Beranda blog Halaman 3338

Merajut Asa Para Petani

Komunitas Sahabat Alam

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Komunitas Sahabat Alam atau yang oleh anggotanya disebut Kosalam; awalnya dirintis oleh lima orang yang berprofesi sebagai petani – yang berdomisili di Kecamatan Moncongloe Maros, Desa Moncongloe Bulu di tahun 2008. Namun karena kesibukan masing-masing, Kosalam vakum. Hingga pada akhirnya di tahun 2015, empat orang yang merupakan alumni Universitas Hasanuddin sepakat untuk mengaktifkan kembali Kosalam.

“Awal berdirinya Kosalam hanya berjalan selama kurang lebih satu tahun. kemudian vakum. Dan kembali aktif tahun 2015. Yang membedakan dengan waktu awal berdiri, adalah format perkumpulannya. Sekarang, kosalam punya koperasi (koperasi sahabat alam) serta lembaga riset dan pendidikan (ecology aterra),” jelas Aman Wiajaya, salah satu aktivis Kosalam.

Praktik menanam beberapa jenis sayuran dan belajar membuat mikroba dan pupuk organik cair (POC) adalah aktivitas pertama dan sekaligus sebagai penanda bahwa Kosalam hadir kembali.

Selain itu, kegiatan menjaring kader pun dilakukan di tingkat desa dan juga di kalangan mahasiswa. Pengkaderan di tingkat desa sasarannya adalah dari kalangan keluarga petani generasi muda.

“Untuk format kaderisasinya ada beberapa kegiatan, di antaranya sekolah penulisan yang sudah dua kali jalan; sekolah pengorganisasian rakyat sudah jalan dua kali juga. Pendidikan ekonomi alternatif yang baru mau dijalankan. Karena baru mulai kembali, jadi format itu masih bisa berubah, karena teman-teman terus mencari model yang tepat untuk kondisi anak muda sekarang. Khususnya di anak muda di desa,” jelasnya.

Nah, sambungnya, karena pengurus Kosalam juga memikirkan soal pondasi ekonomi perkumpulan ke depannya, maka dibuatlah koperasi yang di dalamnya ada beberapa unit usaha. Salah satunya, usaha permodalan. Khususnya untuk keluarga petani dan anak muda di desa yang punya keinginan mengembangkan usaha berbasis potensi desa.

“Belakangan dirasa juga perlu ada wadah untuk kerja-kerja intelektual, maka dari itu diinisiasi lembaga riset dan pendidikan, ecology aterra,” katanya.

Lahirnya Kosalam dilatarbelakangi dengan kepedulian para pendirinya untuk melestarikan lingkungan hidup melalui kerja-kerja pertanian, tepatnya pertanian alami. Yang juga bersentuhan dengan persoalan kesejahteraan keluarga petani.

“Karena selain ramah lingkungan, bertani alami juga ramah ekonomi. Mengurangi biaya produksi. Dan bisa meningkatkan produktivitas dengan lahan yang tidak begitu besar. Kedua, semangat untuk keluar dari jerat pertanian konvensional, yang selama ini cuma menguntungkan segelintir orang. Petani cuma jadi objek/konsumen input-input pertanian kimia/pabrikan. Selebihnya jadi korban rentenir dan tengkulak,” beber Aman.

Dengan bertani alami, sambungnya, petani bisa memproduksi sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan untuk masa depan pertanian, dan dengan berorganisasi, petani bisa belajar mengatur banyak hal secara kolektif, salah satunya soal pasar.

Terlepas dari itu, sejak aktif kembali, kata Aman, tujuan utama yang dirancang belum sepenuhnya tercapai. “Kalau tujuan-tujuan taktis; semisal koperasi sahabat alam jadi wadah petani untuk mengakses modal, itu sudah tercapai,” ungkapnya.

Tujuan utama yang dimaksud adalah petani betul-betul sudah lepas dari cengkraman pertanian konvensional. Petani sudah mandiri dalam hal mengelola organisasi dan memproduksi pengetahuan. Sudah punya pasar alternatif. Dan anak-anak muda di desa, khususnya keluarga petani, sudah tidak menjadikan kota sebagai tumpuan hidup. Tapi bisa mengelola sumber daya lokal di desa untuk kemajuan desanya masing-masing.

Selain itu, lahan-lahan pertanian bisa terjaga atau sustainable. Sehingga generasi petani ke depannya bisa tetap melanjutkan kerja-kerja pertanian.

Terlepas dari itu, Aman menjelaskan bahwa kehadiran koperasi yang didirikan sejak awal tahun 2016 telah memberi banyak manfaat, di antaranya beberapa anggota bisa mengakses permodalan untuk membangun usaha mandirinya. Selain usaha mandiri, tetap juga mengerjakan usaha-usaha bersama yang dibangun dalam koperasi.

“Misal anggota ada yang akses modal untuk membuka usaha percetakan. Usaha rental alat outdoor, jual pulsa, dan beberapa usaha lain. Terus di dalam koperasi sendiri ada beberapa unit usaha yang dikelola sama-sama. Misal unit simpan pinjam, unit handcraft, dan unit pertanian alami. Selebihnya ada beberapa petani yang mengakses permodalan melalui unit simpan pinjam,” jelasnya.

Diakhir wawancara dengan FAJAR PENDIDIKAN, Aman yang sejak duduk di bangku perkuliahan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial ini berharap semoga visi Kosalam dapat tercapai.

“Untuk petani, semoga tetap jadi petani, khususnya generasi mudanya. Selebihnya, harapan teman untuk orang-orang, jangan takut jadi petani atau bekerja bersama petani. Karena berbicara soal petani, sama saja berbicara soal diri sendiri. Soal makan apa kita hari ini, esok, dan seterusnya. Tanpa lingkungan dan makanan yang sehat, berat rasanya bangsa ini bisa maju,” harapnya. (FP)

Jalur Prestasi, Terobosan Baru Jalur Mandiri UNM

Rektor UNM, Prof Husain Syam saat mengawasi ujian tes calon mahasiswa baru UNM jalur mandiri (FOTO:Ist)

 

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Setelah lulus sekolah hal yang terpenting dan mendebarkan adalah ketika harus mengikuti berbagai tes untuk memasuki Universitas yang diinginkan.

Di seluruh perguruan tinggi negeri ada tiga jalur yang telah ditetapkan pemerintah untuk dapat masuk ke perguruan tinggi negeri antara lain jalur SNMPTN atau jalur undangan melalui nilai rapor, SBMPTN atau jalur tes bersama dan melalui jalur mandiri.

Universitas Negeri Makassar (UNM) sendiri mengadakan tes jalur mandiri. yang dimana tahun ini memberikan terobosan baru dengan menerima calon mahasiswa melalui jalur prestasi, Selasa (24/7/2018).

“Tes tertulis dan Tes Potensi Akademik (TPA) telah berlangsung hari ini. Untuk besok, di hari kedua dilaksanakan tes keterampilan di tiga fakultas diantaranya fakultas Teknik, Seni, Desain dan Ilmu Keolahragaan, melakukan verifikasi data dan tes wawancara untuk jalur prestasi. Tahun ini jalur penerimaan calon mahasiswa baru di Universitas Negeri Makassar mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu, “ungkap Prof Yahya Dekan Fakultas Teknik sekaligus ketua panitia.

Selain jalur prestasi di bidang olahraga, ada juga jalur prestasi bagi tahfiz yang menghafal 15 juz.

“Jalur prestasi merupakan jalur mandiri untuk dapat masuk di UNM, dimana jalur prestasi adalah ungkapan apresiasi penghargaan kami. Termasuk Hafiz atau penghapal Al Qur’an minimal 15 juz. Ada sekitar 22 orang yang masih diverifikasi datanya dan proses wawancara. Mengapa jalur hafiz ini bebas tes karena di zaman Now yang begitu banyak pengaruh dari luar, dia mampu menghafalkannya hal ini menandakan bahwa dia adalah orang yang cerdas. Khusus di UNM harga biaya kuliahnya murah dibandingkan di universitas,” jelas Rektor UNM, Prof Husain Syam.

Lanjutnya, ia mengungkapkan bahwa tahun ini Universitas Negeri Makassar memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa baru yang tidak lolos jalur tes melalui SNMPTN dan SBMPTN untuk ikut melalui jalur mandiri.

Dikatakannya, ada kebijakan yang disepakati oleh seluruh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) bersepakat kuota yang diterima jalur SNMPTN tidak terisi, maka dipindahkan ke SBMPTN apabila tidak terisi maka dipindahkan ke jalur mandiri. Hampir sekitar 10% yang tidak ikut mendaftar ulang. Sehingga dari kuota inilah yang mengisi di jalur mandiri.

“Dari total pendaftar 6000 ribu, yang dulunya hanya 5204 ribu sehingga mengalami peningkatan yang signifikan. Jurusan manajemen yang terbanyak sekitar 495 sedangkan yang diterima hanya 120 mahasiswa, Jurusan Psikologi yang kedua, sebanyak 346 pendaftar yang hanya diterima 120, peminat jurusan Akuntansi terbanyak ketiga sebanyak 335 pendaftar hanya sekitar 70 yang akan diterima, Penjaskes dan keolahragaan pendaftar sebanyak 317, hanya 100 lebih yang diterima dan PTIK pendaftar sebanyak 111 hanya 70 yang akan diterima, ” ungkapnya.

Untuk pengumuman calon mahasiswa baru yang lolos di jalur mandiri akan di umumkan pada tanggal 1 Agustus mendatang.

 

Reporter: Nis/Adr

 

 

Kampanyekan Setop Pernikahan Dini

Aliansi Remaja Independen Sulawesi Selatan

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Berawal dari pertemuan nasional AIDS pada tahun 2012 di Yogyakarta, yang diadakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan dan Komisi Perlindungan Anak (KPA) Nasional. Pada saat itu, Andhika Wirawan dan Muhammad Reysa yang terpilih mewakili remaja Makassar untuk mengikuti pertemuan tersebut.


Lalu di sanalah mereka bertemu dengan pengurus Aliansi Remaja Independen (ARI) Jakarta. Dari pertemuan itu, muncul ide untuk membawa ARI ke Makassar. “Peresmian pertama ARI di Makassar, ditandai dengan diadakannya pelatihan daerah. Jadi, setelah mereka balik dari Jogja, mereka kemudian merekrut orang yang ada di sekitar mereka, itu dulu kebanyakan dari FKM Unhas,” cerita Fajar Waksi, Local Coordinator ARI Sulsel.


Pelatihan daerah itu, sambungnya, dihadiri juga oleh perwakilan ARI Jakarta untuk memberikan materi. Pelatihan itu diadakan di Gedung Iptek Unhas. “Jadi pelatihannya itu berupa pembahasan isu seputar HIV/AIDS, kesehatan alat reproduksi. Karena pada dasarnya, isu di ARI itu seputar kesehatan seksual dan alat reproduksi,” papar Fajar.


Kata Fajar, tujuan utama lahirnya ARI adalah bagaimana pengetahuan seputar seksualitas itu masuk di dalam kurikulum nasional. “Untuk mencapai tujuan itu, kita punya banyak-banyak program,” katanya.

“Kita juga fokusnya ke advokasi, perubahan kebijakan. Jadi untuk mencapai tujuan tadi, perlu adanya perubahan kebijakan. Tapi di samping itu, kami juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri. Karena percuma saja jika peraturan telah direvisi sementara masyarakat sebagai objeknya belum sadar,” jelasnya.

Misi sosial itu kemudian dituangkan ke dalam beberapa item kegiatan seperti seminar, workshop, roadshow, dan juga kampaye Tentang isu kekerasan seksual, kekerasan anak, dan juga kekerasan dalam bentuk bullying.


“Untuk kegiatan yang nyata, kami pernah juga advokasi tentang perubahan kebijakan pernikahan anak sampai ke mahkamah konstitusi di tahun 2016,” ungkapnya.


Perubahan kebijakan pernikahan anak yang dimaksud yaitu, Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yang memperbolehkan perempuan nikah di umur 16 tahun dan laki-laki di umur 19 tahun. Tentu ini menjadi kendala besar bagi ARI yang selama ini gencar mengampanyekan isu pernikahan dini dan dampaknya.


“Nah, kalau kita tarik mundur lagi, kalau umur 16 tahun itu, masih kelas 3 SMP dan negara sudah melegalkan untuk menikah. itu menjadi kendala bagi kita sekarang,” keluhnya.


Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan dini yang dijelaskan Fajar kepada FAJAR PENDIDIKAN yaitu, risiko kematian ibu dan anak sangat tinggi dan juga kekerasan dalam rumah tangga lantaran secara mental belum siap menghadapi biduk rumah tangga.
Fajar menjelaskan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya pernikahan di bawah umur. Mulai dari faktor budaya, pendidikan, hingga faktor finansial.


“Kalau di daerah nih, banyak orang tua yang ingin menikahkan anaknya di bawah umur karena mereka kurang mementingkan pendidikan. Tak jarang ada juga yang beranggapan ketika anaknya dinikahkan dini, akan memperbaiki kondisi keuangan keluarga. Padahal anggapan tersebut belum sepenuhnya benar,” terangnya.

Sulsel Zona Merah
Selain itu, Fajar yang dihubungi via WhatsApp, juga mengungkapkan fakta berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan UNICEF; Provinsi Sulawesi Selatan berada diangka 26 persen pernikahan anak di bawah umur 18 tahun. Dengan kata lain, Sulsel ada dalam zona merah.

“Jadi mengapa ARI angkat isu perkawinan anak, yah karena data itu. Kami juga melakukan riset terhadap remaja yang pernah menikah untuk mengetahui dampak-dampak dari kesehatan reproduksi yang dialami oleh remaja yang menikah di bawah umur 18 tahun. Selain itu, kita juga adakan roadshow ke sekolah-sekolah. Melalui roadshow itu, kami mensosialisasikan langkah-langkah prefentif melalui edukasi,” jelasnya.

“Rasanya garing yah kalau misalnya, kami datang ke sekolah-sekolah dan kemudian katakan seperti ini: ‘jang miki menikah. karena nikah kayak gini dan gitu’. Jadi roadshow yang kami buat, diupayakan semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa-siswa. Bagaimana menyampaikan ke mereka tentang dampak pernikahan di bawah umur dan tentunya memberikan solusi kepada mereka. Melalui youth manual, kami membantu adik-adik menyusun rencana masa depannya. Youth manual adalah sebuah platfon perencanaan kuliah untuk anak SMA,” paparnya.

Seperti yang dijelaskan Fajar, dua tahun terakhir, yakni 2015 hingga 2017, yang menjadi fokus utama ARI Sulsel adalah isu perkawinan anak. Dan menjadi target sasaran adalah remaja umur 15-24 tahun. “Nah, diisu perkawinan anak ini, banyak item kegiatannya ada: riset, seminar, meeting bersama pemerintah, meeting bersama organisasi anak muda dan juga training,” katanya.

Di ujung wawancara, Fajar menitipkan harapannya kepeda pemangku kepentingan untuk isu perkawinan anak. “Bagaimana negera lebih memerhatikan nasib-nasib anak-anak untuk meraih masa depan mereka. Maksudnya, negara juga memikirkan undang-undang perkawinan direvisi kembali. Karena negara sudah melegalkan anak usia 16 tahun untuk menikah. Tidak cuma itu, saya juga berharap akan kesadaran masyarakat. Bagaimana mereka lebih sadar untuk memerhatikan pendidikan anak-anak untuk masa depannya,” tutupnya. (FP)

Tim PPDM Unibos Bimbing Kelompok Tani di Kawasan Ulu Ere

Tim PPDM Unibos bersama kelompok tani di lokasi pembibitan kentang. (Foto: Ist.)
Tim PPDM Unibos bersama kelompok tani di lokasi pembibitan kentang. (Foto: Ist.)

Bantaeng, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Bosowa (Unibos) yang diketuai oleh Prof Dr. A. Muhibuddin bersama Ir. Jeferson Boling, MP dan Fatmawati, S.TP., M.Pd melakukan pembimbingan kelompok tani di Kawasan Puncak Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Selasa (24/07).

Pembimbingan yang dilakukan untuk memberikan kontribusi dalam memberdayakan petani kentang di daerah ini juga dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Kecamatan Ulu Ere yang merupakan salah satu primadona kawasan agrowisata di  Sulawesi Selatan yang penuh dengan kelompk tani ini dibimbing dalam sistem budidaya kentang sekaligus manajemennya.

Ketua Tim PPDM Unibos, Prof. A. Muhibuddin berharap kegiatan ini dapat memberdayakan kelompok tani sehingga dapat mandiri dengan inovasi  teknologi budidaya pertanian dan sistem pengelolaannya.

“Kami melakukan pembinaan mulai teknik pembibitan kentang, teknik pengendalian terpadu untuk hama dan penyakit tanaman, teknik pemanfaatan dan pembuatan pupuk organik, teknik budidaya kentang, perbaikan manajemen, juga pengembangan usaha industri rumah tangga berbahan baku kentang, seperti donat kentang, kripik kentang dan lainnya,” papar Prof A Muhibuddin yang juga merupakan Dosen Fakultas Pertanian Unibos

Dengan mengusung tema “Desa Sentra Kentang Unggul Berbasis Kelompok Tani”, Koordinator Gabungan Kelompok Tani Gapottang, Jabbar, SP menyampaikan terima kasih atas program PPDM Unibos.

“Sekiranya ini sangat bermanfaat untuk membantu pengembangan kelompok tani kami dan bisa memberikan kemajuan untuk produk kentang yang lebih bernilai jual tinggi,” kata Jabbar, SP.

Salah satu permasalahan prioritas bagi kelompok tani Kecamatan Ulu Ere yaitu teknologi produksi pengembangan dan sistem manajemen kentang yang masih kurang dipahami.

Menurut Prof A Muhibuddin, root of problem yang harus diatasi pada wilayah mitra kelompok tani di wilayah ini terdapat beberapa aspek.

“Tingginya penggunaan pupuk kimia, pestisida dan herbisidauntuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman untuk meningkatkan produksi, masih perlunya peningkatan produksi dan produktivitas kentang di wilayah ini, tingginya serangan hama dan penyakit kentang,” tuturnya.

“Sedangkan dari aspek manajemen  masih kurang dalam distribusi benih yang tidak jelas sumbernya, sehingga kelompok tani tidak mengetahui asal usul sumber benih untuk penanamannya, ketersediaan benih yang tidak tepat, baik dari sisi jumlah, kualitas, ketepatan waktu distribusi, harga yang bersaing, pelayanan yang lambat, keterampilan pengolahan hasil kentang oleh Kekompok Tani yang masih kurang,” pungkasnya. (FP)

 

Bupati Sinjai Resmikan PAI

0

Bupati Sinjai H. Sabirin Yahya

Sinjai, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Bupati Sinjai meresmikan dan melaunching Pustaka Adyaksa Indonesia (PAI) milik Kejaksaan Negeri Sinjai pada pelaksanaan ramah tamah dalam rangka hari Bhakti Adyaksa Ke-58 yang bertempat di halaman Kantor Kejaksaan Negeri Sinjai, Senin (23/07/2018).

Bupati Sinjai, H. Sabirin Yahya, dalam sambutannya memberikan pujian atas kinerja Kejaksaan dalam penegakan supremasi hukum dan pembangunan nasional, bahwa kejaksaan telah melakukan pembaruan paradigma penegakan hukum institusi kejaksaan yang memadukan upaya represif dan preventif secara proporsional, seimbang, objektif, dan terukur melalui inovasi Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D).

Bupati juga sangat mengapresiasi Kajari Sinjai atas inovasinya membuat Pustaka Adyaksa Indonesia “Dari Sinjai Untuk Indonesia”.

Pengelola Literasi Kejaksaan Negeri Sinja, Hary, dalam sambutannya mengemukakan bahwa pembuatan Pustaka Adyaksa Indonesia bertujuan untuk membangun minat baca anak-anak kita di Sinjai, dan ini yang pertama dilakukan di lingkungan kejaksaan, sehingga kami ingin katakan dari Sinjai untuk Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Kajari Sinjai bersama jajarannya atas kerjasamanya dengan Pemkab Sinjai selama ini, dalam kepeduliannya mengawal pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Sinjai, khususnya dalam bantuan dan kerjasama dalam penanganan sengketa hukum perdata, tata usaha negara, litigasi dan non litigasi.

Ketua Literasi Indonesia, Nirwan Ahmad Arsuka, dalam sambutannya mengatakan bahwa selain hari adyaksa, hari ini adalah hari anak, sehingga kegiatan peresmian pustaka ini sangat relefan yang kita laksanakan pada kegiatan ini dalam rangka membangun kecerdasan anak Indonesia dengan banyak membaca buku melalu Pustaka Adyaksa Indonesia.

Hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan Forkopimda Kabupaten Sinjai, Ketua Literasi Indonesia Nirwan Ahmad Arsuka, para pimpinan BUMN dan BUMD, para Kepala Seksi Lingkup Kejaksaan Negeri Sinjai, para Kepala Perangkat Daerah, para Kabag lingkup Setdakab, dan pegawai Kejaksaan Negeri Sinjai.

Sumber: http://www.komandoplus.com/2018/07/bupati-sinjai-resmikan-pustaka-adyaksa.html?m=1

Saat Netralitas Pilkada Dipertanyakan, ASN Sinjai Pilih Bungkam

0

FOTO BUKTI PILIHAN CABUP GABUNGAN

Sinjai, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Terkuaknya dugaan ketidaknetralan kalangan ASN jajaran Dinas Kesehatan kabupaten Sinjai pada Pilkada serentak bulan Juni lalu, hingga kini masih menjadi buah bibir ditengah-tengah masyarakat.

Spekulasi yang berkembang menyebut bahwa kejadian itu merupakan gerakan massif, terstruktur, dan sistematis. Namun pendapat lainnya menilai bahwa itu adalah inisiatif pribadi bagi pelakunya. Sayangnya saat dikonfirmasi pihak Dinkes Sinjai memilih bungkam.

Diberitakan sebelumnya, tak lama setelah pencoblosan di TPS usai pada Pilkada serentak 2018 di kabupaten Sinjai bulan Juni lalu, percakapan di salah satu grup medsos diwarnai dengan ramainya pemilik akun facebook (FB) yang ditengarai sebagai pegawai Puskesmas, sama-sama mengupload foto kertas suara coblosannya kepada pasangan nomor urut 1 disertai KTP saat berada didalam TPS.

Hal itu seakan memberikan isyarat untuk meyakinkan kepada seseorang bahwa pemilih yang bersangkutan telah memilih paslon Bupati-Wakil Bupati Sinjai sesuai arahan.

Sebelum pelaksanaan hari H pencoblosan, terpantau percakapan di grup FB “Sinjai Memilih” bahwa Sekretaris Dinkes Sinjai melibatkan Kepala PKM Biji Nangka, dan Plt. Puskesmas Borong Kompleks. Inti dalam percakapan itu yakni sosialisasi pemenangan paslon bupati Sinjai, Andi Seto Ghadista Asapa, nomor urut 1 tag line SEHATI.

Rangkaian ihwal itulah kemudian ditengarai sebagai gerakan terstruktur oleh oknum pejabat lingkup Dinkes Sinjai dari kalangan ASN (Baca: PNS, red) dalam kegiatan politik, dan membuat Ketua Umum Gerakan Sinjai Muda (GSM) angkat bicara.

Menurut Ketua Umum GSM, Nurhidatullah B. Cottong, bahwa percakapan yang viral di medsos tersebut berpotensi melanggar Undang-Undang No. 10 tahun 2016 tentang Pilkada.

Diperkuat oleh adanya kegiatan oleh kalangan tenaga sukarela yang tergabung dalam Himpunan Tenaga Sukarela Kesehatan (Himteskes) Sinjai berbuka puasa bersama calon Bupati Sinjai A. Seto Gadhista Asapa di Pesantren AL Iksan Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, Minggu (10/6/2018) lalu.

Kala itu, salah seorang aktivis di Sinjai bernama Jusman meminta Himteskes untuk tetap menjaga independensinya sebagai lembaga profesi di bawah Dinas Kesehatan Sinjai.

Jusman menduga, ada kegiatan politik yang dilakukan pihak Himteskes dengan salah satu pasangan calon bupati di Sinjai.

“Ada indikasi penggiringan oleh salah satu paslon kandidat Pilkada, pada saat buka puasa beberapa waktu lalu di Sinjai Timur dengan melibatkan Himteskes,” kata Jusman, Rabu (13/6/2018).

(Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2018/06/13/pilkada-sinjai-aktivis-sinjai-minta-himteskes-tetap-independen)

Dugaan adanya oknum aparatur sipil negara (ASN) yang ditengarai tidak netral dalam Pilkada lalu viral di media sosial, ditanggapi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) kabupaten Sinjai .

Menurut Ketua Panwaslu Kabupaten Sinjai, Muh. Rusmin, yang dikonfirmasi di kantornya, Senin (09/07/2018) pekan lalu, menyatakan bahwa terkait dugaan pelanggaran netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh Sekdinkes Sinjai tinggal menunggu tembusan dari surat KASN karena kasus ini sudah diteruskan ke KASN.

Muh. Rusmin menambahkan, terkait ramainya beredar di medsos foto kertas suara hasil coblosan pada paslon nomor urut 1 disertai KTP pemilih saat di dalam TPS, sementara didalami oleh Panwalu, karena ini berpontensi sebagai bagian pidana pemilu.

Sementara pihak Dinas kesehatan Kabupaten Sinjai sejak diberitakan tidak memberi tanggapan. Bahkan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Sinjai yang dikonfirmasi secara tertulis, patut, dan layak, hingga berita ini diposting, tetap tidak memberikan jawaban dan terkesan lebih memilih sikap bungkam.

Sumber: http://www.komandoplus.com/2018/07/dipertanyakan-netralitas-asn-puskesmas.html?m=1

Mahasiswa KKN UNM Edukasi Masyarakat Melalui Seminar Proker

 

Seminar KKN UNM di Barru

Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar (UNM), menggelar seminar Program Kerja (Proker) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Seminar Proker tersebut digelar di aula kantor Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (23/7/2018).

Mahasiswa KKN UNM Kecamatan Tanete Rilau, Farhani Islam, mengatakan pada seminar tersebut dipaparkan Proker utama mahasiswa KKN yang akan direalisasikan ke depannya.

“Proker utama yang dipaparkan dalam seminar ini, diantaranya Proker pengembangan dan pengolahan berbasis sumber daya pesisir pada wanita nelayan di Kecamatan Tanete Rilau,” kata Farhani Islam, Senin (23/7).

Farhani menambahkan, sejumlah Proker tambahan juga diusung oleh mahasiswa KKN UNM dalam seminar Proker tersebut antara lain, senam sehat, bimbingan belajar, ranking penyuluhan cuci tangan dan sikat gigi untuk anak usia dini dan sekolah dasar.

Proker tersebut rencananya akan dilaksanakan di tiga Desa di Kecamatan Tanete Rilau, yaitu di Desa Lasitae, Corowali dan Desa Pancana.

“Seluruh Proker yang diusung mahasiswa KKN ini merupakan hasil observasi dan analisis kebutuhan masyarakat desa yang ada di Kecamatan Tanete Rilau,” ujar Farhani.

Sementara itu, Camat Tanete Rilau, Muh Hudri, yang juga hadir dalam seminar Proker itu, mengharapkan agar seluruh Proker yang direncanakan mahasiswa KKN UNM dapat berjalan lancar serta membawa manfaat bagi masyarakat setempat.

“Kami selaku perangkat pemerintah Kecamatan, tentu selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN, selama itu untuk kebaikan masyarakat kami sendiri,” tuturnya.

Reporter: Abd. Latif Ahmad

Mayjen TNI Surawahadi Resmi Jabat Pangdam XIV/Hasanuddin

0

Susana saat penandatanganan serah terima jabatan Pangdam Hasanuddin.

Jakarta, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mutasi jabatan pimpinan di lingkungan TNI Angkatan Darat kembali bergulir, hal ini ditandai acara Korps serah terima jabatan beberapa Perwira tinggi TNI Angkatan Darat, berlangsung di Aula A.H. Nasution lantai 3 Mabesad Jakarta Pusat. Senin (23/07).

Acara Sertijab dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono. Turut dihadiri oleh Wakasad, Irjenad, para Asisten Kasad dan Kosahli Kasad, para Pangkotama, Gubernur Akmil, Dan/Dir/Ka Balakpus TNI AD, Ketua Persit KCK beserta pengurus dan para perwira di lingkungan TNI AD.

Dari beberapa Perwira tinggi Angkatan Darat yang dimutasi, salah satu diantaranya pejabat Pangdam XIV/Hasanuddin dari Mayjen TNI Agus Surya Bakti digantikan oleh Mayjen TNI Surawahadi.

Mayjen TNI Agus Surya Bakti telah menjabat Pangdam XIV/Hasanuddin yang sebelumnya Pangdam VII/Wirabuana selama kurang lebih dua tahun sembilan bulan sejak 28 Oktober 2015, dan akan menjabat sebagai Asisten Intelijen Panglima TNI. Sedangkan pejabat baru Mayjen TNI Surawahadi sebelumnya menjabat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Kodiklat TNI Angkatan Darat.

Kasad Jenderal TNI Mulyono dalam amanatnya mengatakan, mutasi pejabat di lingkungan TNI AD merupakan bagian dari mekanisme pembinaan organisasi dan sebagai implementasi dari proses regenerasi. Selain itu, juga merupakan upaya menjaga kesinambungan kepemimpinan dalam rangka mendorong semangat pembaharuan dan penyegaran pemikiran yang selanjutnya diproyeksikan untuk peningkatan kinerja instansi dan organisasi.

Terkait perubahan lingkungan strategis yang semakin dinamis dan kompleks, pimpinan TNI Angkatan Darat menuntut para Perwira untuk senantiasa meningkatkan kredibilitas, profesionalisme dan produktivitas dalam membangun sistem kerja yang lebih efektif dan efisien di satuannya.

Diakhir amanat itu, Kasad mengajak kepada seluruh prajurit jajaran TNI Angkatan Darat, untuk terus memperkuat karakter prajurit sesuai Jati Diri TNI dan senantiasa mempedomani Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI, serta meningkatkan soliditas dan sinergitas internal TNI Angkatan Darat. (*)

Pemkab Barru Resmi Bangun Gedung Kantor Bupati Berlantai Delapan

0

Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Pemerintah Kabupaten Barru (Pemkab), Bupati Barru, Ir H Suardi Saleh MSi telah menggelar pemancangan tiang pertama pembangunan menara Kantor Bupati Barru di Jl. Sultan Hasanuddin, Kelurahan Coppo, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru,  Senin (23/7).

Sekedar diketahui bahwa mega proyek ini dikerjakan PT Bumi Perkasa Sidenreng dengan konsultan pengawas CV Baji Rupa Consultant, dengan Anggaran pada tahap pertama sebesar Rp 40.192.000.000, bangunan tersebut nantinya akan memiliki delapan lantai dengan luas bangunan 30×30 meter.

Tampak hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD Barru Andi Nurhudayah Aksa, Sekertaris Daerah (Sekda) Barru Ir. H. Nasruddin AM, M,Si, Dandim 1405 Mallusetasi, Letkol Arm. K. Ady Hasyah, Kapolres Barru AKBP. Dr. H. Burhaman SH.MH, Kajari Barru, Paian Tumanggor SH, para Unsur Forkopimda, para Pimpinan OPD, para Camat, Lurah dan Kepala Desa se – Kabupaten Barru.

Dalam sambutannya, Suardi Saleh  meminta kepada pihak terkait atau penanggung jawab proyek agar memonitoring dengan baik proyek yang dibangun di pekarangan kantor Bupati Barru tersebut, “Skedul proyek ini harus dikontrol rutin perhari, jangan sampai ada target kita yang minus dalam seharinya. Tapi kalau pun ada sedikit atau sekian persen yang tertinggal, esoknya harus tertutupi,” kata H Suardi Saleh.

Mantan Kadis PU Pinrang itu pun mengharapkan agar proyek yang akan menjadi ikon Barru itu betul-betul diperhatikan sehingga pengerjaan proyek bisa terukur dan selesai tepat waktu.

“Jadi saya harap ini bisa selesai tepat waktu, karena dengan begitu, bangunan ini juga akan cepat kita gunakan dan dimanfaatkan untuk kegiatan berkantor ke depannya,” ucapnya.

H Suardi Saleh juga menyampaikan bahwa gedung ini dibangun merupakan tambahan atau perluasan dari pada komplek kantor bupati ini Karna ruangan yang ada tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan aktivitas yang ada saat ini Karna dalam kompleks kantor bupati ini ada yunik kerja.

“Kenapa pilihannya bangunan tawer kenapa tidak horisontal atau bukan pertikal, Karna kompeleks kantor Bupati ini sudah masuk kawasan hutan kota jadi saya berharap tidak banyak pohon-pohon yang ada disini akan terganggu,” jelasnya.

Lanjut H Suardi Saleh Berharap kepada PPK, kadis PU dan semua yang terlibat dalam proyek ini agar betul-betul menyusun rencana sebaik-baiknya, “Bagaimana supaya waktu yang di sesuaikan dengan kontrak betul-betul di manfaatkan dan saya berharap akan selesai sesuai dengan kontrak,” pungkasnya.

Kepala Dinas PUPR Barru, Herman Jaya menyatakan pembangunan proyek ini direncakan akan berakhir 25 Desember 2018, sekitar enam bulan masa kerja,

“Total anggaran yang kami siapkan untuk tahap pertama senilai 40,1 Milliyar, ya semoga selesai tepat waktu,” kata Herman.

Untuk tahap pertama lanjut Herman, akan diselesaikan gedung induk kemudian perampungan akan dikerjakan pada tahap kedua tahun depan, “Rencana dua tahap, insya Allah tahun depan lanjut lagi tapi kami belum hitung untuk anggaran tambahannya,” ujarnya.

Sementara itu, PPK, Baharuddin Ali menyebut pihaknya akan berupaya menyelesaikan proyek tersebut dengan tepat waktu, “Sesuai instruksi pak Bupati juga maka kami tentu berupaya mungkin mengejar target waktu dan menyelesaikan proyek ini dengan jangka yang sudah ditetapkan sebelumnya,” tuturnya.

Reporter: Abd Latif Ahmad

Mahasiswa FK Unibos Kunjungi Panti Sosial

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa (FK Unibos) kunjungi Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar, Senin (23/07).(Foto: Ist.)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa (FK Unibos) kunjungi Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar, Senin (23/07).(Foto: Ist.)

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sebagai rangkaian implementasi praktek mata kuliah lapangan Effective, Empaty, Communication and Social Responsibility, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa (FK Unibos) kunjungi Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar, Senin (23/07).

Kunjungan yang dilakukan juga sebagai rangkaian dari program bakti sosial FK Unibos ini diikuti 50 mahasiswa FK Unibos angkatan 2017. Kunjungan ini disambut oleh Kepala Tata Usaha Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya, Saipul Samad.

“Kami berterima kasih atas kunjungan rutin yang dilakukan. Sekiranya ini memberi manfaat untuk membantu para anggota penerima manfaat di panti ini untuk lebih banyak belajar dan sharing ilmu. Karena ini juga bisa jadi bentuk motivasi bagi anak-anak agar mampu belajar beradaptasi meskipun dengan kekurangannya masing-masing,” ungkap Saipul Samad.

Salah satu mahasiswa FK Unibos yang melakukan kunjungan ini berharap anak-anak di panti asuhan memiliki ruang yang lebih terbuka untuk memperlihatkan karya-karya mereka.

“Agar mereka yang ada di panti ini lebih dapat diperhatikan lagi. Sebab mereka meski dengan kekurangan tetapi memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni. Orang-orang beginilah yang justru memiliki semangat yang lebih tinggi,” kata Elio Enai, mahasiswa FK Unibos 2017.

Panti Sosial yang terletak di Jl. A.P. Pettarani ini memiliki puluhan penyandang disabilitas yang dibina sesuai dengan bakat mereka. Seperti keterampilan dalam percetakan, sablon, otomotif, fotografi, menjahit, seni musik dan suara juga bagian tata rias wajah dan busana.

Kunjungan yang dilakukan mahasiswa FK Unibos ini tiada lain untuk mempelajari bagaimana teknik berkomunikasi yang tepat, meningkatkan kepedulian mahasiswa, melakukan analisis kepada pasien,  dan mempelajari teknik memberi sosuli untuk penanganan pasien. (FP)