Beranda blog Halaman 172

Sejarah Tari Wayang Wong (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Wayang Wong , Makna Tari Wayang Wong, gerakan, properti dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Wayang Wong adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tarian ini merupakan bentuk dramatari yang menampilkan kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata, serta sering dianggap sebagai salah satu perwujudan seni klasik Jawa. Nama “Wayang Wong” berasal dari kata “wayang” yang berarti bayangan atau pertunjukan wayang, dan “wong” yang berarti manusia. Jadi, Tari Wayang Wong adalah bentuk seni pertunjukan di mana cerita-cerita wayang dimainkan oleh manusia, bukan boneka.

1. Sejarah Tari Wayang Wong

Tari Wayang Wong pertama kali dikembangkan di lingkungan istana Keraton Mataram pada abad ke-18. Pada masa itu, seni tari dan pertunjukan wayang menjadi bagian penting dari kehidupan istana sebagai sarana hiburan dan juga media pendidikan moral. Tari ini juga dipandang sebagai simbol kebesaran kerajaan dan sering dipertunjukkan pada acara-acara resmi kerajaan.

Di luar keraton, Tari Wayang Wong juga berkembang dalam kehidupan masyarakat dan sering dimainkan dalam berbagai perayaan adat. Karena itu, meski awalnya bersifat eksklusif untuk kalangan istana, tarian ini kemudian diterima luas oleh masyarakat umum dan menjadi bagian penting dari warisan seni budaya Jawa.

2. Makna Tari Wayang Wong

Tari Wayang Wong menyampaikan nilai-nilai moral dan filosofi hidup melalui kisah-kisah epik Ramayana dan Mahabharata. Cerita yang dipentaskan sering kali mengajarkan tentang perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, kesetiaan, keberanian, serta cinta dan pengorbanan. Dalam tarian ini, tokoh-tokoh seperti Rama, Sinta, Hanoman, Pandawa, dan Kurawa dipentaskan dengan gerakan tari yang penuh simbolisme.

Tarian ini juga menggambarkan harmoni dalam kehidupan dan alam semesta, di mana setiap gerakan, kostum, dan dialog memiliki makna mendalam terkait keseimbangan antara manusia dan alam, serta antara dunia fisik dan spiritual.

3. Gerakan Tari Wayang Wong

Gerakan Tari Wayang Wong sangat kaya dan penuh simbolisme. Setiap gerakan dalam tarian ini mencerminkan karakter dari tokoh yang diperankan, baik tokoh ksatria, raksasa, maupun dewa. Gerakan dalam tari ini dibagi ke dalam beberapa kategori utama, antara lain:

  • Gerakan Ksatria (Alus): Gerakan ini diperagakan oleh tokoh-tokoh protagonis seperti Rama atau Arjuna. Gerakan ksatria bersifat halus, elegan, penuh dengan ketenangan, dan menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang luhur.
  • Gerakan Raksasa (Gagah): Gerakan ini diperagakan oleh tokoh antagonis seperti Rahwana atau Kurawa. Gerakan raksasa cenderung tegas, kuat, dan gagah, menggambarkan kekuatan dan kemarahan.
  • Gerakan Kera: Karakter kera seperti Hanoman memiliki gerakan yang lincah dan energik. Mereka sering kali berlari, melompat, atau melakukan gerakan akrobatik untuk menunjukkan sifat mereka yang penuh semangat dan setia.
  • Gerakan Perempuan (Sinta dan Dewi): Gerakan perempuan dalam Wayang Wong sangat halus dan lemah lembut, melambangkan kesopanan, ketenangan, dan keindahan.

Setiap gerakan tangan, kaki, dan tubuh dalam Tari Wayang Wong memiliki makna simbolis, sehingga tarian ini bukan hanya soal keindahan gerakan, tetapi juga penyampaian nilai-nilai mendalam.

4. Properti dalam Tari Wayang Wong

Beberapa properti penting yang digunakan dalam Tari Wayang Wong mencakup:

  • Keris: Tokoh ksatria sering kali membawa keris sebagai simbol keberanian dan kekuatan.
  • Busur dan Panah: Ini adalah properti utama untuk tokoh Rama atau Arjuna, yang terkenal dengan keahliannya dalam memanah.
  • Tombak atau Gada: Tokoh raksasa atau prajurit biasanya membawa tombak atau gada sebagai senjata perang.
  • Topeng: Kadang-kadang, penari yang memainkan karakter raksasa atau kera menggunakan topeng untuk mempertegas karakter mereka.

Properti-properti ini digunakan untuk menambah daya dramatik dalam penampilan Wayang Wong serta memperkuat karakter tokoh yang dimainkan.

5. Busana Tari Wayang Wong

Busana dalam Tari Wayang Wong sangat mewah dan penuh detail, mencerminkan status para tokoh dalam cerita. Beberapa elemen utama busana ini antara lain:

  • Kostum Ksatria: Ksatria seperti Rama, Arjuna, atau Yudhistira mengenakan pakaian yang dihiasi ornamen emas dan perak, dilengkapi dengan ikat kepala atau mahkota, kain batik, serta aksesoris seperti kalung dan gelang.
  • Kostum Raksasa: Tokoh raksasa mengenakan kostum yang lebih besar dan tegas, biasanya didominasi warna-warna gelap seperti merah, hitam, atau biru. Kostum ini juga sering dihiasi dengan ornamen besar dan senjata.
  • Kostum Kera: Tokoh kera seperti Hanoman memakai busana yang ringan dan sederhana, dilengkapi dengan ekor dan kadang-kadang topeng kera.
  • Kostum Wanita: Tokoh wanita seperti Sinta atau Dewi Srikandi mengenakan kebaya atau pakaian tradisional Jawa dengan selendang, serta aksesoris rambut seperti sanggul atau hiasan bunga.

Busana dalam Tari Wayang Wong merupakan salah satu aspek yang membuat tarian ini terlihat sangat megah dan artistik.

6. Musik Pengiring Tari Wayang Wong

Tari Wayang Wong diiringi oleh gamelan Jawa, yang terdiri dari alat-alat musik seperti:

  • Saron dan Bonang: Alat ini memainkan melodi utama dalam musik pengiring.
  • Kendang: Kendang mengatur ritme dan tempo tarian, terutama ketika ada perubahan gerakan atau peralihan adegan.
  • Gong: Gong menandai akhir atau awal adegan dalam cerita.
  • Gender: Instrumen ini menambahkan lapisan melodi yang kompleks pada gamelan.

Musik gamelan dalam Tari Wayang Wong sangat mendukung atmosfer dramatik, sekaligus membantu penari dalam mengatur ritme dan alur gerakan.

7. Pementasan Tari Wayang Wong

Pertunjukan Tari Wayang Wong umumnya dilakukan di panggung terbuka atau di tempat khusus seperti Pendopo. Penampilan biasanya berlangsung selama beberapa jam, dengan beberapa babak yang menceritakan bagian-bagian penting dari epos yang dimainkan. Dalam beberapa kesempatan, tarian ini dipentaskan di keraton atau pada acara-acara adat penting, seperti upacara Grebeg di Yogyakarta dan Surakarta.

Tari Ronggeng, Tarian Tradisional Dari Jawa Barat

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Ronggeng , Makna Tari Ronggeng,  gerakan, properti dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Ronggeng merupakan salah satu tarian tradisional dari Jawa Barat yang memiliki sejarah panjang dan kuat dalam budaya masyarakat Sunda. Tarian ini sering diasosiasikan dengan hiburan rakyat, serta diiringi dengan musik gamelan dan lagu-lagu khas Sunda. Tari Ronggeng juga dikenal sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang melibatkan interaksi antara penari dan penonton.

1. Sejarah Tari Ronggeng

Tari Ronggeng diperkirakan telah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Nusantara dan berkembang di masyarakat Sunda di Jawa Barat. Dalam sejarahnya, tarian ini digunakan sebagai hiburan di berbagai upacara adat, pesta pernikahan, hingga perayaan panen. Dahulu, para penari ronggeng juga sering diundang ke istana untuk menghibur para bangsawan dan tamu kehormatan.

Ronggeng dalam konteks tradisional sering dikaitkan dengan penari perempuan yang dikenal sebagai “ronggeng” yang menari untuk menghibur masyarakat. Meskipun pada masa lalu tarian ini pernah diasosiasikan dengan unsur erotisme, seiring berjalannya waktu, Tari Ronggeng kini lebih dihargai sebagai salah satu warisan seni budaya yang kaya dan penuh nilai.

2. Makna Tari Ronggeng

Makna Tari Ronggeng berkaitan dengan ekspresi kegembiraan, kecantikan, dan keramahtamahan. Dalam berbagai upacara, Tari Ronggeng biasanya menjadi simbol dari kemeriahan dan perayaan. Gerakan tarian yang dinamis dan menghibur mencerminkan keceriaan serta kelincahan para penari dalam berinteraksi dengan penonton.

Tari Ronggeng juga sering dihubungkan dengan simbol kesuburan dan keberuntungan dalam kehidupan masyarakat agraris. Pada saat pesta panen atau pernikahan, tarian ini menjadi tanda syukur kepada Tuhan dan doa agar mendapatkan berkah.

3. Gerakan Tari Ronggeng

Gerakan dalam Tari Ronggeng ditandai dengan kombinasi gerakan yang anggun dan penuh semangat. Beberapa gerakan khas yang sering ditemukan dalam tarian ini adalah:

  • Gerakan Berputar: Penari sering melakukan gerakan berputar dengan tubuh lentur, menunjukkan keluwesan mereka dalam menari.
  • Gerakan Memutar Selendang: Penari menggunakan selendang yang dipegang dengan kedua tangan dan digerakkan dengan anggun sebagai bagian dari tarian.
  • Gerakan Mengajak Berinteraksi: Dalam beberapa penampilan, penari juga mengajak penonton untuk ikut serta menari, menciptakan suasana interaktif yang ceria.
  • Gerakan Kaki Dinamis: Kaki para penari melakukan langkah-langkah kecil yang dinamis dan mengikuti irama musik, menambah ritme tarian yang meriah.

Gerakan Tari Ronggeng secara umum bersifat lincah, menggambarkan semangat dan kebahagiaan yang melingkupi suasana pertunjukan.

4. Properti dalam Tari Ronggeng

Properti yang digunakan dalam Tari Ronggeng umumnya cukup sederhana, dengan fokus pada penggunaan selendang sebagai elemen utama. Selendang ini menjadi aksesoris yang tidak hanya memperindah tarian tetapi juga digunakan secara aktif dalam gerakan tarian.

Penari Ronggeng juga biasanya membawa kipas atau alat musik kecil sebagai tambahan dalam pertunjukan. Properti-properti ini digunakan untuk memperkaya gerakan dan menambah elemen visual yang menarik dalam tarian.

5. Busana Tari Ronggeng

Busana yang dikenakan oleh penari ronggeng sangat mencerminkan keanggunan dan keindahan wanita Sunda. Busana tradisional yang dikenakan biasanya berupa kebaya yang dipadukan dengan kain batik dan aksesoris tambahan seperti:

  • Kebaya Berwarna Cerah: Penari memakai kebaya dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, atau kuning, yang mencerminkan keceriaan.
  • Kain Batik: Penari menggunakan kain batik sebagai bawahan, yang memberikan nuansa tradisional pada penampilan mereka.
  • Selendang: Selendang yang menjadi properti tarian juga berfungsi sebagai bagian dari busana yang mempercantik penari.
  • Aksesoris Rambut: Penari sering memakai hiasan kepala, seperti bunga atau mahkota kecil, untuk menambah keanggunan.

Busana Tari Ronggeng mencerminkan budaya Sunda yang kaya akan seni dan estetika tradisional.

6. Musik Pengiring Tari Ronggeng

Tari Ronggeng diiringi oleh gamelan Sunda, yang terdiri dari alat-alat musik tradisional seperti:

  • Kendang: Kendang mengatur irama tarian dan memberikan tempo yang dinamis.
  • Saron dan Bonang: Instrumen ini memberikan melodi yang khas dan harmonis.
  • Gong: Gong digunakan untuk menandai perubahan dalam ritme dan suasana tarian.
  • Seruling: Alunan seruling menambah suasana syahdu dalam pertunjukan.

Musik pengiring Tari Ronggeng biasanya bersifat cepat dan enerjik, mengikuti gerakan tarian yang dinamis. Penari sering kali menyesuaikan gerakannya dengan irama kendang, yang menjadi komponen penting dalam pengaturan ritme.

7. Ronggeng dan Tradisi Interaksi dengan Penonton

Salah satu ciri khas dari Tari Ronggeng adalah adanya interaksi langsung antara penari dan penonton. Pada beberapa kesempatan, penonton dapat ikut menari bersama penari ronggeng dengan memberikan “sawer” (uang) kepada penari sebagai bentuk apresiasi.

Tradisi ini memperkuat keterlibatan penonton dalam pertunjukan dan menciptakan suasana yang sangat meriah. Interaksi semacam ini mencerminkan bagaimana Tari Ronggeng menjadi bentuk hiburan yang inklusif dan mengundang partisipasi dari semua orang yang hadir.

Mengenal Tarian Tradisional Kuda Lumping dari Jawa Tengah

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Kuda Lumping , Makna Tari Kuda Lumping dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Kuda Lumping, atau sering disebut juga Jaran Kepang, adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Tarian ini dikenal karena penggunaan properti berupa kuda buatan dari anyaman bambu yang disebut kuda lumping atau jaran kepang, serta unsur mistis yang kadang melibatkan atraksi kesurupan. Tari Kuda Lumping adalah bentuk seni pertunjukan yang sarat akan makna spiritual dan kepercayaan tradisional masyarakat Jawa.

1. Sejarah Tari Kuda Lumping

Tari Kuda Lumping sudah ada sejak zaman dahulu dan dipercaya merupakan warisan dari budaya prajurit Jawa yang menggambarkan semangat kepahlawanan para prajurit berkuda. Ada berbagai versi mengenai asal-usulnya, namun sebagian besar menyebut bahwa tarian ini terkait dengan pertempuran prajurit Majapahit saat melawan penjajah, atau menggambarkan latihan perang prajurit yang menggunakan kuda sebagai kendaraan perang.

Di masa lalu, tarian ini juga sering dihubungkan dengan ritual magis dan kepercayaan animisme-dinamisme, di mana penarinya bisa mengalami kesurupan atau berada dalam kondisi trans spiritual.

2. Makna Tari Kuda Lumping

Makna Tari Kuda Lumping sangat erat kaitannya dengan keberanian, semangat, dan perjuangan. Tari ini melambangkan semangat pantang menyerah dari para prajurit yang berperang untuk mempertahankan tanah air. Properti berupa kuda-kudaan mencerminkan kendaraan yang digunakan para prajurit dalam pertempuran.

Selain itu, tarian ini juga sering dianggap sebagai simbol dari interaksi antara dunia manusia dengan kekuatan-kekuatan gaib atau spiritual. Atraksi-atraksi yang menunjukkan kesurupan dan kekebalan fisik, seperti makan beling atau berjalan di atas bara api, sering dianggap sebagai bukti kekuatan magis yang turun ke dalam tubuh para penari saat pertunjukan.

3. Gerakan Tari Kuda Lumping

Gerakan dalam Tari Kuda Lumping sangat energik dan penuh semangat. Beberapa ciri khas gerakannya meliputi:

  • Gerakan Menunggang Kuda: Penari memegang kuda lumping (kuda buatan dari anyaman bambu) dan bergerak seolah-olah sedang menunggang kuda. Gerakan ini mencerminkan pergerakan prajurit yang gagah berani di medan perang.
  • Gerakan Lompat dan Berputar: Penari sering kali melakukan gerakan melompat dan berputar yang dinamis, menggambarkan keceriaan dan semangat prajurit.
  • Gerakan Kesurupan: Dalam beberapa versi pertunjukan, penari yang mengalami kesurupan akan menampilkan gerakan-gerakan liar di luar kendali, seperti makan pecahan kaca atau menunjukkan kekebalan terhadap benda tajam.
  • Gerakan Pukulan dan Tarian Perang: Kadang-kadang, penari juga menirukan gerakan bertarung antara prajurit yang menggunakan senjata atau benda tajam, menciptakan suasana pertempuran yang dramatis.

4. Properti dalam Tari Kuda Lumping

Properti utama dalam Tari Kuda Lumping adalah kuda-kudaan atau kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu dan dihias sedemikian rupa untuk menyerupai kuda. Properti ini biasanya berwarna-warni dengan hiasan kain dan benang, memberikan kesan meriah dan ceria pada tarian.

Selain kuda lumping, dalam beberapa pertunjukan, penari yang mengalami kesurupan sering kali menggunakan properti lain, seperti:

  • Pecut (Cemeti): Digunakan untuk menambah dramatisasi tarian, cemeti ini sering kali dipukulkan ke lantai atau digunakan untuk mencambuk udara.
  • Keris atau Benda Tajam: Digunakan oleh penari yang kesurupan untuk menunjukkan kekebalan mereka terhadap benda tajam.
  • Obor: Beberapa pertunjukan menampilkan penari yang berjalan di atas bara api atau melakukan atraksi berbahaya lainnya.

5. Busana Tari Kuda Lumping

Busana dalam Tari Kuda Lumping sangat sederhana dan biasanya mencerminkan pakaian prajurit atau penari rakyat. Penari mengenakan kostum yang terdiri dari:

  • Celana Panjang dan Kain Batik: Penari laki-laki biasanya memakai celana panjang yang dililit dengan kain batik di pinggang.
  • Ikat Kepala atau Blangkon: Blangkon atau ikat kepala tradisional Jawa sering dikenakan oleh penari laki-laki.
  • Aksesoris Prajurit: Beberapa penari mungkin mengenakan atribut prajurit seperti rompi atau perisai, untuk menambah kesan gagah dan berani.
  • Kostum Warna-Warni: Warna-warna cerah sering kali digunakan untuk menciptakan suasana meriah dalam pertunjukan.

Busana yang dikenakan biasanya disesuaikan dengan tema pertunjukan, dengan unsur keperkasaan prajurit tetap menjadi sorotan utama.

6. Musik Pengiring

Musik pengiring dalam Tari Kuda Lumping biasanya berupa gamelan Jawa yang terdiri dari:

  • Kendang: Berfungsi untuk mengatur ritme dan irama tarian.
  • Bonang, Saron, dan Gong: Alat musik ini menciptakan melodi yang dinamis dan kadang mendayu, menyesuaikan dengan gerakan para penari.
  • Seruling atau Rebab: Beberapa pertunjukan juga menggunakan seruling atau rebab untuk menambah suasana mistis dan magis dalam tarian.

Irama musik dalam Tari Kuda Lumping biasanya cepat dan penuh semangat, mengikuti gerakan penari yang enerjik dan dinamis. Saat penari memasuki fase kesurupan, musik akan berubah menjadi lebih intens dan cepat.

7. Atraksi Mistis

Salah satu hal yang membedakan Tari Kuda Lumping dari tarian lainnya adalah unsur mistis yang sering kali dihadirkan dalam pertunjukan. Dalam beberapa versi, penari dapat mengalami kesurupan atau trance, di mana mereka melakukan tindakan-tindakan di luar kebiasaan, seperti:

  • Makan Pecahan Kaca atau Beling: Beberapa penari yang kesurupan akan memakan pecahan kaca tanpa terluka.
  • Berjalan di Atas Bara Api: Dalam beberapa pertunjukan, penari juga akan berjalan di atas bara api atau menginjak-injak arang panas.
  • Kekuatan Supranatural: Penari sering kali menunjukkan kekuatan supranatural, seperti kebal terhadap benda tajam atau tidak merasa sakit meski melakukan tindakan berbahaya.

Atraksi-atraksi mistis ini membuat Tari Kuda Lumping memiliki daya tarik tersendiri dan sering dikaitkan dengan ritual kepercayaan masyarakat Jawa terhadap kekuatan supranatural.

Ketahui Penyebab Usus Jadi Kotor dan Cara Membersihkannya

0

Usus yang kotor tidak dapat menyerap nutrisi dengan optimal, termasuk nutrisi yang berperan dalam melancarkan peredaran darah. Akibatnya, aliran darah menjadi terganggu, yang dapat melemahkan fungsi jantung, khususnya dalam proses pemompaan darah. Ini dapat menyebabkan penurunan kinerja jantung.

Obesitas

Obesitas sering disebabkan oleh kebiasaan makan yang berlebihan. Konsumsi makanan berlemak, junk food, dan rendah serat dapat meninggalkan sisa-sisa di dinding usus. Makanan tidak sehat ini kemudian akan terakumulasi dalam bentuk lemak, yang menyebabkan peningkatan berat badan secara drastis.

Sembelit Kronis

Usus yang kotor dapat mengurangi kemampuannya untuk menyerap nutrisi serta mengganggu proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Hal ini menyebabkan kotoran menumpuk di dalam usus dan sulit dikeluarkan, terkadang sampai berhari-hari.

Penyebab Usus Kotor

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan usus menjadi kotor meliputi:

  • Makanan Berminyak dan Tinggi Gula: Makanan ini dapat mengganggu kesehatan usus.
  • Jadwal Makan yang Berantakan: Pola makan yang tidak teratur dapat memengaruhi fungsi usus.
  • Makanan Tinggi Lemak: Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat berkontribusi pada masalah pencernaan.
  • Kurang Sayur dan Buah: Kekurangan serat dari sayur dan buah dapat mengganggu kesehatan usus.
  • Makanan Tinggi Kalori, MSG, dan Pengawet: Bahan-bahan ini juga dapat berdampak negatif pada kesehatan usus.

Cara Membersihkan Usus

Untuk membersihkan usus, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Konsumsi Air: Pastikan untuk minum setidaknya 8 gelas air setiap hari.
  • Kurangi Kafein dan Gula: Batasi asupan makanan tinggi gula dan kafein.
  • Puasa: Melakukan puasa dapat membantu memberi waktu bagi usus untuk beristirahat.
  • Konsumsi Sayur dan Buah: Perbanyak sayuran dan buah dalam diet Anda.
  • Makan Teratur: Jaga pola makan yang teratur.
  • Jus Pepaya Muda: Mengonsumsi jus pepaya muda yang masih mentah dapat membantu membersihkan racun dan kotoran dari usus.

Tips Agar Pencernaan Sehat

Untuk menjaga kesehatan pencernaan, beberapa tips yang bisa diikuti adalah:

  • Konsumsi Banyak Serat: Makanan tinggi serat sangat baik untuk kesehatan pencernaan.
  • Mengkonsumsi Probiotik: Probiotik membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus.
  • Minum Air Putih yang Cukup: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik.
  • Makan dengan Perlahan: Mengunyah makanan dengan baik dapat membantu pencernaan.
  • Hindari Tidur Setelah Makan: Beri waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan.
  • Olahraga dan Kelola Stres: Aktivitas fisik dan manajemen stres sangat penting untuk kesehatan pencernaan.
  • Pilih Asupan Lemak dengan Cermat: Pilih lemak sehat yang bermanfaat bagi tubuh.

Makanan yang Bisa Membersihkan Usus

Beberapa makanan yang dapat membantu membersihkan usus meliputi:

  • Brokoli
  • Psyllium husk
  • Pisang hijau
  • Cabe cayenne
  • Yogurt
  • Teh kefir
  • Jus buah sitrun
  • Air putih
  • Chia seed

Dengan menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat, Anda dapat membantu menjaga kesehatan usus dan mencegah berbagai masalah kesehatan. (*)

Ini Jenis Makanan yang Menyehatkan Ginjal

0

Ginjal adalah organ yang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Jika ginjal mengalami masalah, dampaknya bisa signifikan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal sangatlah penting. Berikut adalah beberapa makanan yang dapat mendukung kesehatan ginjal:

Bawang Putih

Mengandung antioksidan dan zat antiperadangan yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Bawang putih juga membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan peradangan dalam tubuh.

Berries (Stroberi, Cranberry)

Berries kaya akan antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi kandung kemih.

Paprika Merah

Rendah kalium tetapi kaya akan vitamin A, C, dan B6, asam folat, serta serat. Paprika merah bermanfaat untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah beberapa jenis kanker.

Kecambah

Sebaiknya dikonsumsi mentah, karena bermanfaat untuk membersihkan ginjal dan mengurangi risiko batu ginjal.

Kubis

Meningkatkan fungsi ginjal dan berfungsi sebagai obat alami untuk memperbaiki dan menyehatkan ginjal.

Apel, Anggur, Ceri

Makanan ini membantu detoksifikasi dan membersihkan ginjal. Disarankan untuk mengonsumsi apel secara rutin setiap hari.

Minyak Zaitun

Mengandung asam lemak antiinflamasi yang baik untuk kesehatan jantung dan menurunkan risiko oksidasi, serta bermanfaat bagi ginjal.

Bawang Merah

Dikenal dapat membantu menyembuhkan batu ginjal secara alami, berfungsi sebagai penawar racun dan membersihkan ginjal.

Ceri

Kaya akan vitamin dan rendah protein, ceri dapat membantu mengurangi kadar kalium dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan ginjal.

Ikan

Mengandung Omega-3 yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, melindungi ginjal dari penyakit. Ikan salmon, mackerel, herring, dan tuna adalah pilihan yang baik.

Penyebab Usus Kotor

Berikut adalah beberapa penyebab usus kotor yang perlu diperhatikan:

Konsumsi Makanan Berlemak: Terlalu banyak makan gorengan, makanan olahan, MSG, dan pemanis buatan dapat berkontribusi pada masalah usus.

Paparan Polusi: Terlalu sering terpapar udara kotor, zat kimia, dan polusi (toksin) dapat memengaruhi kesehatan usus.

Pola Diet yang Tidak Sehat: Diet yang tidak seimbang, kurang olahraga, atau hanya mengandalkan buah saja dapat berisiko bagi kesehatan usus.

Stres Berlebihan dan Tidur Tidak Teratur: Stres yang tinggi dan pola tidur yang buruk dapat meningkatkan rasa lapar dan berkontribusi pada masalah pencernaan.

Kanker: Sekitar 70% bakteri dalam tubuh berada di usus. Ketika usus kotor, penumpukan bakteri dapat memengaruhi pertumbuhan sel jahat dalam tubuh, termasuk sel kanker.

Dengan memperhatikan pola makan dan gaya hidup, kita dapat menjaga kesehatan ginjal dan usus dengan lebih baik. (*)

Resep Kuah Ketupat/Lontong, Favorit Banyak Orang

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Kuah Ketupat/Lontong by @emihacikenz. Kuah Ketupat atau Kuah Lontong adalah salah satu pelengkap yang sering disajikan bersama ketupat atau lontong dalam berbagai hidangan, terutama saat Lebaran atau acara spesial lainnya.

Ciri Khas

Rasa: Kuah ini umumnya memiliki rasa gurih dan sedikit pedas, tergantung pada bahan dan rempah yang digunakan. Rasanya bisa bervariasi antara manis dan asin, tergantung pada jenis hidangan yang disajikan.
Tekstur: Kuahnya biasanya kental dan kaya, memberikan sensasi yang memuaskan saat dinikmati.

Variasi

Kuah Soto: Di beberapa daerah, kuah ini mirip dengan kuah soto, yang memberikan rasa khas yang segar dan beraroma.
Kuah Gulai: Beberapa versi kuah ketupat juga terinspirasi dari gulai, dengan penggunaan rempah yang lebih kaya dan kompleks.

Penyajian

Kuah Ketupat biasanya disajikan dalam mangkuk bersama potongan ketupat atau lontong. Hidangan ini sering dipadukan dengan pelengkap lain seperti rendang, opor ayam, atau sayur lodeh.

Kuah Ketupat/Lontong adalah hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki makna khusus dalam budaya Indonesia. Kelezatannya yang kaya dan keanekaragaman resep membuatnya menjadi favorit banyak orang, terutama dalam perayaan. Setiap suapan memberikan perpaduan rasa yang harmonis antara kuah dan ketupat/lontong, menjadikannya hidangan yang memuaskan dan berkesan.

Resep Kuah Ketupat/Lontong

Bahan:

  • Secukupnya daging sapi. Diresep ini, mix dengan tetelan
  • 2 wortel, iris iris seperti korek api
  • 1 buah labu siam, parut kasar
  • 1 buah kentang, potong seperti kotak kecil
  • 1 batang serei, geprek
  • Seruas lengkuas geprek
  • 3 lembar daun salam
  • Pete secukupnya
  • 1 bungkus santan instant 65 ml
  • 2 sendok makan bubuk crimer fibercream
  • Air 1000 – 1500 ml atau secukupnya
  • Garam, gula pasir dan kaldu bubuk secukupnya

Bumbu yang Dihaluskan

  • Secukupnya cabe merah
  • 12 butir bawang merah
  • 4 butir bawang putih
  • Kunyit secukupnya
  • 1/2 sdt terasi
  • 3 butir kemiri

Cara Membuat Kuah Ketupat/Lontong

  1. Rebus daging hingga cukup empuk. Lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan.
  2. Masukkan serei, lengkuas, dan daun salam. Masukkan ke rebusan daging. Masukkan potongan kentang dan irisan wortel, selanjutnya serutan labu siang. Lalu masukkan santan dan crimer. Aduk hingga tercampur rata.
  3. Setelah semua bahan empuk, masukkan pete. Lalu angkat dan sajikan dengan ketupat atau lontong.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)

Resep Bubur Cendil, Pilihan Tepat Penggemar Makanan Manis

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Bubur Cendil. Bubur Cendil adalah salah satu makanan penutup tradisional Indonesia yang populer, terutama di daerah Jawa.

Makanan ini terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air dan pewarna alami, biasanya berwarna hijau yang dihasilkan dari daun pandan. Adonan tersebut dibentuk bulat-bulat kecil dan direbus hingga matang.

Setelah matang, Bubur Cendil biasanya disajikan dengan saus gula merah yang kental, santan, dan kadang-kadang taburan kelapa parut. Rasanya manis dan gurih, dengan tekstur kenyal yang sangat menggugah selera.

Kelezatan Bubur Cendil terletak pada perpaduan rasa manis dari gula merah dan krim santan yang memberikan kekayaan rasa. Cocok dinikmati sebagai makanan penutup atau camilan saat santai. Banyak orang juga menyukainya karena tampilannya yang menarik dan warna-warni ceria.

Rasa dan Tekstur

  • Rasa: Manis dari gula merah dan gurih dari santan.
  • Tekstur: Kenyal dan lembut, memberikan sensasi yang menyenangkan saat dikunyah.

Makanan ini sangat populer di berbagai acara, mulai dari pasar tradisional hingga festival kuliner. Bubur Cendil juga menjadi simbol kebudayaan kuliner Indonesia yang kaya dan beragam.

Bubur Cendil tidak hanya enak, tetapi juga mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Indonesia. Secara keseluruhan, Bubur Cendil adalah pilihan yang tepat bagi penggemar makanan manis dan tradisional.

Resep Bubur Cendil

Bahan Bola-bola Cendil:

  • 200 gram tepung ketan
  • 200 ml air

Campur kedua bahan di atas, uleni, kemudian bulatkan seperti bola-bola kecil

Bahan Rebusan Cendil

  • 1500 ml air
  • 230 gram gula merah
  • 1 lembar daun pandan

Bahan Larutan

  • 200-230 gram tepung kanji
  • 200 ml air

Kuah Santan

  • 50 ml santan
  • 1/2 sendok teh garam halus
  • 1 lembar daun pandan

Campur bahan lalu rebus, kemudian sisihkan

Cara Membuat Bubur Cendil

  1. Rebus bola-bola cendil ke dalam bahan rebusan tadi. Setelah mengapung, kecilkan api, tuang perlahan-lahan larutan tepung kanji dan aduk cepat biar tidak gosong.
  2. Tunggu sampai meletup-letup, lalu matikan api. Sajikan dengan kuah santan.

Selamat mencoba dan menikmati. (Ana)

Resep Ikan Berujung Goreng Kunyit, Enak dan Menyehatkan

0

Rubrik Selera Nusantara edisi kali ini menyajikan resep Ikan Berujung Goreng Kunyit dari @yulichia88. Ikan berujung goreng kunyit adalah hidangan yang kaya rasa dan memiliki aroma yang menggugah selera.

Proses menggoreng ikan dengan bumbu kunyit memberikan warna kuning yang cerah serta cita rasa yang khas. Berikut adalah beberapa poin ulasan mengenai hidangan ini:

Rasa: Kunyit memberikan sentuhan rempah yang hangat dan sedikit pedas, menjadikan ikan terasa lebih nikmat. Kombinasi bumbu yang tepat bisa meningkatkan rasa ikan.

Tekstur: Ikan yang digoreng dengan kunyit biasanya memiliki kulit yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam, memberikan pengalaman makan yang memuaskan.

Kesehatan: Kunyit dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Jadi, hidangan ini tidak hanya enak tetapi juga sehat.

Penyajian: Hidangan ini sering disajikan dengan nasi putih dan sambal, sehingga sangat cocok untuk hidangan keluarga. Sayuran segar sebagai pelengkap juga bisa menambah kesegaran.

Variasi: Anda bisa bereksperimen dengan menambahkan bahan lain seperti bawang merah, bawang putih, atau rempah lain untuk menambah kedalaman rasa.

Secara keseluruhan, ikan berujung goreng kunyit adalah pilihan yang lezat dan menggugah selera, cocok untuk berbagai kesempatan!

