FKM Unhas – Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto Gelar Pelatihan KAP bagi Nakes

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto menggelar pelatihan komunikasi antarpribadi (KAP) bagi tenaga kesehatan untuk percepatan penurunan stunting, Selasa-Rabu, 23-24 November 2021.

Kegiatan yang bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto ini dihadiri sebanyak 28 orang tenaga kesehatan.

Peserta merupakan perwakilan dari 14 Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Mereka adalah petugas promkes dan tenaga gizi.

- Iklan -

Pelatihan KAP ini merupakan rangkaian kegiatan pendampingan penguatan Sistem Kesehatan Nasional untuk percepatan penurunan stunting melalui komunikasi perubahan perilaku dengan dukungan pembiayaan dari Kemenkes RI.

Pelatihan KAP bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Jeneponto ini dibuka oleh Kamal, SKM selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto didampingi oleh Suryani B., SKM, MKes selaku Kepala Seksi Promosi Kesehatan.

Pelatihan diawali dengan perkenalan oleh Tim Pendamping FKM Unhas yaitu Prof. Dr. dr. Muhammad Syafar, MS dan Muhammad Rachmat, SKM, MKes bersama tiga orang mahasiswa yaitu Andi Sada Potto, SKM yang merupakan mahasiswa S2 PKIP FKM Unhas, Karmilasari mahasiswa S1 Departemen PKIP 2018, Sulindah mahasiswa S1 Departemen Kesling 2019.

- Iklan -
Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Prinsip pertama dalam KAP yaitu suasana menyenangkan dan bertambah akrab. Karena itu, tadi telah kita lakukan sejumlah permainan non pembelajaran agar suasana semakin menyenangkan, rileks dan tidak tegang. Lalu praktik menghafal nama agar bertambah akrab,” urai Muhammad Rachmat.

Selanjutnya dilakukan permainan pembelajaran tentang pesan dan makna mengenai keunggulan KAP dibandingkan metode lain.

“Metode KAP ini terbukti dapat menurunkan prevalensi stunting apabila diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan 5-10 tahun sesuai konteks lokal.

- Iklan -

Hal ini sesuai best practice pada beberapa negara seperti Vietnam, Kuba, Peru, dan India,” lanjut Muhammad Rachmat yang juga dosen di Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Fasilitator menjelaskan lebih jauh tentang prinsip-prinsip KAP dan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal yang perlu dimiliki agar bisa menerapkan KAP secara optimal.

“Prinsip kedua yaitu semua berbicara dan mendengarkan. Karena itu, komunikator harus terampil membantu sasaran kunci agar mau berbicara. Caranya dengan menerapkan teknik bertanya dan mendengarkan fasilitatif.

Selalu terapkan DAK yaitu dengarkan, apresiasi, dan klarifikasi. Komunikasi non verbal akan memperkuat pesan verbal yang disampaikan,” urai Muhammad Rachmat.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Fasilitator juga menekankan kepada peserta agar memperhatikan sejumlah permainan pembelajaran maupun non pembelajaran.

Hal ini penting karena tenaga kesehatan sangat mungkin diminta untuk melatih kader tentang KAP, khususnya kader di lokus stunting yang belum pernah mendapatkan pelatihan.

Materi yang diberikan yaitu konsep dasar KAP, bina suasana dalam KAP, teknik membangun partisipasi, alat bantu komunikasi, dan teknik fasilitasi.

Kegiatan KAP dilanjutkan pada hari Rabu (24/11/2021) dalam bentuk Praktik Kegiatan Lapangan di Puskesmas Binamu Kota.

Peserta dibagi menjadi enam kelompok sesuai perilaku prioritas terkait stunting. Setiap kelompok mempraktekkan langsung materi yang telah diberikan kepada masyarakat mengenai TTD pada bumil, WUS & rematri;

Pentingnya Kelas Ibu Hamil; Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Eksklusif & PMBA; Kunjungan Rutin Membawa Balita ke Posyandu; cuci tangan pakai sabun (CTPS); dan keluarga menggunakan Jamban Sehat.

Kegiatan ditutup dengan penyampaian ulang materi KAP secara ringkas oleh fasilitator .

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU