Beratnya Perjuangan Para Guru Mengajar di Masa Pandemi

Para guru selama pandemi ditantang memanfaatkan teknologi sampai harus belajar-mengajar dari rumah ke rumah.

Mendikbudristek Nadiem Makarim buka-bukaan bagaimana perjuangan para guru mengajar di masa pandemi. Hal itu ia sampaikan di sela-sela peluncuran Seri Guru Merdeka Belajar di platform Guru Belajar dan Berbagi via YouTube, Selasa (12/10/2021).

Dalam video itu, nadiem bercerita tentang para guru selama pandemi ditantang memanfaatkan teknologi sampai harus belajar-mengajar dari rumah ke rumah. Hal ini dilakukan agar para murid mendapatkan pelajaran yang optimal.

“Selama hampir dua tahun terakhir ini, Ibu Bapak guru terus berjuang memberikan pendidikan di tengah semua tantangan pandemi in. Guru-guru ditantang untuk memanfaatkan teknologi, membuat pembelajaran daring, harus masif menarik semua muridnya, sementara di daerah yang sulit akses internet, guru menantang risiko dengan mengajar dari rumah ke rumah,” terang Nadiem.

- Iklan -

Lebih lanjut, Nadiem memaparkan demi mendukung perjuangan tersebut pihaknya meluncurkan berbagai program. Harapannya, program tersebut bisa membantu para guru mengajar di masa pandemi yang sulit tersebut.

“Dengan hal ini kami berupaya membantu dan mendukung pendidik dan tenaga kependidikan dengan menghadirkan beragam paket kebijakan, kami melaksanakan relaksasi dana BOS sehingga bisa digunakan untuk membayar honor guru Non PNS, guru-guru honorer,” papar Nadiem.

“Kami memberikan bantuan subsidi upah untuk pendidik dan tenaga kependidikan Non PNS, kami memberikan opsi bagi guru untuk menerapkan kurikulum darurat yang lebih ramping, lebih sederhana, kami membagikan model pembelajaran di masa khusus untuk membantu pembelajaran di daerah yang sulit akses internet, dan kami mengembangkan platform guru belajar dan berbagi sehingga para guru saling belajar dari rekan sejawatnya dalam mengembangkan pembelajaran,” sambung dia.

- Iklan -

Selain itu, kata Nadiem, pihaknya juga membantu kesejahteraan para guru honorer di masa pandemi dengan membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Seleksi ini juga ditujukan bagi pendidik yang telah memiliki sertifikat serta pengalaman minimal 3 tahun.

“Selain itu kami berusaha meningkatkan kesejahteraan guru dengan menyelenggarakan seleksi guru ASN P3K dengan formasi bagi pelamar yang sudah memiliki sertifikat pendidik yang berusia lebih dari 35 tahun, penyandang disabilitas yang berasal dari PHK 2, dan aktif mengajar selama paling tidak 3 tahun,” tegas Nadiem.

Nadiem juga menyoroti soal pelaksanaan PTM terbatas yang mulai dilakukan. Ia berharap para guru dan tenaga pendidik bisa membantu dan menyukseskan pelaksanaan ini agar para murid bisa belajar lebih optimal.

- Iklan -

“Sekali lagi peran Ibu dan Bapak guru sangat lah besar dalam mensukseskan PTM terbatas. Oleh karena itu, kami telah memprioritaskan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Nadiem tak lupa berterima kasih kepada para guru serta pendidik di Indonesia yang telah berjuang selama pandemi COVID-19. Ia pun akan terus membuka ruang untuk mendengarkan masukan dari para pejuang pendidikan di Indonesia ini.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU