Kisah Hidup Muhammad SAW Part 1 ‘Tidak Bahagia di Masa Kecil’

Tak kenal, maka tak sayang. Kita sangat tahu dan sangat paham betul, bahwa Nabi kita Ummat Islam, adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW). Nabi yang juga diangkat sebagai Rasul Allah dan disingkat Rasulullah ini, diikuti dan dipatuhi ajaran-ajarannya oleh kaum muslimin. Padahal banyak diantaranya, tidak mengenal secara detail, bagaimana kisah hidupnya. Berikut kisahnya.

Nabi Muhammad SAW, nama ayahnya Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim, dan ibunya Sitti Aminah binti Wahab bin bdul Manaf.. Dilahirkan pada Senin sbuh, 12 Rabiulawal, atau 20 April 57i Masehi. Hari kelahiran Rasulullah ini, dikenal sebagai Tahun Gajah. Karena bertepatan dengan peristiwa tentara bergajah Abrahah menyerang kota Mekah (Ka’bah).

Tempat lahir beliau, di rumah Abu Thalib , Mekkah Al-Mukarramah. Setelah dilahirkan, bayi Muhammad diasuh orang lain. Pengasuh pertamanya, Barakah Al-Habsyiyah yang digelar Ummu Aiman, hamba perempuan, ayahandanya Rasulllah. Ibu susu pertamanya, Halimah binti Abu Zuaib As-Sa’diah, yang suaminya bernama Abu Kabasyah.
Tak bahagia Masa Kecil

- Iklan -

Di usia 5 tahun, Muhammad sudah mendapatkan tanda-tanda keajiban. Dadanya dibedah oleh dua malaikat. Untuk mengekarkan bahagian syaitan yang ada di dalam hatinya. Boleh dibilang dri kecil tidak bahagia hidupnya. Ketika berusia 6 tahun. Ibunya Aminah binti Wahab, ditimpa sakit, yang kemudian meninggal dunia di Al-Abwa. Sebuah kampong yang terletak di antara Mekkah dan Madinah.

Baca Juga:  Ukuran Zakat Fitrah 

Muhammad kemudian diperlihara Ummu Aiman, hamba perempuan ayahanda Muhammad, dan dibiayai oleh Datuknya Abdul Muthalib. Hanya dua tahun setelah ibunya meninggal, Datuknya yang memeliharanya pun meninggal. Muhammad kemudian dipelihara pamannya Abu Thalib.

Pada usia 9 tahu, (ada riwayat yang juga mengatakan, usia 12 tahun), Muhammad bersama pamannya Abu Thalib bermusyafir ke Syam, untuk urusan perniagaan. Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Nasrani bernama Bahira (Buhaira) menemui ketua-ketua rombongan untuk menceriterakan tentang pengutusan seorang Nabi di kalangan bangsa Arab, yang akan lahir pada masa itu.

- Iklan -

Pada usia 20 tahun, Muhammad sudah terlibat dalam peperangan Fijar. Ibu Hisyam di dalam kitab ‘Sirah’, jilid 1, halaman 184 – 187 menyatakan, dia usia itu Muhammad 14 atau 15 tahun, sudah menyertai peperangan yang berhari hari. Beliau sudah diberi peran, mengumpulkan anak – anak panah saja. Saat itu juga, beliau disertaka menyasikan perjanjian Al-Fudhul. Sebuah pernjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi di Mekkah.

Pada usia 25 tahun, bermusyafir lagi ke dua kalinya ke negeri Syam. Atas utusan perniagaan barang dagangan Khadijah binti Khuwailid Al-As-Asadiyah. Pada perjalanannya ke Syam, didampingi oleh Maesarh, lelaki suruhan Khadijah.

Setelah pulang dari missi tersebut, Muhammad bersama sama pamannya beberapa orang, pergi menjumpai Amru bin Asad, paman Khadijah, untuk meminang Khadijah yang lebih tua dari usianya, 40 tahun. Mas kawinnya kepada Khadijah, 500 dirham.

- Iklan -
Baca Juga:  Introspeksi Diri Terhadap Perjalanan Ibadah Ramadan (2)

Saat Muhammad berusia 35 tahun, terjadi banjir besar melanda Mekkah. Banjir ini, meruntuhkan Ka’bah. Pembinaan Ka’bah awalnya, dilakukan para pembesar dan penduduk Mekkah. Muhammad diberikan kehormatan untuk meletakkan Hajaratul Aswad ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertengkaran berkaitan dengan peletakan batu tersebut,
Di usianya 40 tahun, Muhammad menerima wahyu di Gua Hira, sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul untuk akhir zaman. Tiga belas tahun setelah itu, Rasulullah pun hijrah ke Madinah Al-Munawwrah dan didampingi sahabatnya Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq. Beliau tiba di Madinah, tepatnya 12 Rabiulawal /24 September 622 Masehi.

Pada usia 63 tahun, Rasulullah SAW wafat di Madinah Al-Munawwarah. Sama dengan hari dan tanggal kelahirannya, Senin 12 Rabiul awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi.

Isteri – Isteri Rasulullah

Isteri – isteri Rasulullah, Khadijah Binti Khuwailid, Saudah Binti Zam’ah, Aisyah Binti bu Bakar (anak Sayyidina Abu Bakar), Hafsah Binti Umar (anak Sayyidina Umar bin Al- Al-Khattab), Ummi Habibah Binti Abu Sufyan, Hindun Binti Umayah (digelar Ummi Salamah), Zaenab Binti Khuzaimah ( digelar Ummu Al-Masakin, ibu orang miskin).
Anak – anak kandung Rasulullah, Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zaenab, Ruqaiyah, Ummi Kalthum, Fatimah Az-Zahra’. (bersambung/ana)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU