Presiden Jokowi Kapok Pernah Tidak Hadiri HPN

Banjarmasin, FAJARPENDIDIKAN.co.id-Presiden RI Joko Widodo pernah tidak menghadiri HPN (Hari Pers Nasional). “Setelah itu, saya kapok betul”, ucapnya tanpa menjelaskan apa kekapokannya, saat memberikan sambutan di acara puncak HPN (Hari Pers Nasional), di Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Kapoknya Presiden Jokowi, mungkin, karena akibat ketidak hadirannya, terus- terusan “diserang” oleh pers.

Karena itu, katanya, meskipun kegiatannya cukup padat, hari ini, 8 Februari 2020, harus ke Canberra, Australia, Dia terlebih dahulu membelokkan perjalanannya datang ke HPN 2020 yang dipusatkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. “Saya tidak ingin kapok lagi,” tambahnya yang disambut tawa hadirin.

Karena itupun, PWI Pusat harus memajukan acara puncak HPN 2020 pada 8 Pebruari 2020, yang mestinya 9 Pebruari 2020. Namun Agenda HPN, tetap berjalan sesuai jadwal, konvensi media massa, berjalan siangnya, dan 9 Pebruari 2020, acara seminar.

- Iklan -

Peringatan Hari Pers Nasional 2020, dan HUT PWI ke 74, selain dihadiri ribuan insan pers dari seluruh tanah air, juga dihadiri Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, 20 perwakilan negara Sahabat, beberapa menteri kabinet Indonesia Maju.

Menurut Presiden Jokowi, selain tidak ingin kapok lagi, kedatangannya ke HPN, juga karena insan pers adalah teman sehari-harinya. Sehari hari meliput kegiatannya, mengejarnya untuk mewawancarainya, termasuk mencegatnya untuk wawancara doorstop. “Karena itu, saya dengan insan pers, bukan benci tapi rindu. Tetapi selalu dihati dan selalu rindu,” ucapnya yang lagi lagi disambut tepuk tangan.

Pers Harus Sehat
Presiden Jokowi juga mengapresiasi peran insan pers. Pers, katanya, selalu menjaga situasi bangsa yang kondusif. Ancaman virus corona misalnya, pers tidak membuat panik. Pers senantiasa memerangi hoax, memberitakan yang baik, mendorong optimisme bangsa dan masyarakat. “Masyarakat sejahtera, adalah masyarakat yang memperoleh informasi yang baik,” ujarnya.

- Iklan -

Karena itu, katanya, industri pers harus sehat. Untuk itu pula, Presiden meminta segera diajukan konsep regulasi yang memberikan perlindungan terhadap industri pers. Jangan sampai orang luar yang masuk mendirikannya.

Jokowi juga mengungkapkan keseriusannya memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Bukan hanya memindahkan administrasi dan orang. Tetapi, katanya, juga memindahkan pola pikir, menyiapkan ibukota negara yang smart city, untuk transformasi ekonomi baru. Untuk fasilitas pendukungnya, katanya, tidak hanya dibangun di Kaltim. Juga akan dibangun di daerah sekitarnya, diantaranya Kalimantan Selatan, sebagai gerbang ibukota negara.

Jago Selfie
Presiden Jokowi, tampaknya memang hobby selfie, dan juga jago selfie.

- Iklan -

Hal itu nampak, saat Pemred FAJAR PENDIDIKAN, Nurhayana Kamar, mencegatnya untuk selfie, saat menyapa barisan kerumunan massa, Presiden Jokowi bukannya bersedia diajak selfie, justru dialah yang balik mengambil kamera penulis, dan melakukan selfie. Selfienya, tidak mengambil ancang ancang, Presiden Jokowi langsung memencetnya, dan hasilnya luar biasa, fokus dan terang. (ana)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU