UNM yang menggelar Sosialisasi Penguatan Pengembangan Perguruan tinggi Terakreditasi Unggul (FOTO:Ist)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar sosialisalisasi ‘Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Bagi Perguruan Tinggi Terakreditasi Unggul’ di lantai 14 Menara Phinisi UNM, Kamis (2/8/2018).
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah Dekan, termasuk Direktur Pascasarjana UNM dan Pejabat Struktural dalam lingkup UNM. Pada kesempatan itu pula menghadirkan pembicara Totok Prasetyo yang merupakan Direktur Pembinaan Kelembagaan Kemenristek Dikti.
Rektor UNM Prof Husain Syam pada kesempatan itu mengungkapkan, kegiatan tersebut sebagai ruang bertukar pikiran upaya membangun optimalisasi, penguatan dan pengembangan potensi kinerja sumber daya kelembagaan, sebagai cerminan kampus yang terakreditasi unggul.
“Melalui kegiatan ini, kita bisa sharing, potensi apa di UNM yang bisa kita upayakan dan tingkatkan, sebagai bentuk cermin kampus kita yang telah terakreditasi unggul,” katanya.
Sementara itu, Totok Prasetyo dalam paparannya mengungkapkan ada 3 poin penting yang mesti dimiliki dalam membangun optimalisasi penguatan dan pengembangan kelembagaan.
Ia, mengatakan hal pertama yang mesti dimiliki adalah, Leadership yang kuat, Komitmen semua pihak, dan hadirnya Sistem yang terintegrasi tunggal singgel data.
“Hal yang harus kita perhatikan adalah Leadership yang kuat, menjadi pemimpin pada pada posisi dan poksinya masing-masing, memimpin dengan Cinta Kasih, cerdas, inovatif itu kreatifitas, Normatif, Tangguh dan Aspiratif. Yang kedua adalah Komitmen semua pihak untuk maju dan ke-tiga yakni sistem terintegrasi dengan baik, harus ada singgel data,” Paparnya.
Lebih lanjut, menurut Totok setelah 3 hal itu dimiliki, yang selanjutnya yang mesti dilakukan adalah mengoptimalkan apa yang menjadi ciri khas UNM, ciri khas pembeda dengan kampus lainnya.
“Selanjutnya adalah kita harus lihat apa pembeda dengan perguruan tinggi lain, apa yang khas yang kita miliki, yang bisa kita optimalkan, sehingga kalau berbicara ini orang akan cari UNM,” tambahnya.
Bupati Barru, H. Suardi Saleh bersama Presiden RI Joko Widodo
Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Bupati Barru Ir. Suardi Saleh, M.Si menghadiri Undangan Dalam rangka tatap muka bersama Presiden RI ke 7 di istana Bogor pada hari Selasa 31 Juli 2018.
Bupati Barru Ir. H. Suardi Saleh Bersama Ketua Mardani H. Maming SH, M.sos dan Sekjen Prof. Dr. Ir. M.Nurdin Abdullah M.A,Gr beserta Kepala daerah Yang tergabung dalam Asosiasi Pemeritah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang telah melakukan pemberangkatan bersama terlebih dahulu melalukan briefing dari hasil pengarahan, maka di tunjuklah 5 perwakilan Kepala Daerah termasuk salah satu diantaranya Bupati Barru Ir. H. Suardi Saleh, untuk menyampaikan saran-saran tentang Dana Desa di Sekretariat Apkasi.
Dalam tatap muka tersebut Bupati Barru Ir. Suardi Saleh, M.Si Diundang juga sebagai pemateri Dana Desa.
Sebelum menyampaikan materi H.Suardi Saleh di hadapan Presiden Joko Widodo dan para Kepala Daerah yang hadir saat itu, terlebih dahulu Bupati Barru mengucapkan Terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo atas Program NAWACITA ke 3 yang sangat di rasakan hingga
ke pelosok Negeri tidak terkecuali di Kabupaten Barru, “Terima Kasih saya hanturkan kepada bapak Presiden atas segala program nawacita yang sudah sangat baik terhadap desa membangun, dimana anggaran yang kami terima khususnya di Kabupaten Barru melebihi besaran dari yang programkan pusat secara keseluruhan, di mana Desa kami paling sedikit menerima 2,1 M dan paling besar 3,1 M dan itu sangat luarbiasa bagi desa kami pak”, ungkap mantan kepala Bappeda Kab. Pinrang.
H. Suardi Saleh juga menyampaikan saran membangun untuk kelurahan di seluruh Indonesia tanpa terkecuali.
“Ijin Saran yang jika dijalankan beriringan dengan program nawacita maka akan lebih baik lagi, dimana pembangunan di Desa dan Kelurahan dalam hal pendanaan bisa seimbang, agar tidak terjadi kesenjangan Infrastruktur di Desa dan Kelurahan, Selanjutnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa dalam rangka menwujudkan Desa mandiri sekiranya pendamping lokal Desa ini diperbanyak lagi, bila memungkinkan 1 desa 1 pendamping, serta perlu peningkatan kapasitas bagi para Kepala Desa dan bumdes dan para pelaksana Desa agar terwujudnya semua unsur yang berkualitas ”, Pungkapnya.
Di awal acara tatap muka Jokowidodo bersama seluruh kepala daerah melakukan sesi foto bersama dan sekedar untuk diketahui sehinggah berita ini diturunkan, merupakan penyampaian secara rilis dari Bagian Kehumasan Pemkab Barru pada hari Rabu (1/8).
Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Puluhan Murid Sekolah Dasar (SD) Inp12/79 Tea Musu desa Tea Musu Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Sulsel tetap semangat latihan gerak jalan. Latihan itu sebagai persiapan mengikuti lomba gerak jalan dalam rangkaian kegiatan HUT RI ke-73.
Meskipun sekolahnya serba keterbatasan dan terancam rubuh, tak menyurutkan semangat mereka untuk ikut serta mengenang jasa perjuangan para pahlawan, dan meramaikan lomba dalam rangka HUT kemerdekaan RI di Kecamatan Ulaweng, Bone.
Pantauan FAJAR PENDIDIKAN, para murid nampak penuh semangat mengikuti arahan gurunya. Mereka latihan baris-berbaris, gerak jalan.
Sebagaimana diwartakan FAJAR PENDIDIKAN sebelumnya, kondisi sekolah tersebut membutuhkan bantuan bangunan untuk sekolah. Pihak sekolah dan warga berharap segera terealisasi pembangunan sekolah anak mereka, agar dapat belajar dengan baik dan nyaman.
Informasi dihimpun, sekolah ini sudah bebrapa kali dapat bantuan namun dialihkan ke sekolah lain lantaran masalah lahan beberapa waktu lalu. Namun saat ini lahan sudah siap untuk dibanguni ruang kelas.
“Sekolah kami hanya 3 ruang kelas itupun tidak layak ditempati. Lantainya berlubang-lubang, berdebu dan dinding yang sudah retak-retak, “kata Kepala Sekolah SD Inp12/79 Tea Musu, Musa Padman beberapa waktu lalu
“Jadi bagaimana mutu pendidikan disini mau ditingkatkan kalau sarana dan prasarananya kurang. Kemudian ruang kantor nginap di rumah dinas guru dan bahkan gedung perpustaannya juga tidak ada,”tambahnya.
Terkait hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone H Rosalim Hab melalui Kepala Bidang (Kabid) TK/SD Budiman mengatakan, pada tahun 2014, 2015 lalu, Disdik Bone telah mengalokasikan anggaran DAK untuk Rehab. Akan tetapi, kata Budiman, ada masyarakat mengklaim tanahnya (lokasi pembangunan sekolah) sehingga anggarannya dialihkan ke Bontocani dan Tellulimpoe.
“Dulu ada masalah dengan tanah. Ada masyarakat yang mengklaim bahwa tanah bangunan SD Inp 12/79 Tea Musu adalah tanah mereka, “kata Budiman kepada Fajar Pendidikan beberapa waktu lalu.
Budiman ikut merasa bersyukur jika tanah sebagai lokasi pembangunan sekolah sudah tidak ada klaim oleh warga. Ia pun akan segera mengupayakan perbaikan sekolah tersebut.
“Alhamdulillah, Kalau sudah tidak bermasalah Insya Allah kami akan alokasikan dana DAK tahun depan (2019) atau kalau mungkinkan masih bisa direvisi bantuan pemerintah pusat tahun ini. Insya Allah kami akan perbaiki Sekolah yang dimaksud,” janji Budiman
Sekedar untuk diketahui SD Inp12/79 Tea Musu, sekolah 6 kelas dengan jumlah murid 70 orang dan guru PNS 2 orang, honor 5 guru serta 1 honor penjaga. Sekolah ini difungsikan sejak tahun 1999.
Reporter: Abustan
Hasil produk teknologi Sablon yang dihasilkan oleh Badan keswadayaan Masyarakat dan Unibos (FOTO: Ist.)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Meningkatkan kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi kelompok wirausaha sablon, Dosen Universitas Bosowa (Unibos) bersama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar gelar pelatihan, Rabu (01/08/2018).
Pelatihan ini diberikan untuk para tenaga kerja usaha sablon mitra untuk meningkatkan kualitas produksi dan hasil cetak yang dilakukan oleh para pemuda usaha sablon didaerah itu.
Dosen Unibos, Syahril Idris, ST MSP dan Lisa Amaliah, ST MT yang masing-masing berasal dari Fakultas Teknik memperkenalkan teknologi cetak sablon rotari sebagai inovasi baru percetakan sablon baju. Pengenalan IPTEK dan pelatihan penggunaan teknologi ini diberikan dosen Unibos selama tiga hari kepada para pewirausaha sablon di Kelurahan Wajo Baru.
Menurutnya, teknologi ini perlu dikenali oleh para pemuda wirausaha sablon karena selain perkembangan teknologi yang sudah sangat membantu, alat cetak ini juga mampu memberikan kualitas yang lebih baik dibanding hasil sablon yang dikerjakan secara manual.
“Kami memilih daerah Kelurahan Wajo Baru karena memang potensi pemuda untuk berwirausaha ditempat itu sangat baik tetapi masih perlu pembimbingan dalam pengembangan usahanya. Sehingga teknologi ini kami perkenalkan untuk membantu mereka menghasilkan hasil cetakan dengan waktu yang lebih efektif dan kualitas yang lebih baik,” kata Syahril Idris.
“Selain itu, mesin cetak sablon rotari ini juga memiliki kualitas satu banding empat dibanding dengan menggunakan sablon manual. Seperti dalam satu menit dapat menghasilkan empat hasil cetakan baju. Sebagai civitas akademikapun memang sudah menjadi tugas kami untuk membantu kesejahteraan masyarakat apa lagi para pemuda yang sudah memiliki niat untuk berwirausaha. Kami berharap dari pengenalan IPTEK dan pelatihan yang kami lakukan bekerjasama BKM Kelurahan Wajo Baru dapat memberikan hasil peningkatan produksi yang lebih bagus,” tambahnya.
Pelatihan yang diberikan guna meningkatkan inovasi kelompok wirausaha cetak sablon ini juga dilakukan untuk memberikan kontribusi jangka panjang bagi para penerus usaha ini. Terutama bagi para pemuda daerah setempat yang memang pekerjaan utamanya sebagai wirausaha cetak sablon pemula.
Ketua BKM Anugrah Kelurahan Wajo Baru, Nawir menuturkan jika kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut. Kelanjutannya mungkin bisa pelatihan IPTEK dibidang lainnya seperti pendampingan pengolahan produksi makanan.
“Melihat bahwa anak muda di kelurahan tersebut juga memiliki wirausaha dalam bidang kuliner,” pungkasnya.
Dies Natalis ke 57 Tahun Universitas Negeri Makassar (FOTO:Ist)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar puncak Dies Natalis ke-57 dengan mengusung tema transformasi sistem pendidikan nasional di era industri 4.0, dihelat di Ballroom menara Pinisi UNM, Rabu, (1/8/2018).
Dalam kegiatan tersebut, Rektor UNM, Prof Husain Syam, Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Republik Indonesia, Dr Arif Budimanta dan Pejabat (PJ) Gubernur Sulsel, Dr Soni Sumarsono, membawakan orasi Ilmiah dalam kegiatan ulang tahun di kampus pencetak guru tersebut.
Momentum Dies Natalis ke 57 menjadi peringatan penting dalam menegaskan dan mengembangkan UNM sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia.
“Dies Natalis ke 57 ini masih jauh dengan keinginan kita, masih banyak yang ingin kita raih. Tapi pergerakan kita selama dua tahun cukup signifikan, dari sisi kelembagaan, SDM, penelitian kita termasuk terbaik secara nasional,” jelas Rektor Husain.
Eks Dekan Teknik UNM ini menyampaikan, seiring perkembangan keilmuan dan tantangan zaman, UNM cepat merespon melalui pembukaan program studi baru. “Dalam tahun terakhir, jumlah prodi di UNM telah bertambah 10 prodi,” katanya.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Republik Indonesia, Dr Arif Budimanta dalam orasi ilmiahnya menyampaikan, dalam dunia akademik perubahan melahirkan pengetahuan baru yang berimplikasi pada kehidupan manusia.
“Perkembangan dinamika pengetahuan menuju 4.0 merupakan kehendak zaman. Diharapakan peran penting civitas akademika tidak hanya beradaptasi, tapi juga berkompetisi dan memanfaatkan setiap perubahan,” jelas anggota DPR RI periode 2009-2014 itu.
PJ Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono mengapresiasi percepatan dan kontribusi UNM. Raihan prestasi ini sekaligus, sebuah beban dan tanggung jawab baru UNM, apalagi UNM sebagai Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia urutan ke 8.
“Beban yang pertama saat ini kita memasuki era 4.0, industri tahap kedua era digitalisasi berbasis IT, maka pada ulang tahun ke 57 UNM harus mampu melakukan evaluasi diri, melakukan penyesuaian-penyesuain, dan merespon melalui kurikulum dan pola-pola pendidikan agar lulusannya berkontribusi sesuai kebutuhan di era revolusi industri 4.0 ini,” jelas Dirjen Otoda Kemendagri RI ini.
Ia berkomitmen, Pemerintah provinsi sebagai kepanjangan pemerintah pusat, memberi dukungan penuh kepada UNM. “Karena itu pemerintah dan gubernur harus memberkkan dukungan kepada kampus yang luar biasa ini,” tandasnya.
Sejumlah kegiatan telah dihelat dalam Rangakian Dies Natalis UNM ke 57 seperti sepeda santai, minggu gembira, lomba nyanyi solo, perlombaaan olahraga serta pameran pendidikan.
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id—Momentum Pemilihan Kepala Daerah Pilkada (Pilkada) 2018 masih menjadi bahan yang pelik untuk diperbincangkan. Betapa tidak, berbagi polemik bermunculan setiap tahun Pilkada.
Jika menegok kembali ke belakang, dulu pada 26 September 2014, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berhasil mengesahkan Undang-Undang Pilkada yang menghapus Pilkada langsung. Konsekuensinya, Pilkada dilakukan secara tidak langsung atau harus melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Sadar akan banyaknya pergeseran Undang-Undang terlebih pada pelaksanaan Pilkada, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) membuat Seminar Nasional yang mengusung tema “Pilkada Langsung atau DPRD”.
Mengundang Dewi Suspaningrum sebagai moderator kegiatan, seminar yang berlangsung di Hotel Jolin Makasssar ini juga menghadirkan beberapa narasumber yang ahli dibidanganya diantarannya Amriadi SH (Anggota Bawaslu Sulsel), Andi Jamaluddin Padindang (Produser senior Metro Tv), Andi Haris (Anggota DPD RI).
Kegiatan ini dibuka oleh staf ahli Pemprov Sulsel bidang Pemerintahan, Amrul Hanafie (Kabag Humas Provinsi Sulsel), yang mewakili Gubernur Sulsel terpilih Prof. Nurdin Abdullah.
Seminar Nasional ini membahas berbagi persoalan-persolan Pilkada dan mengahsilkan beragam solusi untuk masa depan masyarakat Indonesia khusunya Sulawesi Selatan.
Meskipun telah berabad-abad tertidur, namun Dieng memiliki beberapa kawah vulkanik yang masih aktif hingga sekarang. Salah satunya yang paling menarik adalah Kawah Sikidan yang konon memiliki hobi meloncat dan berpindah-pindah tempat. (Foto: Sriyanto)
Menjelajah di Atap Pulau Jawa, Tempat Bersemayam Para Dewa
FAJARPENDIDIKAN.co.id – Meskipun kita lahir dan besar di negeri ini, ternyata setiap kali keluar rumah, masih banyak hal unik yang belum kita ketahui. Begitu banyaknya, hingga tak akan habis walau kita meluangkan waktu seumur hidup menjelajahinya. Ah, ternyata memang tak sulit mencintai Indonesia.
Dieng, pesonanya begitu memikat, landscape yang tak tertandingi kecantikannya, danau, bukit-bukit nan hijau, candi-candi yang disucikan, alam yang ramah pada kehidupan. Banyak orang menyebut, dataran tinggi Dieng sebagai Land of Gods atau tempat para dewa bersemayam. Rasanya tak berlebihan karena keindahan alam Dieng memang sangat mempesona.
Menyaksikan matahari terbit dari ufuk timur bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Namun berbeda dengan pengalaman menanti bangunnya sang surya dari atas Gunung Prau, gunung tertinggi di Dieng. Momen menyaksikan terbitnya mentari dari atap pulau Jawa. (Foto: Sriyanto)
Dataran tinggi Dieng sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata alam, bisa dicapai kurang lebih 3-4 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari Yogyakarta. Tapi perjalanan saya ke Dieng adalah ala backpacker, tidak menggunakan kendaraan pribadi, melainkan kendaraan umum.
Dari terminal Bonjor Yogyakarta naik bus ke Magelang, lalu ganti bus dari Magelang ke Wonosobo. Di Wonosobo, ganti bus lagi menuju ke Dieng. Perjalanan ini menambah pengalaman dan kesan saya tentang begitu indahnya bumi Nusantara Indonesia ini.
Dataran Tinggi Dieng terletak di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). Dataran tinggi Dieng secara administratif terbagi dalam dua wilayah, yakni Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo dan Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Nama ‘Dieng’ sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Di” yang berarti tempat yang tinggi dan ”Hyang” yang artinya tempat para dewa-dewi. Diartikan kemudian sebagai tempat kediaman para dewa dan dewi.
Ada juga yang mengartikannya dari bahasa Jawa yaitu “adi” berarti indah, berpadu dengan kata “aeng” yang artinya aneh. Penduduk setempat kadang mengartikannya sebagai tempat yang indah penuh dengan suasana spiritual.
Terletak di ketinggian kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl), Dieng disebut-sebut sebagai dataran tinggi berpenghuni tertinggi kedua setelah Tibet. Jadi pantas jika Dieng dijuluki atapnya pulau Jawa.
Ketinggian tersebut berpengaruh pada suhu udara rata-rata di daerah ini. Dalam kondisi normal, suhu udara di Dieng antara 15-10 derajat celcius. Namun memasuki musim-musim kemarau (seperti di awal Juni-Agustus) suhu udara di Dieng bisa mencapai 0 derajat celcius.
Pada musim kemarau tersebut, Anda bisa menyaksikan bagaimana ekstrim suhu udara di Dieng mampu membekukan embun di pagi hari. Masyarakat Dieng menyebut fenomena tersebut dengan istilah Bun Upas atau embun racun. Dinamakan embun racun karena embun beku yang menempel pada tanaman dapat merusak tanaman, seperti pada tanaman Kentang dan Kobis (komoditas utama masyarakat Dieng dalam bidang pertanian).
Jika mengunjungi datara tinggi Dieng, Anda akan dapat menikmati pemandangan lumpur mendidih yang mengeluarkan gelembung, danau belerang berwarna cerah dan kabut tebal yang menyelimuti dataran tinggi Dieng, dan banyak lainnya.
Melihat, merasakan dan membayangkan tempat ini secara langsung, akan membuat kita memahami mengapa masyarakat Jawa menganggap Dieng sebagai tempat yang memiliki kekuatan supernatural.
“Anak Gembel”
Satu hal yang juga tak kalah terkenal dari Dieng, penduduk setempat menyebutnya “anak gembel” atau anak gimbal. Menurut kepercayaan warga setempat, anak gimbal merupakan anugerah dari para dewa sehingga fenomena ini patut disyukuri.
Biasanya jika rambut anak gimbal dipaksakan dipotong, maka si anak akan cenderung sakit-sakitan. Dan anehnya, rambut gimbal anak-anak gimbal tidak secara alami tumbuh ketika mereka dilahirkan, namun tumbuh saat usia mereka menginjak 1-2 tahun.
Banyak anak di wilayah ini awalnya lahir dalam keadaan normal seperti anak kebanyakan, mendadak terserang demam tinggi dan tumbuh rambut gimbal di kepalanya. Mereka ini kemudian harus dipotong rambut gimbalnya melalui sebuah prosesi ruwatan, setelah permintaan si anak dipenuhi oleh orang tuanya. Bila orang tua gagal memenuhinya, maka rambut gimbal akan tumbuh lagi meski telah dipotong berkali-kali.
Tempat Wisata
Candi Dieng
Candi seperti sudah menjadi Simbol kepariwisataan di Dieng. Beberapa candi-candi yang tersebar di Dieng merupakan salah satu destinasi utama para wisatawan yang datang berlibur ke Dieng, baik lokal maupun mancanegara.
Di Dataran Tinggi Dieng terdapat banyak bangunan candi. Beberapa candi mengelompok, sementara yang lain berdiri sendiri atau belum ditemukan kelompoknya. Kelompok candi yang tersisa terdapat di tengah cekungan Dataran Tinggi Dieng, yang disebut dengan Kompleks Percandian Arjuna. (Foto: Sriyanto)
Telaga-telaga di Dieng
Keindahan panorama alam didukung suasana yang asri dan udara sejuk bebas polusi menjadikan para wisatawan suka berlama-lama mengunjungi obyek wisata telaga di Dieng, seperti misalnya Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Telaga Menjer.
Kawah-kawah di Dieng
Kawah Sikidang hanyalah satu di antara beberapa kawah vulkanik di Dieng yang menarik perhatian para wisatawan. Kawah-kawah lain di dataran tinggi Dieng juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Beberapa kawah di Kawasan Dieng, di antaranya Kawah Candradimuka, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, Kawah Sikendang, Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Timbang.
Gunung-gunung di Dieng
Kawasan Dieng dikelilingi oleh pegunungan yang beberapa di antaranya sering dijadikan obyek pendakian oleh para pendaki, sebagai tempat camping atau sekadar melihat sunrise alias matahari terbit. Gunung-gunung tersebut, di antaranya Gunung Prau, Gunung Pakuwaja, Gunung Sikunir.
FAJARPENDIDIKAN.co.id – Wisata di area Taman Nasional Bantimurung Burusaraung memang cukup komplit. Selain terdapat penangkaran kupu-kupu, Museum Kupu-kupu, dan Air Terjun Bantimurung, di kawasan taman nasional ini juga terdapat goa yang bisa dikunjungi. Setidaknya ada dua goa yang berada di sana, yaitu Goa Batu dan Goa Mimpi. Anda tertarik menjelajah goa?
Jarak antara Goa Batu dengan Air Terjun Bantimurung kurang lebih 800 meter. Pengunjung bisa berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang sudah disediakan dengan kondisi yang cukup baik.
Setelah menaiki beberapa anak tangga beton di samping air terjun, saya menyusuri tepian sungai di bawah pepohonan rindang yang membuat udara menjadi kian sejuk. Semakin mendekati lokasi goa, jalanan yang tadinya menyusuri tepi sungai kini semakin menjauh dari bibir sungai dan mulai masuk ke hutan.
Di tengah perjalanan, terdapat sebuah makam dengan nisan tanpa nama yang semakin menimbulkan aroma magis tempat ini. Meskipun berjalan sendirian di tengah hutan seperti ini, pengunjung tak perlu takut. Sebab beberapa pedagang makanan dan minuman ringan ditemui di jalanan setapak ini.
Setelah sampai di mulut goa, beberapa orang pun mendekat. Mereka menawarkan jasa penyewakan senter sebagai penerangan dan juga jasa pemandu. Kalau ingin masuk memang harus menyewa senter. Bukan karena dipaksa, tapi di dalam goa memang sangat gelap. Penerangan dengan layar HP tidak akan bisa menembus gelapnya Goa Batu.
Harga sewa senternya beragam, berdasarkan ukuran senter. Setelah mencapai kata sepakat (Rp 50.000 untuk 2 buah senter dan pemandu), saya segera menuju Goa Batu. Keunikan goa ini langsung terlihat.
Tidak seperti goa-goa pada umumnya yang memiliki mulut goa yang lebar, Goa Batu memiliki mulut goa yang sempit. Beberapa anak tangga diantara celah batu menjadi jalan wajib yang harus saya lewati untuk bisa sampai ke mulut goa.
Begitu masuk goa, di bagian mulut goa masih terlihat sinar matahari. Aroma pengap sudah mulai terasa di sini. Masuk lebih ke dalam lagi sudah tidak ada cahaya sama sekali. Bahkan sebuah lampu senter yang saya bawa cukup sulit menembus gelapnya goa.
Sesekali saya berhenti mengambil foto di tengah kegelapan. Dari hasil foto, barulah terlihat jelas bentuk stalaktit dan stalakmit dalam goa. Terkadang jalan masuk cukup sempit sampai-sampai saya harus menunduk atau jongkok untuk melewati lorong-lorong ini. Di dalam goa juga sangat becek dan licin.
Goa Batu merupakan goa alam yang masih alami. Cahaya matahari hanya mampu menerobos di antara celah batu hingga sampai ke mulut goa. Satu-satunya penerangan yang ada, ya hanya senter atau lampu petromaks yang bisa disewa dari masyarakat sekitar.
Saya melihat, memang belum banyak yang tertarik ke Goa Batu. Kebanyakan pengunjung yang datang hanya sampai di air terjun Bantimurung saja. Padahal, pemerintah kabupaten Maros telah membangun jalan beton hingga ke dalam Goa Batu.
Harus ekstra hati-hati memasuki goa ini, karena sangat licin. Hal ini disebabkan oleh adanya tetesan-tetesan air yang mengalir dari stalaktit hingga membasahi lantai goa. Goa Batu kaya akan ornamen-ornamen yang unik, seperti batu kera, batu gajah, batu akar, dan masih banyak lagi.
Kalelawar berukuran kecil yang menempel di langit-langit goa juga akan kita temui di dalam goa. (Foto: Sriyanto)
Seluruh ornamen pada goa ini berupa putih seperti kapas, atau keemasan. Pada satu bagian terdapat juga Batu Jodoh. Konon, setiap pasangan yang belum menikah dan mengikrarkan cintanya di sini akan berjodoh. Pasangan tersebut akan mengikatkan kain pada batu tersebut.
Selain itu, masih ada sebuah telaga kecil di dalam goa yang konon, airnya tidak pernah habis meskipun musim kemarau. Air dari danau tersebut dipercaya bisa membuat awet muda bagi siapa saja yang membasuh wajahnya dengan air danau tadi.
Diperlukan waktu kurang lebih 20 hingga 30 menit untuk menelusuri goa ini. Setelah puas menelusuri ceruk-ceruk goa dan mengambil beberapa gambar, saya pun segera keluar. Waktu sudah semakin sore.
Tak jauh dari tangga masuk goa, terdapat Danau Kassi Kebo. Konon jika musim kemarau, air pada danau tersebut berwarna hijau. Tapi saat musim hujan seperti saat saya ke sana, airnya keruh kecokelatan.
Dan danau ini diberi pagar sehingga pengunjung tidak bisa mandi atau bermain di danau karena alasan keselamatan. Konon katanya, meskipun danau tersebut kelihatan tenang, namun di bawah sana terdapat pusaran air yang deras. Itulah alasannya kenapa dilarang keras mandi di danau ini. (Sriyanto)
Launching Sikare ditandai dengan penekanan tombol secara simbolis oleh Kapolres, Kajari, Kepala PN, dan Kasat Reskrim Polres Bone.
Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Polres Bone dibawah komando Akbp Muhammad Kadarislam Kasim SH SIk MSi resmi meluncurkan aplikasi pelayanan berbasis teknologi di Ballroom Hotel Helios, Bone, Selasa (31/7/2018). Layanan itu disebut Sistem Informasi Perkara Reskrim (Sikare) Polres Bone.
Sikare hadir ditengah masyarakat, dimaksudkan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan merespon cepat setiap tindak kriminal (kejahatan) yang terjadi di Bumi Arung Palakka. Kehadiran Sikare diharap bisa bermanfaat khususnya dalam progres penanganan suatu perkara secara cepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sikare, sebagaimana dilansir FAJAR PENDIDIKAN di laman Tribrata News Polres Bone, merupakan terobosan kreatif Polisi berpakaian ‘preman’ di bawah pimpinan Akp Dharma Praditya Negara SIk. Juga disebut sebagai implementasi dari program Nawacita Presiden Republik Indonesia dan program Kapolri yaitu Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya), salah satunya pelayanan publik mudah berbasis teknologi seperti Sikare ini.
Aplikasi Sikare yang dapat diunduh (download) di Google Playstore tersebut, diantaranya berfungsi memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejadian yang sangat mendesak. Melapor melalui aplikasi ini, maka operator sikare disebut siap melayani 24 jam, dan segera menindak lanjuti laporan yang ada.
Aplikasi yang dapat diunduh (download) di Google Playstore tersebut, diantaranya berfungsi memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejadian yang sangat mendesak. Melapor melalui aplikasi ini, maka operator sikare disebut siap melayani 24 jam, dan segera menindak lanjutinya.
Melalui Sikare akses satu pintu kerja sama dengan Kejaksaan dan Pengadilan, masyarakat akan mendapatkan sejumlah layanan dari pihak kepolisian. Terdapat beberapa fitur diantaranya berita seputar wilayah Bone, cek perkara (perkembangan hasil penyidikan) dan laporan masyarakat.
“Pelaporan masyarakat nantinya akan direspon cepat dan tidak bisa mengada-ngada karena didalam aplikasi itu terdapat nomor hp dan alamat pelapor, dan jika itu terjadi (mengada-ngada) dapat diancam dengan pasal membuat laporan palsu,”kata Akp Dharma dilansir di laman yang sama.
Kapolres Bone Akbp Muhammad Kadarislam Kasim mengapresiasi peluncuran aplikasi Sikare yang di gagas sat Reskrim Polres Bone, sebagai bentuk pelayanan cepat dan mudah diakses oleh masyarakat tersebut. Kadarislam berharap, dengan hadirnya sikare, kedepan Sat Reskrim bisa menunjukkan Reskrim yang Promoter dan menjadikan hukum sebagai panglima tertinggi.
“Tidak ada kejahatan yang sempurna, mari kita lawan kejahatan,”tegas Kadarislam.
Dosen Unibos yang memberikan pengembangan terhadap makanan kuliner khas Sidrap (FOTO:Ist)
Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dosen Universitas Bosowa (Unibos) kembali melakukan pengembangan desa mitra dalam pemberdayaan masyarakat. Kali ini tim Dosen Unibos, Dr Herminawati Abu bakar, Palipada Palisuri, M Si dan Dr Sukmawati pengabdian masyarakat di Kelurahan Rappang, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap, Selasa (31/07/18).
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan ini dalam bentuk pengembangan industri rumah tangga yang berfokus pada kuliner tradisional. Termasuk, jajanan kha Kabupaten Sidrap seperti Bipang, Bolu Cukke dan Roti beras. Pengembangan didakukan dalam bentuk pendampingan dan pembinaan mulai dari proses produksi hingga ke pemasaran.
Ketua tim pemberdayaan masyarakat Kabupaten Sidrap, Dr Herminawati Abubakar menuturkan jika daerah ini dipilihnya sebab merupakan sentra industri kuliner tradisional sejak zaman dulu yang sudah terkenal baik dalam internal maupun eksternal daerah sidrap.
“Prospek pemasaran produk didaerah tersebut cukup bagus, tetapi masyarakat memiliki tata kelola dalam pengembangan yang masih bersifat tradisional. Sehingga pendapatan masyarakat masih belum meningkat dalam sektor tersebut,” ungkapnya.
Kuliner khas kabupaten Sidrap (FOTO: Ist)
”Pelatihan dan pendampingan ini kami lakukan memang selain tugas kami sebagai dosen pengabdi juga karena kami ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya industri kuliner tradisinal agar lebih memiliki inovasi sehingga menarik dimata masyarakat bukan hanya dari segi rasa, tetapi kualitas produk dan pemasarannya,” tambahnya.
Pada proses ini, tim dosen Unibos memberikan pelatihan penggunaan mesin-mesin modern untuk tahapan produksi. Untuk tahapan permodalan, dosen Unibos bekerjasama dengan perbankan setempat memberikan akses permodalan industri tersebut.
Dari sisi pemasaran, dosen Unibos memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pemasaran yang lebih modern seperti perkenalan pemasaran online melalui media sosial.
Lurah Kelurahan Rappang, Hj. Muslihat menuturkan “kegiatan ini sangat membantu masyarakat juga sangat memfasilitasi dalam peningkatan produksi dan pendapatan didaerah ini. sehingga kami berharap kegiatan dari Unibos ini tetap terus dilanjutkan hingga bisa membantu pengembangan dalam sektor lainnya,” ungkapnya.