Yuk kita intip profil Hamdan Nanjar, Penyuluh Agama Islam yang lolos ke Seleksi Tingkat Nasional mewakili Kementerian Agama Wilayah Sulawesi-Selatan pada ajang lomba Penyuluh Agama Islam (PAI) Award tahun 2025.
Penyuluh Agama Islam asal Kementerian Agama Kabupaten Wajo satu ini lahir di Kabupaten Bone tepatnya di Desa Sailong, Kec, Dua Boccoe, anak dari Pasangan Bapak H. Najamuddin Kamal dan Ibu Sitti Hajar.
Hamdan menamatkan Pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri No. 4 Sailong, dan melanjutkan pendidikan di Pondik Pesantren As’adiyah Sengkang ( pondok Pesantren yang kini di Nahkodai Menteri Agama Republik Indonesia, Anregurutta Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA)
Di pondok tersebut, Hamdan menamatkan jenjang pendidian Tsanawiayah, Aliyah, dan dua kali Pada perguruan tinggi As’adiyah yaitu Program Pendidikan Agama Islam dan Hukum Keluarga, dan melanjutkan Strata 2 di UIN Alauddin Makassar,
dari latar pendidikannya itulah ia berkecimpun di dunia kepenyuluhan sejak tahun 2013 silam di Kecamatan Takkalalla Kab, Wajo sampai sekarang,
Kiprahnya dalam membangun toleransi beragama dinilai berhasil ditengah masyarakat khususnya di Kec, Takkalalla Kab. Wajo, dengan pendekatan yang moderatnya sehingga ia diterima di setiap golongan.
Dalam melakasanakan kepenyuluhannya, ia beroerintasi membangun toleransi, selalu mengajak kepada keharmonisan masyarakat ditengah pemahaman yang majemuk.
“Kita harus saling memahami dan saling menghormati karena itu adalah bagian dari ensensi agama itu sendiri,” ujar Hamdan yang juga merupakan Penyuluh Informasi Publik rekrutan Kementerian Komunikasi dan Digital yang diamanahkan untuk mendisiminasi aturan pemerintah dengan bahasa Agama.
Merujuk dari Juklat Penyuluh Agama Islam Award tahun 2025 Direktorat Jenderal bimbingan Masyarakat Islam, ada 205 peserta nominasi yang berhasil melewati tahapan Seleksi administrasi dari dari 270 pendaftar dari 33 Provinsi se Indonesia dan sudah mamasuki tahap Publikasi Profil,
setelah itu masuk pada tahap Penilaian Tahap Pertama yaitu penilaian subtansi yang meliputi Portofolio Kepenyuluhan dengan bobot penilaian kinerja50%, Karya Tulis Ilmiyah 20% dan Video 30%, perserta yang lolos 10 Besar per kategori akan mendapatkan tiket ketahapan kedua yaitu presentase yang bobot nilainya 100%.
Ajang bergensi ini tiap Tahun dilakukan oleh Kementerian Agama untuk memberikan motivasi penyuluh agama islam dalam membangun kreasi, meningkatkan tanggung jawab dalam pendampingan dan menumbuhkan inovasi dalam meningkatkan kinerja.*