PKM Unim Bone, Diferensiasi Bedda Lotong Sebagai Etno-Spa Suku Bugis Makassar

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah (Unim) Bone melalui Penyuluhan Diseminasi warisan budaya Tellu Sulapa Eppa melalui diferensiasi Bedda Lotong sebagai Etno-Spa ala suku Bugis-Makassar.

Salah satu keanekaragaman budaya di Indonesia adalah budaya Tellu Sulapa Eppa Suku Bugis-Makassar. Budaya Tellu Sulapa Eppa mencerminkan kesehatan, kecantikan, ketampanan dan kebugaran masyarakat Bugis-Makassar.

Tradisi perawatan atau pencegahan budaya Tellu Sulapa Eppa Bugis-Makssar salah satunya adalah etno-spa dengan campuran rempah-rempah atau herbal kedalam suatu ramuan yang disebut Bedda Lotong.

- Iklan -

Namun, menurut ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) Sumiati “produksi Bedda Lotong di Desa Biru sudah mulai punah hanya diproduksi dalam skala keluarga yang dilakukan secara subsistem pada saat waktu senggang dan dikelola secara tradisional. Selain itu, masyarakat saat ini lebih banyak menggunakan produk kosmetik yang praktis seperti bleaching, body lotion dan body butter dengan berbagai brand tertentu dan harganya cukup mahal,”ungkap Sumiati pada Sabtu (26/6/2021).

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa, konsumen tidak mengetahui produk tersebut mengandung zat-zat kimia yang kemungkinan besar apabila tidak cocok dengan kulit tentu akan memiliki efek samping.

“Oleh karena itu, menggalakkan Bedda Lotong sebagai etno-spa ala Bugis-Makassar ini tentunya akan memberikan potensi komersialisasi dengan membuat diferensiasi Bedda Lotong. Adapun diferensiasi produk Bedda Lotong yang akan dilakukan adalah memanfaatkan menir beras sebagai bahan utama Bedda Lotong,”lanjutnya.

- Iklan -
Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

Penyuluhan pembuatan bedda lotong dilakukan secara online melalui aplikasi zoom meeting. Hal ini dilakukan karena metode pelaksanaan pengabdian dilakukan secara blended.

“Kegiatan ini merupakan tahap penyuluhan, yaitu memperkenalkan kepada masyarakat terkait kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan pelatihn pembuatan Bedda Lotong itu sendiri akan dilakukan secara ofline dengan mematuhi protokol Covid-19” Tutup Sumiati.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU