Negosiator Denis Kireev Tewas Ditembak, Diduga Berkhianat ke Rusia

Seperti sudah diberitakan sebelumnya bahwa salah satu tim negosiator damai Ukraina dengan Rusia, Denis Kireev, tewas tidak wajar. Kireev diduga tewas karena tembakan di kepala.

Dilansir dari www.repelita.com, sumber di Ukraina mengklaim, seorang anggota delegasi yang dikirim Kiev untuk terlibat dalam pembicaraan atau negosiator dengan Modkow, untuk gencatan senjata awal pekan ini tewas pada Sabtu 5/3/2022.

Klaim pertama atas kematian Denis Kireev datang dari Alrxandr Dubinsky, seorang anggota parlemen dan jurnalis yang kontroversial.

- Iklan -

Pernyataanya kemudian dikonfirmasi oleh dus media, Ukraina.ua dan obozrevatel. Keduanya mengutip dari sumber anonim. Mereka sendiri yang pertama kali menerbitkan foto tersebut dan diklaim sebagai tubuh Denis Kireev.

Gambar itu menunjukkan seseorang berbaring di trotoar menghadap ke atas, dengan darah di wajahnya dan menggenang di bawah kepala.

Tidak ada komentar dari pejabat Ukraina, pada pukul 16.00, Sabtu (5/3/2022) itu. Deskripsi yang dramatis tentang apa yang diduga terjadi, diterbitkan oleh Anatoli Sharij, seorang politisi dan jurnalis Ukraina. Dia mengklaim, Kireev dieksekusi dengan tembakan di kepala di dekat gedung Pengadilan di Kiev.

- Iklan -

Kireev yang memiliki latar belakang perbankan pada foto di atas duduk di meja kanan dalam perundingan bersama pejabat Ukraina lainnya. Perundingan tersebut merupakan putaran pertama pembicaraan damai dengan Rudis, Senin, 28/2/2022.

Untuk beberapa alasan, daftar resmi enam perwakilan yang dirilis Kiev ke media tidak mencantumkan namanya. Sehingga statusnya dalam pembicaraan masih belum selesai.

Bulan lalu, saluran TV 5 Ukraiba mengklaim, Kireev telah diselidiki oleh SBU karena diduga telah memiliki hubungan dengan Dinas Intelijen Rusia, setidaknya sejak 2020.

- Iklan -

Denis Kireev
Denis Kireev. [FOTO/INT]
Diduga, penyelidikan telah dibatalkan karena dia memiliki koneksi pribadi pada badan tersebut. Masih belum jelas apakah laporan tentang Kireev yang ditayangkan di saluran tersebut merupakan bagian dari kampanye publisitas negatif yang dilakukan terhadapnya. Perlu diketahui juga, media tersebut dimiliki oleh mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko.

Penulis: Nurhayana Kamar

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU