Beranda blog Halaman 2775

Hari Bakti Perbendaharaan, KPPN Watampone Goes To Campus

Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Dalam rangka mengisi Hari Bakti Perbendaharaan tahun 2021 dengan tema “Perbendaharaan Goes to Campus”, KPPN Watampone menggelar kuliah umum di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Prima Bone, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Kamis (21/7/2021).

Kepala KPPN Watampone, Rintok Juhirman didampingi Kepala Subbagian Umum, Ana Kusmana, Fungsional PTPN, Fahrul Aprianto dan Arham pada kesempatan tersebut memberikan kuliah umum dan diskusi kepada mahasiswa sekitar 30 orang dengan tema mengenal lebih dekat APBN.

Dalam paparannya disampaikan bahwa KPPN Watampone merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai Bendahara Umum Negara (BUN) di daerah.

“Antara lain bertugas menyalurkan dana APBN kepada instansi vertikal Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah meliputi Kabupaten Bone, Soppeng dan Wajo,”ungkapnya

Selain itu, juga disampaikan kerja keras APBN untuk atasi pandemi Covid-19 sekaligus pulihkan ekonomi. Skema kebijakan perlindungan sosial saat ini sudah membantu masyarakat, khususnya pada kondisi miskin dan rentan melalui PKH, Kartu Sembako, Diskon Listrik, bansos Tunai, BLT Desa, Kartu Pra Kerja dan Subsidi Kuota Internet.

Kepada para peserta juga diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan sebanyak 5 mahasiswa dan mendapat souvenir dari KPPN Watampone.

Ketua STIA Prima Bone, diwakili oleh Ketua Bidang Kemahasiswaan STIA Prima Bone, Zainal pada kesempatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan KPPN Watampone sebagai sarana mengenalkan APBN kepada mahasiswa dan berharap bisa terjalin kemitraan untuk mata kuliah Keuangan Negara.*

Sssssts…Tidur Ngasal Bisa Pengaruhi Kesehatan Loh!

Tidur jangan ngasal karena bisa pengaruhi kesehatan loh! Posisi tidur yang nyaman, memang menjadi pilihan masing-masing orang. Bebas kok tak ada yang ngelarang! Eits, tapi ingat terkadang saat orang sudah mengalami kelelahan yang luar biasa, maka mereka akan langsung tidur dan tak mempedulikan posisi tidurnya.

Memang sih, kelelahan beraktivitas seharian memang harus diimbangi dengan tidur yang berkualitas.

Ada beragam posisi tidur yang biasa dilakukan semua orang. Antara lain telentang, miring ke kiri atau ke kanan, dan tengkurap. Terlepas dari selera masing-masing orang, ternyata posisi tidur juga pengaruhi kesehatan. Intip faktanya, kuy!

Dilansir dari Sleep Doctor, Minggu 11 Juli 2021, tidur dengan posisi miring ke kiri dapat mengurangi gejala asam lambung naik, terutama di malam hari. Nah, buat kamu penderita asam lambung kamu bisa mempraktikannya supaya asam lambung kamu tidak mudah kambuh.

Dikutip dari Medical News Today, bukan hanya tidur miring ke kiri yang punya manfaat, tapi tidur menghadap kanan juga punya manfaatnya sendiri. Tidur miring ke kanan dapat menurunkan aktivitas sistem saraf, sehingga detak jantung dan tekanan darah bisa menurun.

Namun, tidur miring ke kanan sebaiknya dihindari orang-orang yang memiliki gangguan gagal jantung.

Selain tidur miring, tidur dengan posisi telentang ternyata tidak sepopuler posisi tidur lainnya. Dikutip dari Healthline, persentase orang yang tidur terlentang hanya sekitar delapan persen.

Meskipun tidak populer, manfaat tidur telentang selain bisa menetralkan semua otot dan tulang belakang tubuh, baik untuk mengantisipasi naiknya asam lambung juga.

Posisi tidur terakhir adalah tengkurap. Menurut Wikipedia, posisi tidur tengkurap atau adalah posisi yang paling tidak direkomendasikan karena ada banyak dampak negatif yang ditimbulkannya.

Dilansir dari Sleep Doctor, bahaya tidur tengkurap mulai dari nyeri punggung dan leher, rasa kebas, gatal, hingga saraf yang terasa tidak nyaman. Tapi ingat kalau kamu lebih nyaman tidur dengan posisi tengkurap, pastikan hidung tidak tertutup bantal.

Meski punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, pada dasarnya semua posisi tidur itu baik. Tapi perlu perlu diingat, bebas pilih posisi tidur asalkan bisa menciptakan tidur berkualitas. Tidurmu bisa dikatakan berkualitas jika saat keesokan harinya kamu bangun dalam keadaan yang segar dan tidak sakit di seluruh tubuh. (*)

Ketua Tim PKK Pangkep, Nurlita : Saya Akan Jadikan Ketua PKK Kecamatan Duta Asi Ekslusif

0

Pangkep, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan melalui Dinas Kesehatan Pangkep, melaksanakan kegiatan evaluasi implementasi perbub nomor 65 tahun 2017 tentang tentang inisiasi menyusi dini (IMD) dan air susu ibu ekslusif (Asi Ekslusif), di Grand Twon Kamis (22/7/2021).

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Nulita Wulan Purnama, Mewakili Bupati Pangkep, mengatakan, upaya penanganan pemenuhan gizi bagi balita tentunya harus di awali dengan pemberian asi ekslusif, hal tersebut di butuhkan peran serta PKK dalam membantu mengsukseskan, yang tentunya berawal di setiap kecamatan, lurah dan desa.

“Sekarang sementara perbub IMD di evaluasi, saya mau jadikan ketua PKK kecamatan, sebagai duta Asi Ekslusif,”kata Nurlita.

Menurutnya, peran serta PKK di setiap kecamatan diharapkan mampu menjadi motor penggerak, dalam mengsukseskan program Asi ekslusif bagi ibu dan bayi. Mereka tentunya akan senantiasa mendampingi dan mensosialisasikan tentang pentingnya Asi bagi bayi.

Dia juga berharap, dengan pemenuhan Asi ekslusif bagi bayi sejak dini, dapat mengurangi angka stanting di Kabupaten Pangkep.

Kegiatan tersebut, di hadiri Kepala Dinas Kesehatan Pangkep, Kepala Dinas PPKB Pangkep, Kepala Dinas Pembwrdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pangkep, staf dan anggota Tim Penggerak PKK Pangkep.

Reporter : Adhan

Apa perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional?

0

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengumumkan penghapusan Ujian Nasional atau UN. Nadiem mengatakan, penghapusan UN bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi fasilitas seperti kemampuan orang tua mengikutkan anaknya pada bimbingan belajar (bimbel).

“Udah nggak ada Ujian Nasional semuanya senang. Udah nggak ada Ujian Nasional itu luar biasa diskriminatifnya karena yang mampu bimbel kalau dengan Ujian Nasional yang hubungannya dengan subjek, itu ya yang anak-anak atau keluarga yang mampu ya bisa bimbel, ya kan. Dan yang nggak mampu, ya nggak bisa. Berarti mereka dapat angka rendah gitu. Jadi kita udah ubah,” kata Nadiem dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukreator 2021 – Titik Balik Pendidikan Indonesia Rabu (14/07/2021).

Dampaknya, Ujian Nasional akan digantikan dengan Asesmen Nasional yang direncanakan akan diterapkan mulai September 2021 mendatang. Apa perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional?

Asesmen Nasional artinya program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Berbeda dengan Ujian Nasional, peserta Asesmen Nasional adalah perwakilan murid setiap sekolah, seluruh guru, dan kepala sekolah.

Asesmen Nasional dirancang agar dapat menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, sehingga bisa meningkatkan hasil belajar murid.

Harapan adanya Asesmen Nasional yakni memantau kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan, seperti kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, dan kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu, seperti dikutip dari buku Asesmen Nasional: Lembar Tanya Jawab.

Berikut 11 Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

1. Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan murid

Asesmen Nasional dengan UN berbeda karena Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen Nasional difokuskan menjadi dasar perbaikan pembelajaran di sekolah. Karena itu, muncul berbagai perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional dalam pelaksanaannya.

2. Peserta Didik Semua Jenjang

Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional pertama yaitu Asesmen Nasional diikuti oleh jenjang SD/MI/Paket A, SMP/MTS/Paket B, SMA/MA/Paket C, dan SMK sederajat.

Sementara itu, Ujian Nasional diikuti jenjang SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C dan SMK sederajat.

3. Siapa yang mengikuti Asesmen Nasional

Peserta Asesmen Nasional yaitu perwakilan kelas V, VIII, dan XI maksimal 45 murid, seluruh guru, dan kepala sekolah. Sementara itu, Ujian Nasional diikuti siswa kelas akhir pada satuan pendidikan.

Pada Asesmen Nasional, guru, dan kepala sekolah tidak mengerjakan Asesmen Kompetensi Umum (AKM), salah satu instrumen Asesmen Nasional. Guru dan Kepala Sekolah mengerjakan instrumen Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Nasional AKM mengukur dua macam literasi, yaitu literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi. Kedua literasi ini merupakan kemampuan atau kompetensi mendasar yang diperlukan semua murid sehingga semua murid Indonesia bisa punya kompetensi membaca dan kemampuan berpikir logis-sistematis.

4. Bagaimana penentuan peserta didik yang mengikuti Asesmen Nasional

Peserta Asesmen Nasional dipilih secara acak oleh Kemendikbudristek. Maksimal peserta adalah 45 murid per satuan pendidikan.

5. Tingkat Asesmen

Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional selanjutnya yaitu tingkat asesmen highstake pada Ujian Nasional dan tingkat asesmen lowstake pada Asesmen Nasional. Ujian Nasional menjadi penentu kelulusan murid, sementara Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan murid.

6. Bentuk soal Asesmen Nasional

Soal Ujian Nasional berbentuk pilihan ganda dan isian singkat. Terdapat perbedaan soal pada peminatan siswa.

Sementara itu, soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.

Asesmen Nasional AKM tidak memiliki perbedaan soal bagi siswa peminatan IPA, IPS, Bahasa, maupun Agama.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.

7. Pelaksanaan Asesmen Nasional

Asesmen Nasional diselenggarakan selama 2 hari. Sementara itu, Ujian Nasional dilaksanakan selama 4 hari.

8. Moda Pelaksanaan

Ujian Nasional dilaksanakan secara semi daring, sementara Asesmen Nasional dilaksanakan secara daring dan semi daring.

9. Metode Penilaian

Meskipun sama-sama berbasis komputer, ada perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Ujian Nasional menggunakan metode Computer Based Test (CBT). Asesmen Nasional menggunakan Computerized MultiStage Adaptive Testing (MSAT)

10. Spesifikasi Minimal Infrastruktur Sekolah

Asesmen Nasional menggunakan server lokal, komputer client, dan bandwith 1 Mbps untuk moda pelaksanaan semi daring. Jika dilaksanakan dengan moda daring, maka infrastruktur sekolah minimal yakni komputer client dan bandwith 12 Mbps untuk 15 client.

Sementara itu, Ujian Nasional menggunakan server lokal, komputer client, dan bandwith 1 Mbps secara semi daring saja.

11. Asesmen Nasional punya tiga instrumen utama

Ujian Nasional dikuti oleh murid, sementara Asesmen Nasional diikuti oleh murid, guru, dan kepala sekolah. Untuk itu, ada instrumen Asesmen Nasional yang diikuti oleh guru dan kepala sekolah seperti Survei Lingkungan Belajar.

Tiga instrumen utama Asesmen Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Asesmen Kompetensi Minimum adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi murid. Materi yang diukur pada asesmen kognitif ini bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas dan lintas jenjang pendidikan.

Survei Karakter adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Survei ini memastikan apakah proses belajar-mengajar di sekolah mengembangkan potensi murid secara utuh, baik kognitif, dan non kognitif.

Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Wajib Tahu! Ini Bagian Utama Asesmen Nasional

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Asesmen Nasional adalah program pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Program pengganti Ujian Nasional atau UN yang dihapuskan ini rencananya digelar September 2021 mendatang.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim beberapa waktu lalu menyatakan penghapusan UN bukan hanya karena pandemi COVID-19, melainkan untuk menghapuskan diskriminasi fasilitas seperti kemampuan orang tua mengikutkan anaknya pada bimbingan belajar.

“Udah nggak ada UN itu luar biasa diskriminatifnya karena yang mampu bimbel kalau dengan UN yang hubungannya dengan subjek, itu ya yang anak-anak atau keluarga yang mampu ya bisa bimbel, ya kan. Dan yang nggak mampu, ya nggak bisa. Berarti mereka dapat angka rendah gitu. Jadi kita udah ubah,” kata Nadiem dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukreator 2021 – Titik Balik Pendidikan Indonesia, Rabu (14/07/2021).

Tiga instrumen utama Asesmen Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Kemampuan literasi membaca diukur lewat AKM Literasi.

1. Asesmen Kompetensi Minumum (AKM)

Asesmen Kompetensi Minimum adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi murid. Materi yang diukur pada asesmen kognitif ini bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas dan lintas jenjang pendidikan.

Pengukuran kompetensi dasar pada Asesmen Nasional ini menggunakan materi lintas kurikulum. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan.

Asesmen Nasional literasi membaca dan numerasi dilihat dari tiga komponen, yaitu konten, proses kognitif, dan konteks.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi membaca terdiri dari teks informasi dan sastra. Komponen proses kognitif terdiri dari proses menemukan, interpretasi dan integrasi, dan evaluasi dan refleksi informasi. Sementara itu, komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan saintifik.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi numerasi atau matematika terdiri dari aljabar, bilangan, geometri, pengukuran, data dan ketidakpastian. Komponen proses kognitif terdiri dari proses pemahaman, penerapan, dan penalaran. Komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan saintifik.

Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.

Murid kelas V akan mengerjalan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri. Tidak ada perbedaan soal Asesmen Nasional pada peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.

2. Survei Karakter

Survei Karakter adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Survei Karakter Asesmen Nasional bertujuan untuk memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan.

Survei ini memastikan apakah proses belajar-mengajar di sekolah mengembangkan potensi murid secara utuh, baik kognitif dan non kognitif. Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

3. Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran. (*)

Apa Itu Asesmen Nasional? Diterapkan September 2021 Gantikan UN

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id- Program pengganti Ujian Nasional atau UN yang dihapuskan ini rencananya digelar September 2021 mendatang.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim beberapa waktu lalu menyatakan penghapusan UN bukan hanya karena pandemi COVID-19, melainkan untuk menghapuskan diskriminasi fasilitas seperti kemampuan orang tua mengikutkan anaknya pada bimbingan belajar.

“Udah nggak ada UN itu luar biasa diskriminatifnya karena yang mampu bimbel kalau dengan UN yang hubungannya dengan subjek, itu ya yang anak-anak atau keluarga yang mampu ya bisa bimbel, ya kan. Dan yang nggak mampu, ya nggak bisa. Berarti mereka dapat angka rendah gitu. Jadi kita udah ubah,” kata Nadiem dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukreator 2021 – Titik Balik Pendidikan Indonesia, Rabu (14/07/2021).

Nadiem mengatakan, Asesmen Nasional merupakan cara ukur yang efektif guna meningkatkan daya kemampuan berpikir kritis. Dia menambahkan, komponen penting dalam pengganti UN ini adalah numerasi dan literasi. “Kemampuan memproses dan menganalisis sesuatu dan kemampuan memproses informasi dengan daya literasi yang tinggi,” jelasnya.

Kebijakan ini direncanakan akan dilaksanakan pada September 2021 mendatang. Pihak yang wajib ikut serta adalah seluruh satuan pendidikan, yakni kepala sekolah, guru, dan siswa.

Harapan adanya Asesmen Nasional yaitu dapat memantau kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan, seperti kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, dan kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu, seperti dikutip dari buku Asesmen Nasional: Lembar Tanya Jawab .

Untuk itu, Kemendikbudristek nantinya akan memilih langsung peserta Asesmen Nasional berdasarkan stratifikasi sosial ekonominya. Kenapa peserta Asesmen Nasional harus dipilih? Asesmen Nasional 2021 itu apa? Ini lengkapnya.

Asesmen Nasional, Apa Itu?

Asesmen Nasional artinya program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan pengembangan kompetensi dan karakter murid yang merupakan tujuan utama sekolah. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar,sehingga bisa meningkatkan hasil belajar murid.

Asesmen Nasional dengan UN berbeda karena Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Beberapa perbedaan Asesmen Nasional dengan UN di antaranya disebabkan karena Asesmen Nasional difokuskan menjadi dasar perbaikan pembelajaran di sekolah. Beberapa ketentuan Asesmen Nasional seperti berikut:

1. Penentuan peserta didik yang mengikuti Asesmen Nasional

Perbedaan Asesmen Nasional dengan UN di antaranya yakni Asesmen Nasional diikuti sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI (kelas 5 SD sederajat, 8 SMP sederajat, dan 11 SMA sederajat). Peserta Asesmen Nasional dipilih secara acak oleh Kemendikbudristek. Maksimal peserta adalah 45 murid per satuan pendidikan.

2. Peserta Asesmen Nasional

Asesmen Nasional juga diikuti oleh seluruh guru dan kepala sekolah. Tetapi, guru dan kepala sekolah tidak mengerjakan Asesmen Kompetensi Umum (AKM), salah satu instrumen Asesmen Nasional.Guru dan Kepala Sekolah mengerjakan instrumen Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Nasional tidak menggantikan UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Tetapi, Asesmen Nasional menggantikan UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan.

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi. Kedua literasi ini merupakan kemampuan atau kompetensi mendasar yang diperlukan semua muri sehingga semua murid Indonesia memiliki kompetensi membaca dan kemampuan berpikir logis-sistematis.

3. Bentuk soal Asesmen Nasional

Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal. Metode penilaiannya menggunakan Computerized MultiStage Adaptive Testing (MSAT).

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri. Tidak ada perbedaan soal Asesmen Nasional pada peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.

4. Pelaksanaan Asesmen Nasional

Asesmen Nasional diselenggarakan selama 2 hari dengan opsi pengerjaan secara semi daring atau daring.

 

PPKM di Makassar Diperpanjang, Resepsi Pernikahan Ditiadakan

0

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Penyebaran virus covid-19 yang mengalami peningkatan pada pekan terakhir membuat Wali Kota Makassar Moh Ramdhan “Danny” Pomanto segera mengambil langkah taktis. Tidak menunggu lonjakan meledak, Danny segera memastikan segala keperluan medis tercukupi.

Penegasan ini di kemukakannya saat memimpin rapat koordinasi Makassar Recover dan isolasi apung terpadu yang di adakan di Ruang Sipakatau Kantor Balaikota Makassar, Rabu (21/7/2021).

Wali Kota dua periode ini mengajak seluruh kepala SKPD,camat,kepala puskesmas,master covid,dan tim isolasi apung agar bersama-sama merumuskan langkah yang akan di lakukan agar menekan grafik covid-19.

Dengan program Makassar Recover yakni menurunkan satgas detektor,satgas raika,dan covid hunter di harapkan dapat menyelamatkan nyawa masyarakat Makassar dari paparan virus covid-19 mengingat varian baru covid yang penyebarannya begitu cepat.

“Terima kasih atas kerja sama semua pihak. Satgas detektor sudah bekerja maksimal dan di temukan ada beberapa warga yang terindikasi terpapar covid. Ini juga sesuai dengan instruksi Presiden RI yang meminta pengawasan di lakukan dari tingkat RT/RW”,jelas Danny.

Lebih lanjut Wali Kota Danny mengatakan akan menambah tenaga medis dari 5 universitas kedokteran yang ada di Makassar untuk menunjang kerja tim di lapangan.

“Kita tambah pasukan agar misi penyelamatan ini bisa berjalan maksimal. Targetnya vaksinasi masyarakat bisa berjalan 100% setiap hari. Ini juga butuh tim. Olehnya itu penambahan relawan dan tenaga medis di siapkan”,ungkapnya.

Sementara itu agar menghindari adanya masyarakat yang terlambat mendampatkan bantuan medis, Ia secara tegas meminta agar stok di perhatikan dan harus memiliki cadangan.

“Kita harus siapkan cadangan. Apapun akan saya lakukan untuk rakyat Makassar. Obat,vitamin,genose,antigen,pcr dan oksigen harus dalam keadaan tercukupi dan sediakan stok. Kita berjaga jangan sampai terjadi lonjakan”,tegasnya.

Adanya pula kendala yang di hadapi tim di lapangan seperti warga yang menolak PCR dan juga vaksinasi, Danny meminta peran serta lurah camat untuk memberi edukasi.

“Tugas camat dan lurah yaitu edukasi masker,vaksinasi dan PCR pada masyarakat. Hilangkan ketakutan warga dan berikan informasi kesehatan yang benar agar tim di bawah bisa bekerja maksimal”,pintanya.

Untuk saat ini Kota Makassar memiliki ketersediaan 400.000 antigen,dan 12.000 PCR yang dapat mendeteksi 4 jenis varian covid. Sementara tabung oksigen akan segera di tambahkan dan di distribusikan ke puskesmas di Kota Makassar.

Sementara tim yang bertugas di bagi menjadi 3 jadwal yakni di pukul 08.00-17.00 wita sebanyak 10.000 personil, dan di pukul 17.00-24.00 wita berada di wilayah masing-masing kecamatan dan di pukul 24.00-08.00 wita fokus pada 5 dapil yang telah di bagi. Untuk isolasi apung sendiri di rencanakan akan mulai di operasikan pada Senin mendatang.(*)

Apresiasi Program Langit Biru Pertamina,Danny Pomanto Ajak Warga Gunakan BBM Ramah Lingkungan

0

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Polusi udara dewasa ini yang kian meresahkan masyarakat memotivasi PT Pertamina untuk membuat terobosan baru dengan menciptakan program langit biru dimana jenis bahan bakar yang di gunakan berjenis ramah lingkungan.

Melihat upaya tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan “Danny” Pomanto mengapresiasi sekaligus mengajak warga agar bersama menjaga lingkungan menciptakan kualitas udara yang baik dengan menggunakan BBM ramah lingkungan sesuai dengan program yang di luncurkan Pertamina.

“Menjadi tugas dan tanggung jawab bersama bagaimana menjaga kualitas udara agar sehat. Salah satunya yaitu bijak menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan kita. Nah saat ini Pertamina dengan programnya langit biru tentu sedikit banyak akan sangat membantu mengurangi polusi”,tegas Danny.

Selain itu, untuk mendukung program tersebut, Wali Kota Makassar ini mengatakan akan mengeluarkan surat edaran untuk kendaraan dinas pemerintah kota agar menggunakan BBM ramah lingkungan.

“Ke depan saya akan keluarkan surat edaran untuk kendaraan dinas pemerintah kota dan ASN agar menggunakan BBM ramah lingkungan untuk menjaga langit biru Makassar demi kualitas dan kesehatan udara”,tegasnya kembali.

Seperti di ketahui bahwa PT Pertamina telah meluncurkan program ini sejak 21 Maret 2021 lalu dengan menawarkan BBM berjenis pertalite dengan proporsi yang ramah lingkungan.

Unit manager Communication,Relations&CSR Pertamina Regional Sulawesi Laode Syarifuddin Mursali yang hadir bertandang bersama rombongan ke Kediaman Pribadi Danny Pomanto di Jalan Amirullah, Rabu (21/7/2021) mengatakan animo masyarakat cukup besar dengan hadirnya program tersebut.

“Alhamdulillah respon warga Makassar cukup baik terlihat dari proporsi konsumsi BBM dengan oktan 90 ke atas seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo mencapai 86% di banding konsumsi BBM oktan 88 atau Premium yang proporsinya yang hanya berkisar 14%”,ungkap Laode.

Dalam kunjungan yang juga di hadiri oleh Region Manager Retail Sales Pertamina Regional Sulawesi Aribawa, SAM Retail Sulseltra Pertamina Probo Prasiddhahayu dan Plt Ketua YLKI Sulsel Ambo Masse sekaligus juga di lakukan penyerahan bantuan tambahan masker untuk relawan Makassar Recover sebanyak 1.000 pcs.(*)

Setelah Istri, Aktor Anwar Fuady Kini Kehilangan Putra Sulung Karena Covid19

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id- Setelah istri, aktor terkenal Anwar Fuady kembali kehilangan putra sulungnya akibat virus Covid19.

Ferry Senapati Bin Anwar Fuady (49) meninggal dunia Rabu (21/7) pukul 13.41 di RS Bhakti Asih, Ciledug, Tanggerang Selatan.
Pemakaman almarhum dilaksanakan sore ini juga di TPU Yapera Cileduk dengan protokol Covid19. Makamnya, berdampingan dengan makam ibunya, Hj Farida Fuady yang meninggal Minggu (18/7) subuh.
” Mohon doanya, saya kena musibah beruntun ini. Dalam seminggu, istri dan anak meninggalkan kami, ucap Anwar terbata-batan mengabarkan lewat sambungan telepon.

Almarhum Ferry meninggalkan seorang istri, tujuh anak, dan satu cucu. Istrinya juga terpapar Covid19, saat ini dirawat di RS.

Istri Anwar, Hj Farida Fuady ( 69) menghembuskan nafas teakhir, Minggu ( 19/7) pukul 04.40 WIB di Ruang UGD RS Ciputra, Jakarta Barat.

“Sewaktu ibunya positif Covid19 minggu lalu, kami sekeluarga memeriksakan diri dengan tes swab Antigen. Hasil pemeriksaan, semua negatif. Tapi dua hari sebelum ibunya meninggal, Ferry merasakan gejala badannya meriang dan batuk-batuk,” cerita Anwar.

Selasa (20/7) karena tidak tahan lagi, Ferry pun dibawa ke RS Bhakti Asih. Hasil tes swab PCR mendeteksi positif. Namun baru satu malam menginap di RS, jiwanya tak tertolong. Innalilahi Wainnailahi Rojiun.

” Kami pun memeriksakan kesehatan ulang semua anak dan cucunya Ferry. Alhamdulilah hasil negatif,” cerita Anwar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hj Farida Fuady istri tercinta Anwar Fuady, Hj Farida dinyatakan positif Covid19, Selasa (13/7) malam lalu. Hari Rabu (14/7) dirawat di UGD RS Ciputra, Mall Ciputra, Jakarta Barat. Hingga menghembuskan nafas terakhir hari Minggu subuh, almarhumah belum mendapatkan kamar perawatan karena RS penuh.

Pemakaman almarhumah dilaksanakan hari Minggu (18/7) pagi di TPU Yapera, Tanggerang Selatan. ” Secara khusus saya ingin menyampaikan terima kasih sebesarnya kepada Ibu Airin Racmi Diany. Berkat budi baik beliau, isteri dan anak saya sekarang dapat dimakamkan di TPU Yapera, Cileduk,” ungkap Anwar. Ibu Airin yang dimaksud adalah mantan Walikota Tanggerang Selatan.

Menurut Anwar (74) gejala awal yang dirasakan istrinya saat terpapar virus Covid19, suhu badannya panas, pusing, dan batuk.
Anwar tidak bisa menduga istri terpapar di mana dan dari siapa. Yang jelas, menurutnya, selama pandemi istrinya tidak pernah keluar rumah kecuali dua kali seminggu ke RS untuk kebutuhan HD. Penularan bisa saja terjadi di RS, di dalam perjalanan, atau dari dirinya sendiri. Anwar Fuady mengakui selama pandemi dia juga tetap beraktifitas di luar rumah dan ketemu banyak orang.

” Sulit menduga dari mana sumber penularannya. Bisa saja dari saya sendiri,” ucap Ketua Umum Parsi, organisasi artis sinetron itu.

// Kangen Anwar //

Segera setelah istri dinyatakan positif, Anwar dan seluruh keluarga pun melakukan swab PCR.

” Alhamdulillah, semuanya negatif,” kata pemain sinetron “Samudera Cinta ” yang sempat tayang lebih seribu episode di SCTV.

Selama masa perawatan di Ruang UGD, satu orang anaknya boleh menunggu dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

” Anak saya yang mengabarkan langsung berita duka itu. Almarhumah sempat mengangguk merespons sebelum menutup mata selamanya, ” ungkap Anwar.

Sebelumnya, anaknya bertanya kepada Ibu Farida, apakah kangen sama anak – anak, tapi Ibu Farida hanya diam. Kangen cucu-cucu dan cicit? Dia juga cuma diam tak merespons. Ketika ditanya, apakah kangen pada Pak Anwar, Ibu Farida baru mengangguk. Itulah momen terakhirnya.

” Saya kehilangan besar. Lima puluh tahun hidup bersama. Dari masa hidup susah. Saya yang susah, sedangkan dia sendiri orang kaya, dari keluarga berada. Maksud saya dia sabar dibawa hidup susah. Dia selalu membesarkan hati saya, menjaga dan melindungi saya. Sabar dan penuh pengertian. Saya sekarang limbung kehilangan dia, tidak tahu mau apa?”, curhat Anwar sambil terus menangis sesenggukan.

Anwar Fuady dan Ibu Hj Farida baru 5 bulan lalu, tepatnya 21 Februari 2021 memperingati ulang tahun ke 50, ulang tahun emas perkawinannya. Dari hasil pekawinan itu pasangan Anwar -Farida dikaruniai 5 anak, 17 cucu dan satu cicit.

Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Semoga almarhumah Husnul Khotimah. Mendapatkan tempat lapang, nyaman, dan indah di sisi Allah SWT. Dan, bagi keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, kekuatan, dan keikhlasan. Amin, YRA.

Catatan Ilham Bintang : Hai Kawan, Percayalah : Pers & Wartawan Never Die 

0

FAJARPENDIDIKAN.co.id- Satu hal penting dan mendasar yang kini kita hadapi : dunia sudah berubah dan membawa aturan baru. Namun, banyak wartawan tidak mengerti bahwa dunia ini punya aturan main baru. Yang mengerti aturan mainnya akan cepat beradaptasi, sedangkan yang tidak mengerti, pasti akan kesulitan beradaptasi.

Yang terburuk, karena tidak mengetahui aturan main itu menyebabkan bertahan saja untuk sekedar mengerti beradaptasi akan berdampak stres. Media baru, rumpun media sosial yang membawa aturan baru itu yang membuyarkan tatanan dan corong informasi, sebenarnya bukanlah kiamat bagi wartawan dan pers.

Dua malam lalu, teman sejawat, wartawan senior, memantik kembali diskusi dengan topik itu. Dia amat terganggu oleh tren di media sosial yang seakan merampas hak wartawan mengelola  informasi kepada publik. Ini beberapa pernyataannya yang memprotes keadaan.

(1) Media konvensional bekerja dengan  regulasi ketat. TV ada KPI.  Media cetak  ada Dewan Pers.

Sedang podcast ( YouTube) bebas merdeka. Suka-suka asalkan audiens suka.

(2) Media bekerja dengan standar tinggi.
Podcast sekadar mengandalkan bakat yang dipadu dengan selera audiens.

(3) Podcast banyak yang ambil konten media konvensional. Hanya sedikit yang melakukan sebaliknya.  Media saya tak mau mengutip Podcast. Saya larang keras.

(4) Podcast biaya murah  dapat banyak Iklan. Media konvensional biaya mahal iklan kadang tak mampu tutup ongkos.

Saya bisa merasakan kepedihan sejawat itu.

Sesuai  UU Pers 40/1999, wartawan memang memiliki hak menyebarkan informasi, membentuk pendapat umum dan kontrol sosial. Berhak  meragukan atau memferivikasi informasi dari mana pun sumbernya, termasuk dari presiden. sebelum menyajikan ke publik. Yang dikecualikan, tentu hanya Tuhan dan Nabi.
Benar. Kawan, wartawan senior itu, benar.

Yang keliru, anggapan hak  itu hanya monopoli wartawan yang sudah mendapat sertifikat kompetensi wartawan dari Dewan Pers. Yang menyalurkan beritanya melalui media cetak dan elektronik. Padahal, secara filosofis, informasi sesungguhnya adalah milik rakyat. Keterkaitan wartawan dengan hak yang disebut, itu lebih karena profesinya. UU Pers No 40/1999 juga mengakui hak masyarakat luas. Posisinya  tegas. Lebih tinggi derajatnya : Hak Berpartisipasi dan Hak Koreksi. ( Pasal 17 UU Pers).

Salurannya, sudah jelas pula di dalam UU Pers. Tidak hanya melalui media cetak dan elektronik, tetapi juga dengan segala saluran yang tersedia (Pasal 1 UU Pers). Media sosial salah satu saluran itu. Ribuan tokoh di Indonesia sudah menggunakan medsos untuk menyampaikan informasi dan gagasan. Hampir seluruh pejabat publik,  menteri, dan bahkan Presiden Jokowi aktif menggunakan akun medsosnya yang punya pengikut puluhan juta.

Bagaimana dengan pertanggungjawabannya?

Sumber hukum media sosial banyak. Salah satunya, UU ITE ( Informasi dan Transaksi Elektronik ) yang digunakan aparat melakukan pengawasan di media sosial.
Hasil revisi UU ITE bulan Juni lalu, memang telah menghilangkan pasal-pasal karet yang multi tafsir, yang meresahkan masyarakat. Tapi ada satu hal yang penting diketahui wartawan. Bukan hanya masyarakat, tetapi individu wartawan sendiri pun akan berhadapan dengah  sanski UU ITE itu jika konten digitalnya bermasalah.

Deddy Corbouzier dan Refly Harun yang produktif di YouTube sama derajatnya dengan dedengkot wartawan Indonesia seperti Karni Ilyas dan Najwa Shihab di YouTube. Atau wartawan dan budayawan Goenawan Mohammad, Menkopolhukan Mahfud MD, pengamat  politik Rocky Gerung, Muhammad Said Said Didu sama setara dengan YouTubers dari wartawan seperti Harsubeno Arif ( FNN), dan Rahma Sarita ( RealitaTV) di mata hukum.

Uji Materi ditolak MK

Kawan wartawan senior yang disebut di awal, memang tidak sendiri dan bukan yang pertama yang masgul terhadap rumpun media sosial.

Sebelumnya, tahun lalu, pengusaha media Hary Tanoe juga terganggu. Melalui Media televisi RCTI dan Inews milikmya, ia menyuarakan dan bahkan menggugat itu di Mahkawah Konstitusi.  Hary Tanoe meminta rumpun medsos, seperti YouTube, Netflix dan platform Over The Top ( OTT)  dimasukkan dalam pengawasan UU Penyiaran no 32/2002. Namun, gugatan itu telah ditolak MK awal tahun ini.

MK menilai tak diaturnya layanan OTT seperti YouTube hingga Netflix di UU Penyiaran bukan berarti layanan OTT memiliki kekosongan hukum.

Sebab penegakan hukum atas pelanggaran konten layanan OTT telah ditentukan di berbagai UU seperti UU ITE, UU Pornografi, UU Hak Cipta, UU Perdagangan, KUHP, dan UU Pers.

Khusus di UU ITE, kata MK, telah diatur mekanisme pengawasan terhadap konten layanan OTT agar tetap sejalan dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Kementerian  Kominfo memiliki kewenangan untuk melakukan pemutusan akses terhadap informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik (konten internet) yang muatannya melanggar hukum.

Dalam diskusi itu, ada kawan menyatakan sikap tegasnya. Tidak akan menjadikan konten digital di YouTube sebagai referensi pemberitaan di medianya. Itu tentu menjadi hak yang bersangkutan. Sebenarnya, di masa lalu, wartawan  pun tabu mengutip suatu berita dari sesama media pers. Bahkan ada konsensus, satu media menolak menyiarkan hak jawab satu pihak untuk satu berita   di lain media.

Soal subsidi ke media mainstream 

Pandangan seperti itu sebenarnya sudah berkali- kali saya utarakan. Baik di dalam internal, seminar dan artikel, juga baru baru ini  dalam rapat pengurus  PWI.

Awal tahun, tidak  lama setelah keputusan MK, rapat  pleno PWI Pusat, selain mengupdate persiapan peringatan HPN 2021 Ketua Umum PWI Atal Depari menyodorkan topik serupa, terkait kondisi pers yang memprihatinkan dewasa ini.

Atal dan beberapa teman menginginkan supaya negara hadir melalui subsidi pemerintah  kepada media mainstream yang tengah terpuruk akibat disrupsi. Secara tegas pakar komunikasi DR Edward Depari menyatakan perjalanan bangsa bisa berbahaya jika media mainstream yang bekerja secara professional dengan menerapkan prinsip kerja jurnalistik secara professional dibiarkan mati satu persatu, digantikan oleh media sosial.  Ada beberapa yang saya setuju dari pendapat  itu, tetapi ada juga yang tidak.

UU Pers no 40/1999  sudah menutup pintu keterlibatan pemerintah mengatur kehidupan pers. Itu sudah menjadi komitmen insan pers pasca reformasi untuk mencegah terulangnya kooptasi pers seperti zaman Orde Baru maupun Orde Lama.

Saya menguraikan profil UU Pers 40/99 yang sudah dirancang sedemikian rupa : negara mengembalikan urusan pers kepada  orang pers untuk mengatur dunia mereka sendiri. Berbeda dengan UU Pokok Pers sebelumnya, di mana pengoperasiannya memerlukan Peraturan  Pemerintah ( PP) dan Permen ( Peraturan Menteri tehnis ) yang di masa Orde Baru menjadi celah pemerintah mengkooptasi pers. Bantuan pemerintah sebesar apapun tidak akan mungkin gratis, seperti kata ungkapan “tidak ada makan siang gratis “.

Saya sudah menulis beberapa artikel yang menyanggah pendapat pers dan kewartawanan akan  mati dikalahkan oleh nitizen dan media sosial.

Saya ulangi, media memang bisa mati tapi pers tidak akan pernah mati. Demikian juga wartawannya, never die. Apa yang terjadi sekarang adalah fenomena disrupsi atau shifting dari platform cetak dan broadcasting ke media digital. Artinya, medianya yang mati, digantikan oleh platform baru, yaitu media digital.

Sudah beberapa tahun lewat saya mengamati keadaan disrupsi itu dan sudah mewanti- wanti jajaran redaksi di kantor media kami. Sebagai pelaku, saya menyaksikan sendiri sebagian program televisi dan tabloid kami mengalami penururan pemirsa dan pembaca cukup signifikan. Padahal, rasanya baru saja , program dan tabloid itu menyita perhatian publik, penayangan dan penerbitannya selalu ditunggu.

Awas! Saya katakan kepada jajaran internal redaksi, Anda tidak bisa berlaku biasa-biasa saja. Segera berubah. Masyarakat  sudah mengambil jalannya sendiri untuk memperoleh informasi sesuai kebutuhannya. Mereka sudah mual membaca berita yang dirumuskan secara sepihak oleh redaktur sambil ongkang- ongkang kaki.

Bahkan, sebagian masyarakat  kini sudah mencoba memproduksi sendiri  konten -konten digital yang menarik. Di dunia hiburan muncul raksasa YouTubers seperti Rahfi Ahmad, Baim Wong, Andre Tolany, untuk menyebut beberapa nama. Rezeki mereka berlimpah ruah dari media baru itu.

Pada tanggal 8 Februari 2020 di sela -sela  perayaan Hari Pers Nasional ( HPN) di Banjamasin, saya  diminta bicara  pada pengukuhan organisasi Jaringan Media Siber Indonesia ( JMSI) yang dipimpin wartawan senior Teguh Santosa. Keresesahannya sama, tentang nasib pers dan wartawan.

Saya mengatakan, sebagai wartawan justru saya belum pernah merasakan nikmat seperti sekarang. Media  sosial menyediakan halaman seluas samudera untuk kita isi dengan konten digital. Karya jurnalistik tentu saja  termasuk  di dalamnya. Seluruh perangkat kerjanya berada di satu  tangan, satu smartphone saja cukup. Mesin itu tidak  mengenal jam kerja dan deadline. Tengah malam ada ide tinggal salurkan, begitupun waktu bangun subuh. Tidak ada birokrasi panjang seperti di media cetak maupun broadcasting. Bahwa, kita belum memahami bisnisnya, itu hal lain. Hanya persoalan waktu karena platform ini memang  baru.

Wartawan  pendahulu kita juga dulu begitu ketika menerbitkan surat kabar di awal- awal. Lama baru  ketemu  kiatnya,  ketemu bisnisnya. Perhatikan saja koran-koran jaman dulu, belum banyak iklan sehingga fokus pada karya jurnalistik yang sarat dengan semangat perjuangan. Tidak ada beban. Rasanya mereka juga belum mengenal gaji.

Dalam diskusi di forum Pengurus PWI Pusat, saya minta ditunjukkan media mainstream mana saja di Indonesia yang tidak membuat versi digital dari penerbitannya? Bahwa baru satu dua berhasil mendapatkan koin, sekali lagi itu semata soal waktu.  Surat kabar cetak Koran Tempo tutup 1 Januari 2021. Tapi bersamaan mereka terbitkan versi digitalnya, tinggal melangganinya saja. Murah dan praktis. Sebelum itu Kompas dan Majalah Tempo juga sudah melakukan  hal sama.

Media mainstream mana yang mau disubsidi ? Sementara kita tahu 90 persen media mainstream dimiliki para konglomerat.

Suara Pembaharuan (cetak)  menyusul tutup 1 Februari tahun  2021. Ini bukti baik, penerbitnya bergelimang uang pun menyerah. Artinya, bukan karena persoalan modal yang membuat media cetak mati. James Ryadi pemilik Suara Pembaruan tentu telah menyadari percuma membakar- bakar uang, melawan arus deras digitalisasi sekarang. Malah kita heran kalau dia masih mempertahankan medianya yang lain.

Tentu James menyadari mainset publik pembaca sudah berubah. Membaca berita media dalam versi cetak saat ini buat sebagian orang seperti mengunyah daun sirih, begitu jadulnya. Apalagi kalau isinya, standar saja. Kebanyakan siaran pers pemerintah, berisi pesan- pesan kekuasaan. Secara terselubung maupun terang- terangan.

Masayakat penonton dan pembaca  sudah sangat praktis, menonton film dan menonton berita pun lewat ponselnya.

Suatu pagi, Peter F Gontha menelpon, membawa topik sama untuk dibahas.
” Dulu kita beli barang melalui online kita sabar menunggu sebulan. Makin maju, paling tahan kita menunggu seminggu, dan sekarang kita hanya mau menunggu sekian jam. Satu dua tahun lagi, barang yang menjadi kesukaan kita tiba-tiba akan muncul di depan pintu, sebelum diorder,” lalu dia cerita tentang tehnologi AT — Artificial Intelligence–atau “kecerdasan buatan” yang sudah di depan mata.

Satu jam kami ngobrol. Dia menawarkan kerjasama untuk membuat tv platform baru.
” Semua koran akan mati, televisi juga, bahkan detik pun tidak sedigdaya dulu karena pesaing bermunculan,” kuncinya.

Sehari sebelum itu saya juga diskusi dengan Bung Fachry Muhammad, praktisi radio yang sukses. Dia menyambung topik sama. Dia juga mengeluh.

Pers dan wartawan never die. Saya kembali bilang lagi begitu.  Secara sederhana saya contohkan, wartawan itu ibarat penyanyi senior yang mengalami penggantian platform dari piringan hitam, kaset, CD, dan entah apa lagi tehnologinya yang berkembang sekarang dan yang akan datang. Toh perkembangan tehnologi itu tidak mengebiri bakatnya, keindahan vokalnya, tidak juga membuat rusak ekonominya.

Ayolah berubah, ayolah cepat beradaptasi. Tapi, itu dia : sayang sekali,  banyak kawan wartawan masih terbuai fatamorgana. Merasa hanya di media konvensional kebenaran dan keadilan bisa disuarakan, diperjuangkan. Sampai ada yang sudah puluhan tahun medianya tutup, dan  praktis semenjak itu pula tidak lagi menulis apapun, tetapi secara gagah mengaku wartawan, mengantongi kartu pers dan bahkan duduk sebagai pengurus organisasi wartawan berpriode- priode.

Disrupsi media lalu menjadi alasan barunya mengutuki keterpurukan media. Ayo, bangkit kawan. Dengar Wilson Churchill: “Daripada terus menerus mengutuki kegelapan, lebih baim mulai nyalakan lilin.

*Jakarta, 10 Dzulhijjah 1442 H.