Tak Ada Bensin, Gas Dapur pun Jadi: Inovasi Warga Barru

Barru – Di tengah mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan meningkatnya kepedulian terhadap isu lingkungan, seorang warga asal Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, tampil dengan inovasi tak biasa. Ia memodifikasi mobil tuanya agar bisa berjalan menggunakan gas Elpiji 3 kilogram bahan bakar yang selama ini identik dengan keperluan dapur rumah tangga.

Pemuda tersebut adalah Andi Unru, warga Kelurahan Sumpang Binangae, Kecamatan Barru, Sulawesi Selatan. Ketika harga bensin semakin mahal dan sulit didapat, Andi menemukan solusi unik. Dengan kreativitas dan tekad, ia memberanikan diri bereksperimen menggunakan alat seadanya dan sebagian besar peralatan bekas. Berkat usahanya, mobil tua miliknya, Honda Civic Wonder, berhasil disulap menjadi kendaraan bertenaga gas Elpiji bahan bakar yang biasanya digunakan untuk memasak.

“Aku cuma berpikir, masa iya harus berhenti jalan hanya karena tak bisa beli bensin?” ujar Andi sambil tersenyum saat ditemui Fajar Pendidikan, Sabtu (17/5/2025).

“Awal mula ide tersebut muncul dari keputusasaan. Mobilnya kerap mogok, busi cepat kotor, dan harga bensin yang terus naik membuat Andi mulai berpikir untuk mengganti bahan bakar mobilnya dengan gas Elpiji,” tuturnya.

“Awalnya banyak yang bilang saya nekat. Tapi saya pikir, lebih baik dicoba daripada diam terus,” lanjutnya.

Modifikasi karburator: saluran gas Elpiji langsung ke mesin. (Foto: Fajar Pendidikan)

Andi mulai mengganti sistem bahan bakar, mengatur tekanan, dan menyesuaikan saluran ke mesin. Sudah dua tahun lamanya ia menggunakan gas Elpiji 3 kilogram, dan selama itu pula mobilnya tak pernah mogok. “Busi tetap bersih, mobil aman. Mobil apa pun bisa saya ubah,” katanya dengan yakin.

Menariknya, performa mobil justru terasa lebih stabil. Sejak beralih ke Elpiji, mobilnya jarang bermasalah.

“Selama gasnya masih ada, mobil tidak pernah mati. Saya bahkan sering ke Pare pulang-pergi hanya pakai dua tabung gas. Satu tabung bisa tempuh sekitar 65 kilometer,” ujarnya penuh semangat.

Dari sisi biaya, modifikasi ini tergolong ekonomis. Menurutnya, jika seluruh sistem dibuat otomatis, total biaya maksimal hanya sekitar dua juta rupiah. Namun karena sebagian besar peralatan diambil dari barang bekas, total pengeluaran jauh lebih rendah.

- Iklan -
Bagasi mobil Andi difungsikan sebagai tempat penyimpanan tabung gas Elpiji. (Foto: Fajar Pendidikan)

Mobil sedan berwarna merah marun milik Andi kini menjadi pemandangan unik di jalan poros Barru. Suaranya terdengar berbeda, dan dari bagasi belakangnya tampak satu atau dua tabung Elpiji tersimpan rapi.

“Kalau mau kencang, tinggal atur tekanannya,” ujar Andi sambil tertawa kecil.

Kisah Andi menjadi contoh bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berinovasi. Justru, dari kondisi sulit muncul gagasan-gagasan kreatif yang berani. Meskipun sistem ini belum diuji secara resmi untuk standar keamanan, idenya membuka peluang akan hadirnya energi alternatif murah dan ramah lingkungan di masa depan.

 

– Hengki 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU