Hasil PISA Indonesia Perlunya Perubahan Kurikulum Berbasis Multiliterasi

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Hasil laporan PISA 2018 (Program untuk Penilaian Siswa Internasional) baru-baru ini telah dirilis. Laporan itu menunjukkan negara peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor rata-rata 555, Singapura dengan skor rata-rata 549 dan Makau, China menempati peringkat tiga dengan skor rata-rata 525.

Negara Indonesia sendiri masuk 10 negara dari bawah PISA dimana Indonesia berada pada peringkat peringkat 74 dan masuk 10 negara dari bawah PISA 2018 Indonesia mendapatkan angka 371 dalam hal membaca, 379 untuk matematika dan 396 terkait dengan ilmu pengetahuan.

“Hasil dari temuan PISA dapat memberikan umpan balik kepada negara-negara mengenai sistem pendidikan mereka. Hasilnya sangat membantu untuk memahami aspek mana dari sistem pendidikan yang lebih membutuhkan perhatian,” kata erwin salah satu pegiat Multiliterasi, Kamis (5/12/2019).

- Iklan -
Baca Juga:  Bupati Barru Peringati Maulid Nabi di Masjid Nuruttaufiq

Dikatakannya, Hal ini juga dapat memberikan bukti kepada pembuat kebijakan tentang pengetahuan dan keterampilan siswa sehingga dapat menjadi masukan dan membantu dalam mengeluarkan kebijakan dalam peningkatan sektor Pendidikan. PISA menguji siswa berusia 15 tahun di puluhan negara dalam bidang matematika, membaca, dan sains setiap tiga tahun. Literasi menjadi salah satu faktor peserta didik dalam memperoleh informasi dan membekali diri berbagai kemampuan.

Sebuah perubahan akan tercipta ketika ada tindakan nyata. Semua elemen dalam pendidikan harus memikirkan dan melakukan sesuatu yang memiliki dampak kongkrik terhadap peningkat mutu Pendidikan indonesia Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan agar menghasilkan generasi yang siap dalam pasar internasional dengan mengubah kurikulum.

Baca Juga:  KPU Barru Umumkan Visi, Misi, dan Program Paslon Bupati-Wabup untuk Pemilihan 2024

Hal ini senada dengan yang disampaikan pada pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di hari guru nasional “Kurikulum yang terlalu padat dan kurangnya kepercayaan untuk berinovasi, dinilai Nadiem juga menghambat para guru untuk berkarya demi kesuksesan anak didiknya. Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak, ” tutup Nadiem Makarim.

- Iklan -

Kemampuan multiliterasi menjadi salah satu faktor sesorang dalam bersaing pada masyarakat modern saat ini. Maka dari itu, pendidkan dalam hal Hal ini dapat membuat proses pembelajaran di kelas dapat menfasilitasi peserta siswa dalam menguasai kemampuan multiliterasi. Diharapkan kedepan Indonesia dapat meningkatkan peringkat pada penilaian PISA selanjutnya.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU