Kolaborasi Pelukis Tanah Liat dan Pemain Ukulele Cilik Warnai Pembukaan Pameran Festival Aksara Lontaraq 2020

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Pagi itu, Kamis, 27 Agustus 2020, sebelum naik ke panggung, pelukis tanah liat, Zaenal Beta, berbincang dengan seorang gadis cilik, berusia 11 tahun, yang memegang ukulele.

Kepada gadis cilik bernama Lady Valeska Kristian itu, Zaenal Beta, memberi motivasi agar nanti tampil percaya diri.

Bagi pelukis berusia 60 tahun itu, tampil berkolaborasi dengan seniman lain sudah menjadi hal biasa. Zaenal Beta, misalnya, pernah berkolaborasi dengan musisi Cucut dan penulis Rusdin Tompo, saat peluncurun buku Sehimpun Puisi Mantra Cinta, tahun 2016.

- Iklan -

Tapi bagi Lady, panggilan murid kelas VI SDN Percontohan PAM Makassar itu, merupakan pengalaman baru baginya.

Meski begitu, Lady terlihat yakin dengan penampilannya. Dalam balutan busana bernuansa etnik, dia terlihat cantik.

Apalagi dia mendapat dukungan dari ayahnya, Kristian Charles Ulaan, dan ibunya, Indira Trimaya, yang hari itu ikut menemaninya. Bahkan neneknya, Wiwiek Soemaryo, juga berada di deretan tamu undangan.

- Iklan -

Tibalah nama Zaenal Beta dan Lady Valeska Kristian disebut oleh duo MC Muhammad Idris “Baba Ong” dan Rezky Amelia Syafiin.

Kedua penampil beda generasi ini merupakan bagian dari acara pembukaan pameran dalam rangka Festival Aksara Lontaraq 2020, dengan tema “Mengembalikan Kejayaan Aksara dan Budaya Lontaraq Sulawesi Selatan”. Pameran berlangsung dua hari, 27-28 Agustus 2020.

Zaenal Beta dan Lady, masing-masing menampilkan kebolehan mereka. Zaenal Beta berada di sisi kanan panggung menghadap ke kanvas seukuran 1 m × 80 cm, sedangkan Lady berdiri di depan mike dengan ukulele yang siap dipetik, di sisi kiri panggung.

- Iklan -

Begitu suara merdu Lady menyanyikan lagu Anging Mammiri dan Alla Massea-sea, diiringi petikan gitar dari jemari mungilnya, Zaenal Beta langsung beraksi melukis dengan tangannya tanpa kuas.

Tanah liat warna-warni tak lama kemudian membentuk sosok yang dilukisnya: Lady. Hanya dalam hitungan sekira delapan menit, lukisan yang menjadi penanda pembukaan pameran itu pun rampung.

Andi Ina Kartika Sari, Ketua DPRD Provinsi Sulsel, diundang ke panggung untuk membubuhkan tanda tangannya pada lukisan itu.

Perempuan pertama yang terpilih sebagai Ketua DPRD Sulsel tersebut, memberikan apresiasi atas perhelatan festival yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel, dan sejumlah seniman dan penggiat literasi itu. Sedangkan Kepala DPK Provinsi Sulsel, Moh. Hasan Sijaya, menyatakan terbuka pada ide-ide para seniman, budayawan dan penggiat literasi.

“Perpustakaan ini merupakan rumah bersama kita,” kata Hasan dalam sambutannya.

PIC (person in charge) acara pembukaan pameran, Rusdin Tompo, mengatakan sengaja menduetkan Zaenal Beta dan Lady untuk memberi kesempatan dan pengalaman bagi murid SD itu.

Anak pertama dari dua bersaudara itu, di mata Rusdin Tompo, yang juga dikenal sebagai aktivis anak, punya banyak bakat.

Menurut orangtuanya, Lady punya hobi   bernyanyi, model, bercerita, akting, musik seperti ukulele, gitar dan keyboard. Dia juga sarat prestasi, di antaranya juara lomba menyanyi FLS2N tingkat kota, juara lomba cipta lagu, juara lomba nyanyi mandarin, dan juara lomba bercerita.

Lady menyampaikan bahwa dia pernah bermain film di Anak Indonesia dan film Air Mata Takdir sebagai pemeran utama.

“Saya juga sebagai Putri Citra mewakili Sulawesi di Batam, dan sebagai Duta Budaya di sekolah,” kata gadis cilik kelahiran Makassar ini.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU