Witan Sulaeman; Anak Tukang Sayur yang Jadi Raja Assist AFF 2020

Penyerang sayap Timnas Indonesia, Witan Sulaeman sukses menjadi pemain dengan assist terbanyak di Piala AFF 2020. Dia mengalahkan 3 pemain Thailand. Pemain FK Senica itu berhasil mencatatkan lima assist dari delapan penampilan di Piala AFF 2020 yang digelar di Singapura pada 5 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022.

Witan sukses mengungguli tiga pemain bintang timnas Thailand, yaitu bek sayap kiri Narubadin Weerawatnodom; gelandang Supachok Sarachat, dan Worachit Kanitsribampen yang sama-sama mengoleksi tiga assist dari enam pertandingan Piala AFF 2020.

Di sisi lain, Witan Sulaeman bukan hanya menjadi pemain dengan assist terbanyak di Piala AFF 2020. Pemain berusia 20 itu juga berhasil menjadi pemain yang paling banyak menciptakan peluang untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Witan menghasilkan 14 peluang untuk Timnas Indonesia dari delapan kali penampilannya di Piala AFF.

- Iklan -

Sementara secara umum, Witan menempati peringkat ketiga pemain dengan jumlah chances created terbanyak di Piala AFF di bawah pemain Singapura, Shahdan Sulaiman (19) dan gelandang Vietnam, Nguyen Quang Hai (15).

Witan hanya unggul satu kali lebih banyak dari Pratama Arhan dalam menciptakan peluang untuk Timnas Indonesia. Arhan tercatat menciptakan 13 kali peluang untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2020.

Terus Berlatih

Witan lahir di keluarga yang sederhana. Dia merintis karir sepak bolanya dengan berbagai cerita mengharukan. Witan berasal dari Palu, Sulawesi Tengah -wilayah yang sempat diguncang gempa hebat pada September 2018. Saat gempa 7,4 skala richter mengguncang, Witan tengah mengikuti persiapan Piala Asia U-19 2018.

- Iklan -
Baca Juga:  Resep Gurame Bakar yang Lezat

Bintang muda Tanah Air ini dibesarkan oleh orang tua yang hebat, meski hanya seorang pedagang sayur di Palu. Keterbatasan tidak membuat Witan patah semangat untuk berlatih guna mewujudkan impiannya menjadi pesepak bola handal.

Hal itu dibuktikannya ketika mulai dikenal publik sejak memperkuat Timnas Indonesia U-16, 2015 silam. Usai membela Garuda Muda U-16 di bawah asuhan Fachri Husaini, ia harus kembali ke kampung halamannya. Tentu saja, itu karena PSSI dibekukan oleh FIFA pada tahun tersebut.

Pembekuan tersebut tak membuat Witan menyerah begitu saja. Ia tetap berlatih di kampung halamannya dan mengikuti berbagai pertandingan nasional hingga masuk ke dalam skuad Timnas Indonesia U-19, U-23, bahkan merumput bersama Timnas Senior di babak Kualifikasi Piala Asia 2023.

- Iklan -

Pemain kelahiran 2001 itu baru mencicipi satu klub saja di Liga Indonesia. Ia bergabung dengan PSIM Yogyakarta pada 2019 lalu, setelah berlatih bersama SKO Ragunan.

Hanya setahun berada di tanah Yogyakarta, ia langsung mengejutkan publik lantaran direkrut oleh salah satu klub Eropa, yakni FK Radnik Surdulica yang tergabung di Liga Serbia pada 2020 lalu. Namun, ia hanya semusim merumput di Liga Serbia. Pasalnya, ia meneruskan tempat Egy Maulana Vikri di salah satu tim Polandia, Lechia Gdansk.

Kini, Witan Sulaeman merapat ke FK Senica dengan status pemain pinjaman dari tim kasta teratas Liga Polandia, Lechia Gdansk. Kontrak peminjaman Witan Sulaeman berdurasi enam bulan atau hingga akhir musim ini, tepatnya pada 30 Juni 2022. Adapun kontrak Witan Sulaeman di Lechia Gdansk masih tersisa lebih dari satu tahun lagi hingga 30 Juni 2023.

Baca Juga:  Resep Gurame Bakar yang Lezat

Melihat usianya yang masih sangat muda serta potensi yang dimiliki, bukan tidak mungkin namanya bisa tersorot di Eropa. Sepanjang gelaran Piala AFF 2020, Witan mengemas 2 gol, sejajar Ezra Walian, Pratama Arhan, Rachmat Irianto, dan Evan Dimas.

Rasa Kekeluargaan

Timnas Indonesia yang hanya meraih runner up Piala AFF 2020, tidak membuat Witan Sulaeman terus meratap. Dia menyatakan skuad Garuda, termasuk dirinya mendapatkan banyak pelajaran berharga.

Meski kecewa karena Indonesia gagal juara, dia mengaku tetap mendapatkan sejumlah hal positif. Pemain berusia 20 tahun itu mengatakan dapat merasakan kehangatan bersama tim Merah Putih. Menurutnya, selalu ada kebersamaan, baik di dalam maupun di luar lapangan ketika bersama rekan-rekannya.

“Pengalaman yang saya dapatkan itu kebersamaan kami cukup kuat. Kerja keras di dalam lapangan, dan kekompakan kami (di luar lapangan) juga sangat bagus,” ucapnya.

Witan baru bergabung dengan skuad Indonesia pada Mei 2021. Meski demikian, dia mampu beradaptasi cepat dan kerap menjadi pilihan utama pelatih Shin Tae-yong. Witan diharapkan mampu menjadi salah satu tumpuan Indonesia di masa mendatang. Terlebih, usianya masih terhitung sangat muda di kancah sepak bola senior. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU