Harga Laptop Saat Ini Kian Melonjak Sampai 30%, Ini Penyebabnya

Harga laptop kian melambung dalam dua tahun terakhir selama pandemi hingga saat ini. Hal ini disebabkan krisis pasokan chipset semikonduktor di berbagai belahan dunia.

Jika dibandingkan harga laptop untuk kelas menengah, pada banyak laman official store penjual laptop di e-commerce, sudah jauh lebih tinggi dari beberapa tahun lalu. Seperti yang memiliki spesifikasi Intel Celeron atau sekelasnya sudah mencapai Rp 5 jutaan.

Sedangkan untuk mendapatkan prosesor yang lebih tinggi seperti Intel Pentium i3 atau i5 harus merogoh kocek lebih dalam minimal Rp 7 jutaan. Tidak jarang juga tertulis stok habis. Padahal sebelum ada kenaikan harga, laptop dengan spesifikasi sejenis hanya Rp 3-4 jutaan

- Iklan -

Penyebab Kenaikan Harga Laptop

Head of Public Relations Asus Indonesia System BG, Muhammad Firman, melihat secara umum harga laptop memang melonjak selama dua – tiga tahun terakhir, yang disebabkan pasokan chipset yang terbatas.

Baca Juga:  Ekonomi Makro dan Mikro, Inilah Pengertian, Contoh dan Perbedaannya

“Masalah utama dari kenaikan harga yang signifikan ini adalah karena pasokan chipset yang sangat terbatas. Sementara demand sangat tinggi dibanding 2 – 3 tahun lalu, terutama sebelum pandemi,” kata Firman kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/3).

Firman menjelaskan kelangkaan Chipset dan semikonduktor berefek samping pada pasokan perangkat elektronik sehingga merembet ke banyak hal. Sehingga produksi perangkat teknologi yang memakai chip semikonduktor pun terhambat.

- Iklan -

Karena pasokan yang terhambat, imbas akhir terasa juga di konsumen akhir. Menurut Firman produsen terpaksa menaikkan harga dari pabrik untuk proses produksi berikutnya.

“Harga terpaksa dinaikkan dari pabrik karena kalau tidak dinaikkan maka produsen tidak bisa membeli lagi komponen semikonduktor untuk proses produksi berikutnya. Dimana kenaikan (harga laptop) saat ini cukup signifikan sampai 30%,” jelas Firman.

Namun kelangkaan ini tidak hanya dialami oleh produsen laptop. Menurut Firman, perangkat elektronik lain yang membutuhkan chipset seperti smartphone sampai mobil juga mengalami kendala produksi.

- Iklan -
Baca Juga:  Ekonomi Makro dan Mikro, Inilah Pengertian, Contoh dan Perbedaannya

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik Oki Widjaja, juga bicara mengenai kelangkaan chip berdampak pada industri elektronik, bahkan diperparah persoalan logistik dan gangguan rantai pasok.

“Dunia shortage dari IC, bentuknya seperti CPU komputer dan segala macem. Semua elektronik butuh semiconductor. Pabrik yang produksi sekarang ini gak cukup di Amerika dan Taiwan seperti Intel dan EMMC, mereka sedang membangun pabrik baru. Tapi ini butuh waktu lama atau dua tahun produksi,” katanya beberapa waktu lalu.

Menurut Oki, kelangkaan saat ini merupakan kelangkaan paling parah sepanjang sejarah industri elektronik. “Selain itu ada masalah metal dan biji plastik yang shortage, ditambah dengan masalah supply chain hal ini yang menyebabkan supply chain kita terhambat,” kata Oki.

Sumber: CNBCIndonesia.com

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU