Renungan Harian Katolik 31 Mei 2022: Kabar Suka Cita

Renungan harian katolik. Renungan Katolik 31 Mei 2022 hari Minggu Paskah VII. Bacaan pertama Zefanya 3:14-18a dan bacaan injil Lukas 1:39-56.

Mazmur Tanggapan: Yesaya 12:2-3.4bcd.5-6.

Bacaan Pertama: Zefanya 3:14-18a

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel !

- Iklan -

Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu.

Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka.

Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion!

- Iklan -

Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.

Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

- Iklan -

Mazmur Tanggapan: Yesaya 12:2-3.4bcd.5-6

Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.

  1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
  2. Pada waktu itu kamu akan berkata, “Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!”
  3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!
Baca Juga:  Doa di Hari Jumat

Bacaan Injil: Lukas 1:39-56

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.

Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus.

Lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya.

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya.

Seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek-moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Baca Juga:  Khadijah, Wanita Mulia

Renungan Katolik

Hari ini, Gereja Katolik memestakan Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet. Kunjungan Maria kepada Elisabet adalah perjumpaan antara dua wanita yang sedang mengandung.

Keduanya pun sama-sama tak pernah menduga bahwa akan mengalami penistiwa mengandung yang “menakjubkan”.

Dalam pertemuan itu, mereka berbagi pengalaman iman, menceritakan bagaimana Allah Yang Mahakuasa melakukan perbuatan-perbuatan yang besar atas hidup mereka.

Menarik untuk menyimak kata-kata yang disampaikan Elisabet saat perjumpaan itu.

“Berbahagialah ia yang telah percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dan Tuhan akan terlaksana” (Luk 1:45).

Apa yang dikatakan oleh Elisabet tentang Maria itu menjadi gambaran bagi semua murid Tuhan. Orang beriman mesti berani memercayakan hidupnya kepada Tuhan seperti Maria.

Keteladanan iman Maria dan kesediaannya untuk berbagi seria menolong sesama, hendaklah kita hidupi agar kita juga pantas disebut orang yang percaya.

Sebab, meIalui iman kepercayaan kepada Sang Penebus, karya-karya besar Tuhan terlaksana dalam hidup kita.

Ya Santa Perawan Maria, doakanlah kami agar setia mendengarkan sabda Putramu dan melaksanakannya dalam hidup kami. Amin.

Demikian renungan harian katolik hari ini, 31 Mei.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU