Transfer of Knowledge di Tengah Pandemi

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Tak ada yang menyangka kita akan berada pada situasi seperti ini, dikagetkan dengan sebuah penemuan penyakit baru bernama COVID-19 yang disebabkan oleh virus (corona) yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, sebuah kota di Negeri Tirai Bambu pada Desember 2019.

Virus ini menyebar dengan sangat cepat, hampir seluruh dunia telah merasakan dampak dari penularan virus yang satu ini, sehingga pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan penyakit COVID-19 sebagai Pandemi.

Pada Maret 2019 Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan bahwa 2 orang WNI dinyatakan positif terpapar Covid-19 atau virus Corona, yang sampai saat ini jumlahnya meningkat setiap harinya.

- Iklan -

Virus ini menyebar dengan sangat cepat dan menyasar semua orang tanpa terkecuali, sehingga dalam kondisi seperti ini masyarakat Indonesia tentu merasa cemas, panik, dan takut dengan kondisi yang dialami sekarang. Penyebaran COVID-19 bukan lelucon lagi, semua orang diharapkan untuk selalu berhati hati dan waspada dengan penularan virus yang satu ini dengan mengurangi interaksi (Social Distancing) ataupun dengan  menjaga jarak (Physical Distancing).

COVID-19 memberikan dampak besar terutama pada tiga sektor yakni kesehatan, ekonomi dan pendidikan, yang ketiganya tak dapat dipungkiri, sangat vital bagi jalannya sebuah negara.

Himbauan presiden kerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah menandakan semua WNI tanpa terkecuali berada pada keadaan bahaya kemudian ditegaskan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PP PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 pada 31 Maret 2020. 

- Iklan -
Baca Juga:  Meraih Berkah Ramadan

Dari sektor Pendidikan, tentunya belajar dari rumah adalah hal yang asing bagi seluruh elemen pendidikan yang ada di Indonesia. Tanpa ancang-ancang sebelumnya, tanpa persiapan yang matang bahwa Covid-19 akan sampai ke Indonesia, menjadikan sebuah sistem yang telah dirancang dan telah disusun sedemikian rupa menjadi terhambat, menjadikan pendidikan yang berjalan selama beberapa Minggu ini sebagai pendidikan tiba masa tiba akal.

Langkah seperti itu adalah langkah yang ditempuh pemerintah agar proses belajar mengajar terus berjalan, walaupun jauh dari kesan efektif.

Tentunya hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama dari kalangan siswa dan mahasiswa yang merasakan langsung dampaknya. Pemindahan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah tak semudah membalikkan telapak tangan.

- Iklan -

Seorang guru atau dosen yang dituntut untuk tetap menjalankan tugasnya dari rumah, mendidik, mengajar, melatih, menilai mengevaluasi dsb harus dijalankan sebagaimana biasanya.

Pembelajaran secara daring dipilih sebagai opsi dalam hal ini dengan memanfaatkan media sosial atau aplikasi pendukung lainnya sebagai titik temu antara guru dan siswa sebagai pengganti jam tatap muka di sekolah.

Namun tak ada kebijakan yang tak menimbulkan pro dan kontra. PBM secara daring yang berjalan beberapa Minggu terakhir, menyisakan stigma buruk bagi seorang guru.

Contoh saja, dengan menggunakan salah satu aplikasi yang dianggap efektif, menyisakan kesan dalam penggunaannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan keefektifan dalam PBM pun belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Baca Juga:  Meraih Berkah Ramadan

Opsi lain pun dipilih, dengan pemberian tugas melalui aplikasi ataupun media sosial untuk menekan biaya penggunaan kuota dengan tetap memantau melalui media yang digunakan. Namun, stigma lain pun berkembang di masyarakat, guru dianggap hanya membebani siswa dengan setumpuk tugas.

Sehingga penulis menyimpulkan bahwa tak ada Proses belajar mengajar yang lebih efektif dibandingkan tatap muka secara langsung, Transfer of Knowledge dan Transfer of value sementara dibebankan pada orang tua masing-masing di rumah dengan melatih kesadaran, kepatuhan dan tanggung jawab anak, sehingga proses pendidikan tak berhenti karena kadang kita luput bahwa orang tua adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan, tak satupun orang yang menyangka virus ini akan sampai di Indonesia. Semua elemen pendidikan harus saling mengerti satu sama lain menyikapi hal ini.

Terimakasih untuk para guru yang sampai hari ini masih bersedia menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.

Untuk semuanya, Tetap taat dan patuh pada aturan dan himbauan dari Pemerintah.Untuk teman teman siswa tetap semangat belajar dan sampai jumpa di kelas. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan situasi kembali normal seperti sebelumnya.

Oleh: Nugraha Ahmad Fadel

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU