Dosen FKM Unhas Jadi Fasilitator pada Workshop Demand Creation dan Implementasi HCD di Ambon

Pusat Studi Kota Sehat Indonesia atau Center for Indonesian Healthy Cities Studies (CIHCS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan UNICEF akan melakukan kegiatan Demand Creation dan Implementasi Human-Centered Design (HCD) pada tiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku.

Kegiatan tersebut dimulai dengan pelatihan tim HCD di Kota Ambon pada hari Senin – Rabu, 30 Januari – 1 Februari 2023.

Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Everbright, Kota Ambon, Maluku ini diikuti oleh tiga tim Puskesmas yaitu Puskesmas Nania, Puskesmas Air Besar, dan Puskesmas Air Salobar.

- Iklan -

Setiap tim Puskesmas terdiri atas tiga orang tenaga kesehatan ditambah dua orang perwakilan masyarakat.

Human-Centered Design (HCD) adalah pendekatan yang dipakai untuk memecahkan masalah yang mengacu pada motivasi, keseharian, kebiasaan, dan hambatan kelompok sasaran agar kemudian dapat dikembangkan solusi yang tepat.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy. Dalam sambutannya mengatakan perlunya komitmen dari peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan seksama agar dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan.

- Iklan -
Baca Juga:  UIN Alauddin Makassar Terakreditasi Unggul

“Kegiatan ini tidak berhenti di sini saja tetapi akan terus berkelanjutan. Untuk itu peserta diharapkan dapat berperan aktif dan berkontribusi pada Puskesmas terpilih serta membuat program-program yang diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Ambon,” harap Wendy Pelupessy.

Demand Creation dan Implementasi HCD ini bertujuan untuk mendukung Pemerintah Provinsi Maluku mengimplementasikan pendekatan HCD dalam meningkatkan permintaan layanan imunisasi di Kota Ambon, Kota Tual, dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Pada kegiatan ini Pusat Studi Kota Sehat Indonesia (CIHCS) FKM Unhas mengutus dosen FKM Unhas Muhammad Rachmat, SKM, MKes sebagai salah satu fasilitator.

- Iklan -

Fasilitator lainnya berasal dari Kementerian Kesehatan, Universitas Pattimura, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dan Dinas Kesehatan Kota Ambon.

Dalam paparannya sebagai pengantar HCD Muhammad Rachmat mengutip hasil penelitian yang menyatakan bahwa sebanyak 838 alasan kenapa masyarakat belum terimunisasi telah teridentifikasi. Sebanyak 460 alasan kenapa masyarakat belum melakukan imunisasi tersebut karena rendahnya permintaan imunisasi dari masyarakat.

Baca Juga:  Buka Puasa Bersama KPI Macquarie Jadi Ruang Berjumpa Komunitas Muslim Indonesia di Sydney

“Layanan imunisasi sudah ada, namun tidak digunakan oleh masyarakat. Nah, bagaimana kita merancang program yang diinginkan, digunakan, dan sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran,” jelas Muhammad Rachmat.

“Pendekatan HCD membantu kita memahami bahwa meskipun kegiatan imunisasi telah tersedia di Puskesmas dan kita telah memberikan informasi yang diperlukan tentang kegiatan imunisasi rutin kepada masyarakat, banyak masyarakat yang mungkin sibuk atau tidak membaca informasi yang diberikan.

Ingat, pengetahuan dan ketersediaan akses saja tidak cukup untuk peningkatan pelayanan imunisasi,” lanjut Muhammad Rachmat.

“Menggunakan HCD dapat membantu kita untuk lebih memahami kelompok sasaran — dan mengetahui hambatan terkait pelayanan kesehatan.

Kita harus melihat bukan hanya dari sudut pandang orang tua atau keluarga saja namun juga masyarakat di sekitarnya,” tutup Muhammad Rachmat yang merupakan dosen di Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU