Manajemen Bisnis: Pengertian, Fungsi, dan 5 Komponen Manajenemen Bisnis

Manajemen Bisnis: Pengertian, Fungsi, dan 5 Komponen Manajenemen Bisnis. Manajemen bisnis adalah aktivitas merencanakan, mengerjakan, dan mengawasi sebuah bisnis atau usaha. Tujuan manajemen bisnis adalah untuk mencapai target usaha yang sudah ditetapkan sebelumnya.

manajemen bisnis dapat diartikan sebagai segala usaha dan upaya yang dilakukan sesuai rencana demi mencapai target keuntungan atau penjualan usaha.

manajemen bisnis mulai dilakukan sejak sebelum bisnis itu sendiri dijalankan. Karena dengan begitu, kamu sudah mempunyai rencana dan persiapan yang matang. Apabila terjadi beberapa hal yang tidak terduga di tengah jalan, kamu tidak akan kebingungan karena sudah memiliki perencanaan dari manajemen bisnis tadi.

- Iklan -

Manajemen bisnis yang terencana dengan baik, detail, dan diawasi dengan ketat mampu menggiring bisnis ke perkembangan yang jelas dan terarah.

Fungsi – fungsi Manajemen Bisnis

1. Planning atau Perencanaan

Fungsi pertama dari manajemen bisnis ialah perencanaan atau planning. Sesuai namanya, fungsi ini berkaitan dengan rencana bisnis yang dijalankan.

- Iklan -

Ada beberapa jenis perencanaan yang sebaiknya kamu lakukan, antara lain rencana produksi, rencana pengemasan, rencana penjualan, rencana pengiriman, rencana pemasaran atau promosi, hingga rencana pembukuan usaha, dan lain sebagainya.

Lebih baiknya lagi, setiap rencana memiliki report atau laporannya masing-masing. Sehingga dari laporan tersebut kamu memperoleh data dan informasi yang bisa diolah untuk membuat rencana bisnis selanjutnya.

Tidak melakukan perencanaan menjadi salah satu alasan paling umum mengapa sebuah bisnis gagal dan bangkrut. Dengan perencanaan yang baik, perkembangan bisnis menjadi jauh lebih teratur dan terarah. Oleh karena itu, pastikan kamu merencanakan bisnis kamu sebaik mungkin.

- Iklan -

2. Organizing atau Pengelompokan

Fungsi manajemen bisnis yang kedua adalah fungsi pengelompokan atau organizing. Fungsi ini berkaitan dengan aspek tenaga kerja. Artinya, setelah membuat rencana, berikutnya kamu perlu menentukan kelompok kerja atau departemen.

Contoh kelompok kerja yang umum pada sebuah bisnis antara lain tim produksi, tim gudang, tim pemasaran atau penjualan, tim administrasi, tim finansial, tim legal, dan lain sebagainya.

Pastikan setiap individu pada masing-masing kelompok kerja mempunyai porsi tanggung jawab dan kemampuan pada bidangnya yang sesuai. Biasanya, di setiap kelompok ada satu orang yang ditunjuk sebagai ketua atau kepala tim/departemen.

Adanya kelompok kerja yang teratur seperti ini dapat menciptakan proses kerja yang jelas dan tidak rancu. Tak berhenti di situ, proses evaluasi performa usaha juga lebih mudah dilakukan dengan cara meminta laporan kepada setiap ketua tim.

Baca Juga:  10 Suku di Indonesia yang Paling Populer dan Paling Banyak

Tapi, jangan lupa untuk mengevaluasi performa kelompok kerja juga. Dengan mengevaluasi setiap kelompok kerja, kamu dapat melihat dan mengukur kinerja masing-masing kelompok. Apabila ada tim dengan kinerja yang kurang maksimal, maka kamu bisa kembali menyesuaikan spesifikasi anggotanya atau mengambil langkah lain yang diperlukan.

Jika fungsi manajemen bisnis ini berjalan dengan baik, maka peluang tercapainya tujuan bisnis menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, jika pengelompokan tenaga kerja tidak optimal, maka kamu sebagai pemilik bisnis perlu mengambil inisiatif mengubahnya sebelum bisnis menjadi kolaps.

3. Staffing Pengelolaan Sumber Daya

Berikutnya ada fungsi pengelolaan sumber daya atau staffing. Fungsi ini berkaitan dengan sumber daya perusahaan seperti bahan baku, mesin produksi, maupun sarana pendukung lainnya.

Manajemen pada aspek sumber daya ini perlu dijalankan secara jelas dan teratur, sesuai dengan kebutuhan bisnis dan perusahaan. Dengan pengelolaan sumber daya yang tepat, maka peluang hasil yang diharapkan pun semakin besar.

Tanpa manajemen dan pengelolaan, pengadaan sumber daya yang optimal dan sesuai tidak akan terwujud. Hal ini dapat berujung pada pengeluaran yang membengkak akibat pembelian dan penggunaan sumber daya yang tidak dibutuhkan atau tidak sesuai prioritas. Alhasil, perusahaan malah merugi

4. Directing atau Tindakan Kepemimpinan

Fungsi manajemen bisnis keempat adalah directing, yakni tindakan kepemimpinan seperti memberikan semangat kepada tim supaya bisa terus bekerja sesuai target yang sudah ditentukan dari awal.

Seiring waktu, semangat bekerja karyawan bisa menurun. Nah di saat-saat seperti ini lah kamu perlu melakukan directing. Directing bisa dilakukan dengan cara memberikan semangat secara langsung dan personal kepada setiap tim.

Tidak hanya itu, directing juga dapat berupa pemberian masukan, kritik, pemahaman, atau arahan. Akan lebih baik lagi jika kamu sesekali ikut terjun langsung ke lapangan untuk membantu tim dan memantau perkembangan bisnis secara langsung. Hal ini akan membuat karyawan merasa diperhatikan dan dibimbing.

Fungsi directing atau kepemimpinan ini cukup krusial karena berkaitan langsung dengan hubungan antara pimpinan dan anggota. Pastikan kamu melakukan directing dengan cara yang tepat dan terarah, berhati-hatilah dan jangan sampai kamu menyinggung hati anggota.

Baca Juga:  Cikal Bakal Kupu-kupu Diprediksi dari Pohon yang Tidak Dimakan Buahnya

5. Controlling atau Pengawasan

Dan fungsi manajemen bisnis yang terakhir adalah controlling atau pengawasan. Pengawasan yang di maksud dalam hal ini mengacu pada pengecekan sistem kerja, apakah berjalan sesuai dengan prosedur/rencananya atau tidak.

Dengan melakukan pengawasan, maka poin-poin penting mengenai perkembangan bisnis saat ini bisa kamu peroleh. Begitu pula dengan informasi-informasi yang nantinya dapat menjadi bahan evaluasi selanjutnya, termasuk kendala yang di alami tim.

Akan tetapi, controlling sebaiknya tidak hanya di lakukan oleh pimpinan saja, melainkan juga ketua dari masing-masing kelompok kerja. Sebab, ketua kelompok lah yang mengetahui dengan pasti kondisi masing-masing kelompoknya di lapangan.

Dengan begitu, pihak pimpinan hanya perlu meminta laporan dari setiap kelompok melalui ketuanya masing-masing. Kemudian dari laporan tersebut, pimpinan bisa mengambil langkah strategi bisnis berikutnya.

5 Komponen dalam Manajemen Bisnis.

manajemen bisnis juga memiliki beberapa komponen. Komponen-komponen manajemen bisnis ini berguna untuk mengelompokan aktivitas manajemen bisnis sehingga menjadi lebih teratur dan tertata.

Berikut komponen-komponen dalam manajemen bisnis:

1. Komponen Manajemen Keuangan

Komponen keuangan bertugas mengatur anggaran perusahaan. Harapannya, komponen ini mampu mengelola keuangan perusahaan supaya bisa menghasilkan laba terus-menerus, dan bisa digunakan seefisien serta seefektif mungkin.

2. Komponen Manajemen Marketing

Komponen marketing bertugas merencanakan, menjalankan, dan mengawasi aktivitas pemasaran atau promosi produk. Tujuan komponen ini adalah untuk menjamin aktivitas promosi yang dilakukan perusahaan memberikan hasil yang optimal sesuai target.

3. Komponen Manajemen Produksi

Kemudian ada komponen produksi yang bertugas mengatur proses produksi atau pembuatan produk perusahaan. Tanggung jawabnya meliputi pengelolaan bahan baku, mengawasi kinerja operator produksi, hingga menjamin mesin produksi tetap berfungsi.

4. Komponen Manajemen Distribusi

Komponen distribusi memiliki tanggung jawab untuk mengelola proses distribusi produk berjalan dengan benar dan lancar. Artinya, produk yang dihasilkan perusahaan bisa sampai ke pihak distributor dengan aman dan kualitasnya tidak berkurang.

5. Komponen Manajemen SDM

Dan komponen manajemen bisnis yang terakhir adalah manajemen SDM atau Sumber Daya Manusia. Sesuai namanya, komponen ini memiliki tugas mengatur aktivitas para pekerja. Hal tersebut mencakup pengaturan bidang kerja dan juga mengawasi kedisiplinan karyawan.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU