Standarisasi Fasilitator FKM Unhas dalam Kegiatan Orientasi Kader Posyandu dan SDM Pengelola Posyandu

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Kegiatan Kerja sama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) dengan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan ini dilakukan dalam rangka Orientasi Kader dan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Posyandu di 15 Kabupaten/Kota di 4 Provinsi yakni Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini bertujuan meningkatan kemampuan kader dan pengelola posyandu untuk meningkatkan strata posyandu dan surveilans berbasis masyarakat.

Rangkaian kegiatan kerja sama ini yang diawali dengan pertemuan kordinasi persiapan orientasi kader pada tanggal 9 September lalu telah dibuka secara resmi oleh Dekan FKM Unhas Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes secara daring yang diikuti oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) serta Tim Penggerak PKK di tingkat provinsi dan kabupaten lokasi kegiatan berlangsung nantinya.

- Iklan -
Baca Juga:  STIM LPI Makassar Rayakan Prestasi Mahasiswa

Sementara itu, kegiatan standarisasi fasilitator yang berasal dari dosen FKM Unhas dilaksanakan pada hari Minggu, 19 September 2021 yang dilaksanakan di ruang Prof Nur Nasry Noor.

Diikuti 15 orang peserta yang akan bertugas sebagai fasilitator dengan narasumber dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Terdapat empat materi yakni Upaya Kesehatan di posyandu sebagai pencegahan stunting oleh Ilvalita, SKM, M.KM, Komunikasi Antar Pribadi dalam Upaya Kesehatan di Posyandu pada Adaptasi Kebiasaan Baru oleh Theresia Rhabina Noviandari Purba, SKM, M.KM serta Pelaksanaan upaya Kesehatan di Posyandu pada Adaptasi Kebiasaan Baru serta Rencana Tindak Lanjut yang dibawakan oleh Cahyaningrum KH, SKM.

- Iklan -
Baca Juga:  Mirza, Sang Duta Wisata Raih Gelar MIKOM UNIFA

Ketua tim dari FKM Unhas, Ansariadi, Ph.D, dalam arahannya menyampaikan bahwa kegiatan kerja sama ini nantinya diharapkan  membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan persentase posyandu aktif sehingga permasalahan gizi terutama masalah stunting dapat diturunkan di wilayah mereka.

“Adapun output dari kegiatan ini diantaranya tersedia kader, pengelola dan pendamping posyandu yang meningkat kemampuannya serta dilakukan implementasi dan pemecahan masalah melalui Survai Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),” papar Ansariadi.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU