“Tidak ada agama mana pun yang mengajarkan kekerasan dan menghancurkan kemanusiaan”

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Puluhan umat yang bergabung dalan AKSI BERSATU melakukan aksi pernyataan dukucita dan keprihatinan atas peristiwa Bom Bunuh Diri beberapa waktu lalu, Minggu, 4 April 2021.

Aksi ini dilakukan dalam bentuk penyematan pita hitam dan pemberian bunga kepada Pimpinan Gereja dan umat Katolik di Gereja Katedral pada jam 8.30, yang datang beribadah Paskah

Aksi lanjutan dilakukan di Depan Monumen Mandala, dengan Doa Bersama Lintas Agama serta pembagian Pita Hitam dan bunga yang menyatakan dukacita dan keprihatinan dan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk ikut menebar cinta kasih dan memelihara perdamaian. Aksi ini juga akan diisi dengan pembacaan puisi yang mengungkapkan dukacita dan keprihatinan.

- Iklan -

Dalam aksi itu, peserta aksi yang tergabung dalam organisasi masyarakat sipil, kepemudaan, perempuan dan keagamaan, membacakan pernyataan sikap yang menegaskan bahwa: “Tidak ada agama mana pun yang mengajarkan kekerasan dan menghancurkan kemanusiaan.”

  1. Bahwa fanatisme, radikalisme dan intoleransi yang disebabkan oleh paham keagamaan yang sempit, paham ektrimisme kekerasan, dan kepentingan politik telah menyasar dan merasuki generasi muda yang menjadi potensi terjerumus dalam terorisme dan menjadi teroris.
  2. Bahwa aksi teroris ini membangun pemahaman keliru dan stigma kepada perempuan berhijab dan bercadar yang juga berpotensi mendapatkan perlakukan kekerasan dan diskriminasi dari masyarakat lainnya sebagai tindakan reaktif merespon dan meyikapi peristiwa-peristiwa terorisme.

Sebagai bentuk empati, Aksi Bersatu menyampaikan pernyataan sikap atas aksi bom bunuh diri, sebagai pelajaran penting bagi seluruh anak bangsa:

  1. Mengecam keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Kekerasan atas nama apapun apalagi dengan bunuh diri adalah tindakan yang tidak beradab dan jauh dari nilai dan ajaran agama;
  2. Menyatakan keprihatinan yang mendalam atas tindakan yang telah menimbulkan ketakutan, kekacauan, mengancam dan mengorbankan nyawa manusia, serta merusak sendi-sendi persatuan bangsa Indonesia;
  3. Menyampaikan keprihatinan dan dukacita mendalam pada para korban tak berdosa. Teriring doa semoga semua korban cepat pulih dan segala bentuk kerugian yang ditimbulkan dapat teratasi;
  4. Mendukung pemerintah dalam melaksanakan amanat konstitusi untuk melindungi dan memenuhi hak kebebasan beragama dan berkeyakinan
  5. Mendukung Kepolisian Republik Indonesia untuk bekerja secara profesional dalam memelihara rasa aman masyarakat, menginvestigasi dan mengusut tuntas secara objektif, komperhensif, terukur dan transparan, motif pelaku hingga jaringan dan aktor di balik tindakan kekerasan tersebut;
  6. Menghimbau kepada masyarakat luas untuk tetap tenang, tidak terpancing oleh isu-isu yang akan mengembangkan berbagai prasangka, serta tidak menyebarkan informasi yang berpotensi memperkeruh keadaan;
  7. Mendorong seluruh pemuda-pemudi untuk lebih pro-aktif untuk mencegah berkembangnya ideologi yang membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  8. Mengajak kepada semua pihak untuk terus memperkuat saling pengertian, menghormati, memercayai, menerima perbedaan, dan semangat kebersamaan antar semua golongan/kelompok di negeri ini, demi keutuhan dan persatuan Indonesia;
  9. Menghimbau media massa dan pengguna media sosial untuk menyampaikan pemberitaan atau komentar yang meneduhkan dan menenteramkan. (*)
- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU