Prof Taruna Ikrar Bicara Vaksin Covid-19 dalam Talkshow Virtual FKIK UIN Alauddin

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Talkshow virtual Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran (FKIK) UIN Alauddin menghadirikan pembicara utama dari Pasitic Health Science University California, Prof. dr. Taruna Ikrar dan dipandu oleh Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis.

Kegiatan tersebut berlangsung, Sabtu (15/8/2020) yang digelar secara Virtual via Zoom dengan mengangkat tema, “Melawan Covid-19 dengan Vaksin dalam Prespektif Farmakologi Modern”.

Taruna yang juga Profesor dan Dekan di Pasitic Health Science University California menjelaskan langkah awal  melawan pandemi Covid-19, yaitu proteksi untuk mengurangi atau menekan penyebaran Covid-19.

- Iklan -

“Seperti yang sudah dilakukan sejak awal pandemi, negara melakukan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Protokol kesehatan digalakkan seperti menggunakan masker dan physical distancing,” jelas Taruna dalam paparannya.

Menurutnya, pandemi ini cukup berbeda dari pandemi sebelumnya. Penularannya sangat cepat dan orang yang tidak bergejala dapat menularkan virusnya.

Kurang lebih 40-50% adalah Orang tanpa gejala (OTG), 20% orang terkonfirmasi dengan gejala ringan, dan 20-30% orang yang terkonfirmasi gejala berat.

- Iklan -
Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Di Amerika, setidaknya sudah ada obat yang diberikan pada pasien dengan gejala berat. Obat ini dapat membantu menyembuhkan dan mengurangi angka kematian,” beber Taruna.

Untuk menghadapi pandemi ini, lanjut Taruna ada dua pilihan, dibiarkan saja dan akan menjadi Herd Immunity atau memperkuat tubuh dengan vaksin.

“Saat ini, menurut data WHO sudah setidaknya banyak kandidat vaksin dalam pengembangan. Ada 27 kandidat vaksin yang sudah masuk uji klinis, dan ada kurang lebih 130 kandidat vaksin dalam tahap uji prekilinis,” ungkap dia.

- Iklan -

Taruna juga menjelaskan soal vaksin, bahwa vaksin merupakan zat yang mampu membuat antibodi dalam tubuh.

Dalam pembuatan vaksin ada beberapa teknologi agar tidak merusak tubuh, yaitu dengan cara virus yang dilemahkan, mengambil dari salah satu bagian virus, mengambil RNA/Intisel virus tersebut, atau bisa dengan menggunakan bagian luar virus.

“Vaksin yang masuk di Indonesia merupakan vaksin yang inaktivasi atau virus dimatikan. Vaksin ini adalah vaksin Sinovac yang bekerjasama dengan PT. Biofarma. Untuk vaksin moderna. mRNA-1273, menggunakan vaksin dari intisel virusnya,” beber Taruna.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

“Secara scientific, estimasai akhir dari pandemi ini sekitar 1-2 tahun mendatang. Vaksin yang aman digunakan butuh waktu lama dalam pengujian. Uji klinis dalam jumlah besar itu yang akan menggunakan waktu yang cukup lama. Tapi jika segera ditemukan, pandemi ini cepat diakhiri dan dapat mengurangi angka kematian,” jelas Taruna lanjutnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, Dekan Fakultas Kesehatan dan Ilmuwan Kedokteran, Dr. dr. Syatirah Jalaluddin berharap dapat menambah wawasan masyarakat tentang pandemi Covid-19 dan situasi terkini penanganan masalah global.

“Semoga vaksin dapat segera lulus uji klinis dan menjadi salah satu solusi pandemi, sehingga kehidupan dapat normal kembali. InsyaAllah FKIK UIN Alauddin akan senantiasa berusaha berperan aktif dalam penanganan pandemi, baik melalui kegiatan ilmiah ataupun pengabdian masyarakat,” ucap dr. Syatirah.(*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU