Beranda blog Halaman 2766

Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar KKL di Start Up Indonesia

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Empat Mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar angkatan 2018 dari Muh. Faturrahman Pratama, Muh. Ilham B, Azkya Tandi Abeng, dan Andi Anugrah Pasegeri untuk melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada Senin (26/7/2021).

Keempat Mahasiswa tersebut didampingi Bapak Aspin Nur Arifin Rivai S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing. Mereka disambut langsung oleh Founder oleh Iqra Putra Sanur dan Tim di Kantor Clean Up Indonesia dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, di jalan Abdul Muthalib Dg. Narang, Gowa. Mereka berencana magang selama 21 hari kerja.

Selain dari program perkuliahan mahasiswa diharapkan untuk menggali informasi dan mengasah soft skill mahasiswa. Dimana mereka belajar tentang bagaimana pengolahan start up yang akan dikaitkan dengan pembelajaran yang mahasiswa telah dapatkan selama proses perkuliahan di prodi Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar.

Sebagai Dosen Pendamping  Aspin Nur Arifin Rivai S.IP., M.Si memiliki harapan kepada mahasiswanya program KKL yang diselenggarakan oleh Prodi hubungan internasional UIN Alauddin yang bekerjasama dengan perusahaan Clean UP Indonesia ini, berikut ini harapan Aspin Nur Arifin:

Program ini akan memiliki banyak manfaat dan dampak yang relevan yang mampu didapatkan mahasiswa. Setidaknya saya melihat ada lima manfaat yang mampu digapai selama 21 hari kedepan.

Pertama, sebagaimana tujuan program ini yaitu mahasiswa mampu mengeksplorasi dunia kerja ataupun karir dalam dunia kerja yang telah mengalami berbagai perubahan dasar maupun kompleks dimulai dari paradigma, orientasi, tujuan, hingga model pengembangan organisasi itu sendiri dengan tidak hanya memperlihatkan orientasi dan bayangan kerja sebagai lulusan Hubungan Internasional pada umumnya yang berpusat pada bidang diplomasi ataupun pelaku kebijakan semata, tetapi juga menempu atau menilai beragam model kerja ataupun arena bisnis diluar sana.

Salah satunya dengan melihat industri yang concern dibidang pengelolaan sampah yang eksis untuk mereduksi persoalan lingkungan seperti Clean Up, disisi lain program ini dapat menjadi stimulus bidang karir apa yang cocok atau sesuai dengan mahasiswa baik saat ini maupun kedepannya.

Kedua, mengaplikasikan pengetahuan dari bangku kuliah dan mengeksplorasi pengetahuan baru tentang dunia pekerjaan sekaligus juga bagaimana menghubungkan keduanya. Program KKL ini sebagai momentum untuk melogisasikan antara pemahaman teoritis yang telah didapatkan dibeberapa matakuliah HI kepada realitas pekerjaan, begitupun dengan menemukan pengetahuan baru yang bisa dikembangkan dalam dunia akademik, misalnya menerjemahkan teori interdependensi bahwa mustahil untuk mencapai interdependensi tanpa ada kesadaran dari masing – masing aktor untuk terlibat secara kolektif jika tidak memiliki tujuan mendasar dan untuk menggapai tujuan tersebut membutuhkan proses serta kemampuan untuk saling belajar, seperti yang akan terjadi dalam dunia perusahaan dan yang akan diamati mahasiswa di Clean Up Indonesia.

Ketiga adalah memahami bagaimana lingkungan professional itu bekerja, saya memandang bahwa suatu perusahaan bekerja secara bagus tidak semudah membaca tulisan pandangan ahli berdasarkan panduan teoritis ataupun konsep – konsep akademis yang kaku. Jadi KKL ini, dapat menjadi sarana efektif untuk menerjemahkan maksud – maksud tadi  atau sekaligus juga untuk memodifikasi pandangan – pandangan sebelumnya.

Dengan membantu atau menstimulus mahasiswa untuk memahami dan mengetahui budaya kerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan, hubungan antar karyawan berbasis lini dan tugas pokok yang berbeda – beda, struktur kepemimpinan yang semuanya dapat dikenali lebih dini sebelum benar terjun pada dunia kerja dikemudian hari pasca menyelesaikan studi di hubungan internasional.

Keempat, untuk mengasah kemampuan personal baik dalam sisi kepemimpinan maupun soft skill dan hard skill dari mahasiswa, dengan mulai menyadari bahwa dalam lingkungan kerja professional bukan semata – mata mendorong untuk hanya memiliki satu kecakapan atau kapabilitas dasar, tetapi juga menagih untuk bisa menawarkan berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan, karyawan, ataupun divisi – divisi  lainnya. Juga akan memungkinkan mahasiswa untuk mengukur atau menguji suatu teknik tertentu yang telah dipelajari dalam kelas sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya, seperti kemampuan komunikasi, negosiasi, diplomasi, dan seterusnya yang menjadi distingsi mahasiswa HI. Terakhir adalah pengembangan jangkauan relasi atau networking dalam dunia kerja yang nantinya akan sangat bermanfaat kepada mahasiswa secara personal maupun saat berada di dunia kerja dengan menciptakan polarisasi lokal dan simbiosis mutualisme baik sesama peserta KKL, karyawan tetap, pimpinan, hingga klien itu sendiri”.

Selain dari itu tentu sebagai penerima mahasiswa magang Clean Up juga mempunyai harapan besar kepada Peserta KKL HI UIN Alauddin Makassar

“Harapan kami semoga adek-adek bisa maksimal menjalankan tugas-tugasnya selama proses magang disini kemudian sepulangnya kekampus bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan juga bermanfaat lebih besar di kemudian hari” ungkap Bapak Iqra Putra Sanur selaku Founder Clean Up Indonesia

Dalam magang kali ini, mahasiswa diberikan bekal jurnal harian untuk di isi mengenai kegiatan mahasiswa tiap harinya. Selain itu mereka akan menyusun Karya Tulis Penelitian yang nantinya akan di presentasikan pada Seminar Akhir program KKL sebagai output.

Tertangkap! Ini Dia Penipu Berkedok Sebagai Anggota Polisi Diamankan di Polres Wajo

0

Wajo, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Polres Wajo menggelar kegiatan press release kasus penipuan penggelapan yang dipimpin oleh kapolres wajo AKBP Muhammad Islam A. S.IK. MM didampingi KBO Sat Reskrim dan Kasi Propam Polres Wajo, Pada Rabu (28/7/2021) pukul 13.30 WITA bertempat di Mako Polres Wajo.

Kapolres Wajo menjelaskan bahwa, “personil polres wajo telah mengamankan ME (41) alias CA, pekerjaan petani dan merupakan warga Kecematan Takkalalla, Kabupaten Wajo bersama barang bukti satu unit sepeda motor jenis trail serta senjata mainan,”tuturnya.

Tersangka mengaku sebagai anggota polda sulsel bagian narkoba dan menjalankan aksinya dengan cara meminjam sepeda motor untuk digunakan penyelidikan dan penangkapan.

Dari hasil introgasi pelaku telah melakukan perbuatan tersebut dibeberapa kabupaten diantaranya kabupaten wajo, makassar, gowa, polman, maros, sidrap dan pare-pare.

Dari perbuatan pelaku dapat dijerat dengan tindak pidana penipuan dan penggelapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP pidana subs pasal 372 KUHP pidana dengan ancaman hukuman paling lama 4 Tahun.

Reporter : Hengky

 

 

Polres Wajo Amankan 3 Pelaku Pencurian Hewan Ternak, 40 Ekor Sapi Dicuri Selama 2 Tahun

0

Wajo, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Polres Wajo menggelar kegiatan konferensi pers terkait kasus pencurian ternak yang dipimpin oleh Kapolres Wajo AKBP Muhammad Islam A, S.IK. MM didampingi KBO Sat Reskrim dan Kasi Propam Polres Wajo, pada Rabu (28/7/2021) Pukul 14.00 Wita di Mako Polres Wajo.

Dalam konpers Kapolres Wajo menjelaskan bahwa, personil polres Wajo telah mengamankan 3 pelaku pencurian ternak masing-masing berinisial SY (41), MS (49) dan AT (48) di Kecamatan Takkalalla dan Kecamatan Bola Kabupaten Wajo.

Ketiga pelaku diamankan oleh personil polsek Takkalalla Polres Wajo. Saat hendak melakukan aksinya dengan menggunakan mobil pick up yang biasa digunakan para komplotan ini mejalankan aksinya.

Anggota Polsek Takkalalla curiga dengan gerak gerik para pelaku tersebut, lalu dilakukan introgasi mereka mengaku sering mengambil sapi ternak milik warga yang diikat di persawahan/perkebunan dan di belakang rumah lalu di jual kepada pedagang sapi seharga Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah).

Dari keseluruhan pelaku telah mengambil sebanyak 40 ekor sapi di 14 TKP yang berbeda dan dalam jangka waktu kurang lebih 2 tahun.

Ketiga pelaku bersama barang buktinya diamankan di Mapolres Wajo, sebagimana dimaksud dalam Pasal 363 Ayat (1) ke-1 dan ke-4 KUHP PIDANA SUBS PASAL 362 KUHP PIDANA JOUNTO PASAL 55 AYAT (1) KUHP PIDANA dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun penjara.

Catatan Ilham Bintang : Berkaca Pada Kasus Singapura, Hati – Hati Melonggarkan PPKM di Tanah Air 

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id- DUA hari lagi batas waktu berakhirnya PPKM ( Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat di Jawa dan Bali. Jika tak ada aral melintang, mulai Senin (26/7) pemerintah akan berlakukan pelonggaran secara bertahap— kalau data kasus positif hari hari ini turun. Tapi, data terbaru update hari Kamis ( 22/7) kasus positif di Tanah Air malah melonjak lagi.

Kasus Positif : 49.509. Yang wafat : 1.499 jiwa. Rekor kematian tertinggi dunia hari itu. Sehingga total kasus positif di Tanah Air sejak pandemi : 3.033.339. Sembuh: 2.392.923. Wafat : 79.032 jiwa. Memprihatinkan. Jangan ada lagi pihak yang mereduksi fakta yang memprihatinkan dengan membandingkan kasus di AS atau India.

Mengganti PPKM

Koordinator PPKM Darurat Jawa -Bali, Luhut Binsar Panjaitan, kemarin mengumumkan mengganti nama PPKM Darurat menjadi PPKM Level 3 dan PPKM Level 4. Seperti Ramen, yang punya level tingkat kepedasan sambelnya. Tidak dijelaskan alasan penggantian itu. Luhut, menyatakan itu perintah presiden. Kabarnya ada kepala daerah yang mengusulkan PPKM Darurat Jawa -Bali (3-20 Juli) diganti karena terlalu menyeramkan. Rupanya mental kita belum siap hadapi kenyataan yang ada: memang mengerikan.

PPKM Level 3& 4 efektif baru berlaku 26 Juli. Tapi itu tergantung naik atau turun kasusnya.

Kita hanya mau mengingatkan sekali lagi : hati-hati. Melonggarkan PPKM Darurat dengan judul apapun, harus dipertimbangkan masak-masak. Perhitungannya harus cermat. Itu pesan Presiden Jokowi juga.

Belajarlah dari tetangga terdekat kita, Singapura. Baru satu hari memulai pelonggaran 12 Juli, di hari itu meledak kasus positif dari klaster tempat hiburan KTV. Menurut data Kementerian Kesehatan Singapura, dari 56 kasus hari itu, 40 kasus bersumber dari KTV.

“Mula- mula memang, hanya 40, lima hari lalu. Tapi kemarin sudah 172 orang, ” kata Suryopratomo Dubes RI di Singapura yang saya konfirmasi Rabu (21/7) lalu via WhatsApp.
Menurut Tommy, setelah kebijakan pengetatan (heightened alert) 16 Mei dan satu bulan pelaksanaan, kasusnya cenderung menurun, Pemerintah Singapura kembali melakukan pelonggaran. Restoran boleh dine-in dan bisa 5 orang makan di luar.
” Pada waktu heightened alert, semua kegiatan dine-in dan olahraga didalam ruangan dilarang,” sambung dubes yang wartawan senior itu.

Pengetatan Fase 2 Singapura mulai Kamis 22 Juli sampai 18 Agustus.
-Tidak ada lagi kegiatan makan di restoran, hanya boleh dibawa pulang.
-Aktifitas out door dan tanpa masker terbatas 2 orang. Acara pernikahan, ibadah dan pertunjukan, bioskop dll maksimum 100 orang dengan pre event testing ( PET) maksimum 50 orang.

-Dianjurkan kepada warga bekerja dari rumah.
-Pertemuan sosial dan menerima tamu ke rumah maksimum 2 orang.
-Tempat atraksi seperti museum dan perpustakaan dengan kapasitas 25 %.

Singapura pertana kali menerapkan “circuit breaker” ( memantau pergerakan warga secara online). pada bulan April 2020 sampai bulan Juni. Kiat itu efektif. Setelah kasusnya bisa dikendalikan, mulai secara bertahap dilakukan pelonggaran. Juni anak- anak boleh sekolah tatap muka sampai pada 28 Desember. Warga pun boleh pergi makan di luar delapan orang.

Hampir 10 bulan terakhir di Singapura, kasus penularan di dalam komunitas sangat kecil.,Sampai muncul kasus varian Delta pada 8 Mei 2021 dan dilakukan heightened alert kembali selama satu bulan.

Setelah itu, dilonggarkan lagi. Mulai 12 Juli. Momennya pas dimulainya penutupan kunjungan warga Indonesia. Lalu meledak kasus KTV disusul di Tempat Penjualan Ikan Jurong, sehingga heightened alert kembali diterapkan selama satu bulan ke depan 22 Juli – 18 Agustus. Tampaknya, acara perayaan meriah HUT Kemerdekaan Singapore 9 Agustus mendatang pun temasuk yang akan ” dikorbankan ”

Dikacaukan satu wanita

Boleh percaya atau tidak. Kasus yang menimpa Singapura saat memulai pelonggaran, dikacaukan oleh hanya satu wanita dari Vietnam.

Seorang warga kita di Singapura, menceritakan kisah wanita dari Vietnam itu kepada teman-temannya di IndonesIa. Wanita itu masuk di Singapura sebagai turis. Diterima aparat Singapura karena di Vietnam Covid19 relatif terkendali, kasus Covid19 hanya sedikit.
Maka sang wanita hanya perlu dua hari karantina plus tes PCR. Hasil tesnya terdeteksi negatif. Ternyata, kelak terungkap wanita Vietnam itu hostess, bekerja di tempat prostitusi yang berkedok klab Karaoke atau KTV. Padahal, sejak Maret 2020 seluruh pub, club, karaoke, diskotek, bar, dan serumpunnya, tidak boleh beroperasi sampai sekarang. Entah bagaimana polisi bisa kebobolan. Tidak mengawasi daerah Joo Chiat di East, yang merupakan Vietnam Town di kota Singa itu. Di daerah tersebut banyak Karaoke box, yang menyediakan hostess sebagai pemandu. Mereka menggalang pelanggan lewat aplikasi Telegram (semacam WhatsApp) supaya terhindar dari kontrol pemerintah.
Parahnya, wanita Vietnam itu bekerja sekaligus di berbagai klab Karaoke. Setiap hari beredar dari satu KTV ke KTV yang lain. Sepintas melihat wajahnya dari foto, wanita itu memang cantik.Tampaknya itu yang menjadi daya pikat bagi lelaki hidung belang bisa lepas “rante” di rumahnya.

Suatu hari sang wanita merasakan gejala panas tinggi. Dia pun memeriksakan diri di klinik. Hasilnya, positif. Dari hasil testing dan tracing, diduga wanita itu sudah terpapar virus varian baru, Delta, sejak di negerinya. Dia lah yang membawa virus varian baru itu masuk Singapore. Penyebarannya masif. Sudah menular kemana mana berdasarkan pengakuannya kepada petugas. Wanita yang kini dirawat di RS membuka semua aktifitasnya selama berada di Singapura, pergi ke mana, dan kontak dengan siapa saja. Sekitar 2000 orang, diberitakan langsung memeriksakan diri secara hampir bersamaan. Kita bisa membayangkan kehebohan yang terjadi di negeri yang luasnya cuma se DKI Jakarta dan penduduk sekitar 5,6 juta jiwa. Seperti halnya di negeri kita, kejadian itu juga ditimpali olok-olok oleh warganya sendiri. “Kalau terpapar virus di Singapura, Anda punya peluang sembuh 99,95 %. Tapi kalau istri tahu Anda ikut bersama wanita itu berkaraoke, peluang sembuh tinggal 0, 05 persen, ” bunyi salah satu meme. Polisi menyatakan akan mempidana semua yang terlibat mengoperasikan KTV ilegal itu.

“Nah ! Salah satu dari 98 pria yang terpapar virus, diketahui sempat pergi makan di food court di 313 hari Minggu, di tempat itu aku potong rambut. Bah!”, tulis salah satu WNI di Singapura yang menyebarkan info itu secara berantai di WAG. Horor sekali.

Kluster keluarga 

Virus Covid19 saat ini memang muncul dengan berbagai varian baru. Menurut para ahli, setelah bermutasi, virus yang ukurannya sepermiliar meter, semakin ringan. Bisa terbang dan bertahan hidup 16 jam di udara ( aerosol). Kecepatannya pun dahsyat, hanya butuh waktu 5-10 detik untuk mencapai inangnya di tubuh manusia. Awal-awal, virus perlu waktu 15 menit menularkan manusia di ruang tertutup. Virus varian baru sangat jahat. Ganas dan ugal- ugalan. Sudah lebih sebulan ini merepotkan umat sedunia. Kecuali China. Negara – negara di luar itu, diobrak abrik. Negara adi daya seperti AS frustrasi padahal sudah pernah merasa menang karena mengandalkan vaksin. Demikian dengan Australia dan negara-negara di Asia.

Yang palling tahu diri Selandia Baru. Meski sudah 6 bulan merasakan hidup normal, tetapi tetap waspada dengan adanya varian baru. Di sana pun masih ada kasus satu-dua orang setiap hari. Dibawa warganya yang baru pulang dari luar negeri. Pemerintah Selandia Baru tetap melanjutkan penutupan negaranya hingga 18 bulan ke depan. Padahal, total kasus positif di sana selama 17 bulan pandemi, ” hanya ” 2600 orang dan wafat 26 jiwa.
” Pemerintah di sini tak mau ambil resiko mempertaruhkan keselamatan jiwa rakyatnya,” kata Tantowi Yahya, Dubes RI untuk Selandia Baru.
Virus Covid19 varian baru ini seperti punya mata dan mata- mata. Sensifitasnya tinggi. Seakan tahun siapa yang meremehkan, dan siapa yang merasa jumawa menghadapinya, dihajar tanpa tedeng aling- aling.

Kita sendiri merasakan sekarang. Varian baru menciptakan klaster keluarga. Satu anggota yang terpapar, secepat kilat menularkan kepada seluruh anggota keluarga. Virus itu sangat mematikan. Ada yang kena tiga hari langsung meregang nyawa. Di kampung – kampung kita kini lebih sering mendengarkan pengeras suara masjid- masjid pengumumkan warga yang wafat.

PPKM Darurat 3 – 20 Juli, nyaris tak ada pengaruhnya. Penurunan memang sempat terjadi selama empat hari setelah puncaknya, dengan rekor di atas 50 ribu kasus. Angka itulah yang mengantarkan Indonesia bertengger di top rangking kasus positif dunia.

Tapi kita kurang sabar. Koordinator PPKM Darurat , Luhut Panjaitan belum- belum sudah bilang, terkendali. Ada juga media pers, seperti kesurupan berkampanye dalam beritanya bahwa PPKM sukses dengan angka penurunan yang sumir itu. Tanpa memeriksa secara simultan angka capaian testing selama empat hari. Apa? Ternyata, penurunan angka positif yang terjadi lantaran jumlah testingnya turun.

Kenapa testing turun karena hari libur. Laboratorium tidak bekeja. Mestinya, pemerintah atur libur lab bergantian di masa genting begini. Berkaca pada penurunan empat hari itu, dan tidak cermat pula memperhatikan angka testing, sebagian masyarakat minta PPKM Darurat dilonggarkan. Menunggang pernyataan “terkendali” Luhut Panjaitan. Ruang publik pun riuh. Wacana pelonggaran memicu prokontra.

Kita tidak menyalahkan masyarakat yang menuntut pelonggaran. Sampai menggelar aksi unjuk rasa di berbagai kota memperjuangkan pelonggaran. Faktanya, sebagian rakyat kita memang kesulitan mencari nafkah untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

Keluarga mereka tidak makan jika tidak keluar rumah hari itu. Maklum jumlah pekerja informal kita sekitar 70 juta dari 135 juta angkatan pekerja (56%). Bantuan pemerintah tidak cukup. Apalagi kalau bantuan itu masih dirapatkan, datanya masih dirapihkan.

Ayo. Belajar jangan jauh-jauh, dari Singapura saja. Negara itu relatif kecil. Berpenduduk hanya sekitar 5,6 juta jiwa. Tingkat ekonomi rata-rata warganya baik, juga tingkat kepatuhan hukumnya yang terkenal itu. Sering kita jadikan referensi. Mestinya lebih mudah mengatur dibandingkan Indonesia yang luasnya berpuluh kali lipat, juga penduduknya yang 270 juta jiwa.

Tapi nyatanya Singapura juga seperti frustrasi. Apalagi kita. Luas dan berpenduduk besar, tersebar di belasan ribu pulau. Belum lagi tingkat ekonomi dan pendidikan yang kebanyakan masih rendah, membuat tidak mudah mengambil satu keputusan. Manusia Merdeka, Said Didu, punya usul kongkrit dalam talkshow TVOne semalam.

Segera kucurkan dana kepada seluruh masyarakat yang terdampak, supaya mereka bisa tinggal di rumah dengan tenang. Dengan begitu pemerintah bisa berkonsentrasi penuh mengendalikan penyebaran Covid19 ini.

Kalau perlu, kata dia, seluruh dana pembangunan infrastruktur dan pembangunan Ibu Kota Baru alihkan untuk membiayai itu. Setuju. Usul itu sudah pernah diutarakan banyak tokoh masyarakat, sebelum Said Didu. Kita diingatkan pada adegium Salus Suprema Lex Esto. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Presiden Jokowi pernah berkali -kali menyatakan juga begitu.

Dukung PPKM Level IV, Rektor Unibos Tarik Mahasiswa KKN Angkatan 50

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor Universitas Bosowa (Unibos) Prof Dr Ir Muhammad Saleh Pallu, M Eng. resmi menarik 271 mahasiswa KKN-Kewirausahaan angkatan ke-50 di delapan kecamatan dalam rangka mendukung pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 Makassar yang berlaku hingga 2 Agustus mendatang.

Mahasiswa KKN-Kewirausahaan yang ditempatkan di Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kel Mangasa, Kec Tamalate, Kel Berua, Kec Biringkanaya, Kel Paropo, Kec Panakukkang, Kel Daya, Kec Biringkanaya, Kel Katimbang, Kec Tamalanrea, Kel Tamalanrea Indah,  Kec Tamalanrea, Kel Maccini, Sombala, dan Kec Tamalate akan mengakhiri pengabdian mereka per hari ini, Rabu, 28 Juli 2021.

Penarikan  yang dilakukan di Aula Kantor camat pannakkukang ini disambut oleh camat M. Thahir Rasyid S.Stp. Juga dihadiri Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Dekan Fakultas Unibos.

Pada sehari sebelumnya rombongan lainnya termasuk Wakil Rektor III, Sekertaris Universitas, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unibos dan beberapa dekan juga telah menarik mahasiswa KKN dilokasi yang lainnya di Kecamatan Biringkanaya.

Rektor menjelaskan setelah keluarnya secara resmi surat edaran pemberlakuan PPKM secara nasional karena terjadi peningkatan kasus Covid-19 dan Makassar kembali menjadi zona merah, Unibos segera melakukan penarikan mahasiswa KKN-KWU Unibos di delapan kecamatan.

Hal tersebut bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mencegah serta mengurangi penyebaran kasus Covid-19 dan menjaga mahasiswa Unibos agar tidak terpapar Covid.

“Penarikan mahasiswa KKN ini kami lakukan setelah mahasiswa mengabdi selama satu bulan lebih. Melalui program KKN-KWU saya harap mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar melalui keterlibatan mereka secara langsung pada masyarakat, dan telah mengimplementasikan pemikiran serta ilmu mereka,” jelasnya.

Dalam sambutannya camat pannakkukang juga menjelaskan mahasiswa KKN Unibos telah banyak memberikan kontribusi mereka dalam penanganan pencegahan penularan Covid-19 seperti pembagian masker, handsanitizer, dan penyemprotan disinfektan di fasiltas umum.

“Penarikan KKN ini seharusnya bukan menjadi alasan untuk berhenti dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat.

Justru sebaliknya, hal ini dapat dijadikan tantangan untuk dapat berpikir dan bekerja lebih kreatif lagi di fase seperti. saya berharap KKN kali ini dapat meningkatkan empati dan kepedulian kepada warga” ungkapnya.

Buka Pelatihan Jurnalistik PGRI se-Bosowa, Wabup Bone Sampaikan Ini

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Wakil Bupati Bone Ambo Dalle yang juga selaku Ketua PGRI Kabupaten Bone membuka Pelatihan dan Bimbingan Teknis Jurnalistik Bagi pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Bone, Wajo, dan Soppeng, di Hotel Sarlim, Watampone, Rabu 28 Juli 2021.

Kegiatan pelatihan jurnalistik ini adalah inisiasi dan kerja sama PGRI Provinsi Sulawesi Selatan, Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi PGRI Kabupaten.

Jurnalistik merupakan bentuk komunikasi dari media massa, sedangkan pers adalah media tempat jurnalistik itu disalurkan.

Jurnalistik berupa hasil kegiatan pengolahan informasi yang akan disampaikan berupa berita, reportase dan opini, sedangkan pers berupa surat kabar, majalah, radio, atau televisi.

Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita berupa laporan dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur untuk disampaikan kepada masyarakat.

Jurnalis merupakan sebuah profesi dan setiap profesi pasti mempunyai etika, profesi jurnalis diatur oleh kode etik jurnalistik yang memuat aturan-aturan yang dibentuk dari norma dan nilai yang ada serta menurut undang-undang yang ada di Indonesia.

Wakil Bupati Bone mengatakan, tantangan pengurus PGRI mulai dari tingkat ranting sampai pada kepengurusan PB PGRI, yaitu butuh akselerasi jangkauan informasi terkait hal-hal yang berhubungan dengan keberadaannya sebagai organisasi profesi.

“Terutama dalam mengawal kapasitas dan kompetensi layanan kesejahteraan dan perlindungan terhadap hak-hak guru” tuturnya.

Oleh karena itu, pengurus PGRI Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik bagi pengurus PGRI Kabupaten Zona Wilayah Bosowa, yakni Bone, Wajo, dan Soppeng. Di mana Bone sebagai tuan rumah.

Dalam pelatihan jurnalistik kali ini para peserta mendapatkan materi berupa teknik menulis ilmiah populer di media, dan dasar-dasar Jurnalistik.*

Bekali Mahasiswa, CDC Unibos Gelar Pelatihan Soft Skill

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Career Development Center (CDC) Universitas Bosowa (Unibos) gelar coaching kompetensi soft skill dengan tema “Orientasi Dunia Usaha dan Industri” yang dilaksanakan selama tiga hari 26-28 juli diruang rapat senat lantai 9 Kampus I Unibos Jl Urip Sumoharjo.

Kegiatan ini menghadirkan Dr Affandy Agusman Aris, ST., MT., SE., MM., SH., MH (Ketua Skill Development Center Sulsel), Dr Abd Haris Hamid, SH., MH (Wakil Rektor III Unibos), Titim Wibawayati, LCPC., CHRM. (Head of HR&GA Bosowa Education), dan Dr Lukman Setiawan, SSi., S,Psi., SE., MM., CMNNLP., CSEM (Ketua CDC Unibos).

Lukman Setiawan menjelaskan coaching ini merupakan bentuk keseriusan CDC Unibos dalam mengimplementasikan program pemerintah merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dimana mahasiswa unibos akan melakukan pemagangan di perusahaan dan industri.

“Maka dari itu, sebelum mereka turun lapangan kami memberikan pelatihan agar menjadi bekal mereka dalam memasuki dunia kerja,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan CDC Unibos sengaja menghadirkan pemateri yang berkompeten dibidangnya untuk meningkatkan kompetensi dan memotivasi mahasiswa unibos dalam hal berkomunikasi, membangun relasi, dan disiplin.

“Kami berharap coaching ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Unibos yang akan melakukan magang di perusahan dan industry serta menunjukkan attitude, kinerja yang baik dan professional,” tutupnya.

Anak Tukang Las ini Jadi Jagoan IT dan Terima Beasiswa Semesta

Berawal Dari Hobi Kabur Ke Warnet

Beasiswa Semesta: Kuliah Gratis Jurusan Teknik Informatika (IT) dan Digaji Tiap Bulan!

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Zetta Septian Nugroho Adhi, remaja asal Semarang yang kerap disapa Zetta ini, sebelumnya mengaku sudah tak berharap untuk bisa kuliah seperti teman-temannya. Biaya kuliah yang tinggi membuat Zetta yakin bahwa ia tak ingin membebani Joni Christiono, sang ayah, yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang las.

“Kita tahu sendiri pendapatan ayah tak menentu. Apalagi di masa Pandemi ini, penurunan penghasilan sangat terasa. Awalnya saya ingin langsung kerja sehingga sebagai anak pertama bisa membantu keluarga,” kenang Zetta dalam Talkshow Pengumuman Beasiswa SEMESTA, Rabu (28/07) pagi, yang dihadiri oleh CEO PT. Sentra Vidya Utama (Komunitas SEVIMA) Sugianto Halim MMT dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi MM.

Namun kegigihannya untuk berkuliah tak pernah memadamkan semangat Zetta. Mengikuti rangkaian seleksi Beasiswa SEMESTA, kemahirannya membuat prototipe Sistem Pendaftaran Vaksinasi dalam ujian pemrograman membuatnya diganjar sebagai satu dari lima peraih Beasiswa SEMESTA.

Beasiswa SEMESTA akan memberi Zetta dan kawan-kawan hadiah uang tunai dan biaya pendidikan untuk berkuliah pada jurusan Teknik Informatika (IT) di perguruan tinggi ternama di Surabaya, senilai total 300 Juta Rupiah. Selain itu,  Zetta akan mendapatkan kesempatan berkarya dengan gaji bulanan senilai minimal UMR Surabaya (empat jutaan), bersama SEVIMA.

“Saya berharap, dengan mendapat Beasiswa sarjana dan kesempatan kerja dari SEVIMA menjadi jalan jenjang karir saya di bidang IT. Dan semoga saya dapat menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu,” ungkap Zetta.

Kenal IT Berawal dari Hobi Main Game di Warnet

Siapa sangka, kecintaan Zetta di bidang IT dimulai dari hobi bermain game di warung internet (warnet). Dulunya, Zetta kerap kali lama tak pulang selepas sekolah. Karena ia tak langsung pulang ke rumah selepas lonceng pulang berbunyi. Melainkan bersama teman-temannya, kabur ke warnet.

“Tidak jarang sampai larut malam pergi ke warnet. Kalau saya sebagai ayah, tak khawatir dengan hobi tersebut. Saya selalu yakin, Zetta sebagai anak mbarep (laki-laki dan anak pertama), punya pemikiran matang. Tapi Ibunya kepikiran. Namanya juga insting ibu,” kenang Joni.

Game favoritnya adalah Point Blank, permainan tembak-tembakan online yang memang cukup terkenal pada tahun 2010an awal. Keterbatasan ekonomi sebagai anak tukang las tak menghalanginya untuk pergi ke warnet. Setiap harinya Zetta rela tidak jajan di sekolah supaya bisa bayar di warnet Rp 3.000/jam.

“Bahkan untuk ke warnet, kami semua (Zetta dan kawan-kawan) jalan kaki. Selain berhemat, ini solidaritas. Tidak mungkin satu naik angkot, atau satu naik sepeda, sedangkan teman lain ada yang jalan kaki,” kisah Zetta atas jiwa solidaritasnya yang telah terpupuk sejak dini.

Kecintaan bermain game di warnet kemudian membuatnya dia tertarik untuk belajar membuat game nya sendiri di komputer. Yang berarti, Zetta harus belajar seputar pemrograman agar bisa mencapai impian kanak-kanaknya tersebut. Akhirnya, dimulailah petualangan Zetta belajar pemrograman sejak belajar di SMK Negeri 8 Semarang.

“Dari bermain game ini saya mulai tertarik untuk menjadi developer, sebelumnya saya tidak tahu caranya menjadi seorang developer, akhirnya saya cari-cari dan ternyata developer itu harus bisa pemrograman, untuk itu saya sekolah di SMK dan banyak belajar tentang pemrograman,” terang putra sulung dari pasangan Joni Christiono dan Ester Yuliani ini.

Zetta Kerap Membantu “Ngelas”

Joni Christiono, sang ayah yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang las sejak tahun 2005 dengan penghasilan yang tidak menentu, kadang mendapat penghasilan 500 ribu sebulan, kadang juga lebih.

“Saya ngelas sejak tahun 2005, istilahnya tukang las panggilan mulut ke mulut. Jadi apapun besi yang bisa disambung, itu pekerjaan saya. Seperti bikin tralis, bikin pagar, pandai besi, dll. Untuk kisaran penghasilan ngelas tidak menentu, kadang 500 ribu sebulan, kadang lebih.” Ungkap Joni sang Ayah.

Sedangkan Ester Yuliani, ibu Zetta, membuka jasa laundry kecil-kecilan di rumahnya. Tak jarang, Zetta sebagai anak sulung diminta bantuan tenaga oleh kedua orang tuanya untuk menyambung besi dan mencuci baju.

“Zetta tidak pernah menolak. Zetta pun selalu pandai mengatur waktu, kapan bermain game, kapan sekolah, kapan belajar, dan kapan membantu orang tua. Kami sebagai orang tua membantu Zetta dengan mengajak pada pekerjaan yang jaraknya dekat-dekat saja, agar tidak terlalu kelelahan,” lanjut Joni.

Profesi tukang las dan laundry yang menghadirkan jasa bagi lingkungan sekitar, otomatis membuat keluarga Zetta menjadi salah satu keluarga yang terdampak perekonomiannya karena pandemi COVID-19. Usaha ayah dan ibunya mendadak sepi pelanggan di awal tahun 2020, ketika Pandemi COVID-19 dimulai.

“Karena Pandemi, perekonomian lesu, otomatis orang mengurangi renovasi rumah. Cuci yang dulunya laundry pun mungkin beberapa pelanggan kami akhirnya mencuci baju sendiri,” kenang Joni.

Disinilah, keahlian Zetta di bidang IT yang saat itu duduk di kelas 3 SMK, mulai diuji. Jasa sang ayah sebagai tukang las dan Ibu sebagai laundry, dipromosikannya secara online. Dengan cara mengunggah foto dan nomor HP kedua orang tuanya di media sosial dan Google Maps.

Tak disangka, jasa kedua orang tuanya langsung tambah laris dalam sekejap. Bahkan ada pemesanan yang masuk melalui email. Sebuah metode pemesanan yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

“Saya juga sempat beberapa waktu, bantu promosi bisnis laundry ibu, saya pasang toko laundry di Google Maps sampai akhirnya laundrynya jadi lebih laris dari biasanya. Jadi kalau biasanya pesanan dari mulut ke mulut, ini sampai ada email yang masuk”. Kenang Zetta.

Untuk membantu keluarga, keahliannya di bidang IT juga digunakan untuk mengambil pekerjaan lepas di bidang teknologi. Misalnya membuat website sekolah, ataupun sayembara berhadiah tertentu. “Hadiahnya lumayan, untuk keperluan sekolah, jadi saya bisa membantu keluarga.” Terang Zetta

Tabungan Belum Cukup untuk Kuliah

Walaupun sudah berpenghasilan dan mampu membantu dagangan orang tua lebih laris, biaya kuliah bukanlah angka yang sedikit. Sampai akhir kelas 3 SMK, ia pun sudah merasa tak punya harapan untuk berkuliah. Karena tabungannya yang ia rasa belum cukup jika harus membiayai kuliah sendiri.

“Kuliah itu kan harus merantau, harus bayar kuliah, tidak sedikit. Bayangan saya, lulus ya cari kerja dulu,” ungkap Zetta merefleksikan kegalauan tidak bisa kuliah seperti teman-temannya.

Rasa pesimis itu seakan sirna ketika suatu saat menemukan informasi tentang Beasiswa Semesta. Informasi inipun ia temukan secara tak sengaja, ketika rebahan dan tidak melakukan aktivitas apapun, informasi Beasiswa Semesta ia temukan melalui media sosial Instagram.

Langsung saja Zetta mendaftar beasiswa ini. Segala berkas dilengkapi dengan segera dalam satu hari saja. Inilah semangat Zetta untuk meraih cita citanya.

“Saya memang tak sengaja menemukan info beasiswa Semesta ini. Awalnya saya hanya menemukannya lewat Instagram. Yah meskipun saya sempat pesimis karena takut nggak bisa mendaftar, tapi ternyata kesempatan masih berpihak kepada saya. Yah, meskipun sangat mepet, saya pagi isi data, sore terima Surat Keterangan Lulus dari sekolah, hari itu juga deadline pendaftaran,” gumamnya sambil tersenyum lega.

Saat proses seleksi tersebut, dirinya sempat tak percaya diri. Ia mengalami kesulitan saat tahap tes Hackathon (perlombaan membuat aplikasi dalam waktu singkat – seperti Marathon tapi untuk pemrograman).

Aplikasi yang biasa dibuat dalam kurun waktu satu bulan, harus diringkas dalam hitungan jam. Zetta saat itu mencoba membuat aplikasi sistem pendaftaran vaksin  berbasis website. Hasilnya pun menjanjikan, aplikasi sudah dapat beroperasi secara sederhana.

“Jadi dalam Hackaton, saya membuat aplikasi bernama COVGONE. Singkatan dari COVID GONE (COVID menghilanglah). Dengan aplikasi ini harapannya orang bisa daftar vaksin secara lebih mudah, fasilitas kesehatan menerima pendaftar juga lebih mudah, dan ada info tentang rumah sakit rujukan COVID yang API (informasinya) selalu terupdate dan terhubung database Kemenkes,” kenang Zetta.

Kerja keras dan komitmennya untuk mencoba membantu penanganan Pandemi di Indonesia itu, membuahkan hasil. Zetta berhasil mendapatkan kesempatan beasiswa Semesta 2021.

“Biasanya saya mengerjakan pembuatan aplikasi seperti ini selama sebulan dan bisa lebih. Nah, saat kompetisi ini saya hanya melakukannya selama satu hari saja,” terangnya.

Dapat Beasiswa dan Akan Kuliah di Surabaya

Karena persiapan yang serba mendadak tersebut, Zetta mulanya belum sempat menyampaikan kepada orang tuanya tentang rencana berkuliah dan mencari beasiswa. Joni mengaku terkejut ketika Zetta langsung saja minta izin kepada kedua orang tuanya untuk berkuliah, karena telah mendapat beasiswa sekaligus gaji untuk biaya hidup di perantauan.

“Zetta tidak bilang waktu daftar Beasiswa, baru bilang (kepada orang tua) waktu juara. Karena tidak ingin saya kepikiran tentang kuliah dan biayanya. Jadi, kesempatan itu hanya ada satu kali, saya mendukung penuh anak saya untuk bisa berkuliah. Yang penting bisa menjaga diri dan hati-hati dalam berproses, karena Surabaya itu jauh.” jelas Joni sang ayah sembari bersyukur.

Atas doa dari sang ayah tersebut, Zetta berjanji akan memanfaatkan kesempatan Beasiswa SEMESTA dengan sebaik-baiknya. Kuliah diharapkan bisa membuka jalannya dalam meraih masa depan yang cerah, dan juga mewujudkan cita-cita masa kecilnya. “Belajar IT supaya bisa bikin game,” kenang Zetta.

CEO SEVIMA Sugianto Halim MMT mengungapkan, Zetta adalah satu dari lima anak yang memperoleh anugerah Beasiswa SEMESTA. Seluruh anak tersebut akan diberikan kesemptan berkuliah di Surabaya dengan biaya pendidikan untuk Zetta dan masing-masing peserta, senilai 55 Juta Rupiah.

Selain berkuliah, mereka juga akan memperoleh kontrak kerja di bidang IT dan gaji bulanan. Dengan harapan para peraih Beasiswa SEMESTA, akan lulus kuliah dengan skillset yang lengkap baik secara teori maupun praktek di industri IT.

“Beasiswa SEMESTA ini sudah kali ketiga digelar oleh SEVIMA. Diluncurkan kembali pada Mei 2021 lalu bersama Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Gubernur Jawa Timur, beasiswa ini menjadi cara SEVIMA untuk membuka jalan bagi talenta-talenta terbaik Indonesia untuk meraih masa depan yang cerah di bidang IT, dengan total hadiah berupa uang tunai dan biaya pendidikan senilai tiga ratus juta rupiah,” ungkap Halim.

Senada, Walikota Semarang Hendrar Prihadi MM yang hadir seiring salah satu warganya berhasil menyabet Beasiswa SEMESTA, menjelaskan bahwa sudah saatnya bagi Semarang dan Indonesia untuk tidak hanya menjadi penonton saja dalam perkembangan teknologi komputer. Dengan semakin bertumbuhnya industri teknologi informasi ke depan, alih – alih sebagai user semata, talenta-talenta hebat dari Indonesia harus terlibat dan memenangkan kompetisi di industri IT.

“Menjadi tuan rumah di negeri sendiri, terlebih Indonesia adalah market pelaku industri teknologi informasi, adalah sebuah keniscayaan. Kita harus terlibat! Beasiswa SEMESTA dari SEVIMA mendukung upaya agar Indonesia tak kekurangan bibit muda dengan potensi luar biasa di bidang Teknologi Informasi. Untuk itu, saya ucapkan selamat kepada Mas Zetta dari SMKN 8 Semarang bersama para pemenang lainnya, terus semangat mengejar mimpi – mimpi, menyukseskan bertumbuhnya industri teknologi di Semarang dan Indonesia!” pungkas Hendi.(*)

Keren! Delegasi IAIN Bone Raih Juara II di Event Nasional

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id-
Fitriani Adha dan Andi Herpiana AP berhasil mengharumkan nama IAIN Bone pada ajang tingkat nasional. Mereka mewakili organisasi Mahasiswa Forum Ukhuwah Islamiyah Mahasiswi (FUIM) IAIN Bone pada ajang Lomba KTI Essay, Olahraga Seni dan Ilmiah Festival (OSDI FEST) Tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Dema IAIN Pare- Pare secara virtual sejak tanggal 10- 27 Juli 2021.

Delegasi FUIM IAIN Bone berada pada urutan II setelah Institut Parahikmah Indonesia sebagai juara 1, dan UIN Prof.K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto sebagai Juara ke III.

Kegiatan yang mengangkat tema Bersinergi dalam sportifitas pacu kreatifitas, ukir prestasi tanpa batas ini selain diikuti oleh seluruh Ormawa IAIN Pare-Pare juga diikuti oleh peserta dari luar daerah bahkan dari luar sulawesi.

Andi Herpiana selaku peserta dalam ajang ini mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Kata dia, agar potensi yang ada akan tergali dan terasah khususnya dalam penulisan karya tulis ilmiah. Ia berharap generasi muda saat ini agar lebih produktif.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dimana akan menggali kemampuan dan potensi yang ada pada mahasiswa, sehingga kemampuannya akan terasah dalam menulis karya tulis ilmiyah , sehingga akan memacu produktivitas generasi muda dalam berkarya”. ungkapnya

Salahsatu pembina FUIM, Kasmah sangat mengapresiasi atas prestasi yang diraih oleh Delegasi FUIM. Ia berharap dengan prestasi yang telah dicapai agar tidak berpuas diri, tapi terus belajar dan mengasah potensi diri agar lebih kompetitif.

“Selamat dan apresiasi yang tinggi buat ananda berdua, jangan berhenti untuk belajar dan mengasah potensi diri, agar lebih bisa kompetitif”, ujarnya

Untuk diketahui FUIM adalah salah satu Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di IAIN Bone sebagai wadah pengembangan diri khususnya kaum perempuan yang terbentuk pada 14 September 1999.*

Jaga Stabilitas dan Keamanan Kampus, UNM dan Polda Sulsel Jalin Kerjasama

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dalam rangka sinergitas pelaksanaan tugas dan fungsi, Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan penandatanganan kerjasama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan.

Penandatanganan kerjasama antara UNM dan Polda Sulsel tersebut dilaksanakan di Lantai 7 Gedung Pinisi UNM, Jalan AP. Pettarani, Makassar, Rabu 28 Juli 2021.

Perjanjian kerjasama ini merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 20/Xl/NK/2020. nomor NK/40/XI/2020 tanggal 11 November 2020 tentang kesinergian pelaksanaan tugas dan fungsi. Perjanjian kerjasama ini meliputi:

1. Pembinaan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta penanggulangan tindak pidana yang terjadi dalam dan sekitar wilayah kampus Universitas Negeri Makassar.

2. Pelaksanaan tri darma perguruan tinggi serta implementasi merdeka belajar kampus merdeka.

3. Pertukaran data, informasi, keahlian serta pemanfaatan sarana dan prasarana dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati.

Dalam sambutannya, Kapolda Sulsel, Irjen. Pol. Drs. H. Merdisyam, M.Si menyampaikan dengan kerjasama ini diharapkan untuk dapat mewujudkan sinergitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing pihak.

“Kami menyadari bahwa menjalin dan menjaga hubungan dengan perguruan tinggi merupakan cara yang efektif dalam membangun stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat baik dalam lingkungan kampus maupun di wilayah sekitaran kampus,” ujar Merdisyam.

Pihaknya pun sangat menyambut baik dilaksanakannya kerjasama ini, selaras dengan tujuan dan harapan kesepahaman untuk menciptakan sebuah hubungan kerjasama yang harmonis antara Polri dengan perguruan tinggi di Sulawesi Selatan pada umumnya dan UNM pada khususnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof. Dr. Ir. Husain Syam, M.T., IPU,. ASEAN Eng mengatakan kerjasama antara UNM dan Polri bukan kali pertama dilakukan. Melainkan selalu diperbaharui, penguatan dan sinergi kedua lembaga dalam kepedulian bersama.

“Ini merupakan sebuah kebanggaan dan kebahagiaan, sebab sinergitas antara UNM dan Polri sangat diperlukan dalam ketertiban dan kehidupan kampus, keamanan dari gangguan yang terjadi dan tidak lepas dari Tri Dharma perguruan tinggi,” terang Prof Husain Syam.

Dalam pertemuan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pimpinan dari UNM diantaranya, Wakil Rektor 1 Prof. Dr. Asnawawi Haris M. Hum, Wakil Rektor 2 Dr. Kartika Jayadi, M.Sn, Wakil Rektor 3 Prof. Dr. Sukardi Weda, M. Hum, Wakil Rektor 4 Dr. Ir. M. Ichsan Ali. MT, para Dekan dan Direktur Pasca Sarjana UNM.

Sementara dari pihak Polda Sulsel, Kombes Pol. Dwi Suryo Cahyono, S.I.K.,M.H. (Dirintelkam Polda Sulsel ). Dirbinmas Polda Sulsel Kombes Pol. Andi Heru Santo, S.S.T.M.K, Karo SDM Polda Sulsel Kombes Pol I Ketut Yudha Karyana S.I.k, Dir Krimsus Polda Sulsel Kombes Pol Widoni Fedri S.I.k, Dir Narkoba Polda Sulsel Kombes PoI K. Yani Sudarto S.I.k, Dir Pamobvit Polda Sulsel Kombes Pol M Iftah Palahadin S.H, Kabidkum Polda Sulsel Kombes Pol Hambali S.H dan Kabid Humas Polda Sulse! Kombes Pol. E. Zulpan, S.I.K.,M.Si.