Dosen FKM Unhas Jadi Fasilitator Penyusunan Dokumen Strategi KPP Pengendalian COVID-19

Australia Indonesia Health Security Partnership’s (AIHSP) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan kesehatan di Indonesia yang inklusif untuk semua agar terlindungi dari penyakit infeksi dan berkontribusi pada ketahanan kesehatan nasional, regional, dan global serta menjamin perkembangan ketahanan ekonomi dan pangan di Indonesia.

Pada kaitan itu, Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Penyusunan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) Pengendalian COVID-19 Tahun 2022.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Novotel Makassar ini digelar dalam 2 batch pada tanggal 28-30 September 2022 (batch 1) dan tanggal 3-5 Oktober 2022 (batch 2).

- Iklan -

Lokakarya ini diikuti oleh lintas sektor di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Gowa untuk batch 1; Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang, dan Kabupaten Bone untuk batch 2.

Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

“Lokakarya ini akan menghasilkan dokumen strategi komunikasi perubahan perilaku pengendalian COVID-19 di tingkat Provinsi dan Kabupaten yang akan menjadi acuan keterlibatan lintas sektor dalam rencana aksi daerah pengendalian COVID-19,” jelas Drh Agung Wahyuda selaku Koordinator AIHSP.

Terdapat 4 fasilitator yang mendampingi peserta yaitu Prof Yahya Thamrin, PhD dan Muhammad Rachmat, MKes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas);

- Iklan -

Sri Wahyuni, MKes dan Wahidin Rahima, MKes dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam paparannya, Prof Yahya menyampaikan bahwa dokumen yang dihasilkan bisa menjadi acuan bagi daerah dalam menghadapi emerging disease lain yang setiap saat bisa timbul, yang mungkin memiliki pola yang sama ataupun berbeda dengan COVID-19.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Jadi intinya, upaya preventif lebih diutamakan dibandingkan upaya kuratif yang selama ini dilakukan, yang cenderung reaktif seperti pemadam kebakaran,” jelas Prof Yahya.

- Iklan -

Sementara itu, Muhammad Rachmat, MKes menjelaskan mengenai identifikasi perilaku sebagai bagian pertama dari dokumen strategi KPP COVID-19.

“Ada empat bagian utama dalam dokumen strakom ini yaitu analisis situasi yang mencakup identifikasi perilaku, analisis pesan kunci dan pesan pendukung, analisis saluran komunikasi, dan rencana aksi,” tutup Muhammad Rachmat yang merupakan dosen di Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU