Beranda blog Halaman 190

LPM Penalaran UNM Gelar Seminar Hasil dan Proposal Penelitian Periode 2023/2024

Makassar – Lembaga Penalaran Mahasiswa (LPM) Penalaran Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengadakan seminar hasil penelitian lembaga dan seminar proposal penelitian anggota untuk periode 2023/2024. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 6 Oktober 2024, di Ruang BE 104 dan BE 105 Gedung Flamboyan FIS-H UNM, dihadiri oleh berbagai tim peneliti dari kalangan anggota lembaga.

Terdapat dua tim yang mempresentasikan hasil penelitian lembaga dan empat tim yang mengajukan proposal penelitian anggota. Penelitian pertama dari seminar hasil berjudul “Eksplorasi, Identifikasi, dan Karakterisasi Tumbuhan Obat Daun Sirih Keraton (Cissus Discolor) sebagai Kandidat Antibiotik Alami di Desa Pao,” yang dilakukan oleh Aprilia Eka Syakira S, Nurul Azikra, Sinar Afdalia, Andi Besse Tenri Bau, dan Marzuka. Sedangkan penelitian kedua bertema “Preferensi Fertilitas Ditinjau dari Sosio-Ekonomi sebagai Prediktor pada Pasangan Usia Subur di Kota Makassar,” diteliti oleh Novia Dwi Adriyanti Asis, Evi Afriani, Muh. Naufal Zulfiqh Alexander, dan Hardiansyah Rasyid.

Sementara itu, dalam seminar proposal, empat tim peneliti juga mempresentasikan rencana penelitian mereka. Proposal pertama, berjudul “Pengaruh Self-Disclosure terhadap Tingkat Stres pada Dewasa Awal Ditinjau Berdasarkan Jenis Kelamin,” diteliti oleh Imelda, Ashar Hidayat, Putri Anggun Nur Farahim, Zalzalatul Mufidah As. Samsir, dan Sitti Nurrainun. Proposal kedua, “Implementasi Algoritma Multi Support Vector Machine (SVM) untuk Klasifikasi Tingkat Kematangan Buah Semangka Berdasarkan Fitur Warna,” diteliti oleh Muh. Iqram, Ahmad Khairul Siddiq, Nur Ikhzan, dan Vina Annisa Sofyan.

Tim ketiga mengusulkan penelitian berjudul “Perancangan User Interface dan User Experience Elektronik Library Nalar (E-Libna) Berbasis Mobile Menggunakan Metode Five Planes,” yang diteliti oleh Amelia Syamsuddin, A. Muh. Farid Naufal Alghani, dan Nur Fadhylah As. Sedangkan penelitian keempat, yang diteliti oleh Putri Anggun Nur Farahim, Andi Muthiah Fasha R. Sokku, Salsa Safari Souwakil, Siti Aliana, dan Whennie Younger Oeitama, berjudul “Pengaruh Self-Control Terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Berorganisasi di Universitas Negeri Makassar.”

Ramdani S., Ketua Umum LPM Penalaran UNM 2023/2024, menyampaikan pentingnya acara ini dalam rangkaian agenda penelitian lembaga. “Hari ini, tim peneliti lembaga mempresentasikan hasil penelitian mereka dan menerima saran dari penanggap untuk penyempurnaan penelitian menuju tahap publikasi. Sementara tim peneliti anggota memulai penelitian dengan seminar proposal dan menerima masukan untuk penelitian yang akan mereka laksanakan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ramdani berharap bahwa semua penelitian dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Kedua agenda ini berjalan lancar. Kami berharap tim peneliti lembaga segera menyelesaikan publikasi, sementara tim peneliti anggota dapat melanjutkan ke tahap seminar hasil dan publikasi di masa mendatang,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan, Muhammad Ilham, mengungkapkan apresiasinya terhadap seluruh tim peneliti yang terlibat. “Alhamdulillah, seminar ini berjalan dengan baik. Kami menerima banyak masukan, terutama untuk penelitian proposal, yang akan menjadi panduan penting ke depannya. Terima kasih kepada semua penanggap ahli atas masukan berharga, dan kami berharap penelitian ini benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat,” jelasnya.

Ilham juga menyampaikan kabar gembira bagi dua tim terbaik yang akan mendapatkan biaya publikasi ilmiah. “Kami berharap semua tim memberikan yang terbaik, terutama dalam seminar hasil nanti, karena dua tim terbaik akan mendapatkan dukungan biaya publikasi ilmiah,” tutupnya.

Reporter: Andi Moch Ikhsan Syahputra

Mengenal 10 Tarian Tradisional dari Nusa Tenggara Timur dan Keunikannya

Tarian tradisional dari NTB mencerminkan kekayaan budaya lokal, adat istiadat, serta nilai-nilai kebersamaan dan semangat juang masyarakat. Berikut adalah 10 tarian tradisional dari Nusa Tenggara Barat (NTB) beserta keunikannya:

  1. Tari Gandrung (Lombok)
    • Keunikan: Tari Gandrung berasal dari suku Sasak di Lombok dan awalnya digunakan sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewi Kesuburan. Tarian ini biasa dibawakan oleh penari wanita yang bergerak lincah dengan irama gamelan dan alat musik tradisional. Tari Gandrung juga melambangkan rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan acara-acara pesta adat.
  2. Tari Rudat (Lombok)
    • Keunikan: Tari Rudat adalah tarian yang menggabungkan unsur seni tari dengan seni bela diri dan nilai-nilai Islam. Tari ini biasanya dibawakan oleh penari pria dalam formasi baris, menampilkan gerakan yang energik dan dinamis. Tarian ini juga diiringi dengan tabuhan alat musik tradisional seperti gendang dan rebana.
  3. Tari Mpaa Lenggogo (Lombok)
    • Keunikan: Tari Mpaa Lenggogo merupakan tarian pergaulan dari masyarakat Sasak. Tarian ini memiliki gerakan yang halus dan lincah, dibawakan oleh penari wanita dengan busana tradisional Lombok. Mpaa Lenggogo sering ditarikan pada acara-acara kebudayaan atau perayaan adat, mencerminkan semangat kebersamaan dan persahabatan.
  4. Tari Batunganga (Bima)
    • Keunikan: Tarian ini berasal dari Kabupaten Bima dan terinspirasi dari legenda seorang pria yang tenggelam di sebuah gua bernama Batunganga. Tarian ini menceritakan kisah tersebut dengan gerakan yang dramatis dan penuh makna. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat dan mitos lokal.
  5. Tari Nguri (Sumbawa)
    • Keunikan: Tari Nguri adalah tarian tradisional dari Sumbawa yang digunakan untuk menyambut tamu kehormatan atau raja. Tarian ini menggambarkan keagungan dan kemuliaan, dengan gerakan yang lembut dan anggun. Tarian ini sering diiringi oleh musik khas Sumbawa yang menggunakan alat-alat tradisional seperti gong dan gendang.
  6. Tari Bines (Lombok)
    • Keunikan: Tari Bines adalah tarian pergaulan khas masyarakat Sasak di Lombok. Tarian ini biasanya dibawakan oleh remaja putri dalam acara-acara adat atau upacara pernikahan. Gerakan tarian ini gemulai dan penuh dengan nilai estetika, mencerminkan keceriaan dan keharmonisan dalam kehidupan sosial masyarakat.
  7. Tari Sereh Serumpun (Bima)
    • Keunikan: Tari Sereh Serumpun menggambarkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat Bima. Tarian ini biasanya dilakukan secara berkelompok dengan gerakan yang harmonis dan kompak. Tari ini sering dipentaskan pada acara adat dan upacara syukuran untuk merayakan persatuan dan gotong royong.
  8. Tari Lenggo (Bima dan Dompu)
    • Keunikan: Tari Lenggo adalah tarian tradisional dari Bima dan Dompu yang menggabungkan gerakan tari dengan musik tradisional khas NTB. Tarian ini biasanya ditarikan oleh perempuan dengan gerakan tangan dan kaki yang anggun. Lenggo biasa dipentaskan untuk menyambut tamu kehormatan dan dalam upacara adat sebagai simbol keramahan.
  9. Tari Tandak (Sumbawa)
    • Keunikan: Tari Tandak merupakan tarian pergaulan yang populer di kalangan masyarakat Sumbawa. Tarian ini biasanya dibawakan oleh penari pria dan wanita yang bergerak berpasangan. Gerakan tariannya menggambarkan keceriaan, saling menghormati, dan persahabatan dalam kehidupan sehari-hari.
  10. Tari Buja Kadanda (Bima)
  • Keunikan: Tari Buja Kadanda adalah tarian perang yang berasal dari Bima. Tarian ini biasanya dibawakan oleh penari pria yang membawa perisai dan pedang, menggambarkan prajurit yang siap bertarung. Tarian ini penuh semangat dan kekuatan, melambangkan keberanian dan ketangguhan prajurit Bima dalam mempertahankan wilayah mereka.

Setiap tarian tradisional dari NTB mencerminkan kekayaan budaya lokal, adat istiadat, serta nilai-nilai kebersamaan dan semangat juang masyarakat. Tarian-tarian tersebut juga erat kaitannya dengan kehidupan sosial, keagamaan, dan sejarah masyarakat Nusa Tenggara Barat.

10 Tarian Tradisional Dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Keunikannya

Tarian tradisional dari Nusa Tenggara Timur sangat kaya dengan nilai-nilai adat, tradisi, dan budaya lokal yang unik. Berikut adalah 10 tari tradisional dari Nusa Tenggara Timur (NTT) beserta keunikannya:

  1. Tari Caci (Manggarai)
    • Keunikan: Tari Caci merupakan tarian perang tradisional dari suku Manggarai. Tarian ini ditarikan oleh dua pria yang bertarung dengan cambuk (caci) dan perisai. Tarian ini bukan sekadar pertarungan fisik, tetapi juga simbol keberanian dan kejantanan. Setiap gerakan cambuk dan perisai memiliki makna tersendiri, menggambarkan keterampilan dan ketahanan para pria Manggarai.
  2. Tari Dolo-Dolo (Sabu)
    • Keunikan: Tari Dolo-Dolo berasal dari Pulau Sabu dan biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu kehormatan. Penarinya bergerak dalam formasi melingkar sambil saling berpegangan tangan. Gerakan tarinya sederhana namun menggambarkan semangat persatuan dan kebersamaan masyarakat setempat.
  3. Tari Lego-Lego (Alor)
    • Keunikan: Tari ini berasal dari suku Alor dan ditarikan oleh banyak orang yang bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Tarian ini mencerminkan rasa kebersamaan dan gotong royong masyarakat Alor. Tari Lego-Lego biasanya dibawakan pada acara-acara adat dan upacara syukuran.
  4. Tari Jai (Ngada)
    • Keunikan: Tari Jai merupakan tarian tradisional dari masyarakat Ngada, di Pulau Flores. Tarian ini biasanya dilakukan secara beramai-ramai dalam bentuk lingkaran. Para penari bergerak dinamis dengan hentakan kaki yang ritmis, diiringi musik gong dan gendang. Tarian ini melambangkan semangat gotong royong dan kekeluargaan.
  5. Tari Hedung (Sikka)
    • Keunikan: Tari Hedung merupakan tarian perang dari suku Sikka di Flores. Penari menggambarkan keberanian dan keterampilan bertarung prajurit dalam menghadapi musuh. Gerakannya agresif dan penuh semangat, sering kali diiringi oleh teriakan sebagai simbol kekuatan dan keberanian.
  6. Tari Tebe (Belu dan Malaka)
    • Keunikan: Tari Tebe berasal dari daerah Belu dan Malaka, dekat perbatasan Timor Leste. Tarian ini biasanya ditampilkan pada upacara adat, terutama untuk menyambut pahlawan atau tokoh penting. Penari bergerak dalam lingkaran dengan langkah-langkah yang penuh semangat, sambil menyanyikan syair-syair adat. Tari ini mengekspresikan rasa hormat dan kebanggaan terhadap pahlawan.
  7. Tari Likurai (Belu)
    • Keunikan: Tari Likurai awalnya merupakan tarian perang yang ditarikan untuk menyambut para prajurit yang kembali dari medan perang. Ciri khasnya adalah penggunaan drum kecil yang dimainkan oleh penari wanita, sementara penari pria menari dengan pedang. Kini, tarian ini lebih sering ditampilkan dalam acara-acara penyambutan dan upacara adat.
  8. Tari Cerana (Kupang)
    • Keunikan: Tari Cerana merupakan tari penyambutan tamu yang terkenal di daerah Kupang dan sekitarnya. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh penari wanita yang membawa cerana (wadah kecil berisi sirih pinang) sebagai simbol penghormatan kepada tamu yang datang. Gerakannya lembut dan penuh dengan senyum, menggambarkan keramahan masyarakat setempat.
  9. Tari Kataga (Sumba)
    • Keunikan: Tari Kataga merupakan tarian perang dari Pulau Sumba. Penari pria membawa pedang dan perisai, menampilkan gerakan bertarung yang dinamis dan penuh semangat. Tarian ini menggambarkan keberanian dan kegagahan prajurit Sumba dalam melawan musuh. Biasanya ditarikan pada upacara adat dan perayaan kemenangan.
  10. Tari Bidu (Rote)
  • Keunikan: Tari Bidu adalah tarian pergaulan yang biasanya ditarikan oleh sepasang pria dan wanita. Gerakan tarian ini elegan, lembut, dan penuh dengan makna romantis. Tarian ini sering dibawakan pada acara-acara adat seperti pernikahan atau acara penting lainnya, mencerminkan keindahan dan keharmonisan hubungan sosial di antara masyarakat Rote.

Tarian tradisional dari Nusa Tenggara Timur sangat kaya dengan nilai-nilai adat, tradisi, dan budaya lokal yang unik. Setiap tarian memiliki filosofi tersendiri, baik yang berkaitan dengan keberanian, persatuan, atau penghormatan terhadap tamu. Mereka juga sangat terikat dengan kehidupan sosial masyarakat NTT, di mana tarian sering kali dipentaskan dalam upacara adat atau perayaan penting.

Simak!! 9 Tarian Tradisional Dari Provinsi DI yogyakarta dan Keunikannya

Tarian tradisional dari Yogyakarta kental dengan nuansa filosofis, spiritual, dan mistis. Berikut adalah 9 tari tradisional dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta beserta keunikannya:
  1. Tari Bedhaya
    • Keunikan: Tari Bedhaya adalah tarian sakral yang berasal dari Keraton Yogyakarta. Tarian ini melibatkan sembilan penari wanita dan hanya dipentaskan pada acara-acara khusus keraton. Gerakannya halus, lembut, dan penuh dengan makna filosofis yang menggambarkan hubungan spiritual antara manusia, alam, dan sang pencipta. Tari ini dipengaruhi oleh ajaran-ajaran mistik Jawa.
  2. Tari Beksan Wireng
    • Keunikan: Tari ini merupakan tari perang yang awalnya diciptakan untuk melatih prajurit keraton. Dua penari laki-laki menarikan adegan duel yang mencerminkan keahlian bertarung dan ketangkasan fisik. Gerakannya energik dan penuh semangat, diiringi oleh gamelan yang dinamis.
  3. Tari Golek Ayun-Ayun
    • Keunikan: Tarian ini menggambarkan keanggunan seorang gadis remaja yang sedang belajar berdandan. Gerakannya lembut dan gemulai, mencerminkan kecantikan serta kehalusan budi pekerti perempuan Jawa. Tari ini sering ditarikan dalam upacara-upacara adat dan penyambutan tamu kehormatan.
  4. Tari Serimpi
    • Keunikan: Tari Serimpi adalah tarian yang bersifat sakral dan biasanya dibawakan di lingkungan keraton. Tarian ini ditarikan oleh empat penari perempuan dengan gerakan lambat dan anggun, menggambarkan suasana damai dan kesakralan. Tari ini memiliki makna filosofis tentang keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual.
  5. Tari Klana Alus
    • Keunikan: Tari ini menggambarkan sosok raja atau bangsawan yang anggun dan berwibawa. Gerakan tariannya halus, gemulai, dan penuh dengan keindahan, namun tetap menunjukkan kekuatan. Klana Alus menampilkan kesempurnaan dalam tata gerak, kostum, dan ekspresi penari.
  6. Tari Bambangan Cakil
    • Keunikan: Tarian ini menceritakan pertarungan antara ksatria (Bambangan) melawan raksasa (Cakil), yang diambil dari cerita pewayangan. Tari ini menonjolkan karakter ksatria yang tenang dan penuh kesabaran, sementara karakter Cakil digambarkan dengan gerakan kasar dan agresif. Pertarungan antara kebaikan dan kejahatan menjadi tema utama dalam tarian ini.
  7. Tari Angguk
    • Keunikan: Tari Angguk adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Tari ini terinspirasi dari gerakan prajurit, diiringi oleh musik rebana dan nyanyian syair islami. Gerakan tari Angguk didominasi oleh hentakan kaki dan kepala yang dinamis, serta penuh semangat.
  8. Tari Jathilan
    • Keunikan: Tari Jathilan, yang juga dikenal sebagai kuda lumping, menggambarkan prajurit berkuda. Penari menggunakan kuda buatan dari anyaman bambu dan menampilkan gerakan perang yang dinamis. Keunikan lain dari tari ini adalah unsur mistis, di mana penari kadang mengalami kesurupan, menambah kesan magis dalam pertunjukan.
  9. Tari Lawung Ageng
    • Keunikan: Tari Lawung Ageng adalah tarian yang menggambarkan latihan perang prajurit keraton. Penari laki-laki membawa tombak (lawung) dan melakukan gerakan bertarung yang lincah dan terstruktur. Tari ini mencerminkan keberanian dan kedisiplinan prajurit dalam melindungi kerajaan.

Tarian tradisional dari Yogyakarta kental dengan nuansa filosofis, spiritual, dan mistis. Banyak di antaranya terkait erat dengan tradisi keraton dan nilai-nilai luhur kebudayaan Jawa, di mana gerakan halus, penuh makna, dan iringan gamelan yang lembut menjadi ciri khas utama.

9 Tarian Tradisional Jawa Timur dan Keunikannya Masing-Masing

Tarian tradisional dari Jawa Timur memiliki karakter yang kuat, dinamis, dan kaya akan unsur mistis serta mitologi. Berikut adalah 9 tari tradisional dari Provinsi Jawa Timur beserta keunikannya:

  1. Tari Reog Ponorogo
    • Keunikan: Tari Reog Ponorogo merupakan tarian tradisional yang paling terkenal dari Jawa Timur. Keunikan terletak pada penampilan topeng raksasa berbentuk kepala singa (barong) yang dihiasi bulu merak. Topeng tersebut beratnya bisa mencapai 50 kg dan hanya bisa diangkat oleh penari yang memiliki kekuatan fisik luar biasa. Tarian ini menggabungkan unsur magis, mitologi, dan kekuatan fisik.
  2. Tari Gandrung Banyuwangi
    • Keunikan: Tari Gandrung adalah tarian pergaulan yang ditarikan sebagai bentuk rasa syukur setelah panen. Penarinya adalah wanita yang mengenakan kostum warna merah dan emas yang mencolok. Gerakannya luwes dan penuh pesona, dengan iringan gamelan khas Osing (suku asli Banyuwangi). Tarian ini memiliki unsur penghormatan terhadap Dewi Sri, dewi pertanian.
  3. Tari Remo
    • Keunikan: Tari Remo awalnya merupakan tari penyambutan tamu kehormatan dan sekarang sering dipentaskan dalam acara pergelaran seni. Gerakannya energik dan penuh semangat, menggambarkan keberanian dan kepahlawanan. Penari biasanya mengenakan kostum berwarna cerah, dengan gerakan kaki menghentak yang kuat sebagai ciri khasnya.
  4. Tari Jaranan Buto
    • Keunikan: Tari ini menggambarkan kisah perjuangan antara kekuatan baik dan jahat, dengan penari menggunakan kuda-kudaan dari bambu (kuda lumping) dan topeng buto (raksasa). Gerakan tarian ini sangat dinamis, terkadang diiringi oleh adegan kesurupan yang menambah nuansa mistis. Tari ini biasanya dipentaskan dalam ritual adat atau hiburan rakyat.
  5. Tari Seblang
    • Keunikan: Tari Seblang adalah tarian ritual yang digelar di desa Olehsari, Banyuwangi. Tarian ini dipercaya sebagai bagian dari upacara bersih desa untuk mengusir roh jahat dan memohon keselamatan. Keunikannya adalah penari dipilih secara turun-temurun, dan mereka sering kali mengalami kesurupan selama pertunjukan.
  6. Tari Beskalan Malang
    • Keunikan: Tari Beskalan berasal dari Malang dan biasa dipentaskan untuk menyambut tamu kehormatan. Gerakannya menggambarkan kelembutan dan keanggunan, namun tetap disertai gerakan cepat dan tegas. Tarian ini juga dipadukan dengan unsur teater rakyat dan sering kali merupakan pembuka pertunjukan wayang topeng.
  7. Tari Topeng Malangan
    • Keunikan: Tarian ini ditarikan dengan menggunakan topeng yang menggambarkan karakter-karakter dalam cerita wayang atau legenda. Setiap warna dan bentuk topeng memiliki makna tersendiri, mencerminkan sifat dan peran dari karakter yang diperankan. Gerakan penari menyesuaikan dengan karakter topeng, misalnya lembut untuk tokoh raja dan tegas untuk prajurit.
  8. Tari Thengul Bojonegoro
    • Keunikan: Tari Thengul terinspirasi dari seni pertunjukan wayang thengul, boneka kayu yang digunakan dalam pementasan teater tradisional Bojonegoro. Gerakannya menyerupai gerakan wayang thengul yang kaku namun dinamis. Penari biasanya mengenakan kostum warna-warni dengan riasan yang mencolok.
  9. Tari Muang Sangkal
    • Keunikan: Tari ini berasal dari Madura dan merupakan tarian ritual yang digunakan untuk menolak bala (bahaya) dan mengusir roh-roh jahat. Tarian ini sangat kental dengan unsur mistis, dan biasanya dilakukan oleh perempuan. Gerakannya lembut namun penuh makna, menggambarkan pembersihan diri dan lingkungan dari energi negatif.

Tarian tradisional dari Jawa Timur memiliki karakter yang kuat, dinamis, dan kaya akan unsur mistis serta mitologi. Banyak dari tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bagian dari upacara adat yang sakral, menggambarkan semangat kepahlawanan, perjuangan, dan kepercayaan lokal.

Simak!! 9 Tarian Tradisional dari Provinsi Jawa Tengah dan Ciri Khasnya

Tarian tradisional di Jawa Tengah sangat kaya akan unsur budaya dan sejarah, baik dari kalangan keraton maupun rakyat. Berikut adalah 9 tari tradisional dari Provinsi Jawa Tengah beserta keunikannya:

  1. Tari Gambyong
    • Keunikan: Tarian ini berawal dari ritual untuk menyambut panen dan berkah dari Dewi Sri, dewi pertanian. Gerakan tarian sangat anggun, dengan penekanan pada keindahan gerakan tangan dan kaki. Musik pengiringnya menggunakan gamelan yang lembut, menambah kesan keanggunan dan keluwesan.
  2. Tari Bedhaya Ketawang
    • Keunikan: Tarian sakral yang berasal dari Keraton Surakarta ini hanya dipentaskan pada acara-acara kerajaan. Gerakannya lambat, halus, dan sangat teratur, dengan jumlah penari sembilan orang. Tarian ini dipercaya berhubungan dengan Ratu Laut Selatan (Nyi Roro Kidul) dan melambangkan keagungan raja.
  3. Tari Serimpi
    • Keunikan: Tari Serimpi juga merupakan tarian sakral dari keraton, mencerminkan ketenangan dan kelembutan. Gerakannya lambat dan penuh konsentrasi, sering kali menceritakan konflik atau pertarungan dalam mitologi Jawa, namun disajikan dalam gerakan yang anggun.
  4. Tari Ronggeng
    • Keunikan: Tari Ronggeng terkenal dengan gerakan yang ekspresif dan ceria. Tarian ini awalnya ditampilkan oleh penari wanita sebagai hiburan di kalangan masyarakat. Musik pengiringnya sangat ritmis, dengan penekanan pada ketukan kendang, menciptakan suasana yang semarak.
  5. Tari Kuda Lumping (Jaran Kepang)
    • Keunikan: Tarian ini menggunakan properti kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Penari melakukan gerakan yang dinamis, kadang-kadang disertai adegan kesurupan. Tari ini menggambarkan keberanian dan semangat prajurit. Biasanya dipentaskan dalam acara adat atau hiburan rakyat.
  6. Tari Ebeg
    • Keunikan: Ebeg adalah varian dari Tari Kuda Lumping yang lebih sering ditemukan di Banyumas, Jawa Tengah. Selain menggunakan kuda kepang, tarian ini sering kali melibatkan atraksi fisik ekstrem seperti kesurupan dan kekebalan terhadap benda tajam, memberikan kesan magis dan mistis.
  7. Tari Lengger
    • Keunikan: Tari Lengger berasal dari Banyumas dan ditarikan oleh wanita dengan gerakan yang gemulai. Tari ini awalnya berfungsi sebagai tarian penyambutan, tetapi kini lebih sering dipentaskan untuk hiburan. Tari ini juga diiringi oleh musik calung, alat musik bambu khas Jawa Tengah.
  8. Tari Bambangan Cakil
    • Keunikan: Tarian ini mengisahkan pertempuran antara ksatria (Bambangan) dan raksasa (Cakil) dalam cerita pewayangan. Tarian ini menggambarkan nilai kepahlawanan dan keteguhan hati. Gerakannya lebih tegas dan kuat dibandingkan tari-tari lainnya, terutama pada adegan pertempuran.
  9. Tari Dolalak
    • Keunikan: Tari Dolalak berasal dari daerah Purworejo, terinspirasi dari serdadu Belanda pada zaman kolonial. Kostum penarinya menyerupai seragam militer, dan gerakannya ritmis serta dinamis, dengan pengaruh budaya Barat yang kuat. Tari ini biasanya diiringi oleh lagu-lagu tradisional Jawa yang riang.

Tarian tradisional di Jawa Tengah sangat kaya akan unsur budaya dan sejarah, baik dari kalangan keraton maupun rakyat. Keunikan setiap tarian terletak pada latar belakang filosofis, gerakan yang anggun dan terkendali, serta perpaduan antara unsur mistis, sakral, dan hiburan rakyat.

Simak!! 9 Tarian Tradisional Yang Berasal dari Jawa Barat dan Keunikannya

Tarian Tradisional di Jawa Barat mengandung elemen seni yang kaya, mulai dari kehidupan agraris hingga tradisi kerajaan, serta mencerminkan keharmonisan antara manusia dan alam. Berikut adalah 9 tari tradisional dari Provinsi Jawa Barat beserta keunikannya:

  1. Tari Jaipong
    • Keunikan: Tari Jaipong terkenal dengan gerakan energik, dinamis, dan penuh semangat, menggabungkan unsur pencak silat, wayang golek, dan ketuk tilu. Tari ini sering disertai oleh musik gamelan dengan irama yang cepat, menonjolkan sensualitas dan kekuatan penari perempuan.
  2. Tari Merak
    • Keunikan: Tari Merak terinspirasi dari keindahan burung merak. Gerakan tari ini anggun dan menyerupai gerakan burung merak yang membuka ekornya, dengan kostum yang mewah penuh warna dan sayap yang menyerupai bulu merak. Tarian ini sering dipentaskan dalam acara penyambutan atau perayaan.
  3. Tari Ketuk Tilu
    • Keunikan: Tari ini merupakan tarian rakyat yang ditarikan sebagai bagian dari ritual penghormatan pada bumi dan tradisi pertanian. Gerakannya sederhana namun ritmis, diiringi oleh musik tradisional ketuk tilu (gamelan kecil) yang meriah.
  4. Tari Topeng Cirebon
    • Keunikan: Tari ini ditampilkan dengan topeng yang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita kerajaan. Setiap warna topeng memiliki arti tersendiri, dan gerakan tarian mencerminkan sifat dari karakter yang dimainkan, seperti keras, lembut, atau anggun.
  5. Tari Ronggeng Gunung
    • Keunikan: Tarian ini berakar dari ritual adat yang terkait dengan pertanian dan kesuburan. Gerakannya erotis namun tetap memiliki elemen kesakralan, diiringi oleh musik tradisional Sunda. Tari ini juga melibatkan penonton untuk ikut serta menari bersama.
  6. Tari Sampiung
    • Keunikan: Tari Sampiung berasal dari budaya Sunda dan sering dibawakan dalam acara upacara adat sebagai tarian hiburan. Gerakannya gemulai, dengan iringan musik tradisional khas Sunda. Tari ini mencerminkan keanggunan dan kedamaian budaya Sunda.
  7. Tari Wayang
    • Keunikan: Tari ini menggabungkan seni pertunjukan wayang golek (boneka kayu) dengan gerakan tari. Gerakan penari menyerupai tokoh-tokoh dalam cerita pewayangan, yang sering kali menggambarkan kisah epik dari Mahabharata atau Ramayana.
  8. Tari Buyung
    • Keunikan: Tari Buyung adalah tarian khas Sunda yang menggambarkan kehidupan masyarakat petani. Penari biasanya membawa kendi (buyung) di atas kepala, dan gerakannya melambangkan keharmonisan dalam kehidupan agraris. Tarian ini juga menjadi simbol rasa syukur atas panen yang melimpah.
  9. Tari Reog Sunda
    • Keunikan: Tarian ini mirip dengan Reog Ponorogo dari Jawa Timur, namun dengan nuansa Sunda yang lebih halus. Gerakan tarinya melibatkan penari dengan topeng besar menyerupai singa atau harimau, yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Tarian ini sering dibawakan dalam acara-acara tradisional Sunda.

Setiap tarian tradisional di Jawa Barat mengandung elemen seni yang kaya, mulai dari kehidupan agraris hingga tradisi kerajaan, serta mencerminkan keharmonisan antara manusia dan alam. Warna-warna cerah, gerakan anggun, dan unsur ritual sering kali menjadi ciri khas dari tarian Sunda.

Mengenal 9 Tari Tradisional Dari DKI Jakarta Beserta Keunikannya

Tarian tradisional di DKI Jakarta umumnya mencerminkan kehidupan masyarakat urban yang dinamis, penuh semangat. Berikut adalah 9 tari tradisional dari Provinsi DKI Jakarta beserta keunikannya:

  1. Tari Yapong
    • Keunikan: Tari Yapong adalah tarian yang ceria dengan gerakan dinamis dan lincah. Tarian ini berasal dari unsur budaya Betawi, namun tidak melibatkan unsur mistis atau religius. Gerakannya enerjik dan penuh semangat, sering dipentaskan untuk menyambut tamu terhormat.
  2. Tari Cokek
    • Keunikan: Tari Cokek berasal dari perpaduan budaya Betawi dan Tionghoa. Ditandai dengan gerakan lemah gemulai, tarian ini sering dipentaskan pada acara pesta dengan iringan musik gambang kromong. Tarian ini juga melibatkan interaksi penari dengan penonton yang diajak untuk ikut menari.
  3. Tari Topeng Betawi
    • Keunikan: Tari Topeng Betawi menggunakan topeng berwarna cerah yang menggambarkan karakter-karakter seperti raja, ratu, dan rakyat. Gerakan tarian ini kental dengan cerita-cerita rakyat yang penuh humor, sering kali dengan pesan moral yang disampaikan melalui gerak dan musik khas Betawi.
  4. Tari Lenggang Nyai
    • Keunikan: Tarian ini merupakan ekspresi bebas seorang wanita yang mandiri dan kuat. Terinspirasi dari cerita rakyat Nyai Dasima, tarian ini menggambarkan keberanian wanita dalam menentukan nasibnya sendiri. Gerakan tarian ini sangat anggun namun bertenaga.
  5. Tari Sirih Kuning
    • Keunikan: Tarian ini melambangkan perayaan kebahagiaan dan cinta. Biasanya dipentaskan pada acara pernikahan Betawi sebagai simbol pengantin yang saling menghormati. Tari ini diiringi lagu “Sirih Kuning” yang merupakan bagian penting dari budaya Betawi.
  6. Tari Ondel-Ondel
    • Keunikan: Tari Ondel-Ondel dilakukan dengan menggunakan boneka raksasa yang disebut “Ondel-Ondel”. Boneka ini melambangkan penjaga dari roh jahat, dan tariannya sering diiringi oleh musik tanjidor. Tari ini biasanya ditampilkan dalam arak-arakan atau perayaan budaya di Jakarta.
  7. Tari Blantek Betawi
    • Keunikan: Tarian ini diiringi oleh musik khas Betawi seperti tanjidor dan gamelan. Tari Blantek sering ditampilkan dalam teater rakyat Betawi, lenong. Gerakannya bersemangat dengan elemen humor yang kuat, mencerminkan kebiasaan dan gaya hidup masyarakat Betawi.
  8. Tari Renggong Manis
    • Keunikan: Tarian ini menggambarkan kelembutan dan keanggunan wanita Betawi. Gerakannya sangat halus dengan lirikan mata yang tajam dan langkah yang gemulai. Biasanya ditarikan dalam upacara adat atau acara penyambutan.
  9. Tari Ngarojeng
    • Keunikan: Tarian ini biasanya dilakukan dalam arak-arakan pengantin Betawi atau khitanan. Gerakannya sangat energik dengan irama yang cepat, dan diiringi oleh musik tradisional Betawi. Tarian ini melambangkan kebahagiaan dan sukacita dalam acara perayaan adat.

Tarian tradisional di DKI Jakarta umumnya mencerminkan kehidupan masyarakat urban yang dinamis, penuh semangat, dan kaya akan pengaruh budaya Betawi, Tionghoa, Melayu, dan budaya lainnya yang telah bercampur selama berabad-abad.

Mengenal 9 Tari Tradisional yang Berasal dari Provinsi Banten

Tarian tradisional dari Bnaten ini mencerminkan kekayaan budaya lokal. Berikut adalah 9 tari tradisional dari Provinsi Banten beserta keunikannya:

  1. Tari Rampak Bedug
    • Keunikan: Tarian ini menggunakan bedug sebagai alat musik utama, menampilkan kekompakan dalam menabuh bedug secara serempak. Tari ini menggambarkan semangat kebersamaan dan kekuatan spiritual.
  2. Tari Cokek
    • Keunikan: Tari ini terinspirasi dari budaya Betawi dan Tionghoa, ditarikan dengan iringan musik gambang kromong. Tari Cokek sering dibawakan pada acara-acara pesta dan disertai undangan tamu untuk menari bersama.
  3. Tari Silat Bandrong
    • Keunikan: Memadukan seni bela diri silat dengan gerakan tari, Tari Silat Bandrong menonjolkan ketangkasan para pesilat. Tarian ini mencerminkan keahlian dan kekuatan fisik masyarakat Banten.
  4. Tari Bendrong Lesung
    • Keunikan: Tarian ini menggunakan alat musik lesung yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. Gerakan tarian ini melambangkan kegembiraan dan rasa syukur setelah panen.
  5. Tari Walijamaliha
    • Keunikan: Tarian ini merupakan perpaduan dari unsur Islam dan budaya lokal, menggambarkan ajaran tentang perdamaian dan ketenangan jiwa. Kostum penarinya biasanya bercirikan warna putih sebagai lambang kesucian.
  6. Tari Saman Banten
    • Keunikan: Mirip dengan Tari Saman dari Aceh, Tari Saman Banten menonjolkan gerakan tangan yang cepat dan sinkron diiringi syair-syair religi. Tari ini menunjukkan persatuan dan kekompakan kelompok penari.
  7. Tari Topeng Kelana
    • Keunikan: Para penari mengenakan topeng yang menggambarkan berbagai karakter, mulai dari yang lembut hingga keras. Tarian ini bercerita tentang perjuangan manusia melawan hawa nafsu dan keburukan.
  8. Tari Pencak Silat
    • Keunikan: Menggabungkan gerakan tari dan seni bela diri tradisional, tarian ini menunjukkan keahlian bela diri dengan ritme dan gerakan yang indah. Tari ini berfungsi sebagai hiburan sekaligus latihan fisik.
  9. Tari Grebeg Terbang Gede
    • Keunikan: Tarian ini menggunakan alat musik terbang gede (rebana besar) dan sering dilakukan dalam acara tradisional keagamaan. Gerakan tarian ini melambangkan penghormatan kepada leluhur dan nilai-nilai keagamaan.

Setiap tari tradisional Banten ini merefleksikan budaya dan warisan lokal Banten, dengan berbagai unsur spiritual, sejarah, dan budaya yang ditonjolkan.

Lamdik Lakukan Visitasi Prodi Pendidikan Fisika Unpacti Makassar

0

Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik) melaksanakan visitasi luring terhadap Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar. Kegiatan ini berlangsung di kampus Unpacti, Jalan Andi Mangerangi, pada tanggal 4-5 Oktober 2024.

Visitasi ini merupakan langkah lanjutan dari pengajuan akreditasi untuk Prodi S1 Pendidikan Fisika FKIP Unpacti, yang bertujuan untuk re-akreditasi karena masa berlaku sebelumnya telah habis.

Dua asesor, yaitu Lia Yulati dari Universitas Negeri Malang dan Muslimin dari Universitas Tadulako, Palu, diutus untuk melakukan asesmen lapangan. Kedatangan kedua asesor disambut oleh Rektor Unpacti Makassar, Ampauleng, bersama Wakil Rektor I, Imam Mukti; Wakil Rektor II, Jafar; Wakil Rektor III, Nur Afni Syahnyb; Dekan FKIP, Muhammad Taqwin; Wakil Dekan FKIP, Rosary Iriany serta Kaprodi Pendidikan Fisika, Nurhikmah Hasan SPd MPd.

Juga hadir Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Nuzul Tenriana; Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Harnipa; Sekretaris LPM, Akbar Taufik dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), Nur Hamdani Nur serta seluruh tim dan dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP.

Asesmen lapangan ini bertujuan untuk mengklarifikasi dokumen Laporan Kinerja Program Studi (LKPS), Laporan Evaluasi Diri (LED), dan data SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) yang telah dikirimkan beserta bukti fisik dari program studi.

Kegiatan diawali dengan pemaparan dari Dekan FKIP, Muhammad Taqwin, diikuti oleh penjelasan dari Kaprodi Pendidikan Fisika, Nurhikmah Hasan, sebelum dilanjutkan dengan pemeriksaan bukti fisik dan fasilitas kampus. Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, dan pengguna lulusan/stakeholder.

Asesor Lamdik, Prof Lia Yulati, menyatakan bahwa tujuan asesmen lapangan adalah untuk memperoleh gambaran nyata mengenai kondisi yang ada, sesuai dengan data yang diajukan untuk akreditasi. Ia menekankan pentingnya menggali bukti-bukti yang tidak hanya tercantum dalam LKPS dan LED.

Dr Muslimin juga menggarisbawahi hal serupa, mengharapkan kerjasama dari seluruh tim Prodi dalam menyiapkan bukti yang diperlukan untuk mendukung kelancaran asesmen lapangan. “Kami dari LAMDIK siap memberikan klarifikasi jika dibutuhkan, dan menunjukkan bukti yang ada di lapangan,” ungkapnya. (*)