Penjelasan Gerak Epirogenetik & Gerak Orogenetik Lengkap

Penjelasan Gerak Epirogenetik & Gerak Orogenetik Lengkap, Berikut Pelajaran Sekolah akan kembali membahas materi pelajaran materi Geografi yaitu Penjelasan Gerak Epirogenetik & Gerak Orogenetik Lengkap.

Dilansir dari Pelajaran.co.id, berikut ini Penjelasan Gerak Epirogenetik & Gerak Orogenetik Lengkap , Simak di bawah ini:

Gerak Epirogenetik

Gerak Epirogenetik atau Epirogenesa adalah gerakan yang menyebabkan turun naiknya atau perubahan pada lapisan kulit bumi dengan arah vertikal baik keatas atau kebawah yang relatif lambat dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama di suatu daerah yang sangat luas. Terdapat dua macam gerak epirogenetik yaitu epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.

- Iklan -
Baca Juga:  Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Perubahan Sosial yang Wajib Diketahui

Epirogenetik Positif

Epirogenetik positif adalah gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air naik. Hal tersebut dapat ditemukan di daerah sekitar pantai dan sungai. Contohnya: 

  • Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur, seperti Kepulauan Maluku dan pulau-pulau di barat daya Maluku hingga ke Pulau Banda.
  • Turunnya muara Sungai Hudson di Amerika yang bisa terlihat hingga kedalaman sekitar 1.700 meter.
  • Turunnya lembah Sungai Kongo hingga 2.000 meter di bawah permukaan laut.

Epirogenetik Negatif

Epirogenetik negatif  adalah gerakan naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air turun. Contohnya:

- Iklan -
  • Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton.
  • Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika.
  • Naiknya Pulau Simeulue bagian utara saat gempa di Aceh bulan Desember 2004.
Baca Juga:  10 Suku di Indonesia yang Paling Populer dan Paling Banyak

Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik atau orogenesa adalah gerakan yang relatif lebih cepat dari gerak epirogenetik. Gerak orogenetik disebut juga gerak pembentuk pegunungan. Gerakan ini menyebabkan terjadinya tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi yang menyebabkan berpindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan terjadinya lipatan dan patahan.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU