Virus Corona, Cara Evakuasi Indonesia Dinilai Lebih Steril dari Negara Lain

Sejumlah negara sudah mengevakuasi warganya dari wilayah endemi virus corona, Wuhan, China. Termasuk juga Indonesia. Pemerintah telah memberangkatkan tim untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Wuhan, Sabtu (1/2).

Oleh: Sriyanto AH

Sebanyak 238 warga berhasil pulang, dari target awal yang ditentukan pemerintah akan mengevakuasi WNI sebanyak 245 orang. Empat WNI memilih untuk tetap tinggal di Tiongkok karena alasan keluarga dan 3 WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang.

- Iklan -

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto menyatakan, pemerintah China telah melakukan screening terhadap semua WNI yang akan dievakuasi, meliputi proses tiga tahapan. “Itu dilakukan agar WNI yang kembali ke Indonesia sudah dipastikan adalah orang-orang sehat,” kata Terawan (2/2).

Tiba di Indonesia pada Minggu, (2/2), ratusan WNI tersebut langsung menjalani transit observasi di pangkalan militer TNI di Natuna yang memiliki fasilitas lengkap, rumah sakit yang dikelola tim dokter dari tiga matra, yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.

Observasi di Natuna, dilakukan untuk melakukan pengecekan kembali sebelum dinyatakan sehat dari virus corona sesuai prosedur kesehatan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

- Iklan -

Beda Perlakuan
Setiap negara memiliki cara yang berbeda dalam mengevakuasi warganya. Seperti Amerika Serikat yang telah resmi mengevakuasi 201 warganya. Mereka dipantau terlebih dahulu di pusat militer California sebelum dinyatakan bebas dari virus Corona sampai waktu yang ditentukan.

Dilansir dari CNN, (2/2), penerbangan evakuasi tiba di bandara Anchorage, Alaska untuk mengisi bahan bakar dan melanjutkan perjalanan ke California, Amerika Serikat.

Kepala Staf Medis Alaska, Dr Anne Zink dalam keterangan pers mengatakan, awak kabin dan penumpang yang dievakuasi berada dalam bagian pesawat yang terpisah. Menurut hasil pemeriksaan sementara, tidak ada satu pun yang terjangkit virus corona.

- Iklan -

“Aliran udara dan interaksi antara kru yang berada di tingkat atas, terpisah dengan penumpang. Bagian atas dan bawah sepenuhnya dibuat terpisah sehingga kru tidak perlu turun ketika mendarat di China dan tidak perlu ada interaksi dengan penumpang,” jelas Zink.

Departemen Kesehatan dan Layanan Sosial Alaska mengatakan, warga yang kembali dari Wuhan akan melalui dua tahap pengecekan kesehatan. Pengetesan kesehatan pertama dilakukan di China. Sementara pengetesan lanjutan akan dilakukan di California dan proses rehabilitasi selama beberapa waktu.

Sementara di Inggris, proses evakuasi mendapat sorotan publik setelah pemerintah dianggap tidak melindungi supir bus yang mengangkut warga. Dalam proses evakuasi yang berlangsung Minggu (2/2) itu, pemerintah tidak memberi supir bus dengan pakaian pelindung. Bahkan, mereka juga tidak diberi masker.

Para supir bus menerima standar berbeda dari petugas medis yang memakai pakaian pelindung lengkap. Padahal, supir bus itu harus membawa rombongan warga yang akan dikarantina, dalam perjalanan darat sejauh 276 kilometer.

Sebanyak 11 warga diangkut menggunakan bus dari pesawat militer Inggris, untuk bergabung bersama 83 warga lain yang sudah menjalani karantina di RS Arrowe Park, sebuah rumah sakit yang berada dekat Liverpool.

Tak hanya supir bus, para pilot pesawat yang mengangkut warga Inggris dari Wuhan, China, juga tak memakai masker dan pakaian pelindung. Pakar keamanan mengakui, memakaikan alat pelindung kepada mereka, bisa membuat gerak semakin terbatas. Selain itu, pakaian pelindung ini bisa membuat mereka makin cepat lelah sehingga bisa menimbulkan risiko tak fokus.

Bagaimana dengan Indonesia? The Daily Mail, media yang berdiri sejak 1896 membandingkan standar perlakuan di Inggris dengan cara Indonesia mengevakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna. Memperlihatkan bagaimana pemerintah Indonesia sangat ketat dalam memberikan proteksi kepada setiap petugas evakuasi maupun WNI yang dibawa pulang.

Para petugas yang menjemput WNI sudah menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti pakaian astronot. WNI yang dijemput pun juga menggunakan seragam serupa sebelum naik pesawat. Setibanya di Indonesia dari Wuhan, APD itu tak langsung dilepas begitu saja. Tapi harus benar-benar dipastikan aman dari segala semuanya. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU