Rotasi Bumi Melambat Dapat Merobek Permukaan dan Hari Menjadi Lebih Panjang

Rotasi Bumi dikabarkan melambat. Ini membuat panjang hari meningkat rata-rata sekitar 1,8 mili detik per abadnya, yang artinya 600 juta tahun yang lalu satu hari hanya 21 jam saja.

Namun, para ilmuwan belum tahu penyebab rotasi Bumi melambat. Menurut mereka, kejadian ini akan terus berlangsung, dikutip dari Science Times, Rabu (8/12/2021).

Jika ini terjadi maka momentum sudut tiap obyek di Bumi akan merobek permukaan dan hasilnya sangat buruk, tetapi baru “hanya sebuah eksperimen pemikiran,” kata Ahli Geologi Senior Emeritus di Smithsonian’s National Air and Space Museum James Zimbelman.

- Iklan -

“Tidak ada kekuatan alam yang akan menghentikan Bumi berputar, karena sudah berputar sejak terbentuk dan cukup mengesankan.”

Sebagai informasi, Bumi melakukan rotasi tiap 23 jam 56 menit dan 4,09053 detik. Artinya gerakannya memiliki kecepatan 1.770 km/jam dengan kecepatan rotasi menurun menjadi nol di kutub.

Baca Juga:  Panduan Memperoleh Proteksi Penyakit Kritis di Insurtech Indonesia

Jika rotasi berhenti, maka momentum sudut yang diberikan pada udara, air dan bahkan bebatuan akan terus bergerak dengan kecepatan 1.100 mph. Gerakan itu akan menjelajahi permukaan dan merobek, serta mengirimkan pecahan ke bagian atas atmosfer hingga luar angkasa.

- Iklan -

Momentum sudut sendiri merupakan analog rotasi dengan momentum linier. Ini merupakan produk dari momen inersia, atau gaya rotasi yang diperlukan untuk memutar massa, serta kecepatan sudut.

“Salah satu dasar fisika adalah kekekalan momentum sudut. Begitu sesuatu berputar, Anda harus mengerahkan kekuatan yang sama (ke arah yang berlawanan) untuk menghentikannya berputar,” jelasnya.

Potongan yang terlepas dari permukaan bisa berputar di Bumi dan sisanya mengelilingi Matahari, ungkap Zimbelman. Pada akhirnya, tarikan gravitasi planet menarik lingkaran cahaya dengan efek tidak terduga.

- Iklan -
Baca Juga:  Sebelum Jadi Kupu-kupu, Terbungkus Placenta

Menurutnya, temuan ini terbantu dengan temuan fisikawan Isaac Newton beberapa abad lalu. “Apa yang (Isaac) Newton temukan membantu kami dengan mekanika klasik adalah bahwa potongan-potongan yang terakumulasi dan bergerak lebih dekat akan melepaskan sebagian energi mereka sendiri, memanaskan segalanya,” kata Zimbelman.

Ini diibaratkan dengan meteorit yang berjalan melintas langit. Sisa-sisa benda itu akan ada di ujung atmosfer dan antariksa, serta ditarik ke permukaan karena adanya gravitasi planet dan akan melepas energi saat bertumbuk.

Pengeboman dari potongan tersebut membuat kerak mencair menjadi lautan meleleh. Serta pada akhirnya fragmen bertabrakan akan diserap ke laut cair lewat proses disebut akresi.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU