Unhas Helat Tudang Sipulung Kebangsaan

Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan mengangkat tema "Bhinneka Tunggal Ika Dalam Bingkai NKRI" di gedung IPTEKS Unhas. Tudang sipulung tersebut menghadirkan narasumber, Yudi Latif MA Ph D; Prof Dr Anhar Gonggong dan Dr Heri Santoso M Hum. Senin (9/7).
Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan mengangkat tema “Bhinneka Tunggal Ika Dalam Bingkai NKRI” di gedung IPTEKS Unhas. Tudang sipulung tersebut menghadirkan narasumber, Yudi Latif MA Ph D; Prof Dr Anhar Gonggong dan Dr Heri Santoso M Hum. Senin (9/7).

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Tudang Sipulung Kebangsaan dengan mengangkat tema “Bhinneka Tunggal Ika Dalam Bingkai NKRI” di gedung IPTEKS Unhas. Senin (9/7).

Selain menggelar tudang sipulung, acara ini juga dirangkaikan dengan pengukuhan MPP ( Mahasuswa Pecinta Pancasila) dan pelaksanaan kegiatan SAINS (Studi Al-Qur’an Intensif).

Adapun narasumber yang hadir diantaranya Yudi Latif MA Ph D; Prof Dr Anhar Gonggong dan Dr Heri Santoso M Hum.

- Iklan -

Ada sekitar 200 peserta yang ikut dan dihadiri berbagai kalangan antara lain dosen MKU, pengurus bem se-Unhas, wakil dekan bidang kemahasiswaan, kasubag kemahasiswaan, mahasiswa utusan setiap fakultas dan penerima beasiswa.

Baca Juga:  Jumpa Tokoh: Pramuka sebagai Langkah Awal Menjadi Pemimpin Masa Depan

Berdasarkan landasan Bhineka Tunggal Ika, Dr Heri santoso memaparkan cita-cita negara yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dan tujuan negara melindungi, memajukan, mencerdaskan dan ikut melaksanakan ketertibaan dunia.

- Iklan -

Bhineka tunggal ika berproses menjadi satu, Indonesia yang dibangun adalah bangsa dan negara yang bersatu, pemimpin berperang penting dalam pembentukan suatu negara, dan pemimpin Indonesia adalah orang yang terdidik yaitu anak muda.

Baca Juga:  Lamdik Lakukan Visitasi Prodi Pendidikan Fisika Unpacti Makassar

“Saat ini kita menyaksikan keadaan Indonesia yang masih belum dapat memaknai arti Pancasila berdasarkan Historusnya. Banyak orang cerdas tapi hatinya mati,” kata Anhar.

Pemimpin adalah orang yang mampu melampaui dirinya, kesadaran sebuah posisi berdasarkan kehendak-Nya dengan berlandaskan pancasila.

- Iklan -

“Terbentuknya landasan pancasila berdasarkan keputusan bersama antara nasionalis dan islami; dan faktor utama bertahannya Indonesia adalah dialog, menjadikan anak muda tidak hanya cerdas namun hatinya terbuka dan dibangun oleh suku bangsa,” tutup Anhar.

 

Reporter : Jum

 

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU