunakan Nazi Jerman, sekarang banyak diistilahkan politisi Eropa”, jelas Segei.

Presiden Rusia Vladimir Putin, mengancam akan menggunakan nuklir yang dimiliki Rusia untuk melawan Amerika Serikat, bila ini terjadi..

Rusia, menurut Sergei, tidak menentang penggunaan senjata nuklir dalam.peperangan di tengah agresi Moskow di UkrIna yang terus mendapat perlawanan dari kubu anti Rusia.

Juru Bicara Vladomir Putin Dmitry Peskov, Selasa 23/3/2022  mengatakan, Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir bila menghadapi ancaman eksistensial.

Presiden Putin berniar untuk membuat seluruh dunia, takjub.Maka inilah keputusan untuk memulai, melenyapkan semua anti Rusia.yang sudah terbentuk di sekitar wilayah kami.
“Kami memiliki konsep soal kemanan di dalam negeri kami. Itu hal yang bersifat terbuka, agar nuklir dapat digunakan. Jadi jika ada ancaman eksistensial di negara kami,  maka nuklir
bisa diluncurkan menurut konsep kami”, ucap Juru Bicara.Vladimir Putin itu.

Namun Peskov tidak menjelaskan lebib lanjut, apakah Rusia akan menggunakan nuklir untuk menggempur Ukraina atau negara – negara yang anti Rusia.

Dia hanya menjelaskan bahwa senjata nuklir dipake Rusia bila menghadapi ancaman ekaistensial, terutama ancaman keeamanan.  terhadap  kedaulatan di wilayahnya.

Sebelumnya,mantan petinggi Badan Intelijen Uni  Soviet (KGB) Oleg Kalugin, mengungkap, karaktrer Presiden Rusia Vladimir Putin  cenderung nekat dan berbahaya.

Menururnya, bisa saja Putin nekad dengan mengguankan, senjata nuklir di Ukraina, dan berharap agar negara Barat tidak menyepelekan ancaman Putin tersebut.

Biden: : Bisa Menyulut PD III

Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menyatakan,  bahwa Washington, tidak akan berperang melawan Rusia di Ukraina. Biden memperingatkan bahwa konfrontasi langsung antara NATO dengan Rusia, adalah salah satu cara memulai Perang Dunia III.

Mengapa NATO Tidak Bantu Ukraina ?

Mengapa satu persatu negara yang mendukung Ukraina, mundur perlahan saat dimintai bantuan militer ? Mengapa membiarkan Ukraina berjuang sendirian ?

Jawabannya, karena Amerika Serikat.dan NATO, tidak siap menghadapi Rusia secara militer.
Pakar keamanan dari Amerika Alexey.Muraviev mengatakan, konfrontasi dengan negara adidaya nuklir, bukanlah suatu pilihan.

Mengutif Poros Militer, Jumat.11/4/2022, NATO dan PBB, atau Amerika Serikat, tidak siap.menghadapi Rusia secara  militer. ” Mari kita ingat, Rusia bukan Serbia, Rusia bukan Irak, Rusia bukan Afganistan”, ujar Muraviev.

Amerika dan Eropa, katanya, tidak siap berjuang dan mati untuk Ukraina. Karena mereka akan menghadapi kekuatan jenis militer yang berbeda. “Mereka akan menghadapi negara adidaya nuklur”, katanya.lagi.

Konfrontasi langsung dengan negara adidaya nuklir yang setara dengan NATO dan Amerika, berisiko meningkatkan konflik konvensional menjadi perang nuklir. “Kami bukam bagian dari konflik ini”, ujar salah satu pejabat NATO,.juga.menanggspi.

China Kritik NATO Tidak Tepati Janji

Salah seorang pejabat China, Yucheng melontarkan kritikan. “Seharusnya NATO menepati janjinya.untuk tidak memperluas pengaruh ke Tmur. “NATO justru semakin memperkuat dan menperluas pengaruhnya ke Timur.

Dia juga melontarkan kritik soal saksi yang ditetapkan terhadap Rusia setelah menginvasi Ukraina.

“Saat ini perluasan NATO semakin jauh ke Timur. Bahkan sudah mendekati pinggiran Moskow. Hal ini dikhawatirkan akan mendorong negara yang mempunyai nuklir akan bertindak mengerikan”,.katanya..

Yucheng dendiri memahami Presuden Rusia Vladimir Putin melihat konfidi ini. “NATO seharusnys dibubarkan dan diasingkan ke dalam sejarah bersama Fakta Warsawa”  tegasnya.

Mantan Presiden Amerika Serikat satu periode, Donald Trumph.nenegaskan, memberi sanksi kepada Rusia, sama dengan bunuh diri. “Amerika mulai kehilabgan Arah, banyak negara pro Rusia, Amerika, diambang kehancuran”, ucapnya.(Source : amanpour and company, 23/3/2022/video share)

Laporan : Nurhayana Kamar.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU