Bikin Prihatin, Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah!

 Dalam isu ini, Puan menyatakan kesetaraan gender dapat dicapai dengan partisipasi dan dukungan seluruh elemen masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki. Sehingga, tak perlu mengkontradiksi peran perempuan atau laki-laki.

“Asumsi bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki di garis terdepan akan dipersepsikan laki-laki kurang kompeten,”kata Puan.

Menurut Puan, yang dibutuhkan saat ini adalah akses yang sama antara perempuan dan laki dalam menangani pandemi Covid-19. Semua harus diberi kesempatan berdasar merit atau kemampuannya.

- Iklan -

“Kita perlu kebersamaan, solidaritas dan kolaborasi dalam penanganan pandemi, karena skala pandemi yang besar,” ujar Puan.

“Kita tidak perlu kompetisi antara laki dan perempuan untuk berperan di masyarakat,” kata politisi PDIP ini.

Baca Juga:  Napak Tilas Perjuangan RA Kartini

Puan mengakui, perempuan telah memberi kontribusi besar dalam mengatasi pandemi. Tak hanya di Indonesia, perempuan mewakili hampir 70 persen garda terdepan pelayanan kesehatan di dunia dan sebagian besar bekerja sebagai perawat.

- Iklan -

“Tanpa keterlibatan perempuan, respons kita terhadap pandemi akan lebih lambat,” ujarnya.

Puan Maharani, mengungkapkan, perempuan memiliki peran besar dalam melawan Covid-19. Ia mengingatkan akan ketangguhan dan kehebatan perempuan, terutama saat menghadapi wabah Covid-19.

“Saat ini, secara global 70 persen tenaga medis yang berada di garda depan melawan
Covid-19 adalah perempuan tangguh dan hebat,” kata Puan.

- Iklan -
Baca Juga:  Jadilah Sosok Orang Tua yang Mendidik Agama Anak

Puan juga mengatakan 60 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi masker dan hand sanitizer dimiliki atau dikelola kaum perempuan.

“Usaha besar kebangsaan Indonesia itu adalah gotong royong yang merupakan jati diri asli Indonesia bagian dari ciri khas orang Indonesia,” imbaunya.

Selain itu, politikus dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, peran perempuan melawan pandemi bisa dimulai pada lingkup terkecil, yakni keluarga.

“Karena ini sangat bergantung kepada ketahanan kesehatan keluarga dan pemenuhan gizi yang seimbang,” tegas Puan.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU