Imunisasi Dasar, Implementasi SDGs: Program Bina Desa Mahasiswa FKM Unhas

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melaksanakan Program Bina Desa di Kelurahan Untia, Kota Makassar.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung pada Sabtu, 18 Maret 2023 ini mengambil tema “Sosialisasi Imunisasi Dasar” menggunakan media slideshow dan leaflet sebagai alat bantu intervensi.

Tim bina desa imunisasi dasar merupakan mahasiswa FKM Unhas lintas angkatan sebanyak 4 orang dimana mahasiswa yang terlibat berasal dari Program Studi Kesehatan termasuk Zalsah Puteri Annisa Syahrani, Utami Pradana Putri, Princess Stefany Jep, dan Andi Zaky Muhammad Afif A, yang dikoordinatori oleh Rosa Devitha Ayu, SKM., MPH.

- Iklan -

Kegiatan berlangsung di Gedung CCD Ifad LPM Untia. Kegiatan berupa penyuluhan imunisasi dasar dihadiri tak kurang dari 29 orang warga.

Sejumlah materi seperti definisi, tujuan, jenis-jenis, serta mitos dan fakta terkait imunisasi dipaparkan selama acara berlangsung.

Imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit tidak hanya melindungi seseorang tetapi juga masyarakat, dan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity.

- Iklan -
Baca Juga:  Rektor Unifa Kukuhkan Mahasiswa Baru 2024 dalam Rapat Pimpinan Terbuka

Upaya pencegahan yang paling cost effective dan terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penurunan angka kematian bayi dan balita.

Hal ini diharapkan dapat mendukung pencapaiaan dari tujuan SDGs yang ketiga yaitu Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan (Good Health and Well-Being) yang ditujukan untuk tercapainya gaya hidup sehat dan mendukung tercapainya kesejahteraan bagi semua usia.

- Iklan -

Lebih lanjut jenis vaksin yang masuk ke dalam program imunisasi yang diintroduksi secara nasional saat ini semakin banyak, antara lain Hepatitis B, BCG, DPT-HB-Hib, Polio Tetes (Oral Polio Vaccine/OPV), Polio Suntik (Inactivated Polio Vaccine/IPV), Campak Rubela, Rotavirus, Jappanese Enchephalitis, Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (Td).

Selain itu jenis antigen baru yang diintroduksi ke dalam program imunisasi nasional juga semakin banyak sehingga hal ini menyebabkan jumlah suntikan pada imunisasi program yang harus diberikan kepada anak semakin banyak, dan diperlukan pemberian imunisasi ganda pada satu kali kunjungan.

Baca Juga:  IAIN Bone Satu-Satunya PTKIN di Trade Expo Indonesia, Pamerkan Nilam Hasil Binaan Petani

Salah satu tantangan dari pelakasanaan program imunisasi yang menyebabkan tidak tercapainya target cakupan imunisasi adalah masih adanya keragu-raguan dan perbedaan persepsi ditengah masyarakat, maraknya hoax seputar imunisasi, dan adanya kekhawatiran timbulnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bagi tenaga kesehatan yang melakukan layanan imunisasi terhadap pemberian imunisasi ganda.

Peserta terlihat sangat antusias menyaksikan materi yang disajikan melalui salindia dan Leaflet.

Dengan begitu, peserta lebih memahami bagaimana sesungguhnya imunisasi dasar tersebut.

Selain itu, juga dipaparkan bentuk Catatan Imunisasi pada PPT dan Leaflet yang diharapkan melalui hal ini masyarakat dapat menjadikannya pengingat saat akan mengantarkan anak untuk imunisasi. Dan kegiatan diakhiri dengan diskusi seputar Imunisasi Dasar. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU