Sejarah Awal dan Asal Mula ‘Sumpit’

Sumpit merupakan sebuah alat makan yang sangat terkenal di beberapa negara di kawasan Asia.

Alat makan yang di kenal dengan sebutan sumpit ini terdiri atas dua buah batang kayu yang sama panjang. Cara penggunaan sumpit yakni di sematkan antara jari di salah satu tangan.

Sumpit di gunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut.

- Iklan -

Sumpit bisa di buat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik yang permukaannya sudah di haluskan.

Permukaan sumpit tersebut di lapis dengan seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus.

Sumpit di gunakan banyak negara di seluruh dunia untuk menikmati makanan khas Asia Timur.

- Iklan -

Di beberapa negara Asia Tenggara, sumpit merupakan alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan garpu.

Di Indonesia, pilihan sendok-garpu atau sumpit di sediakan di rumah makan Tionghoa, Korea, Jepang, Vietnam, dan Thailand.

Baca Juga:  8 Sungai Terpanjang di Dunia, Mana yang Ingin Kamu Kunjungi?

SEJARAH AWAL SUMPIT !

Sumpit pertama di temukan di China sebelum Dinasti Shang (1766-1122BCE) dan paling mungkin adalah periode awal pembentukan Dinasti Xia atau sekitar 9000 tahun yang lalu.

- Iklan -

Penemuan pertama adalah berupa enam pasang sumpit yang terbuat dari perunggu.

Perunggu sepanjang 26 cm dan lebar 1.1 sampai 1.3 cm, di gali dari Reruntuhan Yin daerah Henan dan perkiraan berasal dari tahun 1200 SM;

Sumpit ini di duga di gunakan sebagai alat masak.

Catatan pertama yang menyatakan bahwa sumpit pertama kali di gunakan untuk makan adalah dalam Han Feizi, sebuah teks yang di buat oleh Han Fei (280-233 SM).

Sumpit pertama kali mungkin digunakan untuk memasak, mengatur api, atau menyajikan sajian dalam bentuk sekali lahap, dan bukan sebagai peralatan makan.

Sumpit digunakan sebagai perlengakapan makan pada masa Dinasti Han.

Baca Juga:  6 Gunung Tertinggi di Indonesia yang Paling Menarik Dan Memukau

Dalam masyarakat Tionghoa, makan bersama di anggap sebagai sarana mempererat tali persaudaraan.

Kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga dan teman-teman, sehingga penggunaan alat makan yang tajam harus di hindari.

Pada zaman dulu, gading gajah sering digunakan untuk membuat sumpit mahal di Tiongkok.

Pengguna sumpit dari gading gajah adalah kalangan pejabat tinggi dan orang berada.

Sumpit dari perak pernah di gunakan istana kaisar di Tiongkok untuk mendeteksi racun yang mungkin di bubuhkan pada makanan.

Sumpit akan berubah warna akibat reaksi kimia jika makanan telah di beri racun.

Pada abad ke-6 atau abad ke-8 Masehi, sumpit sudah merupakan alat makan yang umum bagi suku Uigur yang tinggal wilayah stepa Mongolia[1]

Di Thailand, sumpit hanya di gunakan untuk makan mi dan sup setelah Raja Rama V memperkenalkan alat makan dari barat pada abad ke-19.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU