MAKASSAR – Balai Labkesmas Makassar tengah mengupayakan eliminasi kasus demam berdarah (Dengue) di 4 wilayah, yakni Makassar, Gowa, Sidrap dan Kendari. Upaya tersebut direalisasikan melalui rencana kegiatan Surveilans Sentinel Arbovirosis yang akan dilaksanakan pada Agustus hingga November 2025 mendatang.
Hal tersebut diuraikan dalam pemaparan Epidemiolog Balai Labkesmas Makassar, Zhuhria Alifsya Ramadhani, A.Md.Kes dalam kegiatan Presentasi Rencana Program Surveilans Balai Labkesmas Makassar, Rabu (16/7/2025) di ruang Aula. Dirinya menjelaskan bahwa metode yang digunakan dalam pemantauan penyakit tersebut dilakukan melalui pengambilan speciment darah dari pasien suspect dengue untuk pemeriksaan laboratorium.
“Yang termasuk suspect dengue yaitu mereka yang datang ke puskesmas dengan gejala demam pada suhu lebih dari 38 derajat celsius tanpa sebab yang jelas. Kemudian merasa nyeri di kepala, nyeri otot dan nyeri sendi,” kata dia.
Zhuhria menyatakan, kegiatan surveilans arbovirosis lebih bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran infeksi dan penyebaran serotipe virus dengue. Menurutnya, manfaat kegiatan ini sangatlah luas karena dapat mendeteksi secara cepat penularan penyakit akibat gigitan nyamuk.
“Penyakit arboviruses yaitu mencakup dengue, chikungunya dan zika. Dari kegiatan ini, diharapkan menjadi momen kolaborasi lintas sektor dan bahan data secara Nasional maupun Global,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Balai Labkesmas Makassar, Rustam, S.Si., M.Kes menyampaikan bahwa kegiatan ini akan berkolaborasi dengan stake holder di wilayah masing-masing. Hal ini juga menurutnya sebagai wujud sinergi antara Balai Labkesmas Makassar dan unit kerja di wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
“Sudah pasti kita berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat. Merekalah yang paling memahami mengenai situasi di wilayah masing-masing. Olehnya itu, kepada seluruh penanggung jawab kegiatan kiranya dapat berkoordinasi termasuk ketika ada perlengkapan yang diperlukan,” ujarnya.
Adapun Surveilans Sentinel Arbovirosis akan difokuskan pada wilayah puskesmas di masing-masing Kabupaten/Kota, yakni Puskesmas Puuwatu, Puskesmas Kemaraya, Puskesmas Perumnas dan Puskesmas Lepo-Lepo untuk Kota Kendari. Untuk Kota Makassar, sebanyak 4 sentinel, yakni Puskesmas Mamajang, Puskesmas Makkasau, Puskesmas Kalukubodoa dan RSUD Daya Makassar.
Selanjutnya untuk Kabupaten Gowa, akan menyasar Puskesmas Bajeng dan Puskkesmas Bontomarannu. Dan terakhir untuk Kabupaten Sidrap dilaksanakan di Puskesmas Lawawoi dan Puskesmas Pangkajene.
Untuk pengambilan speciment, lanjut Zhuhria akan dilakukan oleh petugas laboratorium di puskesmas masing-masing. Hasil pemeriksaan yang positif akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan setempat.
“Hasil pemisahan dari speciment darah akan diteruskan ke Balai Labkesmas Makassar untuk dilakukan pemeriksaan PCR. Kemudian sisanya akan disimpan dalam Biorepository,” jelasnya.
“Semua hasil pemeriksaan baik positif maupun negatif akan kita kirimkan ke Biokes (Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan) sebagai labkesmas tier-5. Itu untuk dilakukan pemeriksaan deteksi secepatnya untuk hasil positif. Sedangkan untuk hasil negatif akan dijadikan sebagai arsip,” tambahnya.
Sebelumnya, Balai Labkesmas Makassar secara rutin melaksanakan kegiatan serupa di Sulawesi Selatan sejak tahun 2018, sedangkan di Sulawesi Tenggara telah dimulai sejak 2023. Pada tahun ini, akan dilakukan surveilans Sentinel arbovirosis kembali dengan melakukan penyesuaian terhadap wilayah-wilayah yang memiliki peningkatan kasus demam berdarah.
Ketua Tim Kerja Surveilans Penyakit, Faktor Resiko Kesehatan dan Kejadian Luar Biasa (KLB), Yulce Rakkang, SKM, M.Kes menyatakan bahwa Balai Labkesmas Makassar merencanakan berbagai kegiatan surveilans di sisa tahun 2025. Hal ini ditujukkan untuk mengoptimalkan pemantauan tren penyakit dan faktor risiko kesehatan masyarakat dari waktu ke waktu.
“Kita bertujuan untuk mendeteksi secara dini terkait penyebaran penyakit khususnya di wilayah kerja Balai Labkesmas Makassar. Dan arahan Kepala Balai bahwa sebelum kegiatan dilangsungkan, baiknya jika kita mempresentasikan terlebih dahulu untuk memberikan gambaran awal,” imbuhnya.
Selain Surveilans Sentinel Arbovirosis, juga akan dilakukan surveilans penyakit menular di berbagai wilayah Sulawesi Selatan. Di antaranya adalah pemantauan penyebaran penyakit kencing tikus di Kabupaten Pinrang, pengujian resistensi insektisida terhadap nyamuk penyebab malaria di Kabupaten Toraja Utara, survei Polio lingkungan di Makassar, pemantauan penyebaran kusta di Makassar dan surveilans faktor risiko lingkungan di sekitar area Smelter Bantaeng. Yang mana seluruhnya menurut Yulce akan dijalankan dalam sisa waktu 2025.