Jadwal Puasa Arafah Idul Adha 1443 H 2022 M, Bacaan Niat, Tata Cara dan Keutamaan

Berikut ini adalah jadwal puasa Arafah Idul Adha 1443 H di tahun 2022 M ini, bacaan niat hingga keutamaannya.

Puasa Arafah merupakan salah satu amalan utama dari sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Imam Bukhari meriwayatkan perihal puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

- Iklan -

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.”

Menurut Maklumat Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah, 1 Zulhijah jatuh pada tanggal 30 Juni 2022, sehingga puasa Arafah dapat dilaksanakan tanggal 30 Juni hingga 8 Juli 2022.

Sedangkan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji jatuh pada 9 Juli 2022.

- Iklan -

Jadwal puasa Arafah Idul Adha 1443 H 2022 ini dapat diketahui setelah sidang isbat untuk menentukan awal Zulhijah digelar.

Sejarah Puasa Arafah

Bagaimanakah sejarah puasa Arafah?

Sejarah puasa Arafah tidak dapat dilepaskan dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putranya Nabi Ismail ‘alahis salam yang didapatnya melalui mimpi.

- Iklan -

Ketika Nabi Ismail ‘alaihis salam menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bermimpi bahwa Allah memerintahkannya untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Mimpi yang hadir di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah tersebut sontak membuat Nabi Ibrahim bingung karena beliau sangat memahami bahwa mimpi seorang nabi merupakan salah satu cara turunnya wahyu Allah.

Baca Juga:  Peranan Wanita dalam Agama, Rumah Tangga dan Negara

Artinya, beliau memang harus melaksanakan perintah Allah tersebut.

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam terus memikirkan mimpi tersebut.

Sebagai seorang ayah tentu beliau tidak ingin mengorbankan putranya yang telah dinantikan kelahirannya selama bertahun-tahun.

Namun sebagai seorang Nabi dengan pemikiran yang mendalam, beliau memutuskan harus melaksanakan perintah tersebut.

Kegamangan yang menyelimuti hati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam akhirnya mengantarkan beliau pada keyakinan untuk mengurbankan puteranya Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Keyakinan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam untuk mematuhi perintah Allah terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah. Peristiwa itu diperingati umat Muslim dengan mengerjakan puasa Arafah artinya “mengenal”.

Keyakinan tersebut datang berkat hati yang ikhlas dan suci dari seorang hamba atas perintah-Nya.

Beliau kemudian pergi ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan perintah Allah tersebut kepada Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Nabi Ismail ‘alaihis salam, sebagai seorang anak yang patuh dan berbakti kepada orang tuanya, meminta ayahnya untuk mematuhi perintah Allah tersebut.

Nabi Ismail ‘alaihis salam berkata,

“Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang sabar dan patuh kepada perintah.

Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak bergerak-gerak hingga menyusahkan ayah.

Kedua, agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku melihatnya.

Ketiga, tajamkanlah parangmu dan percepatlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku.

Keempat dan yang terakhir, sampaikanlah salamku kepada ibuku, berikanlah kepadanya pakaianku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya.”

Baca Juga:  Puasa dan Tantangan Hidup

Saat momen penyembelihan tiba, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba yang gemuk dan sehat dari surga.

Ini adalah bukti betapa taatnya Nabi Ibrahim kepada Allah SWT meski harus mengorbankan sang putra.

Berikut bacaan niat puasa Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”

Doa Buka Puasa

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin

Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.”

Keutamaan Puasa Arafah

Dilansir babel.kemenag.go.id, Ustazah Dra Risnawati menyebutkan, bulan Dzulhijjah adalah suatu bulan yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan.

Ia menjelaskan, pada bulan Dzulhijjah, ada sejumlah ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan dengan imbalan pahala berlipat ganda.

Satu di antaranya puasa sunnah pada sembilan hari pertama bulan tersebut.

Berikut keutamaan puasa Arafah sebagaimana disampaikan Ustazah Dra Risnawati:

  1. Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
  2. Bertambah harta.
  3. Dijamin kehidupan rumah tangganya.
  4. Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
  5. Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.
  6. Dimudahkan kematiannya.
  7. Diterangi kuburnya selama di alam Barzah.
  8. Diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
  9. Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.
- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU