Beranda blog Halaman 250

Apa Saja Jenis-Jenis Teks Eksposisi??

Teks eksposisi dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuan dan cara penyampaiannya. Berikut adalah beberapa jenis teks eksposisi:

  1. Eksposisi Definisi:
    • Teks ini bertujuan untuk memberikan definisi atau pengertian dari suatu konsep, istilah, atau objek tertentu. Penjelasannya terfokus pada pemahaman makna dan ciri-ciri utama dari sesuatu yang dijelaskan.
    • Contoh: Penjelasan tentang apa itu “ekosistem” dan elemen-elemennya.
  2. Eksposisi Proses:
    • Jenis eksposisi ini menjelaskan langkah-langkah atau tahapan dalam melakukan sesuatu atau bagaimana suatu proses terjadi. Teks ini sering digunakan untuk memberikan petunjuk atau instruksi.
    • Contoh: Penjelasan tentang cara membuat kue atau bagaimana fotosintesis terjadi pada tumbuhan.
  3. Eksposisi Klasifikasi:
    • Teks ini membagi atau mengelompokkan suatu topik ke dalam beberapa kategori atau jenis berdasarkan karakteristik tertentu. Eksposisi ini membantu pembaca memahami hubungan antara bagian-bagian dari sesuatu yang lebih besar.
    • Contoh: Klasifikasi jenis-jenis olahraga berdasarkan intensitasnya (ringan, sedang, berat).
  4. Eksposisi Ilustrasi:
    • Eksposisi ilustrasi memberikan penjelasan tentang suatu topik dengan menggunakan contoh atau ilustrasi spesifik. Ini membantu pembaca memahami konsep dengan lebih konkret.
    • Contoh: Penjelasan tentang pentingnya pendidikan dengan memberikan contoh negara-negara yang berhasil meningkatkan kesejahteraan melalui pendidikan.
  5. Eksposisi Perbandingan dan Pertentangan:
    • Jenis eksposisi ini membahas dua atau lebih hal dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaannya. Teks ini membantu pembaca melihat bagaimana dua hal berbeda atau sama dalam berbagai aspek.
    • Contoh: Perbandingan antara metode pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran daring.
  6. Eksposisi Analisis:
    • Teks ini menguraikan suatu topik menjadi beberapa bagian atau elemen yang lebih kecil untuk memahami bagaimana bagian-bagian tersebut bekerja bersama. Eksposisi analisis biasanya digunakan dalam diskusi yang lebih kompleks.
    • Contoh: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
  7. Eksposisi Laporan:
    • Eksposisi ini memberikan laporan atau paparan tentang suatu peristiwa, kejadian, atau hasil penelitian secara rinci dan objektif. Biasanya digunakan dalam laporan ilmiah atau jurnalistik.
    • Contoh: Laporan tentang hasil penelitian pengaruh pola makan terhadap kesehatan jantung.

Masing-masing jenis teks eksposisi ini memiliki struktur dan fokus yang berbeda sesuai dengan tujuan penulisannya.

Ciri-Ciri dan Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi memiliki beberapa ciri-ciri khas yang membedakannya dari jenis teks lainnya. Berikut adalah ciri-ciri teks eksposisi:

  1. Bersifat Informatif: Teks eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi, pengetahuan, atau penjelasan mengenai suatu topik kepada pembaca. Informasi yang disampaikan bersifat faktual dan objektif.
  2. Mengandung Fakta dan Data: Teks eksposisi biasanya didukung oleh fakta, data, dan bukti-bukti yang relevan untuk memperkuat argumen atau penjelasan yang diberikan.
  3. Bersifat Logis dan Objektif: Penjelasan dalam teks eksposisi disusun secara logis dan objektif, tanpa melibatkan emosi atau opini pribadi yang tidak didukung oleh fakta.
  4. Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Lugas: Teks eksposisi ditulis dengan bahasa yang jelas, lugas, dan mudah dipahami, sehingga informasi dapat tersampaikan dengan efektif kepada pembaca.
  5. Struktur yang Jelas: Teks eksposisi biasanya memiliki struktur yang terdiri dari tesis (pengenalan topik), rangkaian argumen (penjelasan atau pendukung), dan penegasan ulang (kesimpulan).
  6. Mengandung Definisi, Proses, atau Klasifikasi: Teks eksposisi sering kali menjelaskan suatu konsep, proses, atau mengklasifikasikan suatu hal untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca.
  7. Tidak Berusaha Mempengaruhi Emosi: Berbeda dengan teks persuasi, teks eksposisi tidak berusaha mempengaruhi emosi pembaca, melainkan hanya menyampaikan informasi atau penjelasan berdasarkan logika dan fakta.

Ketujuh ciri-ciri teks eksposisi ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara teks eksposisi dan jenis teks lainnya.

Struktur Teks Eksposisi

Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

  1. Pernyataan Umum (Tesis):
    • Bagian ini merupakan pengenalan topik atau gagasan utama yang akan dibahas dalam teks. Tesis berfungsi sebagai kerangka dasar yang akan dijelaskan lebih lanjut melalui argumen atau penjelasan. Pernyataan umum biasanya mencakup pernyataan singkat yang menggambarkan topik secara keseluruhan dan mengarahkan pembaca pada inti dari eksposisi.
  2. Rangkaian Argumen:
    • Pada bagian ini, penulis menguraikan argumen, penjelasan, atau fakta yang mendukung pernyataan umum atau tesis. Setiap argumen biasanya disertai dengan bukti, data, contoh, atau penjelasan yang relevan. Bagian ini bertujuan untuk memperkuat tesis dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca mengenai topik yang dibahas.
  3. Penegasan Ulang (Kesimpulan):
    • Bagian penutup ini berisi penegasan ulang dari tesis yang telah dibahas. Penulis biasanya merangkum kembali argumen-argumen yang telah disampaikan dan menegaskan kembali pandangan atau kesimpulan yang diambil. Kesimpulan ini bertujuan untuk memperjelas atau mempertegas apa yang telah diuraikan dalam teks, sehingga pembaca mendapatkan gambaran yang utuh mengenai topik tersebut.

Apa yang Dimaksud dengan Teks Eksposisi?

Teks eksposisi adalah jenis teks yang bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan informasi, ide, atau pendapat secara jelas dan terperinci kepada pembaca atau pendengar. Teks ini sering digunakan untuk menyampaikan fakta, data, atau argumen yang logis dan objektif, dengan tujuan utama agar pembaca dapat memahami suatu topik dengan lebih baik. Struktur umum teks eksposisi biasanya terdiri dari:

  1. Pernyataan Umum (Tesis): Bagian ini berisi pengenalan topik atau pernyataan umum yang akan dijelaskan atau dipaparkan dalam teks.
  2. Rangkaian Argumen: Pada bagian ini, penulis memaparkan fakta, data, atau argumen yang mendukung pernyataan umum atau tesis. Setiap argumen biasanya disertai dengan penjelasan dan bukti yang relevan.
  3. Penegasan Ulang (Kesimpulan): Bagian ini berisi penegasan ulang terhadap tesis yang telah dibahas, seringkali dengan rangkuman atau simpulan dari argumen yang telah disampaikan.

Teks eksposisi banyak ditemukan dalam artikel ilmiah, editorial surat kabar, esai akademis, dan karya-karya lainnya yang bertujuan untuk memberikan informasi atau mendidik pembaca tentang suatu topik.

Tujuan teks eksposisi adalah untuk memberikan penjelasan, informasi, atau pengetahuan kepada pembaca mengenai suatu topik secara jelas dan objektif. Dengan demikian, pembaca diharapkan dapat memahami topik tersebut dengan baik, mendapatkan wawasan baru, atau memiliki pandangan yang lebih terperinci tentang suatu isu.

Teks eksposisi juga bertujuan untuk menyampaikan argumen atau pendapat yang didukung oleh fakta dan data, sehingga pembaca dapat mempertimbangkan dan mungkin menerima sudut pandang yang disajikan oleh penulis.

Contoh Teks Eksposisi

Judul: Pentingnya Sarapan Pagi untuk Kesehatan

Tesis: Sarapan pagi merupakan salah satu kebiasaan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Argumen: Pertama, sarapan pagi memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk memulai aktivitas sehari-hari. Setelah semalaman berpuasa, tubuh memerlukan asupan nutrisi yang cukup agar otak dan otot dapat berfungsi dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin sarapan pagi memiliki konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan.

Kedua, sarapan pagi membantu mengatur pola makan sepanjang hari. Dengan sarapan yang sehat dan seimbang, rasa lapar berlebih di siang hari dapat dikurangi, sehingga membantu mengontrol nafsu makan dan menjaga berat badan ideal.

Penegasan Ulang: Dengan demikian, sarapan pagi sangat penting bagi kesehatan tubuh dan sebaiknya tidak diabaikan. Memulai hari dengan sarapan yang bergizi akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan kualitas hidup.

Renungan Harian Kristen, Senin, 2 September 2024: Hidup yang Murni dan Pengorbanan yang Kudus

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Senin, 2 September 2024 berjudul: Hidup yang Murni dan Pengorbanan yang Kudus

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari Yohanes 7:38

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Hidup yang Murni dan Pengorbanan yang Kudus

Yohanes 7:38 – Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”

Pengantar:

Apa atau bagaimana sih, sukses atau keberhasilan rohani? Renungan hari ini menekankan, hidup rohani kita tidak dapat diukur dengan keberhasilan seperti dunia mengukurnya, tetapi dengan hal yang dicurahkan Allah melalui kita — dan kita tidak dapat mengukur hal itu.

Renungan Harian Kristen, Senin, 2 September 2024

Yesus tidak berkata, “Siapa saja yang percaya kepada-Ku akan menyadari berkat kepenuhan Allah”, tetapi, dalam esensinya, “Siapa saja yang percaya kepada-Ku, dari dia akan mengalirkan segala sesuatu yang diterimanya”.

Ajaran Tuhan kita selalu anti atau menentang perwujudan diri sendiri (self realization). Tujuan-Nya bukanlah pengembangan diri seseorang, tetapi menjadikan seseorang tepat seperti diri-Nya; dan Anak Allah dikarakterisasi siap memberikan diri-Nya.

Jika kita percaya kepada Yesus, maka yang penting bukanlah hal yang kita peroleh, melainkan hal yang dicurahkan-Nya melalui kita. Maksud Allah bukanlah menjadikan kita buah anggur yang bagus dan bernas, melainkan untuk menjadikan kita buah anggur — agar Dia dapat memeras kemanisannya dari kita.

Hidup rohani kita tidak dapat diukur dengan keberhasilan seperti dunia mengukurnya, tetapi dengan hal yang dicurahkan Allah melalui kita — dan kita tidak dapat mengukur hal itu.

Ketika Maria dari Betania memecahkan leher botol pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya dan mencurahkan minyak itu ke atas kepala Yesus, itu adalah tindakan yang tidak seorang pun memandangnya sebagai kejadian istimewa; malah faktanya, “… beberapa orang berkata, untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?” (lih. Markus 14:3-4). Akan tetapi, Yesus memuji tindakan pengabdian Maria yang ekstravagan tersebut dan berkata, “… di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia” (Markus 14:9).

Tuhan kita penuh dengan sukacita yang meluap-luap bila Dia melihat kita bertindak seperti Maria — tidak terikat pada seperangkat aturan, tetapi menyerah sepenuhnya kepada-Nya. Allah mencurahkan kehidupan Anak-Nya “supaya dunia diselamatkan melalui Dia” (Yohanes 3:17).

Bersediakah kita mencurahkan hidup kita bagi-Nya?

“Barangsiapa percaya kepada-Ku …: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Inilah saatnya bagi kita memecahkan “botol pualam” kehidupan kita, untuk berhenti mencari kepuasan diri sendiri, dan mencurahkan hidup kita di hadapan-Nya.

Tuhan bertanya kepada kita, siapakah di antara kita yang mau melakukan ini bagi-Nya?

Demikian Renungan hari ini, Senin, 2 September 2024 diambil dari Yohanes 7:38 yang mengisahkan tentang Hidup yang Murni dan Pengorbanan yang Kudus dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

GenBI UNHAS Kunjungi IPAL Losari: Dorong Manajemen Air dan Daur Ulang Berkelanjutan

0

Deputi Lingkungan Hidup Komisariat Universitas Hasanuddin (UNHAS) sukses menggelar kegiatan “GenBI Visit” bekerja sama dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari. Acara ini dihadiri Kepala Pengolahan Air Limbah IPAL Losari, Ir. Rini Afriani A, S.T., beserta staf, Ketua GenBI Sulawesi Selatan, Ketua Komisariat GenBI UNHAS, serta pengurus GenBI Komisariat UNHAS periode 2024.

Dalam sambutannya, Ir. Rini Afriani mengucapkan terima kasih atas kunjungan GenBI UNHAS dan memberikan edukasi mengenai pengelolaan air limbah serta isu kesehatan terkait lingkungan. Kegiatan dilanjutkan dengan pemutaran video profil IPAL Losari Makassar, pemaparan materi tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan penukaran cinderamata antara GenBI UNHAS dan IPAL Losari.

Sebagai IPAL terbesar kedua di Indonesia, IPAL Losari menggunakan sistem pengolahan limbah domestik terpusat dengan teknologi tercanggih. Fasilitas ini melayani lima kecamatan di Kota Makassar: Mariso, Mamajang, Tamalate, Mamajang, dan Ujung Pandang.

Dalam kunjungan ini, peserta dibagi menjadi dua tim. Tim pertama melihat langsung proses pengolahan limbah air dengan mesin-mesin canggih di lapangan, didampingi staf IPAL Losari yang memberikan penjelasan detail mengenai alat dan proses yang digunakan. Sementara itu, tim kedua mengamati proses pengolahan air limbah di laboratorium dan mendapatkan penjelasan dari analis yang bertugas.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama antara seluruh peserta GenBI Visit dan staf IPAL Losari. Kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama dalam pengelolaan air limbah yang baik untuk mencegah pencemaran dan penyakit.

(Citizen Reporter: Revanya Zaskia Meiliana)

Eco Adventure Day GenBI UNM: Aksi Nyata Pelestarian Alam di Makassar

0

Deputi Lingkungan Hidup GenBI Komisariat Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar acara Eco Adventure Day bertema “Staying with Nature: Exploring and Preserving with GenBI” di Taman Maccini Sombala. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran lingkungan dan mempererat hubungan dengan alam bagi anggotanya.

Acara yang dihadiri oleh 57 peserta dari anggota GenBI
Acara ini dihadiri oleh 57 peserta dari anggota GenBI.

Acara yang dihadiri oleh 57 peserta dari anggota GenBI dan dikoordinir oleh 24 panitia ini mengemas berbagai aktivitas yang edukatif dan rekreatif. Kegiatan meliputi Games Harmony dengan Alam, pembersihan area, dan penanaman bibit pohon seperti ketapang, pucuk merah, salam, dan sirsak.

Ketua GenBI Komisariat UNM, Akmal Faisal, menegaskan bahwa Eco Adventure Day ini memberikan pengalaman berharga bagi para peserta sekaligus memperkuat komitmen GenBI dalam pelestarian alam. “Kami ingin mengajak seluruh anggota GenBI untuk menjaga harmoni dengan alam dan berkontribusi dalam pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Ketua Umum GenBI Wilayah Sulawesi Selatan, Josafat Togap Hamonangan Sinaga, yang membuka acara ini, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga lingkungan. “Kegiatan ini menunjukkan komitmen nyata GenBI dalam melestarikan alam dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” katanya.

Deputi Lingkungan Hidup GenBI Komisariat UNM berharap acara ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat aktif dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan.

(CR: AYU SAFITRI)

Renungan Harian Kristen, Minggu, 1 September 2024: Dimaksudkan untuk Kudus

0

Renungan Harian Kristen hari ini, Minggu, 1 September 2024 berjudul: Dimaksudkan untuk Kudus

Bacaan untuk Renungan Harian Kristen hari ini diambil dari 1 Petrus 1:16

Renungan Harian Kristen hari ini mengisahkan tentang Dimaksudkan untuk Kudus

1 Petrus 1:16 – sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Pengantar:

Apakah tujuan hidup kristiani kita? Berbahagia? Renungan hari ini menegaskan, bukan, tetapi kekudusan — sesuatu yang barangkali tidak pernah populer. Akan tetapi, inilah alasannya mengapa banyak hal yang mungkin benar, mulia, dan baik, dan mungkin kemudian dapat dicapai, tetapi kita tidak pernah puas olehnya.

Renungan Harian Kristen, Minggu, 1 September 2024

Kita harus terus-menerus mengingatkan diri kita tentang tujuan hidup. Kita tidak dimaksudkan untuk berbahagia, tetapi untuk kesucian/kekudusan. Dewasa ini kita mempunyai terlalu banyak hasrat dan kepentingan yang menguras perhatian kita. Banyak dari hasrat dan kepentingan itu mungkin benar, mulia, dan baik, dan mungkin kemudian dapat dicapai, tetapi sementara itu Allah harus membuatnya kurang berarti bagi kita — kita tidak puas olehnya.

Hal yang benar-benar menjadi soal ialah apakah seseorang akan siap untuk menerima Allah yang akan membuat dia kudus. Bagaimanapun juga, seseorang harus menjalin hubungan yang benar dengan Allah.

Percayakah saya bahwa saya perlu menjadi kudus? Percayakah saya bahwa Allah dapat datang ke dalam diri saya dan menguduskan saya?

Jika melalui khotbah/pemberitaan Anda, Anda meyakinkan saya bahwa saya tidak suci, maka saya akan kesal atau jengkel dengan pemberitaan Anda. Mengapa? Sebab pemberitaan Injil membangunkan kekesalan yang kuat karena hal itu menyingkapkan ketidaksucian saya; tetapi juga membangunkan kerinduan dan hasrat yang kuat dalam diri saya.

Allah hanya mempunyai satu tujuan bagi umat manusia, yaitu kekudusan. Satu-satunya sasaran-Nya adalah menghasilkan orang-orang percaya yang kudus.

Allah bukanlah semacam mesin berkat yang kekal untuk diperalat manusia, dan Dia tidak datang untuk menyelamatkan kita karena belas kasihan — Dia datang untuk menyelamatkan kita karena Dia menciptakan kita untuk menjadi kudus. Penebusan melalui Salib Kristus berarti bahwa Allah dapat menempatkan saya kembali ke dalam kesatuan sempurna dengan diri-Nya, tanpa bayang-bayang apa pun di antara saya dengan Dia, melalui kematian Yesus Kristus.

Jangan pernah menoleransi, karena bersimpati pada diri sendiri atau diri orang lain, perbuatan apa pun yang menjauhkan kita dari Allah yang kudus. Kesucian berarti kemurnian mutlak hidup Anda di hadapan Allah, perkataan yang keluar dari mulut Anda, dan setiap pikiran dalam benak Anda, dengan menempatkan setiap hal dari hidup Anda di bawah pemeriksaan Allah sendiri.

Kesucian bukanlah sekadar diberikan Allah kepada saya, melainkan hal yang telah diberikan Allah kepada saya dan sedang dinyatakan dalam hidup saya.

Demikian Renungan hari ini, Minggu, 1 September 2024 diambil dari 1 Petrus 1:16 yang mengisahkan tentang Dimaksudkan untuk Kudus dan disadur dari Renungan Oswald Chambers//alkitab.mobi.

Pilpres Curang, Pemilu Buruk, Quo Vadis Indonesia?

0

Oleh: Asnawin Aminuddin

Narasi-narasi kurang sedap bermunculan pada Pemilu 2024. Ada narasi “Pemilu curang,” “Pilpres curang,” “Pemilu penuh kecurangan,” “Tolak Pemilu curang.” Ada narasi “Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah”. Ada juga narasi “Kami tidak ingin dipimpin presiden dari hasil pemilu curang.”

Narasi-narasi itu tentu saja membuat kening kita berkerut. Kita sedih. Kita prihatin. Mengapa muncul narasi-narasi kurang sedap tentang Pemilu 2024 dan Pilpres 2024?

Narasi-narasi itu bahkan sudah muncul sebelum Pemilu, 14 Maret 2024, setelah melihat adanya indikasi kecurangan, adanya cawecawe Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024.

Narasi itu muncul setelah dipaksakannya Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres dari Prabowo. Usia Gibran belum genap 40 tahun, tapi Mahkamah Konstitusi kemudian mengubah aturan Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang menyatakan, calon presiden dan calon wakil presiden berusia paling rendah 40 (empat puluh).

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman saat membacakan putusan MK mengatakan; “Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian. Menyatakan Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang menyatakan, ’berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun’ bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai ‘berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah’.

Maka muncullah narasi kurang sedap yang menyatakan, “Anak Kecil Dipaksa jadi Cawapres, Bahaya untuk Bangsa”, dan banyak lagi lainnya.

Sejatinya kita tidak ingin muncul narasi kurang sedap tentang Pemilu, apalagi tentang Pilpres. Kita menginginkan narasi yang enak didengar. Sayangnya, keinginan itu hanya jadi kerinduan. Entah kapan narasi yang enak didengar itu muncul kembali.

Narasi kurang sedap mulai bermunculan ketika Presiden Jokowi diusulkan bisa maju sebagai calon presiden untuk periode ketiga berturut-turut. Tetapi narasi ini gagal karena terkendala aturan.

Pada dasarnya –dalam sistem politik di Indonesia– Presiden hanya diperbolehkan menjabat untuk dua periode berturut-turut, sesuai dengan amendemen konstitusi yang dilakukan pada 2002 setelah era pemerintahan Soeharto yang panjang.

Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk mencegah konsolidasi kekuasaan yang berlebihan. Jadi, jika ada usulan atau upaya untuk memungkinkan seorang presiden kembali untuk periode ketiga berturut-turut, itu kemungkinan akan bertentangan dengan konstitusi dan aturan yang berlaku.

Oleh karenanya, jika ada usulan semacam itu, pasti akan ada kendala atau hambatan hukum yang harus diatasi terlebih dahulu, sebelum hal tersebut bisa direalisasikan.

Gagal dengan usulan presiden bisa dipilih tiga periode berturut-turut, lalu dimunculkanlah usulan Presidan Jokowi diperpanjang masa jabatannya sebagai presiden, dengan berbagai alasan yang seolaholah masuk akal. Tetapi usulan itu ditolak karena bertentangan dengan aturan.

Usulan untuk memperpanjang masa jabatan seorang presiden di Indonesia tentu akan menuai banyak perdebatan dan pertentangan. Ini karena hal tersebut akan bertentangan dengan konstitusi yang mengatur masa jabatan presiden hanya untuk dua periode berturutturut. Melanggar aturan semacam itu bisa membuka pintu untuk krisis konstitusional dan merusak stabilitas politik negara.

Jika ada usulan semacam itu, tentu akan muncul penolakan dari berbagai pihak, baik dari masyarakat umum, partai politik, maupun lembaga-lembaga terkait seperti Mahkamah Konstitusi. Dalam konteks tersebut, penolakan atas usulan tersebut akan didasarkan pada konsistensi terhadap aturan dan prinsip-prinsip demokrasi.

Paman Usman

Gagal dengan usulan perpanjangan masa jabatan presiden, Presiden Jokowi kemudian memaksakan anaknya, Gibran jadi cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto. Padahal usia Gibran belum genap 40 tahun, sebagai batas usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden.

Presiden Jokowi memang tidak melakukannya secara langsung. Pemaksaan itu dilakukan dengan cara diajukannya gugatan oleh mahasiswa Universitas Surakarta, Almas Tsaqibbirru. Kemudian Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan tersebut yang akhirnya KPU meloloskan Gibran jadi Cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Dampak dari putusan MK tersebut, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) kemudian memberhentikan Anwar Usman selaku Ketua MK, karena melakukan pelanggaran sebagaimana tertuang dalam Sapta Karsa Hutama. Prinsip Ketakberpihakan, Prinsip Integritas, Prinsip Kecakapan dan Kesetaraan, Prinsip Independensi, dan Prinsip Kepantasan dan Kesopanan.

Dalam proses gugatan hingga putusan MK yang membolehkan Gibran maju sebagai cawapres, muncullah banyak narasi kurang sedap, karena Anwar Usman adalah ipar dari Jokowi dan secara otomatis adalah paman dari Gibran Rakabuming Raka. Narasi kurang sedap itu antara lain “Paman Usman” dan “Di MK ada Paman Usman.”

Menjelang pemilu, muncul lagi kontroversi dari Presiden Jokowi. Ia menyatakan terdapat aturan yang mengatur seorang presiden boleh memihak kepada kandidat calon presiden dan wakil presiden dalam pilpres. Jokowi menambahkan bahwa seorang presiden juga diperbolehkan berkampanye, yang penting tidak menggunakan fasilitas negara.

Maka lagi-lagi bermunculan berbagai narasi kurang sedap, yang sungguh tidak mengenakkan didengar dan sangat tidak nyaman untuk dibaca.

Hasil pilpres kemudian dinilai oleh banyak pihak penuh dengan kecurangan. Bahkan sebanyak 100 tokoh bangsa menyatakan menolak bersama-sama hasil penghitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Mereka menilai kontestasi politik itu penuh dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin memimpin pembacaan sikap tokoh-tokoh bangsa tersebut di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024.

Ia mengatakan, “Kami dengan penuh kesadaran dan keyakinan menolak hasil pemungutan dan perhitungan suara pilpres yang sedang berlangsung dan kelanjutannya,”

Para tokoh bangsa itu juga menyatakan, pelaksanaan Pilpres 2024 telah menyimpang. Khususnya dari ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku, serta etika politik berdasarkan agama dan budaya bangsa, khususnya prinsip kejujuran dan keadilan.

Dasar sikap tersebut diklaim karena mencermati penyelenggaraan Pilpres 2024, mulai dari jelang tahapan hingga penayangan hasil quick count serta real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Jika kemudian pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dinyatakan keluar sebagai pemenang Pilpres 2024 dan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Periode 2024-2029, mau dibawa ke mana Indonesia? Quo vadis Indonesia?* (*)

Anies Baswedan Menolak Tawaran dengan Integritas dan Elegan

0

Oleh: Asnawin Aminuddin
(Mahasiswa S2 Ilmu Pemerintahan Universitas Pancasakti Makassar)

Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, baru-baru ini menunjukkan sikap yang patut dicontoh dalam dunia politik dengan menolak tawaran dari partai politik (parpol) untuk diusung sebagai calon Gubernur Jawa Barat.

Langkah ini menegaskan komitmennya terhadap prinsip dan aspirasi publik yang nyata, serta menampilkan sikap elegan yang menambah penghormatan terhadap dirinya sebagai tokoh politik.

Anies Baswedan mengambil keputusan berani dengan menolak tawaran dari parpol yang ingin mengusungnya sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Keputusan ini diambil karena Anies merasa tidak ada aspirasi kuat dari masyarakat Jawa Barat yang meminta beliau untuk memimpin provinsi tersebut. Dalam pandangannya, jabatan publik harus diemban berdasarkan kebutuhan dan keinginan rakyat, bukan sekadar sebagai langkah politik pragmatis.

Sikap ini menunjukkan integritas Anies sebagai seorang pemimpin yang memprioritaskan aspirasi masyarakat dibandingkan ambisi politik pribadi. Dengan menolak tawaran tersebut, Anies menegaskan bahwa kepemimpinan harus lahir dari permintaan dan dukungan masyarakat, bukan hanya sekedar keputusan partai.

Perbedaan yang mencolok terjadi antara sikap masyarakat Jakarta dan Jawa Barat terhadap Anies Baswedan. Setelah sukses memimpin DKI Jakarta selama lima tahun, banyak warga Jakarta dari berbagai kalangan menginginkan Anies kembali memimpin ibu kota. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan Anies selama periode lalu telah meninggalkan jejak positif di hati masyarakat Jakarta.

Namun, meskipun ada dorongan kuat dari masyarakat Jakarta untuk melihat Anies kembali sebagai Gubernur, partai politik yang sebelumnya dikaitkan dengan dukungan Anies, yakni PDIP, malah memilih untuk mengusung calon yang tidak begitu dikenal publik Jakarta.

PDIP mengusung Pramono Anung sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan Rano Karno sebagai calon Wakil Gubernur. Pilihan ini mengejutkan banyak pihak karena Pramono Anung tidak identik dengan Jakarta dan sebelumnya merupakan Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur.

Keputusan PDIP untuk mengusung Pramono Anung, meskipun sebelumnya Anies telah hadir di Kantor DPP PDIP dengan harapan mendapatkan rekomendasi, mengecewakan banyak pihak. Foto-foto Anies yang duduk berdua dengan Rano Karno serta penampilannya yang mengenakan batik merah PDIP seakan memberikan harapan palsu yang akhirnya tidak terealisasi.

Namun, Anies Baswedan menunjukkan kelasnya dengan tetap tegar dan mendoakan agar Pilkada DKI Jakarta berjalan baik dan mendapatkan pemimpin yang terbaik. Meskipun merasa diperlakukan tidak adil, Anies memilih untuk tetap menunjukkan sikap positif dan mendukung proses demokrasi yang sehat.

Keputusan Anies Baswedan untuk menolak tawaran sebagai calon Gubernur Jawa Barat bukan hanya menunjukkan integritasnya, melainkan juga mengembalikan wibawanya sebagai tokoh yang elegan dan berprinsip. Keputusan ini mendapatkan banyak pujian dari berbagai kalangan yang menghargai sikapnya yang berani dan jujur.

Sebagai seorang akademisi terkemuka, Anies Baswedan memiliki latar belakang yang mengesankan dalam dunia pendidikan dan pemerintahan.

Beliau adalah seorang profesor, mantan rektor Universitas Paramadina, serta mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pengalaman dan kompetensinya dalam bidang pendidikan dan pemerintahan menjadikannya sosok yang sangat dihormati. Selain itu, Anies juga pernah mencalonkan diri sebagai Presiden RI, yang menambah lapisan kompleksitas dalam perjalanan karier politiknya.

Anies Baswedan, dengan segala keputusan dan sikapnya, telah menunjukkan kepada publik bahwa politik tidak hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang prinsip, aspirasi rakyat, dan integritas pribadi.

Dengan berbagai pengalaman dan kontribusinya di berbagai bidang, Anies tetap menjadi tokoh yang banyak dihargai dan diharapkan akan terus memberikan inspirasi serta kontribusi positif di masa depan. (*)

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Gelar Rihlah Dakwah dan Refreshing Muballigh di Makassar

0

Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Rihlah Dakwah, Refreshing Muballigh dan Studi Kerja Manajemen #3 Korps Muballigh Muhammadiyah, di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat – Ahad, 30 Agustus – 1 September 2024.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah Dr KH Saad Ibrahim, dan dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel Prof Ambo Asse, Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Dr Abdul Rakhim Nanda, Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr Askuri, serta puluhan peserta utusan PWM se-Sulawesi, dan utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sulsel.

Kiai Saad Ibrahim dalam amanahnya mengisahkan beratnya perjuangan dakwah Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) mulai dari periode Makkah sampai periode Madinah.

Ketika masih tinggal di Mekah, di awal-awal dakwah Islam, Rasulullah pernah diperhadapkan dengan para tokoh Quraisy. Dalam pertemuan itu, Rasulullah dengan tegas mengajukan satu syarat, tapi dengan pongah Abu Jahal, jangankan satu syarat, sepuluh syarat pun mereka akan penuhi.

“Apa satu syarat yang diajukan Rasulullah? Rasulullah mengatakan ucapkanlah laailaaha illallah. Para pemuka Quraisy kemudian saling tatap, justru ucapan tauhid inilah yang mereka hindari. Rasulullah bersikukuh,” tutur Kiai Saad.

Masih pada periode Mekah, lanjut Kiai Saad, Rasulullah pernah menyarankan kepada para sahabat yang awal-awal masuk Islam agar hijrah ke Habasyah (sekarang Ethiopia, Afrika).

“Jarak antara Mekah dengan Habasyah itu kurang leih 4.500 kilometer. Dan para sahabat hanya naik unta dan rombongan dipimpin Utsman Bin Affan. Raja Najasyi (Raja Negeri Habasyah) kemudian masuk Islam secara diam-diam. Ketika Raja Najasyi meninggal dan didengar oleh Rasulullah, Rasulullah kemudian melakukan shalat ghaib,” tutur Kiai Saad.

Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr Askuri, mengemukakan bahwa data Dewan Masjid Indonesia (DMI) jumlah masjid di Indonesia kurang lebih 750 ribu, tetapi data Kemenag jumlah masjid kurang lebih 500 ribu.

“Muhammadiyah belum punya data berapa jumlah masjid milik persyarikatan Muhammadiyah dan berapa masjid binaan Muhammadiyah, tapi kalau dihubungkan dengan amal usaha Muhammadiyah yakni sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit Muhammadiyah se-Indonesia, maka jumlah masjid binaan Muhammadiyah itu kira-kira 13 persen dari keseluruhan jumlah masjid di Indonesia. Masjid-masjid binaan Muhammadiyah ini perlu diperkuat dengan imam tetap, muadzin tetap dan muballigh Muhammadiyah,” kata Askuri.

Pedoman Masjid Muhammadiyah

Ketua Panitia Rihlah Dakwah, Refreshing Muballigh dan Studi Kerja Manajemen #3 Korps Muballigh Muhammadiyah, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Arief Bharata Al Huda MM MSi, melaporkan, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sudah tiga kali melaksanakan kegiatan seperti ini.

Rihlah Dakwah pertama diselenggarakan di Pusdiklat ITM dan Rihlah di KMM Gunungkidul, Yogyakarta, 9-10 Desember 2023, kedua diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Cirebon, 2-3 Maret 2024, dan ketiga di Hotel Aryaduta Makassar, 30 Agustus – 1 September 2024.

Peserta Rihlah Dakwah ketiga di Makassar diikuti seluruh Majelis Tabligh dan Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) PMM se-Sulawesi, serta utusan Majelis Tabligh dan KMM PDM se-Sulawesi Selatan.

“Kegiatan ini bertujuan sebagai ruang silaturrahmi sosialisasikan pemahaman tentang ketentuan Korps Muballigh Muhammadiyah, Pedoman Masjid Musholla Muhammadiyah, serta peningkatan kualitas terkait aturan-aturan turunannya. Juga memberikan ruang bagi muballigh untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan persiapan konsolidasi, serta merefresh plus mengupgrade kompetensi kemuballighan,” tutur Arief Bharata Al Huda.

Materi yang diberikan pada kegiatan ini meliputi “Peta Dakwah”, “Tantangan Dakwah Budaya Daerah”, “Pedoman Tata Kelola Masjid Mushalah Muhammadiyah”, dan “Etnografi Dakwah Muhammadiyah.”

Pemateri terdiri atas Prof KH Mustari Bosra, Dr Askuri, Dr Waluyo Lc MA, H Budhi Hardjo SH MH, Arif Bharata Al Huda SPsi MSi, dan Ary Kurniawan SPD MPd. (*)