Renungan Harian Katolik, Sabtu 28 Mei 2022: Bagaimanakah Kita Harus Berdoa?

Renungan Harian Katolik, Sabtu 28 Mei 2022 berjudul: “Bagaimanakah Kita Harus Berdoa?“.

Renungan Harian Katolik, Sabtu 28 Mei 2022 dikutip dari halaman website renunganlenterajiwa. Sebagai penulis Redaksi LJ.

Hari Biasa Pekan VI Paskah (P)

- Iklan -

Kis. 18:23-28; Mzm. 47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28.

Yesus dalam Injil hari ini mengajar dan mengajak para murid-Nya untuk berdoa kepada Bapa dan menyampaikan seluruh permohonan mereka kepada-Nya.

Yesus meminta mereka melakukan semua itu dalam iman dan kepercayaan.

- Iklan -

Iman dan kepercayaan itu akan menjamin bahwa doa mereka akan didengarkan, karena Bapa mencintai mereka dan Yesus sendiri akan menjadi pengantara yang memohon kepada Bapa.

Dalam diri-Nya dan lewat seluruh karya-Nya Yesus menyatakan kesatuan yang erat antara Dia dan Bapa-Nya.

Dia menunjukkan bahwa dalam Dia ada Bapa dan Bapa ada dalam Dia.

- Iklan -

Karena itu, Yesus mengajar para murid sambil berpesan bahwa Bapa akan mengasihi mereka, karena mereka telah percaya dan mengasihi Yesus.

Sehingga dengan menyebut nama Yesus maka apa yang kita sampaikan kepada Bapa menjadi lebih nyata, lebih mudah dikomunikasikan.

Baca Juga:  Keutamaan 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadan

Karena di hadapan Bapa, Yesus menjadi perantara bagi kita. Dialah yang berada bersama Bapa.

Dia yang menghadapkan kita kepada Bapa. Jadi setiap doa dan penyampaian permohonan kepada Bapa melalui Yesus, menjadi doa dan penyampaian Yesus sendiri.

Dia yang berdoa bersama kita dan Dia berdoa untuk kita. Melalui doa kita juga bisa menyampaikan segala permohonan kita.

Bukan untuk apa yang kita ingini, tetapi untuk apa yang kita butuhkan.

Tetapi karena keterbatasan sebagai manusia, seringkali kita sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Hanya Dia yang tahu apa yang benar-benar menjadi kebutuhan kita karena Bapa kita adalah Allah yang Mahatahu.

Berdasar pada pesan Yesus ini, maka Gereja selalu mengarahkan doa-doa liturgisnya kepada Allah Bapa tetapi selalu disimpulkan dalam nama Yesus dengan menyebut-Nya sebagai Pengantara.

Seluruh harapan dan permohonan kita senantiasa kita tujukan pertama-tama kepada Allah Bapa untuk kemudian kita teguhkan dengan perantaraan Yesus Kristus Putra-Nya.

Baca Juga:  Meraih Berkah Ramadan

Kesatuan seperti ini menjamin bahwa setiap orang yang percaya dan berdoa kepada Bapa dan menjadikan Yesus sebagai Pengantara satu-satunya, selalu dapat berharap bahwa doa dan permohonannya akan dikabulkan.

Iman kita kepada Yesus adalah juga iman kita kepada Allah Bapa. Kasih kita kepada Yesus adalah kasih kita juga kepada Bapa.

Percayalah dan kasihilah Yesus dalam kebenaran, maka kasih Allah akan semakin melimpah bagi kita.

Itu berarti ketika kita menjadikan Yesus sebagai dasar dan tujuan hidup kita, maka Allah akan selalu mengarahkan pandangan kepada kita dan akan menjamin keselamatan bagi kita.

Dan ketika itu terjadi pada kita yang sedang mengalami kasih Allah yang sempurna.

“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepada dalam nama-Mu” (Yoh. 16.23).

Marilah Berdoa:

Ya Tuhan, berkatilah kami dan doa-doa kami, agar dapat sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU