Ukraina Masih Sendiri Menghadapi Serangan Rusia

Invasi Rusia ke Ukraina semakin meningkat dengan bunyi ledakan terdengar di sejumlah daerah di Ukraina, terlebih di Kiev, target penting dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Meski demikian, belum ada negara lain yang datang membantu Ukraina. Bahkan Amerika Serikat yang sebelumnya berkoar – koar akan berada di sisi Ukraina mengaku tidak akan mengirim pasukannya untuk menyerang Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, pada akhirnya Ukraina akan berjuang sendiri untuk membela negara. “Pagi ini, kami membela negara kami sendiri. Sama seperti kemarin. Negara paling kuat di dunia hanya memandang dari kejauhan’’, katanya dalam video facebook.

- Iklan -

“Kami akhirnya membela negara kami sendiri. Siapa yang siap bertarung bersama kita ? ‘Saya tidak melihat siapapun’’, tuturnya.

” Hingga saat ini, tak seorang pun siap menjamin behwa Ukraina akan menjadi anggota NATO’’, katanya lagi.

Walaupun alasan tersebut dijadikan Rusia sebagai dalih akan tindakannya. ‘’Semua orang takut, semua orang diam. Mereka bilang mereka bersama kita, tetapi tidak siap menjadikan kita anggota aliansi’’, keluh Zelensky.

- Iklan -

Pada video yang sama, pemimpin Ukraina itu juga memberikan ucapan terima kasih pada mitra – mitra negara atas dukungannya. Namun Zelensky menganggap dukungan kepada Ukraina berupa penjatuhan sanksi kepada Rusia masih belum cukup dan sepadan dengan dampak yang mereka rasakan.

“Rusia dijatuhi sanksi kemarin, tetapi ini tidak cukup untuk mengeluarkan pasukan asing ini dari tanah kami. Hanya melalui solidaritas dan tekad ini dapat dicapai’’, kata Zelensky.
Menurutnya, invasi dan serangan Rusia yang berkelanjutan, menunjukkan bahwa sanksi yang dijauhkan kepada Moskow oleh Barat, tidaklah cukup. ‘’Dunia terus mengamati apa yang terjadi di Ukraina dari jauh’’, ujar Zelensky.

Sebelumnya, sejumlah negara telah mengummkan sanksi yang diberikan kepda Rusia atas invasi yang dilakukan ke Ukraina. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, memberikan sanksi untuk Rusia yang dapat melemahkan ekonomi bahkan dalam waktu dekat.

- Iklan -

Biden yang menyebut Putin sebagai “agresor’’, menjabarkan serangkaian sanksi terhadap Rusia. Antara lain, memblokir empat Bank utama dari system keuangan Amerika, termasuk VTB yang memiliki aset sekitar 250 miliar dolar.

Amerika juga menjatuhkan sanksi terhadap bank-bank Rusia yang memiliki asset sekitar satu triiun dolar. Menghentikan kegiatan BUMN Rusia mengumpulkan uang dari inverstor – imvestor Eropa, memberikan sanksi kepada banyak elit Rusia dan keluarga mereka yang memliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin serta membatasi ekspor teknologi canggih ke Rusia yang tntunya, yang tentunya juga memangkas lebih dari separuh impor tehnologi canggih Rusia.

‘’Ini akan membebani ekonomi Rusia, baik dalam waktu dekat, maupun dari waktu ke waktu. Kami sengaja merancang saknsi ini untuk memaksimalkan dampak jangka Panjang terhadap Rusia dan untuk meminiimalkan dampak pada Ammerika Serikat dan sekutu kami’’ kata Biden saat konfrensi pers dikutif dan CNN, JUmat (25/2/2022).

Inggris juga mengumumkan sanksi yakni membatasi kemampuan negara Rusia dan perusahaan Rusia untuk mengumpulkan dana di pasar kami, dan selanjutnya mengisolasi bank – bank Rusia dari ekonomi global.

Sementara itu, Uni Eropa menjatuhi sanksi kepada Rusia dalam sektor pertahanan hingga perbankan. Presiden Komisi Uni Eropa Von der Leyen berjanji akan membekukan asset Rusia di Uni Eropa dan menghentikan akses bank Rusia ke pasar keuangan Eropa.
Sanksi baru juga dtargetkan pada sektor finansial, energy, transportasi, kebijakan visa, control ekspor dan larangan pembiayaan ekspor di Rusia. (*)

Laporan : Nurhayana Kamar

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU