Beranda blog Halaman 391

Bupati Barru Hadiri Open House Pj Gubernur Sulsel

0

Sehari setelah Idul Fitri 1445 H, Bupati Barru, H Suardi Saleh menghadiri Open House Pj Gubernur dan Kapolda Sulsel di Makassar, Kamis (11/4).

Bupati Barru didampingi Plt Ketua TP PKK Kabupaten Barru, Sekda, Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) Barru, Forkopimda, diantaranya Kapolres Barru beserta Ketua Bhayangkari, Kajari Barru beserta Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD), Wakapolres Barru, Para Asisten dan Staf Ahli, Para Pimpinan OPD, Perwira Polres Barru, Para Kabag, Para Camat se Kabupaten Barru.

Setiba di rujab gubernur, Bupati Barru bersama rombongan di Rujab disambut hangat oleh Pj Gubenur Sulsel DR. Bahtiar Baharuddin, M.SI didampingi Pj Ketua TP PKK Provinsi Sulsel Hj Sofha Marwah Bahtiar dan Pimpinan Tinggi Pratama Provinsi Sulsel.

Seusai menghadiri Open house Pj Guberur Sulsel, Bupati Barru melanjutkan kegiatan yang sama di Rujab Kapolda Sulsel jalan Andi mappaoddang dan disambut Kapolda sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, S.I.K., M.H didampingi Ketua Bhayangkari Daerah Sulsel Ny.Dewwi Andi Rian bersama Jajaran polda sulsel.

Pada dua Moment tersebut Bupati Barru menyampaikan marhaban ya ramadhan selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1445 H, mohon maaf lahir dan batin, dan mengucapkan terima kasih atas segala perhatian Pemerintah Provinsi Sulsel dan Polda Sulsel terhadap Pemerintah Kabupaten Barru.

“Agenda open house yang dilaksanakan oleh Pj Gubernur dan Kapolda Sulsel pada momen idul fitri ini merupakan media silaturahmi sekaligus untuk memperkuat kekompakan antar Unsur Pemerintah Provinsi Sulsel dengan Unsur Pemerintah Daerah kabupaten Barru,” Pungkas suardi

Open House ini juga dihadiri oleh Seluruh Bupati dan Walikota Se Sulawesi Selatan dengan menghadirkan Forkopimda, Sekda dan Pimpinan OPD dengan menyesuaikan jadwal undangan masing masing daerah. (Hengki)

Resep Roti Tawar Sosis, Mirip Martabak Teflon

Biasanya hari kedua setelah lebaran, makanan hidangan hari Lebaran sudah ludes di meja makan, kita kembali dengan hidangan nasi dan lauk yang sisa di kulkas.

Menu yang paing gampang dibuat, adalah Roti Tawar Sosis. Untuk bahan Roti Tawar gampang dapatnya, beli ke toko kue terdekat atau di toko swalayan terdekat. Berikut resep dari “Pojok Ceu Inday”.

Bahan Roti Tawar Sosis:

-5 lembar roti tawar
-1/2 bawang bombay
-4 buah aosis
-jagung dipipil
-margarine
-2 butir telur
-1/2 sdt garam
-keju mozarella
-sambal tomat

Cara Membuat Roti Tawar Sosis:

  1. Siapkan roti tawar. Potong-potong kecil terlebih dahulu, sisihkan.
  2. Iris-iris tipis bawang bombay, sebagiannya disimpan. Potong-potong kecil sosis.
  3. Panaskan minyak, lelehkan margarin, tumis bawang bombay hingga layu, sisihkan.
  4. Panaskan margarin, masukkan roti tawar yang sudah dipotong-potong tadi. Tambahkan 2 butir telur yang sudah dikocok dengan garam, beri sambal tomat, aduk rata, masukkan bawang bombay yang sudah ditumis, keju mozarella, taburi sosis jagung.
  5. Tutup teflon, masak hingga matang. Angkat, iris-iris, lalu sajikan. (Ana)

Resep Ayam Palekko, Menu Khas Bugis

Menu Ayam Palekko, mungkin banyak yang mengira bahwa memasaknya menggunakan palekko (panci dari tansh lihat plus tutupannya).

Sehingga pasti dirasakan berat padahal tidak seperti itu. Namanya saja Palekko tapi bisa pakai teflon, wajan. Dan cepat prosesnya. Berikut resep dari “Nelam Lestati”.

Bahan Ayam Palekko:

-1 ekor ayam
-serei
-bawang putih
-bawang merah
-cabe mentah besar
-cabe rawit
-asam jawa
-penyedap rasa
-air

Cara Membuat Ayam Palekko:

  1. Potong potong ayam, kemudian bersihkan, lalu marinasi dengan air asam, sisihkan.
  2. Potong-potong serei, siapkan copper, masukkan semua bahan bumbu, copper hingga halus.
  3. Siapkan wajan atau teflon, tumis bumbu yang sudah dihaluskan, beri air, masukkan ayam, tambahkan garam, penyedap rasa. Masak hingga airnya menyusut. Kemudian angkat lalu sajikan. (Ana)

Tingkatan Orang yang Berpuasa

0

Amalan puasa adalah amalan yang luar biasa dan memiliki pahala yang Allah membalasnya secara langsung.

Pahala dari 10 – 700 kali lipat

Rasulullah ahallallahu alaihi wasalllam bersabda, “Senua umat Bani Adam akan dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, maka ia untuk -Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya” (HR Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Allah sendiri yang akan membalasnya, karena seorang hamba meninggalkan semua itu karena Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman,” Puasa itu untukKu, dan Akulah yang akan.membalasnya, sebab ia telah meninggalkan makannya, minumnya dan syahwatnya karena Aku”.

Bahkan pahala yang hamba dapatkan karena berpuasa karena Allah, bisa jadi berupa pahala yang tidak terhingga dimana hanya Allah saja yang tahu kadarnya. (Berlanjut/ana)

Merawat Kebaikan Pasca Ramadan “Pergi” (1)

0

Andai Ramadan bisa berpesan kepada kita, maka inilah kira-kira yang akan disampaikannya:

Pesan pertama, setelah aku pergi jangan kau lupakan aku (puasa). Karena jika Allah menghendaki niscaya aku akan datang kembali menghampirimu di Ramadan berikutnya.

Pesan setelah Ramadan 6 hari di bulan Syawal: itu tiada lain agar aku dan kamu senantiasa dekat, aku akan lebih dekat lagi ketika kau melaksnakan.

Puasa Senin dan Kamis atau Puasa Ayyamul Baidh : Pertengahan bulan.(tgl 13,14,15 setiap bulan Qamariah).

Puasa Arafah (tgl 9 Dzulhijjah). Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan untuk melaksanakan ouasa Arafah ini, merupakan amalan yang sering dilakukan oleh Rasulullah. Rasulullah disebutkan tidak pernah meninggalkan puasa sunnah ini.

Puasa Nabi Daud

Puasa Nabi Daud, (sehari berpuasa sehari berbuka). Amalan itu semua tiada lain agar kalian MengingatKu, sehingga aku pasti menunggumu di pintu Ar Rayyan (pintu khusus bagi orang orang yang berpuasa). Amin Allahumma Amin. (berlanjut/ana)

Puasa Syawal 6 Hari, Sama dengan Berpuasa Selama Setahun

0

Ramadan dengan berbagai amalan di dalamnya menjadi jalan tol untuk mencapainya. Namun tentu saja muslim yang sempurna adalah mereka yang senantiasa menjaga amalan mereka, terutama amalan setelah bulan Ramadan.

Anjuran berpuasa Syawal setelah bulan Ramadan, setiap muslim berusaha untuk menunaikan amalan yang satu ini, yaitu betpuasa 6 hari di bulan Syawal.

Puasa Syawal mempunyai keutamaan yang sangat istimewa.

Dari Abu Ayyub Al Anshoriy Rasulullah betsabda, “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian dikkuti 6 hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun” (HR Muslim).

Setelah puasa Ramadan dan dilanjutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, ganjaran dari Allah sangat besar. Yaitu seolah-olah kita berpuasa selama 1 tahun penuh.

Allah Taala berfirman, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya” (QS Al An Am :160).

Syarat menjalankan ibadah puasa 6 hari di bulan Syawal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

  1. Puasa ini dimulai sejak dua syawal sampai berakhirnya bulan Syawal.
  2. Boleh dilakukan berurutan atau pun tidak berurutan, selama bulan Syawal.
  3. Boleh dilakukan dengan catatan hutang puasa di bulan Ramadan sebelumnya telah diganti semua.

Keutamaan menjalankannya

Puasa Sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadan, tanda diterimanya puasa Ramadan. Atas anugerah sepanjang Ramadan. Melanjutkan kualitas dan kuantitas ibadah yang telah dilakukan pada bulan Ramadan. (kultum/ana)

Nikmatnya Bertemu Ramadan

0

Bertemu Ramadan adalah sebuah kenikmatan besar. Lihatlah betapa ramai di antara kita yang telah kehilangan orang-orang yang dicintai.

Walhal, mereka masih berpuasa kita pada tahun tahun sebelumnya. Dan mereka juga bercita-cita untuk berpuasa ditahun ini. Mereka mengira bahwa kematian masih jauh menghampirinya. Namun siapa sangka ajal begitu cepat telah datang menghampirinya, sehingga merangkai impian dan angan-angan mereka.

Oleh karena itu, kita yang masih dikaruniakan oleh Allah kesempatan ini, hendaknya bertekad memanfaatkan kesempatan yang diberi dengan memperbanyak melakukan amal saleh, dan tidak disia-siakan.

Ramadan merupakan sebuah nikmat yang sangat besar. Syeikh Soleh Al Fawzan berkata, “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadan dan Allah memberi kesempatan untuk mengambil manfaat darnya, maka sunghuh Allah telah memberikan kepadanya nikmat yang besar, yang tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu apapun.” ( Majelis Ramadan hal 11)

Orang yang Merugi di Bulan Ramadan

0

Ma’syiral Musimin rahimani wa rahimahullah dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ketika Rasulullah SAW akan menaiki mimbar untuk khutbah Jumat. Pada anak tangga pertama, beliau mengucapkan amin.  Ketika naik pada anak tangga kedua, beliau juga mengatakan, amin. Begitu juga pada anak ketiga, beliau mengucapkan amin.

Setelah selesai salat, para sahabat kemudian besertanya, “wahai Rasulullah, mengapa engkau mengucapkan amin pada anak tangga pertama sampai ketiga tadi?

Rasulullah SAW menjawab, “pada anak tangga pertama, aku mengucapkan amin, karena malaikat Jibril membiaikkkan kepadaku, celakah dan merugilah orang yang ketika disebut namamu wahI Muhammad, dia tidak bersalawat kepadamu. Kemudian pada anak tangga kedua, aku mengucapkan amin karena malaikat Jibril membisikkan kepadaku, celakalah dan merugilah orang yang tinggal bersama kedua orang tuanya, tapi tidak membuatnya masuk surga dan pada anak tangga ketiga, aku mengucapkan amin karena malaikat Jibril membisikkan kepadaku, ” celakalah dan merugilah orang yang melaksanakaan bibadah shaum di bulan Ramadan, tapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.

Ma’asyiral Muslimin rahimani wa rahimakumullah, dari hadist di atas, ada golongan manusia yang celaka dan merugi yaitu:

1. Pertama, orang yang apabila disebut nama Nabi Muhamamd SAW, tidak membaca salawat.

Seyogyanya umat Islam selalu mencintai Rasulullah SAW, yang menjadi panutan hidup dan setiap kali disebut nama beliau, maka sebagai bentuk rasa cinta dan tad’Hom, kita bersalawat kepadanya, “allahumma sallim wa aallim alaih”.

2. Kedua, orang yang tinggal bersama orang tuanya, tapi tidak membuatnya masuk surga. Kewajiban seorang anak adalah taat dan patuh kepada kedua orang tua, menyayangi, menghargai dan merawatnya ketika sudah tua.

Berapa banyak yang tinggal bersama orang tua, tetapi mereka tidak dirawat, tidak diperhatikan, bahkan ada yang dimasukkan di panti jompo. Sang anak keberatan tinggal bersama kedua orang tuanya yang sudah tua renta. Mereka dianggap menyusahkan, membuat repot, menyita banyak waktu dan alasan alasan lainnya.

Orang seperti itu, sangat merugi. Seharusnya dengan merawat orang tuanya yang sudah tua, dan menyayangi, akan membawa sang anak masuk surga. Malah sebaliknya, dia tidak masuk surga karena menelantarkan orang tuanya. Nausubillah.

3. Ketiga, golongan orang yang melaksanakan ibadah shaum, di bulan Ramadan, tapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.

Sebagai manusia biasa, tentu kita banyak melakukan perbuatan dosa. Mata kita pernah berbuat dosa, telinga kita pernah berbuat dosa, hidung kita pernah berbuat dosa, mulut kita pernah berbuat dosa, tangan kita pernah berbuat dosa, kaki kita pernah berbuat dosa dan seterusnya.

Pada bulan suci Ramadan, kita mendapatkan kesempatan bertobat kepada Allah SWT, meminta ampun kepadanya, dosa-dosa kita diampuni dan tobat kita diterima. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. (kultum/ana)

Puasa Sunnah di Bulan Syawal

0

“Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh”.

Dan telah menceriterakan kepada kami Ibnu Numair. Ia berkata, ” telah menceritakan kepada kami bapakku, ia berkata, “telah menceritakan kepada kami, “Sa’ad bin Sa’id, saudara dari Yahya bin Sa’id, ia berkata, ” telah mengabarkan kepada kami Umar bin Tsabit, ia berkata, “telah mengabarkan kelada kami Abu Ayyub Al Anshari radhyallahu anhu, ia berkata, “aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dengan hadist yang serupa.

Dan telah menceriterakan.kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, ia berkata, “telah menceriterakan kepada.kami Abdullah bin Mubarak, dari Sa”ad bin Sa’id, “aku mendengar Umar bin Tsabit berkata, ” Aku mendengar Abu Ayyub radhyallahu anhu berkata,” Rasulullah bersabda dengan hadist yang serupa”. (HR. Musim 1984). http ://hadust.in/muslim/1984/ana)

Mudik Dunia dan Mudiak Akhirat

0

Menjelang detik-detik berakhirnya Ramadan, dan setelah ditetapkan masa liburan lebaran Idul Fitri, 5-18 April, jutaan rakyat, mudik ke kampung halamannya, bersua dengan keluarga, yang lama tidak jumpa.

Di bawah ini, ada sebuah renungan tentang mudik. Mudik dunia dan mudik akhirat.

1. Rasa gembira dan rasa takut. Benar, mudik lebaran ke kampung dunia, membuat hati terasa gembira dan bahagia.

Tapi mudik ke kampung akhirat sebagian takut dan cemas. Iya karena Al Wahn. Yaitu cinta dunia dan takut mati.

2. Dinanti-nantikan dan dihindari. Iya, betapa bahagia ketika mendapat cuti liburan panjang, akan mudik ke kampung dunia.

Tapi mudik ke kampung akhirat, dihindari, dicemaskan. Bahkan sekadar berita kematian saja, sudah ngeri.

3. Persiapan Mudik

Benar, mudik lebaran mempersiapkan segalanya. Baju terbaru. Kendaraan performa terbaik. Senyuman dan suasana menyenangkan.

Tapi mudik akhirat? Seandainya tidak tahu bekalnya apa? Bahkan tidak ada yang siap mudik sekarang juga.

4. Buah Tangan

Iya bahagia sekali bisa membawa buah tangan, ole-ole bagi mereka yang dikampung. Buah tangan tidak seberapa, tapi bernilai.

Tapi buah tangan akhirat, belum jelas? Karena tempat persinggahan akhirat belum tentu bertemu.

5. Selama Merantau

Benar, selama merantau, hidup seadanya, pakaian, tempat tinggal, yang penting, pulang kampung sukses dan membawa semua keberhasilan di perantauan.

Tapi mudik akhirat telah dilupakan. Pura-pura lupa, atau sengaja dilupakan malahan bermegah-megah di tanah perantauan. Sejatinya tanah perantauan semu.

Seperti Musafir yang Berteduh di Bawah Pohon

Sekadar lewat, sebagaimana musafir yang mampir sebentar di bawah pohon. Kemudian pergi. Rasulullah SAW bersabda, ” Apa peduliku dengan dunia? Tidaklah aku tinggal di dunia, melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan bsristirahat. Lalu musafir tersebut meninggalkannya”. ( HR Tirmidzi no.2551, dishahih oleh Syaikh Al Albani dalam shahih wa Dhaif’ Sunan At Tirmidzi ).

Sudah pasti! Kita pasti mudik ke kampung akhirat. Allah azza wa jalla berditman, “Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (An Nisa’ 4 :78 ). ( kultum /ana )