Emak-emak pun Turun ke Jalan Tolak Kenaikan Harga BBM

Reaksi terhadap naiknya harga BBM bersubsidi, masih terus disambut demo berbagai elemen masyarakat, hingga saat ini. Tak hanya elemen dari laki-laki, juga emak-emak sudah turun ke jalan.

Seperti ditampakkan emak-emak dari Aliansi Perempuan di Banyuwangi, (8/9), di alun –alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Hari itu, Banyuwangi diguyur hujan, emak-emak tetap ‘’melabraknya’’.

Korlap Aliansi Perempuan Banyumas Bersatu, Shifa Mei Edelina menjelaskan, mereka merasa prihatin dengan kenaikan BBM yang berimbas banyak untuk urusan rumah tangga. “Dengan kenaikan harga BBM, harga barang kebutuhan pokok rumah tangga juga turut naik. Sehingga, sangat berimbas bagi kebutuhan dapur yang biasa diurusi oleh ibu-ibu. Ibu-ibu banyak juga yang menjadi tulang punggung keluarga, bukan hanya tulang rusuk keluarga,” katanya dilansir dari berbagai media.

- Iklan -

Ilmunya Kebalik-balik
Ekonom Senior dan Mantan Menko Ekuin, Rizal Ramli, bersuara keras. Pemerintah ilmunya kebalik-balik. Minyak dunia turun, malah naikkan harga BBM.

‘’Ada logika yang salah diterapkan pemerintah dalam menyikapi harga energi dalam negeri,khususnya bahan bakar minyak, BBM’’, tuturnya, dirilis media-media, (8/9).

‘’Baru-baru ini, Indonesia menaikkan harga BBM dalam negeri. Kebijakan ini pun dinilai tidak masuk akal lantaran tren harga minyak dunia sedang mengalami penurunan yang cukup signifikan,” ucapnya lagi.

- Iklan -

Menurut Begawan Ekonomi ini, kenaikan harga ini harus dibatalkan. Karena harga crude oil sudah turun. Dulu di awal perang Ukraina, 100 dolar AS per barel, sekarang turun 87 dolar AS per barel.

‘’Indonesia sejatinya bergantung pada harga minyak dunia dalam menentukan BBM dalam negeri, khususnya nonsubsidi. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia perlu meniru negara-negara lain yang sudah mulai menurunkan harga BBM di tengah tren penurunan minyak dunia. Harga cenderung on the way turun. Negara lain, Petronas (Malaysia) menurunkan, kita malah naikkan. Kebalik-balik ilmunya,” ujar Rizal Ramli.

Menurutnya, terhitung Rabu (7/9), harga minyak dunia kembali terjun bebas ke level 80 dolar AS per barel. ‘’Batalkanlah kenaikan ini, biarkan masyarakat bernapas dulu supaya ekonominya pulih, nanti cari akal lain,” tegasnya. (Ana)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU