Pembatasan Akses Medsos Persulit Mahasiswi, Hambat Kerja Tugas dan Bisnisnya

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Kebijakan pembatasan sementara akses media sosial (medsos) dan aplikasi perpesanan instan membawa dampak di berbagai sisi kehidupan, termasuk bagi mahasiswa/i yang juga menjalani sebagai pebisnis online disela-sela waktu kuliahnya.

Aisyah salah satu mahasiswi di Kabupaten Bone mengaku kena dampak pembatasan akses medsos yang dilakukan pemerintah. Pembatasan akses sangat merugikan dirinya. Mulai dari mengerjakan tugas-tugas kuliah hingga bisnis onlinenya tidak berjalan sebagaimana mestinya, lantaran terkendala pembatasan akses medsos.

“Jangankan jualan (online), file tugas kampus yang dikirim lewat (medsos) pun tidak bisa terbuka. Sementara ada beberapa (tugas) yang harus berbagi contoh lewat grub, nah ini tidak bisa terbuka. Terputar-putar terus saja,”keluh Aisyah, Jumat (24/5) malam.

- Iklan -

Keluhan lainnya diungkapkan, Andili, salah satu mahasiswi yang juga pebisnis online. Dia mengaku dirugikan dengan adanya pembatasan akses medsos dan aplikasi oleh pemerintah. Walau kerugiannya saat ini tidak seberapa, namun jika pembatasan akses medsos masih berlanjut lama, bisa jadi menimbulkan kerugian yang lebih besar hingga terpaksa gulung tikar.

Baca Juga:  Muhammadiyah Sulsel Bentuk Tim Mujahid Digital

“(Pembatasan akses medsos) merugikan, biar bukan jual makanan online, hampir semua yang dijual online pasti minta gambar orang, kalau tidak ada gambarnga (terkadang nanya saja tidak) apalagi mau beli,” keluh Andili.

Mereka tidak menampik adanya dampak positif yang ditimbulkan dari pembatasan akses medsos, namun juga membawa dampak lainnya. Olehnya itu, mereka berharap pembatasan akses medsos dievaluasi agar yang menggunakan medsos secara positif tidak terkena dampaknya.

- Iklan -

Informasi dihimpun, para pebisnis online dari berbagai daerah mengeluhkan pembatasan akses media sosial karena telah mengganggu kelancaran bisnisnya. Mereka pun mengaku kehilangan omzetnya pasca adanya pembatasan akses foto dan video di media sosial.

Baca Juga:  Kejaksaan Penyuluhan Hukum di SMAN 9 Bone

Terkait hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta maaf kepada pihak-pihak yang terdampak kebijakan pembatasan sementara akses medsos dan aplikasi perpesanana instan, termasuk pebisnis online. Kebijakan tersebut diterapkan sejak Rabu (23/5) menyusul aksi massa terkait Pemilu 2019.

“Saya minta maaf kepada teman-teman yang sementara tidak bisa gunakan fitur gambar, terutama (mereka yang) jualan online yang memanfaatkan fitur gambar di media sosial (namun harus) terkena dampaknya,” kata Rudiantara di gedung Menkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (23/5) dikutif di Republika.co.id.

- Iklan -

Rudiantara mengaku prihatin atas dampak ekonomi dari kebijakan pembatasan fitur foto dan video tersebut. Ia menjelaskan bahwa yang dilakukannya adalah demi persatuan dan kesatuan NKRI.

“Saya turut prihatin, namun yang kami jaga itu eksistensi dari NKRI ini,” ungkapnya.

Reporter: Abustan

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU