Cerita Negara Kentang Goreng Bertahan di Tengah Pandemi Corona

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Negara Belgia terkenal akan kentang gorengnya yang menjadi menu favorit baik untuk masyarakat lokal maupun turis mancanegara. Sayangnya, lockdown akibat Corona yang berlangsung sejak 18 Maret 2020 di sana, telah membuat industri kentang mengalami penurunan permintaan.

Selama lockdown, berbagai fasilitas di Belgia ditutup untuk sementara, termasuk restoran, bar, dan lebih dari 5.000 kios kentang goreng. Guna bertahan di tengah krisis tersebut, Asosiasi Perdagangan Industri Kentang Nasional bersama pemerintah meminta masyarakat untuk mengonsumsi kentang goreng lebih banyak.

“Secara tradisional, orang Belgia makan kentang goreng sekali seminggu, dan itu selalu menjadi momen yang meriah,” kata Sekretaris Jenderal Grup Industri Belgapon, Romain Cools sebagaimana diwartakan Associated Press.

- Iklan -

“Sekarang, kami meminta mereka untuk makan kentang beku seminggu dua kali di rumah,” imbuhnya.

Permintaan akan kentang goreng memang telah menurun dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini mengakibatkan stok kentang menjadi berlebihan dan industri mengalami kerugian 125 juta euro (lebih dari Rp 2 triliun).

Baca Juga:  Dinamika Transformasi: Jurnalisme Profetik sebagai Pilar Pendidikan Kampus

“Ini adalah pertama kalinya dalam 30 tahun karir saya, saya meminta bantuan pihak berwenang,” katanya.

- Iklan -

“Sektor kentang sangat penting. Ini harus dibantu karena merupakan andalan bagi seluruh industri,”ujarnya.

Selain meminta bantuan pemerintah, industri juga mencari cara lainnya untuk mendistribusikan stok kentang yang berlebih itu. Mereka bekerja sama dengan daerah Belgapom untuk mengirim 25 ton kentang setiap minggu ke bank makanan. Mereka juga mengekspor kentang ke Eropa Tengah dan Afrika yang permintaannya masih tinggi.

Tak sampai di situ, industri juga bekerja sama dengan pabrik-pabrik untuk mengubah kentang menjadi makanan ternak atau biofuel untuk memproduksi listrik.

- Iklan -

Kentang goreng dan masyarakat Belgia memang memiliki hubungan yang tak dapat dipisahkan. Orang Belgia diprediksi sudah menggoreng kentang sejak akhir 1600-an. Kala itu, orang memotong kentang dengan ukuran tipis dan panjang sebagai makanan di musim dingin. Mulai saat itu akhirnya muncul istilah french fries.

Baca Juga:  Dinamika Transformasi: Jurnalisme Profetik sebagai Pilar Pendidikan Kampus

Sementara itu menurut data dari Belgium National Union of Fry, orang Belgia makan 38 kilogram kentang segar dan 6-7 kilogram kentang olahan (termasuk kentang goreng) di rumah setiap tahunnya. Meskipun konsumsinya besar, industri kentang diprediksi akan tetap mengalami kerugian sekalipun masyarakat bersatu mengonsumsi kentang.

Saat ini, pemerintah hanya memperbolehkan gerai-gerai kecil atau frietkot yang menjual kentang goreng untuk tetap buka melayani pesanan takeaway selama lockdown. Akan tetapi saat ini diperkirakan 80 persen frietkot juga telah tutup dan otoritas setempat menawarkan kompensasi untuk bisnis tersebut. (WLD/*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU