Beranda blog Halaman 466

Cara Makan Durian yang Benar Agar Tetap Sehat

0

Durian, sesungguhhya tidak sejahat dari yang dibayangkan. Itu kalau cara makannya yang benar. Kalau cara makannya tidak benar, pastilah akan “menjahati” tubuh.

Banyak orang takut makan durian. Karena image tersebut di atas. Serta macam-macam lagi imagenya.

Lalu bagaimana cara makan durian yang benar agar tetap sehat. Dan tidak membuat penyakit di dalam tubuh? Apalagi, buah durian sangat menggiurkan.

Akibat terlalu banyak mendengar bahwa makan durian tidak sehat, makan durian tidak baik, padahal luar biasa enaknya, maka perlu memang mengetahui cara makannya yang benar. Agar kita takut untuk mengosumsinya.

Bagaimana caranya?

Pertama, hindarilah makan durian bila perut masih kosiong. Karena makan durian disaat perut masih kosong, akan memicu naiknya asam lambung. Dengan naiknya asam lambung, akan memicu munculnya penyakit maag.

Kedua, hindarilah makan durian, bersamaan dengan minum minuman beralkohol. Sangat tidak dianjurkan makan durian bersamaan minum minuman beralkohol. Bisa menyebabkan muntah. Bahkan bisa menyebabkan kematian. Bisa meningkatkan detak jantung yang tidak karuan. (Vs/ana)

Bermanfaat Bagi Orang Lain, Lakukan Amalan Ini

0

Manusia yang karakternya baik dan berguna, adalah yang memberikan manfaat terhadap orang lain. Jadi ganpang sebenarnya menilai dan menakar karakter kita. Apakah kita sudah bermanfaat terhadap orang lain.

5 Amalan

Nah bagi yang merasa belum berrmanfaat terhadap orang lain, amalkan amalan-amalan berikut ini.

1. Menjaga kemulliaan saudaranya ( menutup aib saudaranya ).
“Barang siapa menutupi aib saudaranya seorang muslim, maka Allah akan menutupi air orabg tersebut di dunia dan di akherat” (HR. Ibnu Majah )

2. Saling tolong menolong

‘ Allah itu, akan menolong hamba – Ny, selama hamba itu.menolong saudaranya “. (HR. Bukhari dan Muslim )

3.. Saling menasehati (memberi )
dan mrnerima )

” Sesungguhnya manusia itu, benar bensr dalam.kerugian, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.

4. Saling mendoakan

” Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu. Kecuaki malaekat berkata, ” Dan untuk kanu juga seperti itu”. ( HR. Muslim ).

5. Memenuhi hajat saudaranya

Abu Hurairah radhyallahu anhu meriwayatkan sabda Rasulullah, ” Hak seorang muslim terhadap sesamanya muslim, ada enam. Jika kamu bertemu dwngannya, maka ucapkanlah salam. Jika ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya. Jika ia meminta nasehat kepadamu, mska berilah ia nasehat. Jika ia bersin dan mengucapkan alhamdulillah, maka doakanlah ia dengan “yarhamukallah”. Jika ia sakit, maka jengukah. Jika ia meninggal dunia, mska iringilah jenaxahnya”. (HR. Muslim ). (Wa/ana)

Presiden Jokowi Dimohon Tinjau Hasil Munas dan Terpilihnya Budi Waseso sebagai Ketua Kwarnas Pramuka

0

Gerakan Menegakkan Satya dan Darma Pramuka (Gemma Pramuka) memohon kepada Presiden Joko Widodo selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka untuk meninjau hasil Musyawarah Nasional di Banda Aceh dan terpilihnya Komjen Pol (Purn) Budi Waseso sebagai ketua Kwarnas secara aklamasi. Munas berlangsung 2-4 Desember 2023, dibuka oleh Menpora dan ditutup oleh Budi Waseso, yang pekan lalu dipecat sebagai Dirut Bulog.

“Munas di Banda Aceh itu manipulatif, melanggar Unadang-undang Gerakan pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, prinsip persaudaraan yang menjadi salah satu fondasi organisasi dan prinsip demokrasi,” kata Koordinator Gemma Pramuka, Djatmiko Rasmin dalam keterangan pers, 5 Desember 2023. Upacara penutupan Munas pada 4 Desember 2023 tidak dihadiri pejabat pusat, sedangkan pembukaan oleh Menpora Dito Ariotedjo.

Djatmiko Rasmin menjelaskan sejumlah pelanggaran yang dilakukan. Pertama, Ketua Kwarnas terpilih yaitu Budi Waseso sampai saat ini masih menjadi pejabat publik, sebagai Komisaris Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Padahal, dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dijelaskan bahwa pengurus Kwartir tidak terikat dengan jabatan publik,

Kedua, Kwarnas/panitia Munas tidak mengundang Kwarda Jawa Timur dan Sulawesi Barat sebagai peserta Munas. Selama tiga tahun ini, Ketua Kwarnas Budi Waseso tidak mengakui Arum Sabil sebagai Ketua Kwarda Jawa Timur dengan alasan Musda-nya melanggar AD/ART. Padahal tuduhan itu tidak berdasar. Kwarda Jawa Timur dilarang ikut kegiatan pramuka tingkat nasional sejak tahun 2019.

Forum Munas tidak memberi kesempatan Kwarda Jawa Timur untuk melakukan pembelaan (menjelaskan masalahnya) dan menjadi peserta. Padahal pimpinan Kwarda Jawa Timur hadir di hotel lokasi Munas, namun tidak dipersilahkan masuk ke ruang sidang. “Dimana perasaan mereka, padahal pimpinan Kwarda Jatim adalah saudara kita dalam pramuka,” ujar Djatmiko Rasmin. Menurutnya, Munas Pramuka di Banda Aceh telah merusak nilai-nilai yang ada dalam Dasa Darma yang menjadi pedoman berprilaku pramuka.

Ketiga, ada rekayasa terkait terpilihnya Budi Waseso secara aklamasi, dengan cara menggugurkan dua calon ketua Kwarnas yang lain, yaitu GKR Mangkubumi (Ketua Kwarda Pramuka DI Yogyakarta) dan Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Herryanto (pembina, pelatih dan mantan Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka). Presidium mengesahkan hasil Rapat Komisi Khusus bahwa syarat menjadi calon ketua Kwarnas didukung minimal 1/3 suara atau 12 surat dukungan Kwarda. Presidium menegaskan bahwa yang memenuhi syarat tersebut hanya Budi Waseso, yang kemudian membacakan visi dan misi serta memilihnya secara aklamasi sebagai Ketua Kwarnas untuk masa bakti 2023-2028.

Djatmiko Rasmin menjelaskan bahwa Wakil Ketua Kwarnas Bidang Orgakum yang memimpin Sidang Komisi Khusus menggiring peserta agar tidak membuka surat Kwarda-kwarda dan dukungannya. Kwarnas berdalih bahwa hal itu untuk tidak mempermalukan Kwarda yang jagonya dipilih sedikit.

Presidium langsung menerima hasil Sidang Komisi Khusus dan menjelaskan bahwa persoalan ini sudah diputuskan dalam Rapat Pra Munas yang berlangsung di hotel mewah, Hotel Pullman Bandung, dua pekan sebelum Munas di Banda Aceh.

Memang di dalam rapat di hotel bintang lima yang tarif per malamnya minimal Rp 2 juta ini, diputuskan soal syarat calon ketua Kwarnas harus didukung minimal 12 suara Kwarda. Kwarnas mengumumkan bahwa Budi Waseso didukung oleh 24 suara Kwarda, sementara dua calon lainnya di bawah dukungan minimal. Namun Kwarnas tidak mau membuka nama-nama Kwarda. Padahal, GKR Mangkubumi dan Eris Herryanto mendapat dukungan yang signifikan.

Kwarnas dan Kwarda-kwarda yang “masuk angin” memanipulasi sejarah Munas Pramuka di Kendari pada September 2019. Pada saat itu, Budi Waseso hanya didukung satu Kwarda, yaitu Kwarda Jawa Timur. Dia terpilih sebagai ketua Kwarnas setelah aparat telik sandi menekan pimpinan Kwarda dengan mengatakan bahwa Istana mendukungnya dan menolak Adhyaksa Dault yang dituduh terlibat paham radikalisme dan HTI.

Djatmiko Rasmin mempertanyakan mengapa pengalaman di Munas Kendari tidak dipakai dalam Munas di Banda Aceh. “Ini syarat akal-akalan yang tidak diatur dalam AD/ART Pramuka yang ditujukan untuk menggugurkan calon lain sehingga Budi Waseso terpilih secara aklamasi,” ujar Djatmiko yang pernah menjadi Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega DKI Jakarta.

Setelah Rapat Komisi Khusus selesai, GKR Mangkubumi mengirim surat kepada Ketua Presidium untuk tidak bersedia melanjutkan proses pemilihan ketua Kwarnas. Kwarda-kwarda yang mendukung GKR Mangkubumi dan Eris Herryanto menilai terjadi kecurangan dan praktik menghalalkan cara untuk memuluskan skenario dua periode kepemimpinan Budi Waseso.

Keempat, Kwarnas menjelaskan bahwa syarat ketua Kwarnas didukung minimal 1/3 suara atau 12 Kwarda diputuskan dalam Rapat Pimpinan Kwarnas dan sesuai dengan Pasal 134 ayat 2 ART Pramuka hasil Munas 2018. Di sana disebutkan bahwa “Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.”

Berdasarkan legal opinion yang dilakukan pengacara Irsyad Nuri, SH, MH dijelaskan bahwa, ART Gerakan Pramuka hasil Munas tahun 2018, “adalah bentuk legislasi semu yang jika bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik, tidak sah dan batal demi hukum,” ujar Irsyad Nuri, pengacara dan pembina pramuka dari Kwartir Cabang Jakarta Selatan.

Djatmiko Rasmin menjelaskan pihaknya terus mengumpulkan bukti-bukti penyelewengan Munas Pramuka di Banda Aceh untuk diserahkan kepada Presiden selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) Gerakan Pramuka. “Kami memohon kepada Bapak Presiden untuk menugaskan Menpora selaku Sekretaris Mabinas mengatasi hal ini,” katanya.

Gemma Pramuka, pembina, pelatih, pengurus Kwartir dan Purna Aktivis dan Dewan Kerja (PADK) yang masih memegang teguh Kode Kehormatan Pramuka sedang mengkaji langkah-langkah hukum dan lainnya.

4 Hal Jangan Ditinggalkan Sepanjang Kehidupan

0

Sedikitnya, ada 4 hal yang jangan sampsi ditinggalkan sepanjang hidup. Agar kita selamat dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Empat hal berikut ini, juga menjadi “mutisra” dalam diri kita.

1 Jangan tinggalkan bersyukur sepanjang hidup, Allah akan tambahkan nikmst.
” Jika kalian bersyukur, Aku tambahkan nikmat bagi kalian”. (QS. Ibrahim 7)

2. Jangan tinggalkan zikir mengingat Allah. “Ibgatlah Aku Aku akan ingat kalian”. ( QS. Al – Baqarah : 152)

3. Jangan tinggalkan doa, Allah padti kabulkan.
” Berdoalab kepadaKu, Aku akan kabulkan” . (QS. Ghafir : 60).

4. Jangan tinggalkan Istigfhar agar diberikan keselamstan.
“Allah tak akan mengaxab mereka, selama mereka beristigfhar” (QS. Al Anfal :33). (wa/ana)

Rezeki di Dalam Al-Quran

0

Manusia dalam kehidupannya, yang paling utama dan terpenting dikejarnya, adalah rezeki. Setiap hari sibuk ke luar runah, yang dicarinya adalah reezeki.

Pantas saja bila seperti itu. Sebab, bagaimna ada kelangsungan hidupnya, bila tanpa rezeki. Tanpa makan, rumah dll kebutuhan hidup tergantung dari perolehan rejekinya.

Namun rata rata orang menganggap, rezeki hanyalah dalam bentuk uang. Padahal, rejeki, bukan itu saja. Hingga bila tidak mendapatkan uang pada hari itu, dianggapnya, tidak dapat rejeki.Lalu kurang bersemangat.

Karena itu, agar tetap selalu semangat, meskipun pada aktivitasnya hati itu, tidak membawa uang pulang ke rumah, perlu memahami.lebih dulu pengertian mengenai rezeki.

Apa Itu Rejeki?

Rezeki di dalam Al-Quran, ada beberapa jenis. Diantaranya.

1. Rezeki yang Dijamin

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bimi melainkan Allah lah yang memberikan rezekinya. Dan dia yang mengetshui tempat berdiam binsrang itu dan tempat penyimpanannya”. (. QS. Hud: 6).

2. Rezeki Karena Usaha

” Dan bahwasanya seorang manusia, tiada mempetoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan kepadanya”. (QS.An NAJM : 39 ).

3. Rezeki Karena Bersyukur

” Sesungguhnya, jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi, jika kamu mengingkari (nikmst – Ku), maka psti azab – Ku sangat berat”. ( QS. Ibrahim :7 ).

4. Rezeki Karena Istigfhar

” Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Mahha Pengampun ( jika kamu memohon ampun) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. (QS. Buh :10 – 11 ). ( PPMI/ana)

Resep Nastar Ayam, Yakin Anak-anak Akan Sangat Doyan

0

Nastar Ayam, resep by @fridajointcoffe. Yakin, anak anak akan sangat doyan. Apalagi kuenya dibikin nastar dengan hiasan selai nanas, lebih menarik lagi. Dan dapat disimpan untuk makanan anak, beberapa hari.

BAHAN Kulit:
– 125 gram margarine
– 125 gram.mentega
– 50 gram gula halus
– 2 butir kuning telur
– 300 gram tepung terigu protein sedang
– 50 gram tepubg maizena
– 2 sdm susu bubuk fullcream
– pewarna kuning tus
– gumpaste hati
– wijen hitam

CARA MEMBUAT:
1. Kocok margarine, gula, dan mentega sampai rata saja.
2. Masukkan kuning telur, kocok sebentar sampai rsta jangan lebih dari 2 menit supaya tidak mrngembang.
3. Masukkan maizena, susu bubuk dan sebagian tepung terigu. Kocok hingga berikatan. Masukkan sisa terigu, kocok rata. Tambahkan 1 sdm terigu jika dirasa kurang kalis.
4. Tambahkan pewarna kuning tua, aduk rata.
5.Ambil adonan, isi dengan selai nanas. Bentuk agak lonjong, beri gumpaste hati, untuk jengger dan paruh. Beri eijen hitam untuk mata. Susun di loyang.
5. Panggang dengan suhu 140 derajat, kurleb 30 menit. Atau sesuaikan oven masibg masing. Pastikan benar benar matang.
6. Keluarkan dari oven, dinginkan kemudian kemas

Selai Nanas

Bahan:
– 2 buah nenas Palembang, parut
– 100 gram gula pasir
– 1/2 sdt garam
– 1 potong kayu manis

Cara membuat:
Masak nanas parut bersama air, garam , dan kayu manis, hingga kering Tuangkan gula pasir, masak terus dengan api kecil hingga benar benar kering, tanak dan liat. Angkat, bentuk bulat bulat. Susun di atas nampan, boleh simpan di dalam kulkas sebelum digunakan untuk isian nastar.

Catatan:
– kulit 15 gram, isian 7,5 gram. Atau ukurannya disesuaikan selera.
– resep untuk 700 gram nastar ayam. (Ana)

Catatan Ilham Bintang: Tiada Lagi Jenderal Doni Monardo

0

Kami terakhir bertemu hampir setahun lalu. Malam itu, 11 Desember 2022 bersama wartawan senior Egy Massadiah, Doni Monardo menghadiri resepsi pernikahan putri bungsu kami. Setelah itu, kontak kami hanya melalui hubungan telepon atau WhatsApp (WA).

Ketika Doni berulang tahun ke-60, tanggal 10 Mei lalu, saya mengirim ucapan selamat dan doa. Dia membalas dengan ucapan dan doa sama. Tanggal kelahiran kami kebetulan sama. Beda tahun saja, saya lebih tua delapan tahun dari Jenderal Doni.

Di hari ulang tahunnya ke-60, Egy menceritakan tak ada perayaan, apalagi pesta. Santi Arviani, sang istri hanya menyiapkan kue sederhana. Begitu melihat suaminya kembali dari jogging, Santi segera menyalakan beberapa lilin di atas kue menyambut kedatangan Doni.

Ayah 3 anak dan dua cucu itu masih dengan handuk kecil terlilit di leher, tersenyum haru. Ia mendekat, tidak lekas meniup lilin, melainkan menengadahkan kedua tangan. Berdoa. “Sebuah momen yang mengharukan sekaligus romantis,” kata Egy.

Kontak kami dengan Doni yang intens terjadi sewaktu beliau memimpin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menjadi komando penanganan Pandemi Covid-19. Beliau termasuk yang sering saya mintai tolong untuk membantu kawan-kawan yang terdampak Covid-19.

Irjen Pol Burhanuddin Andi, mantan Kapolda Sulsel suatu hari mengontak saya. Istrinya terkena Covid-19 di Makassar. Ada kebutuhan obat yang mendesak yang sulit didapatkan di Makassar.

Bayangkan. Begitu krisis keadaan di masa itu, sampai perwira tinggi polisi bintang dua pun menghadapi kendala untuk menanggulangi kebutuhan obat keluarganya yang terkena Covid-19.

Bismillah. Saya kontak Pak Doni tidak berapa setelah Irjen Burhanuddin curhat. Alhamdulillah. Pak Doni merespons cepat. Ia pun mengontak linknya di Makassar. Obat yang dibutuhkan Pak Andi Burhanuddin cepat diperoleh.

Dalam catatan di kontak WA saya, yang masih tersimpan sampai sekarang, ada juga catatan peristiwa ketika penyanyi Fryda Lucyana terpapar Covid-19 type ganas di Jakarta. Ia butuh RS, tetapi semua RS full. Pak Doni saya kontak, dan secepat itu Fryda bisa dapat ruang perawatan. Selain Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI, Pak Doni juga ikut saya repotkan di masa pandemi itu.

Pak Doni Monardo telah tiada. Innalillahi Wainnailaihi Rojiun.

Mantan Danjen Kopassus dan Pangdam XVI/Pattimura, Maluku dan Pangdam III/Siliwangi, Jawa Barat itu meninggal dunia Minggu, 3 Desember pukul 17:35 WIB di RS Siloam Semanggi. Esok hari, Senin (4/12) siang diantar ribuan pelayat Doni dimakamkan secara kenegaraan di TMP Kalibata dengan Inspektur Upacara Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.

Doni dirawat di RS lebih dua bulan sejak 20 September lalu karena terserang stroke yang membuatnya tak sadarkan diri. “Tidak ada keluhan apapun sebelumnya. Pagi tadi kita masih ngobrol di WA,” cerita sahabatnya, wartawan senior Egy Massadiah, waktu itu.

Saya menyesal tidak sempat membesuknya. Penyesalan itu terulang lagi di hari pemakaman. Saya berangkat dari rumah pukul 07:30 WIB menuju rumah duka. Menurut pengumuman, pukul 08:00 jenasah akan dilepas dari rumah duka menuju Markas Kopassus. GPS mencantumkan data 35 menit waktu untuk sampai ke sana. Namun, jalan tikus yang dilalui sesuai pedoman GPS mengalami kemacetan. Mungkin karena mendadak turun hujan. Rekan Timbo Siahaan yang berada di rumah duka memposting foto di WAG, jenasah telah diberangkatkan dari rumah. Aduh.

Tiada lagi Doni. Sosok perwira tinggi militer yang berperilaku lebih sipil dari sipil. Tiada yang menyangka orang baik dan rendah hati pergi secepat itu. Dia sosok prajurit sehat jiwa dan raga sehingga di mana pun bertugas, pengabdiannya pol, meninggalkan legasi keteladanan.

Ketika saya mewawancarainya di kantor BNPB, 14 Oktober 2020, kami ngobrol lama. Waktu itu beliau didampingi Egy Massadiah dan wartawan senior Suryopratomo, yang kini Duta Besar RI di Singapura. Dalam pertemuan itu, saya baru tahu Jenderal Doni rupanya sudah sekian lama menginap di kantornya. Sungguh pengabdian luar biasa pada tugas penyelamatan kemanusiaan di masa pandemi Covid-19.

Doni Monardo lahir di Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963. Doni berdarah asli Minang. Ayahnya, Letkol CPM Nasrul Saad berasal dari Lintau, Kabupaten Tanah Datar dan sang ibu, Roeslina, dari Nagari Sungai Tarab, Tanah Datar. Karena ayahnya yang seorang prajurit, maka Doni kecil pun ikut berpindah-pindah.

Doni menghabiskan masa kanak-kanak di Aceh. Setelah itu, ia baru tinggal di Padang hingga lulus SMA Negeri 1 Padang pada 1981. Mengikuti jejak ayahnya, ia masuk Akademi Militer setelah lulus SMA. Tahun 1985 ia mengawali masa kedinasannya sebagai seorang prajurit.

36 tahun Doni berkarier di militer menjalankan berbagai penugasan. Ia pernah berdinas di Banten, Bali, Aceh, Jakarta, Sulawesi Selatan, Bogor, Maluku, dan Jawa Barat. Penugasan luar negerinya juga termasuk menonjol.

Karena mengetahui istri saya asal Minang, sekampungnya, setiap kali kontak di WA, Pak Doni lebih sering berbahasa Minang yang tidak saya kuasai sepenuhnya. Seringkali saya terpaksa minta bantuan istri untuk dapat merespons beliau berbahasa Minang.

Selamat jalan, Jenderal.

Mattulada Seorang Pemimpin Transformatif

0

Oleh: DAHLAN ABUBAKAR

Prof Dr HA Mattulada merupakan salah seorang sosok yang multidimensional. Ketika mengajar para mahasiswanya pada tahun 1970-an, ia mengajar mahasiswa dengan penuh kasih sayang. Tidak ada dosen yang mengajar dengan menjauhkan diri dengan mahasiswa.

“Bahasa, pikiran dan konteks pemikiran Mattulada mencerminkan dia seorang pemimpin transformatif dengan gaya intelektual yang berperadaban dengan memadukan pemikiran masa lalu dengan di kekinian,” demikian terungkap dalam acara bedah buku ‘MATTULADA, Dari Pejuang hingga Ilmuwan’ yang ditulis M Dahlan Abubakar di Aula Prof.Mattulada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) Kampus Tamalanrea, Selasa (5/12/2023).

Bedah buku ini diawali dengan pembacaan Sureq I La Galigo oleh Basiah SH MM, salah seorang dosen Departemen Sastra Daerah FIB Unhas yang juga termasuk salah seorang yang ikut mengalih-aksarakan karya La Galigo di Negeri Belanda dari aksara lontara Bugis ke aksara Latin dan dari bahasa Bugis Kuno ke bahasa Indonesia.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas Prof Dr Akin Dulu MA yang hadir dalam acara ini bersama Wakil Dekan II Dr Dafirah MHum, mengatakan, kita bersyukur bahwa salah seorang dari murid Prof.Mattulada yang kemudian berkesempatan menulis buku ini.

“Saya tahu, Kak Dahlan ini, karena sudah pensiun memiliki banyak kesempatan menulis buku yang ketika menyusun dan menerbitkan buku ini banyak berkonsultasi dengan kami. Sebagai pimpinan fakultas, saya memberi dorongan,” kata Prof Akin Dulu.

Menurut Akin Duli, kalau kita ingin mengenal Mattulada, dapat mengetahuinya dari karya-karyanya. Mattulada sesuai dengan judul buku tersebut, ‘Dari Pejuang hingga Ilmuwan” kalau melihat rekam jejaknya dapat dibaca melalui buku karya penulis yang sebenarnya merupakan biografi.

“Beliau (Mattulada) merupakan seorang birokrat kampus dan pernah menjadi rektor dua periode (Rektor Universitas Tadulako Palu) dan juga pendiri fakultas ini, bahkan menjadi bagian dari pendiri Universitas Hasanuddin,” ujar Akin Duli, kemudian menambahkan, secara lengkap ada di dalam buku ini yang menceritakan beberapa sisi dari kehidupan beliau.

Sebagai mantan murid Mattulada, sebut Akin Duli, pernah diajar pada semester-semester awal. Biasanya beliau memberikan kuliah umum, bukan membawakan kuliah di kelas seperti biasanya.Salah satu tempat beliau memberikan kuliah umum adalah di aula yang menggunakan namanya sekarang, yang semula bernama Ruang H-33 milik Fakultas Hukum Unhas yang kemudian digunakan bersama oleh Fakultas Sastra, Ekonomi dan FISIP.

“Jika kuliah umum dari beliau, pasti ruangan ini penuh karena mahasiswa dari semua fakultas hadir,” kata Akin Duli yang sudah memasuki periode kedua memimpin FIB Unhas.

Satu juga yang dikenang Akin Duli ketika menjadi mahasiswa dari Mattulada adalah selalu membawa catatan ke mana pun pergi. Inilah yang juga ditimba Akin Duli dari Mattulada, meskipun sudah zaman teknologi, namun masih tetap mengantongi kertas untuk mencatat.

“Bahkan saya bawa ke kamar mandi dan mencatat sesuatu. Itulah yang diajarkan beliau kepada murid-muridnya. Ke mana pun beliau pergi selalu membawa catatan. Tapi sekarang kan dunia modern, ada gawai (handphone) yang bisa menjadi segala-galanya. Kebiasaan ini masih saya lakukan sampai sekarang. Walaupun membawakan kuliah atau seminar, beliau selalu mencatat. Sering-sering saat jeda kuliah, beliau mencatat. Nanti setelah membaca bukunya, baru kita ketahui inilah hasil catatannya di mana pun dia berada. Ini merupakan satu kebiasaan yang sesungguhnya sangat bagus, karena kita tidak mungkin mengingat semuanya yang begitu banyak,” urai Akin Duli dan menambahkan mencatat sesuatu itu menjadi sangat penting.

Acara bedah buku yang dikoordinasikan Panitia yang dipimpin Dr Firman SS MHum ini menampilkan tiga pembedah, yakni Prof.Dr.H.Muhammad Darwis MS yang juga Ketua Senat FIB Unhas, Drs.M.Nawir, dan Drs.Alwy Rachman, dipandu Dr Ilham SS MHum.

Kegiatan yang merupakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Fakultas Ilmu Budaya Unhas yang dirayakan pada tanggal 9 Desember 2023 di Kampus Tamalanrea tersebut diawali dengan pemutaran film dokumenter bertajuk “Metamorfose Fakultas Sastra” haril karya para mahasiswa Departemen Sejarah FIB Unhas.

Prof Muhammad Darwis yang tampil setelah penulis menyampaikan sedikit catatan tentang buku yang ditulisnya, mengatakan, meskipun tidak sempat diajar oleh Mattulada, namun memperoleh kesempatan menjadi anggota kegiatan penelitian yang dipimpin Mattulada.

“Mattulada merupakan nsosok multidimensi, multitalenta, pejuang sejati, ilmuwan, budayawan, birokrat, dan pemimpin. Beliau sangat luar biasa,” ujar Mahaguru Unhas tersebut ketika tampil sebagai pembedah pertama buku setebal 168 halaman tersebut.

Dari Mattulada, kata Darwis, ada tiga pertanyaan kebudayaan yang dilontarkannya, pertama, hubungan antara manusia dengan Penciptanya. Apakah manusia sudah bertuhan atau bagaimana. Bagaimana kebertuhanan mereka. Manusia yang paling modern adalah suku bangsa atau orang yang mengenal Tuhan dengan monoteisme.

“Manusia yang paling primitif tidak mengenal Tuhannya. Di dalam Latoa (buku karya Mattulada yang bersumber dari disertasinya), Mattulada tidak membahas hubungan antara manusia dengan Tuhannya,” ujar Darwis dalam acara yang juga dihadiri para guru besar FIB Unhas, para dosen, Pengurus IKA FIB Unhas diwakili Sekretaris Umum, dan mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) FIB Unhas.

Pertanyaan kedua, hubungan antarmanusia. Hubungan ini dapat berupa apa yang ada dalam konsep Thomas Hobbes, salah seorang filsuf Inggris yang terkenal dengan bukunya yang terbit pada tahun 1651 berjudul “Leviathan”. Di dalam buku itu ia menguraikan bentuk teori kontrak sosial yang berpengaruh. Salah satu pandangan Hobbes yang sangat ekstrem dan dikutip Darwis adalah ‘homo homini lupus’ (manusia adalah serigala bagi sesamanya. Situasi ini mendorong terjadinya ‘perang semua melawan semua’ (bellumonium contra omnes).

Pertanyaan ketiga adalah hubungan antaramanusia dengan lingkungan (ekologi) yang juga banyak dibahas dalam karya-karya Mattulada.

M Nawir mengajukan sebuah pertanyaan, Mattulada kita mau menjadikannya sebagai apa? Apakah dia sebagai seorang akademisi. Ada satu hal yang kontekstual yang mungkin kita dapatkan dari pemikiran Mattulada dengan apa yang dilaksanakan sekarang, yakni ‘merdeka belajar’.

“Pendidikan merupakan pintu masuk Mattulada dalam menjalani kariernya dan itu merupakan etos kejuangannya sebagaimana yang kemudian banyak diikuti oleh para aktivis mahasiswa Fakultas Sastra,” ujar pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini.

Menurut Nawir, gagasan dan pemikiran Mattulada mengembangkan paradigma manusia dengan manusia, belum sepenuhnya menyoal manusia dengan lingkungannya. Pola pemikirannya itu mengajak kita bagaimana belajar dengan prinsip transkultur, transdisiplin, dan transparan yang menjadi kebutuhan zaman.

Berkaitan dengan otonomi yang digagas Mattulada bersama para pejuang lainnya ketika mendirikan gerakan Pembangunan Rakyat Semesta (Permesta) — yang menghendaki porsi pendapatan negara 70% ke daerah dan 30% pusat – menurut Nawir awalnya digagas mulai dari desa, bukan dari provinsi dan kabupaten.

Namun dalam kenyataannya, otonomi daerah yang merupakan salah satu produk era reformasi tersebut terhenti di kabupaten dengan keluarnya UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom. Kemudian lahirnya UU tentang Desa (UU No.6 tahun 2014) yang menjadi rujukan tentang desa dalam pandangan Nawir, desa bisa menjadi pusat pemerintahan yang berbahaya, karena dikhawatirkan akan menjadi lokus pertarungan kapital dan akan memengaruhi rumah sebagai tempat mula manusia belajar.

Alwy Rachman salah seorang budayawan yang beberapa tahun ini lebih banyak ‘bersemedi’ di kediamannya mengatakan, Mattulada telah mengajarkan kepada kita bahwa pemimpin bisa berhasil secara paripurna jika disertai dengan moral. Mattulada memperkenalkan nilai Bugis Makassar. Namun nilai-nilai itu berpasangan secara resiprokal.

“Terakhir saya ingin mengatakan bahwa Mattulada merupakan generasi emas Universitas Hasanuddin,” kunci Alwy Rachman.

Prof Dr AB Takko MHum menilai, Mattulada memiliki kebanggaan dengan pengalamannya yang luar biasa, Sedangkan Dr.Suryadi Mappangara mengajak agar kita menemukan pemikiran-pemikiran Mattulada yang dapat diaktualisasikan di kekinian. Suryadi juga menyebutkan, Mattulada merupakan mahasiswa dan sarjana pertama Fakultas Sastra Unhas.

“Barangkali kita juga perlu bedah ada pikiran-pikiran yang menarik dari Mattulada yang menyatukan format Bugis-Makassar dalam “staat Bugis-Makassar,” kunci Suryadi Mappangara.

Penulis buku Mattulada, M Dahlan Abubakar merespon catatan para pembedah buku dan masukan dari Takko dan Suryadi Mappangara mengatakan, ada satu prinsip dan filosofi Mattulada yang mengantarnya memutuskan memilih sebagai seorang guru (pendidik) daripada aparat keamanan (polisi/tentara), meskipun pada waktu itu pangkatnya sudah letnan.

“Di mata polisi, manusia berpotensi menjadi orang jahat, sementara di mata seorang guru manusia berpotensi menjadi orang baik,” ujar Dahlan mengutip isi bukunya yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas Jakarta (2023) menutup komentarnya. (ana)

𝐒𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐈𝐬𝐥𝐚𝐦 𝐀𝐭𝐡𝐢𝐫𝐚𝐡 𝐁𝐮𝐤𝐚 𝐏𝐏𝐃𝐁 𝟐𝟎𝟐𝟒-𝟐𝟎𝟐𝟓, 𝐈𝐧𝐢 𝐂𝐚𝐫𝐚 D𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫

0

Sekolah Islam Athirah kembali membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2024-2025. Hal itu, secara resmi disampaikan Kepala Departemen Humas Sekolah Islam Athirah, Ibnu Hajar, S.Pd. dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, (5/12) hari ini.

“Sejak 1 Desember kemarin, kita sudah membuka pendaftaran, dan per hari ini, sudah ada lebih dari 200 yang mendaftar,” kata Ibnu Hajar.

Di depan awak media, Ibnu Hajar menguraikan, tahun ini Sekolah Islam Athirah akan menerima peserta didik baru dengan kuota sebanyak 1085 siswa. Jumlah tersebut tersebar pada 13 satuan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA, baik yang berasrama, maupun kelas reguler di empat wilayah.

“Kita siapkan kuota sebanyak 1085 untuk empat wilayah, yaitu Kajaolalido, Bukit Baruga, Racing Centre, dan Bone,” kata Ibnu yang juga merupakan Ketua Panitia Pusat PPDB Sekolah Islam Athirah.

Secara rinci, sebaran kuota pendaftaran peserta didik baru di Sekolah Islam Athirah sebagai berikut. Untuk wilayah Kajaolalido, jenjang TK 50 siswa, jenjang SD 120 siswa, jenjang SMP 100 siswa, dan jenjang SMA 125 siswa. Sementara untuk wilayah Bukit Baruga, jenjang TK 40 siswa, jenjang SD 110 siswa, jenjang SMP 125 siswa, dan jenjang SMA 150 siswa. Selanjutnya untuk wilayah Bone, jenjang SD 25 siswa, jenjang SMP 80 siswa, dan jenjang SMA 80 siswa. Sementara untuk wilayah Racing Centre, jenjang TK 30 siswa dan jenjang SD 50 siswa.

Sementara itu, bagi calon siswa dari sekolah eksternal (non-Athirah) yang melakukan pendaftaran lebih awal akan mendapatkan diskon early bird. Bagi calon siswa yang melakukan pelunasan pembayaran pada bulan Desember 2023 akan mendapatkan potongan pembayaran sebesar Rp2.500.000, dan bagi calon siswa yang melakukan pelunasan pembayaran pada bulan Januari 2024 akan mendapatkan potongan pembayaran sebesar Rp1.500.000.

Selain diskon early bird, Sekolah Islam Athirah juga memberikan potongan pembayaran bagi pendaftar bersaudara. Jika calon siswa memiliki saudara kandung yang bersekolah di Sekolah Islam Athirah, maka akan mendapatkan potongan pembayaran sebesar Rp1.000.000 jika memiliki 1 saudara, potongan pembayaran sebesar Rp2.000.000 jika memiliki 2 saudara, dan pootngan pembayaran sebesar Rp3.000.000 jika memiliki 3 saudara.

Pendaftaran peserta didik baru di Sekolah Islam Athirah dapat dilakukan secara daring (online) ataupun luring (offline). Untuk pendaftaran secara daring, calon siswa dapat mengunjungi website https://ppdb-online.sekolahathirah.sch.id/ dan melakukan pendaftaran secara mandiri. Untuk pendaftaran secara offline, calon siswa diharapkan datang langsung ke salah satu wilayah Sekolah Islam Athirah. Selanjutnya, calon siswa akan dibantu oleh Center of Information Officer (CIO) untuk melakukan pendaftaran.

Budi Waseso Memaksakan Dipilih Lagi Sebagai Ketua Kwarnas Pramuka Secara Aklamasi

0

Musyawarah Nasional Pramuka di Banda Aceh yang berlangsung sejak 2 Desember, pagi hari ini (4 Desember) memasuki tahap penting, yaitu pemilihan ketua Kwarnas masa bakti 2023-2028.

Pekan lalu, pejabat tinggi di Istana memanggil Budi Waseso untuk fokus mengurus Bulog dan tidak mencalonkan lagi sebagai ketua Kwarnas untuk periode kedua (karena selama lima tahun jadi ketua Kwarnas, dia tidak aktif).

Budi Waseso menolak permintaan itu. Dia akhirnya dicopot sebagai Dirut Bulog. Istana lebih mendukung GKR Mangkubumi atau Eris Herryanto sebagai ketua Kwarnas.

Sejak 6 bulan lalu, Budi Waseso sudah membujuk dan menekan Kwarda untuk memberi surat dukungan. Dua pekan lalu, dia mengumpulkan ketua/sekretaris Kwarda di Hotel Pullman Bandung untuk menyiapkan skenario di Munas Banda Aceh.

Pada Munas hari pertama, mayoritas Kwarda menerima LPJ-nya. Senin pagi ini jam 08.00, Buwas bersama Kwarda yang masuk angin kabarnya bakal merekayasa Sidang Paripurna III (laporan sidang komisi) untuk menetapkan Budi Waseso secara aklamasi. Sehingga agenda penyampaian visi dan misi calon ketua Kwarnas tidak ada lagi.

Mohon kehadiran kawan-kawan jurnalis untuk meliput Munas Pramuka, pada
Senin (4 Desember 2023) jam 08.00 WIB di Gedung Banda Aceh Convention Hall (Balee Meuseuraya Banda Aceh).