Resep Ikan Berujung Goreng Kunyit

Bahan:

  • 350 gram ikan berujung

Bahan sambel terasi

  • 7 butir cabe merah dan 5 butir cabe rawit
  • 1 buah tomat kecil
  • 5 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 4 gram terasi
  • Garam, gula pasir dan gula merah secukupnya
  • Minyak untuk menggoreng
  • Jeruk kunci

Cara Membuat:

  1. Goreng cabe, tomat, bawang merah dan bawang putih, terasi, hingga layu dan terasi matang.
  2. Angkat lalu ulek kasar, tambahkan garam, gula pasir dan gula.merah, kemudian kucuri air perasan jeruk kunci.

Cara Membuat Ikan Berujung Goreng Kunyit

  1. Siapkan 350 gram ikan berujung, boleh ikan lain. Ikan berujungnya dibelah. Lalu cuci bersih, buang insang dan sisik ikannya.
  2. Marinasi dengan 1 sendok teh bubuk kunyit, 1 sendok teh garam, 4 butir air perasan jeruk kunci. Tunggu sampai bumbunya meresap, kira-kira 1 jam.
  3. Selanjutnya, goreng dengan minyak panas, sampai warnanya cakep dan garing. Lalu angkat dan sajikan dengan sambel terasi dan lalapan.

Selamat mencoba dan menikmati. (*)

Catatan Ilham Bintang: Kang Farid Telah Tiada

0

Kang Farid, begitu kami menyapa wartawan senior Farid Ridwan Iskandar ( FRI) yang telah tiada. Ia sosok jurnalis professional, tekun, sabar mendidik dan mengayomi wartawan bawahannya. Sikap itu tampaknya buah dari sekian tahun ia mengenyam pendidikan hingga sarjana di IKIP Bandung.

Kang Farid salah satu tulang punggung Tabloid C&R. Ia memahami betul policy pemberitaan media infotainment yang di masanya terbesar di Tanah Air itu. Kami intens berdiskusi setelah mantan wartawan Majalah Tempo itu menjabat Redaktur Pelaksana Tabloid C&R.

Jabatan terakhir almarhum sebelum Tabloid C&R tutup tahun 2019, adalah Wakil Pemimpin Redaksi. Setelah Tabloid C&R tutup Kang Farid kembali ke Bandung. Selama bekerja C&R ia memilih menetap di Jakarta dan hanya sesekali pulang ke Bandung berkumpul dengan keluarga. Atau keluarganya lah yang mengunjunginya di Ibukota.

Memang, boleh dikatakan Kang Farid adalah pelaksana pemimpin redaksi sehari-hari karena kesibukan saya sering bepergian ke luar kota maupun ke luar negeri. Meski demikian, saat saya berada di luar Jakarta, kami intens berkomunikasi. Dengan komunikasi via ponsel atau kontak WhatsApp (WA) cover story maupun banner (judul sampul) tabloid pada waktu dead line, diputuskan.

Saya merasa aman dan nyaman memberi tanggung jawab kepada Kang Farid. Dia orang berilmu. Sabar, rendah hati, dan tahu diri: tetap saja dia menyerahkan kepada saya mengambil keputusan terakhir untuk cover story. Hatta, saya sedang berada di Tanah Suci sekali pun.

Dia berendah hati mengaku tidak percaya diri untuk menentukan cover story maupun banner atau judul cover. Farid yang berinisiasi membukukan reportase jurnalistik dan tulisan komentar saya ( baca : tajuk rencana C&R)Dia telaten mengumpulkan tulisan saya : memilih, mengedit, dan sekaligus memberi pengantar beberapa buku kumpulan reportase jurnalistik itu.

Dengan gambaran hubungan kami yang dekat yang lebih sebagai sahabat, jelas saya merasa sangat kehilangan ketika Jumat (11/10) pukul 11 malam mendapat kabar duka Kang Farid meninggal dunia sejam sebelumnya di RS Advent, Bandung. Almarhum sempat dirawat sejak Selasa (8/10) malam di RS itu.”

Ayah mendapat serangan jantung dua kali. Selasa malam dan Jumat malam,” kata Gemma Pratama, salah satu putera kembarnya, melalui telpon, Sabtu ( 12/10)siang. Saya sedih dan menyesal lantaran kurang sehat, sehingga tidak bisa melayat dan mengangtarkan almarhum ke pemkamannya di TPU Sirnaraga, Bandung, Sabtu pagi.

Sebenarnya, Rabu (9/10) petang saya sudah mendapat informasi mengenai kondisi kesehatannya, namun siapa yang menyangka ia pergi secepat itu.

Pemred Ceknricek.com yang pertama kali mengabarkan Kang Farid mendapat serangan jantung. Tidak lama setelah itu, Arif menyusulkan informasi melegakan mengenai kondisi Farid yang sudah membaik, sudah sadar, dan dalam penanganan medis di ruang ICU. Alhamdulillah.

Namun, Jumat (11/10) sekitar pukul 11 malam, masuklah informasi dari berbagai kawan di WA, Kang Farid telah tiada. Kang Farid wafat dalam usia 65 tahun ( kelahiran Februari 1959) meninggalkan istri, empat anak, dan empat cucu.

Inna lillahi wa inna ilahi rojiun. Allah SWT telah menetapkan kehendaknya, dan kita hambanya meyakini itulah yang terbaik. Insya Allah, Kang Farid, Husnul Khotimah. Diberikan tempat yang lapang, nyaman, dan indah di sisi Allah SWT.

Serangkan keluarga, istri, anak, menantu, dan cucu-cucunya yang berduka, diberi kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan melepas kepergian almarhum.

Selamat jalan, Kang. (*)

Tari Serimpi : Sejarah, Makna, Gerakan, Properti dan Pakaian

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Serimpi, Makna Tari Serimpi dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Serimpi adalah tarian klasik yang berasal dari keraton Yogyakarta dan Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Tarian ini dikenal karena gerakannya yang lemah gemulai, penuh dengan keanggunan, dan kerap dipentaskan dalam acara-acara penting kerajaan. Tari Serimpi memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu tarian sakral dalam tradisi Jawa, terutama di lingkungan keraton.

1. Sejarah Tari Serimpi

Tari Serimpi diyakini sudah ada sejak masa Kesultanan Mataram pada abad ke-17, ketika Sultan Agung (1613–1645) berkuasa. Tarian ini awalnya merupakan tarian istana yang dipentaskan secara eksklusif dalam acara-acara resmi keraton, seperti penobatan raja atau upacara kenegaraan. Serimpi juga digunakan sebagai bagian dari ritual yang melibatkan doa untuk kesejahteraan raja dan keraton.

Setelah Kesultanan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada tahun 1755 melalui Perjanjian Giyanti, Tari Serimpi berkembang dengan ciri khas masing-masing di kedua keraton tersebut. Meski demikian, inti dari tarian ini tetap sama, yaitu menampilkan kehalusan, ketenangan, dan keanggunan khas perempuan Jawa.

2. Makna Tari Serimpi

Tari Serimpi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Kata “Serimpi” diyakini berasal dari kata “impi” yang berarti mimpi, melambangkan suasana mistis dan sakral yang dihadirkan melalui gerakan-gerakan yang pelan dan lembut.

Tari Serimpi sering dianggap sebagai simbol dualisme dalam kehidupan, seperti antara baik dan buruk, langit dan bumi, laki-laki dan perempuan. Tarian ini juga mencerminkan keharmonisan dan keseimbangan antara dua sisi yang bertentangan tersebut.

Dalam pertunjukan tradisionalnya, Tari Serimpi sering kali menceritakan kisah pertempuran antara dua kelompok, namun penyampaiannya dilakukan secara halus dan simbolis, dengan gerakan yang lebih menekankan keindahan daripada kekerasan.

3. Gerakan Tari Serimpi

Gerakan Tari Serimpi sangat lembut, anggun, dan penuh makna. Setiap gerakan dilakukan dengan sangat perlahan, seolah-olah membawa penonton ke dalam suasana tenang dan damai. Beberapa ciri khas gerakan dalam Tari Serimpi antara lain:

  • Gerakan Tangan: Gerakan tangan penari sangat halus dan terkontrol, melambangkan kelembutan dan keanggunan perempuan Jawa. Tangan sering kali bergerak dengan pola yang mengalir, mengikuti irama gamelan.
  • Langkah Kaki: Penari Serimpi berjalan dengan langkah kecil dan pelan, mencerminkan keanggunan dan kehati-hatian dalam setiap gerak. Langkah kaki yang teratur dan lambat memberikan kesan tenang.
  • Gerakan Kepala: Kepala penari sering kali bergerak secara lembut dan berirama, menambah keindahan gerakan keseluruhan.
  • Gerakan Mata: Mata penari juga ikut bergerak dengan perlahan, mengikuti alur gerakan tubuh dan irama musik, menambah kedalaman ekspresi tarian.

Keseluruhan gerakan Tari Serimpi bertujuan menciptakan suasana yang penuh ketenangan dan keseimbangan, tanpa ada gerakan yang tergesa-gesa atau berlebihan.

4. Properti dalam Tari Serimpi

Dalam Tari Serimpi, penari menggunakan beberapa properti yang memperkuat simbolisme tarian, di antaranya:

  • Keris: Keris sering digunakan sebagai simbol kekuatan dan perlindungan. Penari memegang keris dalam beberapa gerakan, menggambarkan kekuatan yang tetap terkendali dan terjaga dalam keseimbangan.
  • Selendang (Sampur): Selendang yang dikenakan oleh penari sering kali digunakan untuk memperindah gerakan tangan dan menambah kesan anggun dalam pertunjukan.

Properti-properti ini tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap estetika, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam konteks kisah yang dibawakan.

5. Busana Tari Serimpi

Busana dalam Tari Serimpi merupakan busana tradisional Jawa yang mencerminkan kehalusan budaya keraton. Penari Serimpi biasanya mengenakan:

  • Kebaya: Penari mengenakan kebaya dengan hiasan yang anggun dan biasanya berwarna cerah atau netral, yang melambangkan kesucian dan keindahan.
  • Kain Batik: Kain batik tradisional Jawa dengan motif yang halus dikenakan sebagai sarung atau kain panjang yang diikat di pinggang.
  • Sanggul: Rambut penari ditata dengan sanggul besar khas Jawa, menambah kesan formal dan elegan.
  • Perhiasan: Gelang, kalung, dan aksesoris lain sering kali dikenakan untuk mempercantik penampilan dan mencerminkan status sosial penari dalam konteks budaya keraton.

Busana yang dikenakan penari Serimpi menekankan kesederhanaan yang elegan, tanpa terlalu banyak hiasan yang mencolok.

6. Musik Pengiring

Tari Serimpi diiringi oleh gamelan Jawa, yang terdiri dari berbagai alat musik tradisional seperti:

  • Saron: Instrumen logam ini menghasilkan suara melodi utama dalam gamelan.
  • Kendang: Kendang digunakan untuk mengatur tempo dan irama gerakan penari.
  • Bonang, Gong, dan Kenong: Alat-alat musik ini memberikan lapisan harmoni yang mendalam pada musik pengiring.
  • Gender: Gender memainkan melodi halus yang berpadu dengan gamelan lainnya.

Irama musik dalam Tari Serimpi sangat pelan dan lembut, menyesuaikan dengan gerakan tarian yang halus. Musik gamelan dalam pertunjukan ini menciptakan suasana yang khidmat dan menambah dimensi mistis dalam tarian. Itulah penjelasan mengenai Sejarah Tari Serimpi, Makna Tari Serimpi dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.